Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Rabu, 01 Mei 2024

Miracle Fruit, Buah Ajaib yang Bisa Ubah Rasa Asam Menjadi Manis



Miracle fruit atau buah ajaib (Synsepalum dulcificum) disebut juga sebagai miracle berry memiliki kemampuan unik mengubah rasa makanan di lidah. Miracle fruit sedang populer dibicarakan banyak orang. Hal ini karena miracle fruit memiliki kemampuan unik, yaitu bisa mengubah rasa makanan apa pun menjadi manis.

Buah ajaib merupakan tanaman asli Afrika Barat yang masih tergolong satu keluarga dengan buah sawo. Miracle fruit memiliki bentuk yang lonjong dengan panjang 2–3 cm menyerupai buah melinjo atau buah kopi. Ketika sudah matang, miracle fruit akan berwarna merah.

Buah ajaib ini merupakan tanaman tropis dataran rendah tumbuh di ketinggian 100-1.000 m dpl. Habitat tanaman ini di daerah yang lembap, seperti sepanjang aliran sungai dan di hutan. Tumbuh dengan baik pada tanah yang masam dan kaya humus pH 4,5-5,8.

Tanaman miracle fruit tengah berbunga
 

Miracle fruit dapat mencapai tinggi 6 meter apabila ditanam di tanah/ lahan atau yang sesuai dengan habitat aslinya. Jika ditanam di tanah alkaline berkapur tanaman ini akan mati. Miracle fruit lebih suka di tanah yang agak asam, subur, dan berdrainase baik.

Baca juga : Buah-buahan Asli Indonesia yang Terancam Punah

Jika buah ajaib ini ditanam dalam pot perlu ditambahkan banyak peat (untuk menambah keasaman) dan juga perlu dijaga suplai micronutrien-nya. Tanaman ini cocok untuk tanaman outdoor maupun indoor, namun yang terbaik adalah sedikit ternaungi.

Miracle fruit yang masih muda


Tanaman ini termasuk tumbuhan kecil dengan pertumbuhan ranting yang sangat lambat. Ketika buah ajaib ini sudah berumur 10 tahun, rantingnya hanya berukuran 120-150 cm. Mulai belajar berbunga dan berbuah pada umur sekitar 3-4 tahun, dengan tinggi sekitar 60 – 70 cm.

Daunnya tersusun berseling memiliki panjang 5-10 cm, bagian bawah daun berbulu, memiliki tangkai daun yang sangat pendek. Bunga berwarna putih krem, sangat kecil, bertumpuk di axils daun. Dari mulai berbunga sampai kemudian menjadi buah memerlukan waktu sekitar 30-45 hari.

Buahnya sebesar buah melinjo atau kopi, berwarna merah tua dengan panjang 2-3 cm dan pulp berwarna merah muda-keputihan. Buah ajaib memiliki satu biji yang keras dalam setiap buahnya serta berukuran seperti biji kopi.

Perbanyakan tanaman ini bisa secara generatif menggunakan biji dan vegetatif dengan stek batang. Stek batang dilakukan dengan memotong batang sehat, tempatkan di area teduh, dapat dipindah tanam setelah berumur 2 bulan.

Buah ajaib yang telah matang
 

Buah ini sejatinya sudah lama dikonsumsi sebagai penawar rasa asam pada makanan asam. Buah ini sudah dikonsumsi selama berabad-abad oleh suku asli Ghana, di Afrika Barat. Masyarakat suku ini mengandalkan buah ini untuk mempermanis makanan atau minuman yang rasanya asam.

Baca juga : Kalangkala, Buah khas Kalimantan Selatan Berasa Alpukat

Miracle fruit sendiri sebenarnya memiliki rasa yang hambar. Lalu bagaimana bisa buah ini mampu mengubah rasa apa pun menjadi manis? Pada tahun 1968, para peneliti menemukan rahasia dibalik kemampuan buah ajaib yang unik tersebut. Ini karena adanya protein mirakulin yang terkandung dalam buah ini.

Buah ajaib mempunyai daging berwarna putih lembut
 

Mirakulin adalah sejenis protein yang dapat terikat pada sel-sel lidah dan mengubah strukturnya. Perubahan ini menyebabkan lidah menciptakan sensasi rasa manis, bahkan ketika yang menempel padanya adalah makanan asam atau pahit.

Proses pengikatan protein yang mengubah rasa menjadi manis ini akan berlangsung sekitar 15–60 menit hingga akhirnya mirakulin tersebut hilang dengan sendirinya. Mirakulin pada dasarnya bekerja ada indera pengecap.

Berbagai jenis makanan yang seharusnya terasa asam, seperti lemon atau cuka akan berubah menjadi manis atau bahkan terlalu manis jika dimakan bersama miracle berry. Ketika daging buah dimakan, molekul mirakulin mengikat indera perasa pada lidah.

Pada pH netral, mirakulin mengikat dan memblokir reseptor di lidah tetapi ketika pH menjadi rendah yakni saat makan makanan asam mirakulin akan mengikat protein dan mengaktifkan reseptor manis. Inilah yang membuat lidah merasakan manis meskipun makan makanan sangat asam sekalipun.

Biji buah ajaib yang telah berkecambah
 

Para peneliti di Universitas Tokyo juga menemukan bahwa protein mirakulin bukan hanya mengubah rasa asam menjadi manis tapi juga dapat mengubah rasa pahit menjadi tawar. Sayangnya di Amerika Serikat, mirakulin telah diberi label sebagai aditif oleh FDA, sehingga tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi secara bebas.

Baca juga : Buah Alkesa, Bermanfaat untuk Jaga Stamina Tubuh hingga Menurunkan Resiko Diabetes

Karena bisa membuat makanan asam menjadi terasa manis, miraculin disinyalir dapat mengurangi konsumsi gula. Di Jepang, tren ini sangat populer di kalangan para pelaku diet. Kini buah miracle berry banyak diolah menjadi tablet sehingga tidak perlu mencari buah dalam bentuk segar.

Para pecinta atanaman memburu tanaman buah ajaib karena keunikannya
 

Berkat kemampuannya yang unik dalam mengubah rasa, miracle fruit sering kali digunakan sebagai pemanis alami yang rendah kalori. Namun, tidak hanya sampai di situ, ada juga beberapa manfaat miracle fruit lainnya yang bisa diperoleh. Seperti menurunkan risiko diabetes.

Miracle fruit dapat memulihkan perubahan rasa di lidah setelah kemoterapi. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi biasanya mengalami sejumlah efek samping, termasuk perubahan rasa yang membuat lidah terasa pahit. Di samping itu, miracle fruit sangat rendah kalori dan tidak mengandung lemak. Dengan rasanya yang lezat dan khasiatnya yang unik tersebut, miracle fruit sangat cocok untuk untuk membantu menurunkan berat badan. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Miracle Fruit, Buah Ajaib Asli Afrika Barat Rubah Rasa Asam dan Pahit Menjadi Manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...