Bunga Wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum) atau disebut juga bunga Wiku, termasuk jenis tanaman kaktus kelas dicotiledoneae. Wijayakusuma berasal dari dua kata, yakni wijaya dan kusuma. Dalam bahasa Jawa Kuno, wijaya berarti kemenangan atau keberhasilan dan kusuma berarti bunga.
Meski terkenal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, bunga wijayakusuma bukanlah tanaman asli Indonesia atau malah tanaman endemik Indonesia. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Selatan (Venezuela) yang kemudian tersebar ke berbagai wilayah di dunia termasuk ke Indonesia. Konon bunga ini masuk ke Indonesia melalui China pada masa kerajaan Majapahit.
Bunga wijayakusuma, sang kembang malam yang misterius. Setiap kali mendengar bunga wijayakusuma yang kerap terlintas adalah sebuah bunga yang misterius dan bunga yang mekar hanya di malam hari. Ya, malam dan misterius inilah yang kemudian membuat bunga yang satu ini menjadi terkenal bahkan sarat dengan mitos.
Bunga Wijayakusuma mekar di malam hari membuatnya sarat dengan mitos |
Dalam mitologi Jawa, tumbuhan ini dianggap tanaman sakti. Kalangan masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, khususnya keraton, percaya bahwa seorang raja yang akan naik tahta haruslah memiliki bunga wijayakusuma sebagai syarat. Dalam lakon pewayangan, bunga ini sebagai pusaka kraton Dwarawati dengan rajanya Batara Kresna, titisan Dewa Wisnu sang pelestari alam.
Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos
Tanaman ini dapat hidup pada daerah dengan iklim sedang sampai beriklim tropis. Meskipun begitu, tidak semua jenis tanaman ini bisa berbunga karena hal ini dipengaruhi oleh keadaan iklim, kesuburan tanah, juga cara pemeliharaan.
Bunga Wijayakusuma akan menguncup kembali menjelang pagi |
Pada umumnya, tanaman jenis kaktus agak sulit ditentukan morfologinya, tetapi berbeda halnya dengan wijayakusuma. Tanaman ini mudah diidentifikasi setelah berusia tua, dapat terlihat mana daunnya, mana batangnya, dan bagian-bagian yang lain.
Batangnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil dengan batang induk berbentuk silinder. Tinggi batang dapat mencapai 2-3 meter. Helaian daunnya berbentuk pipih serta berwarna hijau dengan permukaan daun halus tanpa duri, tidak seperti kaktus-kaktus yang lain.
Bunga wijayakusuma muncul dari tepi daun berupa kuncup yang makin lama makin panjang tangkai bunganya hingga bunga itu menjuntai ke bawah. Bunga berdiameter 10 cm berwarna putih dan berbau wangi. Sedangkan tangkai dan kuncup bunga berwarna merah muda. Uniknya, bunga yang sering disebut Night Queen ini hanya akan mekar pada malam hari dengan baunya yang harum.
Bunga Wijayakusuma hanya merekah dalam semalam, kecuali yang jenis hibrida bisa bertahan 2-3 hari. Kenop bunga ini mulai terbuka setelah matahari terbenam. Bunga ini akan bermekaran dengan indahnya pada waktu malam hari yaitu mulai pukul 11 malam dan akan kembali layu setelah memasuki pukul 2 dini hari.
Tanaman Wijayakusuma dibiakkan dengan cara stek |
Periode mekar yang sangat singkat inilah yang membuat bunga ini menjadi sangat unik dan disukai oleh para pecinta tanaman. Bisa melihat bunga yang mekar pada malam hari dan memiliki waktu yang sangat singkat adalah salah satu kesempatan yang sangat luar biasa dan tidak umum ditemui pada bunga lainnya. Keunikannya inilah yang kemudian menjadikannya sarat dengan mitos.
Baca juga : Bunga Mawar Salah Satu Flora Tertua di Dunia
Diameter bunganya 10 cm dan berwarna putih. Bentuk buahnya bulat berwarna merah dan bergetah dengan biji yang berwarna hitam. Pembiakan biasanya dilakukan dengan penyetekan ataupun biji.
Bibit tanaman Wijayakusuma |
Bunga wijayakusuma pertama kali ditemukan oleh para navigator di hutan Amerika Tengah dan Selatan. Selanjutnya, hibridisasi flora ini dilakukan oleh para ilmuwan di Inggris pada tahun 1811. Seiring penelitian tersebut, antusiasme khalayak terhadap spesies bunga wijayakusuma semakin meningkat. Gaungnya bahkan mulai terdengar sampai ke Perancis, Jerman, serta Belgia.
Sebelum tahun 1900, para ahli melakukan riset lanjutan terhadap stek bunga di Amerika Serikat. Inilah awal mulanya, mengapa California Selatan oleh publik dijuluki sebagai ‘Ibu Kota Wijayakusuma (Wiku)’.
Wilayah California Selatan memang cocok sebagai lokasi budidaya bunga wijayakusuma, pasalnya tumbuhan ini menyukai daerah-daerah tropis dengan tingkat suhu sedang. Meski begitu, syarat pertumbuhan wiku sendiri sebenarnya cukup spesifik. Ia membutuhkan cuaca, kesuburan tanah, dan cara pemeliharaan yang tepat untuk berbiak secara sempurna. Di alam liar, flora ini tumbuh di sisi atau bagian bawah cabang pohon dalam hutan hujan.
Di Indonesia sendiri hampir seluruh tanaman yang langka dan unik memiliki banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat. Bunga ini memiliki mitos bahwa siapa yang berhasil memiliki dan menanam bunga ini maka keluarganya akan mendapatkan keberuntungan.
Buah dari tanaman Wijayakusuma |
Mitos ini diperkuat oleh cerita bahwa bunga ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan raja-raja dari kerajaan Majapahit di masa lampau. Dalam budaya yang ada, seorang calon raja yang baru haruslah memetik bunga ini yang mekar sebelum naik takhta untuk mendapatkan kejayaan bagi kerajaannya di kemudian hari.
Baca juga : Bunga Sepatu, Tidak Sekadar Cantik tetapi Bisa Juga untuk Mengatasi Masalah Kesehatan
Tidak hanya itu saja, pernah ada seorang tokoh yang bernama Ki Ageng Selo yang pada sekitar tahun 1970 diberikan mandat oleh Presiden Soeharto untuk menanam bunga ini di halaman Istana Negara. Bunga tersebut diambil langsung dari Pulau Nusakambangan.
Di habitatnya Wijayakusuma hidup menempel pada batang pohon (epifit) |
Selain karena daun dan bunganya yang indah, bunga ini menjadi populer juga karena memiliki manfaatnya sendiri. Bunga Wijayakusuma mengandung asam sitrat. Bunga ini berkhasiat untuk meredam rasa sakit, menetralisir pembekuan darah, mempercepat proses penyembuhan luka, menghilangkan bisul dan jerawat, menghentikan pendarahan, mengobati tuberkolosis, batuk, muntah darah, dan asma.
Daun bunga wijayakusuma juga mengandung berbagai kandungan fitokimia seperti saponin, glikosida, protein, steroid, terpenoid, senyawa fenol, resin, dan tanin yang berpotensi sebagai agen bioterapi pada berbagai penyakit. Namun, bagi wanita hamil dilarang minum ramuan dari tanaman ini. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Bunga Wijayakusuma, Sang Ratu Malam Yang Sarat dengan Mitos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar