Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 31 Maret 2023

Paphiopedilum, Anggrek Kantung yang Terancam Punah di Indonesia



Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang populer di Indonesia. Memiliki bunga yang indah membuat tanaman ini disukai banyak orang untuk menghiasi pekarangan rumah. Jenis anggrek pun sangat banyak, di Tanah Air, bunga ini bisa ditemukan dari Sumatra hingga Papua dengan keunikannya masing-masing.

Karena bentuknya yang cantik, anggrek seringkali menjadi simbol rasa cinta, keindahan, dan kemewahan. Salah satu jenis anggrek yang punya bentuk unik adalah Paphiopedilum glaucophyllum. Bunga ini sering disebut anggrek kantong semar, anggrek selop, atau anggrek kasut berbulu. Ini karena bentuk bunganya yang mirip bentuk kasut alias selop.

Dalam bahasa Inggris, anggrek Paphiopedilum ini dikenal dengan nama The Shiney Green Leaf Paphiopedilum atau Tropical Ladys-Slipper. Nama genus Paphiopedilum berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Paphos atau kota suci bagi Aprodhite dan pedilon yaitu sepatu.

Paphiopedelium javavicum

Sedangkan glaucophyllum berasal dari bahasa latin glaucus yang mencerminkan bagian bibir berwarna ungu-hijau. Dan phyluss yang menggambarkan helai kelopak punggung berwarna hijau-biru keputih-putihan.

Salah satu spesies anggrek Paphiopedilum termasuk tanaman endemik Jawa Timur. Tanaman ini banyak tumbuh di kawasan lereng Gunung Semeru dan menjadi salah satu koleksi di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. Bunga ini ditemukan di pegunungan Jawa Timur sekitar tahun 1897 dan mulai dideskripsikan serta dipublikasikan secara resmi tahun 1900 oleh seorang ilmuwan asal Belanda bernama Jacobus Smith.

Baca juga :  Aglaonema si Ratu Daun yang Eksotis

Keunikan anggrek kantong semar yang tidak ditemukan pada jenis anggrek pada umumnya adalah labellum atau bibir bunga yang berbentuk seperti nepenthes atau kantong semar dan memiliki warna ungu dengan ornamen totol-totol pada kelopak bunganya.

Salah satu jenis Paphiopedelium ketika belum berbunga

Susunan bunganya pun sangat khas, biasanya terdiri dari tiga sampai lima kuntum dalam satu tandan, tetapi hanya ada satu bunga yang mekar dan diameternya bisa sampai 8 cm. Rambut-rambut halus nampak memenuhi permukaan bunga dan terdapat perisai berwarna ungu di atas kantung untuk melindungi serbuk sari dari ovarium. Tidak hanya itu, permukaan bunganya pun nampak mengkilat dan akan semakin tampil cantik saat terkena tetesan air.

Baca juga : Rambusa Markisa Mini yang Kaya Nutrisi Tumbuh Liar Secara Merambat

Bagian bunga anggrek kantong semar dibedakan atas empat helai kelopak yang terbagi dari dua kelopak utama, dua kelopak samping, ditambah dengan satu labellum. Rata-rata ukuran bunga ini sekitar 7,5 cm, daunnya mencapai 30 cm, dan ukuran batang anggrek bisa sampai 45 cm.

Karena keindahannya, anggrek kantong semar banyak diburu yang pada akhirnya mengakibatkan kelangkaan. Sementara itu, anggrek ini juga belum cocok dengan rekayasan genetika dalam mengembangbiakannya.

Paphiopedilum parishii

Keberadaan anggrek kantong semar semakin mengkhawatirkan. Selain perburuan liar, praktik illegal logging juga berkontribusi dalam merusak habitat alami anggrek tersebut. Saat ini, status tanaman cantik itu sudah terancam punah.

Dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), jenis anggrek tersebut masuk dalam Appendix 1 yang artinya tidak boleh diperjualbelikan kecuali atas izin ketat dari pihak berwenang untuk kebutuhan penelitian.

Baca juga : Ketumbar Banyak Manfaatnya untuk Kesehatan

Anggrek jenis ini juga masuk dalam daftar 29 jenis anggrek yang dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 2009. Di Kebun Raya Bogor, anggrek kantong semar termasuk prioritas konservasi.

Paphiopedilum agusi

Sejumlah upaya untuk membudidayakan anggrek kantong semar. Mulai dari membuat greenhouse, pengaturan cahaya, hingga penentuan media tanam, coba dilakukan. Upaya stek tanaman ini cukup sulit dan lama. Dalam waktu empat bulan, satu tanaman yang distek baru tumbuh dua sampai tiga daun saja.

Namun, segala usaha tetap dilakukan untuk tujuan konservasi dan akan dikembalikan ke habitat. Perlu diketahui pula bahwa tanaman langka ini sulit hidup di perkotaan. Meski dari nilai ekonomis cukup tinggi, anggrek kantong semar akan mati jika tidak sesuai dengan lingkungan hidupnya karena ia memang tumbuh di dataran tinggi dengan tingkat kelembapan tinggi pula. Disarikan dari berbagai sumber. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Anggrek Paphiopedilum Anggrek Kantong Semar, Tanaman Unik nan Cantik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...