Blog Hobi dan Informasi

Senin, 27 Maret 2023

Ayam Kampung, Salah Satu Jenis Ayam Paling Populer di Masyarakat




 

Ayam kampung merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetic perunggasan di tanah air. Ayam kampung diindikasikan dari hasil domestifikasi ayam hutam merah atau red jungle folws (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius).

Awalnya ayam tersebut hidup di hutan, kemudian didomestikasi serta dikembangkan oleh masyarakat pedesaan. Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia.

Proses domestikasi ini membutuhkan waktu yang bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan pemuliaan (perbaikan keturunan) yang menghasilkan sebuah varietas atau spesies baru (spesiasi). Individu baru ini akan hidup berdekatan dengan manusia.

Domestikasi bisa disebut sebagai bentuk evolusi akibat proses adaptasi dari lingkungan liar ke lingkup kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, spesies baru yang terbentuk akan memiliki karakter yang berbeda dengan nenek moyangnya.

Ayam Ayunai

Ayam kampung merupakan ayam asli yang sudah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Masyarakaat pedesaan memeliharanya sebagai sumber pangan keluarga akan telur dan dagingnya. Bahkan tidak jarang untuk menambah keuangan keluarga juga.

Istilah ayam kampung semula adalah kebalikan dari istilah ayam buras. Dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran di alam bebas di sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian dan pemuliaan beberapa ayam lokal unggul.

Saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung. Untuk membedakannya kini dikenal istilah ayam buras (ayam bukan ras) bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan tehnik budidaya (tidak sekedar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri).

Banyak ahli melaporkan bahwa ayam kampung di Indonesia sangat bervariasi, baik bentuk,performa, maupun produktivitasnya. Di antara keragaman ayam tersebut, terdapat jenis ayam kampung yang telah diidentifikasi dan diberi nama walaupun jumlahnya masih sangat terbatas.

Varietas ayam kampung atau ayam asli Indonesia yang sudah cukup dikenal masyarakat, antara lain ayam kedu, ayam pelung, ayam cemani, ayam brugo, manok aceh, ayam kinantan, ayam batu, ayam sumatera, ayam burik, ayam bekisar, ayam sentul, ayam nunukan, dan ayam ayunai.

Ayam Burgo

Sudah sejak lama peran ayam menjadi salah satu hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Dahulu, hampir semua keluarga memiliki hewan ternak ini, baik jenis lokal (kampung) maupun ras. Setiap pagi, ayam akan dilepas di halaman atau diumbar, lalu sore harinya digiring kembali ke kandang.

Dari pagi hingga sore, ayam akan dibiarkan mencari makan sendiri, biasanya pemilik akan menyebar nasi sisa atau beras. Setelah hari sudah mulai gelap, ayam akan digiring masuk ke kandang sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu. Menempatkan ayam dalam kandang pada malam hari berfungsi untuk melindungi dari bahaya yang datang dari hewan predator ataupun gangguan lainnya.

Baca juga : Anis Merah Burung Bersuara Merdu Bergaya Teler

Pola pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan memang minim biaya operasional. Namun, mereka tetap bisa mendapatkan telur dan daging yang dihasilkan untuk kebutuhan pribadi. Cenderung tidak memakan biaya operasional untuk pemeliharaan ayam kampung ini di pedesaan.

Masyarakat lebih senang memelihara ayam kampung yang dinilai memiliki zat gizi yang lebih tinggi. Banyak khasiat yang bisa didapatkan dari sebutir telur ayam kampung, salah satunya sebagai obat kuat dan penambah energi.

Selain digunakan sebagai kebutuhan pribadi, tak jarang pemeliharaan ayam dilakukan memang untuk dijual saat hewan sudah bisa dijual dengan harga yang seharusnya. Harga jual komoditas ini cukup baik. Hasil penjualan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, banyak orang yang sengaja memeliharanya sebagai tabungan.

