Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 23 Mei 2024

Lalat Tentara Hitam, Satu Satu Solusi Penanganan Sampah Organik



Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) merupakan salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat-tempat yang terdapat sampah organik. Umumnya lalat gemar hinggap tempat-tempat yang kotor dan banyak sampah. Tidak heran kehadiran serangga ini pun sangat meresahkan manusia.

Selama ini lalat dianggap sebagai hewan yang jorok karena suka berada di tempat-tempat kotor. Bahkan, jika di sebuah tempat dihinggapi lalat pun langsung ikut dianggap kurang bersih. Mengingat tempat kotor itu biasanya terdapat makanan seperti kotoran, makanan busuk, atau bangkai, sekaligus menjadi tempat baginya menaruh larva.

Akan tetapi ternyata tidak semua jenis lalat mengganggu manusia. salah satunya lalat tentara hitam ini yang ternyata memiliki manfaat. Lalat tentara hitan yang dalam Bahasa Inggris biasa disebut Black Soldier Fly/ BSF merupakan jenis lalat dari sekian banyak jenis yang paling bermanfaat bagi manusia. Lalat ini gemar mengonsumsi sampah organik.

Siklus lalat tentara hitam
 

Lalat tentara hitam tersebar hampir di seluruh dunia. Umumnya, lalat ini ditemukan hampir di semua daerah beriklim tropis. Famili lalat ini yaitu Stratiomydae, merupakan kelompok yang cukup besar dengan sekitar 260 spesies yang telah dikenal di Amerika Utara. Famili ini tidak termasuk golongan hama, dan umumnya sering ditemukan di bunga-bungaan.

Baca juga : Tapir, Mamalia Unik dengan Hidung Panjang yang Semakin Terancam Punah

Penyebarannya memang hampir diseluruh wilayah, namun tidak di temukan pada habitat dan makanan manusia, sehingga larva Lalat Tentara Hitam atau dikenal dengan belatung atau “maggot” lebih higienis jika di bandingkan dengan lalat rumah (Musca sp) atau lalat hijau (Challipora sp).

Telur lalat tentara hitam
 

Lalat tentara hitam menyukai aroma media yang khas sehingga tidak semua media dapat dijadikan tempat bertelur bagi lalat ini. Lalat ini termasuk ke dalam ordo Diptera. Serangga-serangga yang tergolong dalam ordo ini bermetamorfosis sempurna (holometabola).

Ciri fisik dari lalat jenis ini ialah tubuhnya didominasi warna hitam dengan refleksi metalik, mulai dari biru hingga hijau di bagian dadanya. Terkadang ujung perutnya berwarna kemerahan. Lalat ini memiliki kepala lebar dengan antena panjang melebihi panjang kepalanya.
 
Bagian sayapnya memiliki membran yang bisa dilipat secara horizontal saat ia beristirahat. Secara ukuran, jenis lalat ini mirip dengan tawon. Dalam siklus hidupnya lalat ini mengalami fase telur, larva, pupa, dan imago.

Secara morfologi lalat dewasa berukuran sedang besar, tampak seperti lebah (wasplike), dan hanya membutuhkan air untuk mempertahankan hidup. Fase hidup lalat tentara hitam ini rata-rata tujuh hari. Lalat dewasa hanya berusia 7 hari, lalat jantan akan mati setelah kawin, sedangkan lalat betina akan mati tidak lama setelah bertelur.

Maggot
 

Dan lalat tentara hitam hanya minum selama hidup, tidak makan apapun. Jenis lalat ini menghasilkan kelompok telur (juga biasa disebut ovipositing). Seekor lalat betina mampu menghasilkan 400-8900 telur dalam sekali perkawinan.

Baca juga : Burung Hantu, si Burung Malam Predator Alami Tikus yang Menakjubkan

Lalat betina meletakkan telurnya di dekat bahan organik yang membusuk dan memasukkannya ke dalam rongga-rongga yang kecil, kering, dan terlindung. Telur-telur tersebut sengaja diletakkan dekat dengan bahan organik yang membusuk.

Maggot efektif urai sampah organik
 

Ini dimaksudkan supaya saat menetas nanti larva-larvanya dapat dengan mudah menemukan sumber makanan di sekitarnya. Setelah 2-4 hari, telur-telur tersebut kemudian akan menetas dan menjadi larva yang disebut juga dengan maggot.

Larva yang baru menetas berukuran hanya beberapa millimeter. Maggot ini kemudian segera mencari makan dan memakan sampah organik di sekitarnya. Magot lalat tentara hitam inilah yang dimanfaatkan untuk mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos.

Maggot sangat rakus selama masa pertumbuhan lantaran bisa menghabiskan makanan sebanyak dua kali dari massa tubuhnya. Sehingga ukuran tubuhnya yang awalnya hanya beberapa millimeter itu akan bertambah panjangnya menjadi 2,5 cm dan lebarnya 0,5 cm, sedangkan warnanya menjadi agak krem.

Hingga saat ini maggot lalat jenis ini tidak terdeteksi sebagai penyebab penyakit. Salah satu alasannya juga dikarenakan lalat ini tidak memiliki mulut. Mereka hanya memiliki alat pengecap untuk memperoleh cairan dari tempat yang lembab.

Budidaya maggot
 

Berbeda dengan lalat yang lain yang memiliki mulut untuk memakan sampah, kebiasaan makan sampah inilah yang menyebabkan kebanyakan lalat menjadi sumber penyakit. Bahkan berdasarkan hasil penelitian bahwa lalat tentara hitam ini dapat mengurangi bakteri jahat yang ada di sampah, di antaranya Salmonella dan E. coli.

Baca juga : Jelarang, Bajing Pohon Terbesar yang Terancam Punah

Berdasarkan kajiian ilmiah, lalat tentara hitam memiliki beberapa karakter diantaranya dapat mereduksi sampah organik, dapat hidup dalam toleransi pH yang cukup tinggi, tidak membawa gen penyakit, mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi (40-50%), dan masa hidup sebagai larva cukup lama (± 4 minggu). Selain itu lalat tentara hitam mudah dibudidayakan.

Maggot juga bisa diberikan ke satwa peliharaan lainnya
 

Lalat tentara hitam ini dapat digunakan sebagai pengurai sampah dari bahan organik atau pengomposan. Larva lalat tentara hitam bisa mengurangi volume kompos hingga lima persen. Dibutuhkan satu kilogram larva untuk mengurai satu kilogram sampah organik pula dalam waktu 24 jam.

Larva lalat tentara hitam pun memiliki nilai ekonomis karena dapat digunakan untuk pakan ternak, seperti unggas, ikan, babi, kadal, kura-kura, bahkan anjing. Pada tahapan pupa atau kepompong, lalat ini berada di puncak nutrisi. Ia dapat disimpan di suhu kamar selama beberapa minggu. Maggot-nya pun dapat dibekukan atau dikeringkan sebagai pakan protein tinggi. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Lalat Tentara Hitam, Mampu Atasi Sampah Organik Secara Efektif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...