Ayam Kedu

Peran ayam selain digunakan sebagai tabungan yang bisa mendatangkan keuntungan di kemudian hari, juga bisa dijadikan “tabungan”. Masyarakat biasanya sengaja memelihara ayam sebagai tabungan untuk hajatan yang akan dilakukan. Pemilik ayam kampung bisa menyembelih beberapa ekor peliharaannya untuk dijadikan hidangan istimewa dalam hajatan. Tentu saja hal tersebut bisa menghemat biaya hajatan.

Pola hubungan ayam kampung dengan masyarakat Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Saat seseorang sudah bisa memiliki ayam kampung, hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor penentu kesejahteraan seseorang. Semakin banyak populasi peliharaan yang dimiliki, semakin tinggi martabat pemiliknya.

Baca juga : Kelomang, Kepiting yang Kerap Berganti Cangkang

Hingga saat ini masih banyak masyarakat desa yang menganggap ayam kampung merupakan salah satu bentuk tabungan yang dipilih. Namun, saat ini sudah banyak orang yang memang tertarik dengan dunia ayam dan mengembangkan usaha peternakannya menjadi lebih besar dengan sistem pemeliharaan intensif untuk mendapatkan hasil lebih optimal.

Sudah sejak lama harga ayam kampung lebih mahal dibanding ayam ras. Hal ini karena daging ayam kampung lebih gurih dan kenyal daripada ayam ras. Selain itu, lemak daging ayam kampung juga terbilang lebih rendah.

Tak heran, ayam kampung lebih sering direkomendasikan menjadi bahan pangan yang sehat. Faktanya, harga jual ayam kampung pun relatif stabil dibanding ayam broiler yang sangat fluktuatif. Bahkan, permintaannya cenderung meningkat sehingga prospek beternak ayam kampung cukup menjanjikan.

Ayam Nunukan

Keuntungan beternak ayam kampung yang menggiurkan terlihat dari beberapa fakta. Pertama, banyak peternak ayam ras yang mulai beralih untuk menernakkan ayam kampung. Kedua, banyak peternak ayam kampung yang baru muncul, skala usahanya sangat beragam, ada yang skala kecil hingga skala besar. Ketiga, permintaannya selalu meningkat setiap tahunnya. Keempat, mulai muncul bibit ayam kampung unggulan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa beternak ayam kampung sudah sangat menjanjikan. Biasanya ayam kampung hanya dipelihara oleh masyarakat desa dengan cara dibiarkan di halaman. Ayam akan mencari makanan sendiri atau hanya diberi makanan berupa nasi atau beras, lalu pada malam hari ayam masuk ke kandang. Kini sudah saatnya masyarakat memulai sesuatu yang lebih besar dengan memelihara ayam kampung untuk skala komersial.

Baca juga : Jangkrik, Hewan Bersuara Nyaring di Malam Hari

Ayam kampung yang diternakkan dalam skala besar akan mendapatkan perlakuan yang hampir sama seperti ayam broiler. Ayam akan diberikan vaksin serta vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ayam dipelihara di dalam kandang agar tidak mudah terserang penyakit serta pakan yang dikonsumsi lebih terkontrol karena pakan diberikan oleh peternak.

Tak dipungkiri lagi, bisnis ternak ayam kampung jadi salah satu usaha yang menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari tahun ke tahun, permintaan daging ayam ini selalu naik. Semakin banyak restoran hingga warung pinggir jalan yang menjual santapan menu ayam kampung.

Harga karkas ayam kampung juga relatif stabil dibandingkan ayam potong pedaging atau broiler yang kerap kali anjlok di tingkat peternak, terutama di peternak mandiri. Pendamping kelompok peternak ayam kampung PT Sumber Unggas Indonesia, Febroni Purba, mengatakan harga jual ayam kampung lebih mahal karena kualitas dagingnya yang berbeda dengan ayam pedaging broiler.

Selain itu, persepsi bahwa daging ayam kampung lebih sehat, membuat konsumsinya di Indonesia terus meningkat. Jenis ayam kampung yang tengah populer dibudidayakan peternak di Indonesia yakni ayam kampung KUB. Peternakan ayam kampung kini semakin diminati tidak hanya dari pendatang baru atau pemula saja tetapi juga dari peternak ayam broiler. (Ramlee)



Sumber : remen.id Mengenal Sedikit Tentang Ayam Kampung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...