Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 11 April 2024

Jelarang, Bajing Pohon Terbesar yang Terancam Punah



Jelarang (Ratufa bicolor) merupakan bajing pohon terbesar. Kalau umumnya bajing berukuran mini dan tampak imut, bajing satu ini justru berukuran jumbo. Panjang tubuhnya berkisar antara 35 cm hingga 60 cm. Ditambah ekornya, panjangnya dapat mencapai 120 cm.

Dalam bahasa Inggris, jelarang lebih dikenal dengan nama black giant squirrel. Selain ukuran tubuhnya yang besar, satwa ini dikenal dengan ekornya yang panjang. Habitat jelarang terdapat dihutan dataran rendah hingga pegunungan.

Jelarang menghabiskan waktunya di atas pohon
 

Bajing raksasa ini mempunyai rambut berwarna cokelat tua hingga hitam dengan bagian bawah (perut dan dada) berwarna putih. Pola warna jelarang bervariasi, tetapi tubuh bagian atas biasanya gelap di tengah dan bagian bawah pucat. Ekor relatif besar dan panjang berwarna cerah.

Baca juga : Sugar Glider, Marsupial yang Bisa Terbang

Jelarang biasanya keluar dari sarangnya setelah fajar dan istirahat malam sebelum petang. Jelarang merupakan hewan diurnal (beraktifitas di siang hari). Jelarang juga merupakan satwa arboreal atau satwa yang lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon.

Jelarang terkadang turun untuk berpindah pohon atau mencari makanan
 

Sebagian besar jelarang aktif di pepohonan yang tinggi, dan turun ke tanah hanya untk menyeberangi jarak diantara tajuk-tajuk pohon atau untuk mencari makanan di tanah. Jelarang akan kembali ke sarangnya untuk beristirahat malam sebelum petang menjelang. Satwa ini bersifat soliter atau hidup sendiri.

Tetapi pada saat musim kawin tiba, jelarang akan berpasangan dan membangun sarang seukuran sarang burung elang. Sarangnya berupa susunan ranting-ranting yang rapi dan agak berbentuk seperti bola, biasanya dibuat pada tajuk pohon yang tinggi.

Jelarang hidup soliter
 

Jelarang mendiami hutan tropis dan subtropis di kawasan Asia hingga ketinggian 1.400 meter dpl. Jelarang ditemukan hidup di Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Tiongkok, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand, Vietnam. Di Indonesia, satwa ini hidup di Kepulauan Mentawai, Sumatera, Belitung, Panaitan, Jawa, dan Bali.

Baca juga : Babi Batang, Satwa Unik dan Langka Hutan Sumatera yang Terancam Punah

Populasi jelarang belum diketahui dengan pasti, namun diduga populasinya secara global telah mengalami penurunan yang signifikan. Beberapa tahun terakhir ini populasi jelarang diperkirakan mengalami penurunan populasi hingga sekitar 30%.

Sepasang jelarang di pucuk pohon
 

Penurunan populasi jelarang sebagian besar diakibatkan oleh kerusakan dan berkurangnya hutan sebagai habitat alami jelarang. Menyempitnya habitat jelarang tersebut akibat dari pembalakan liar, kebakaran hutan, dan konversi hutan menjadi daerah pertanian dan pemukiman.

Selain itu penangkapan dan perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan ikut menyumbang tingkat penurunan populasi jelarang di alam liar. Penurunan populasi terbesar terjadi di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Bali.

Sarang jelarang seperti sarang burung elang
 

Bahkan di Jawa dan Bali, keberadaannya semakin langka dan sulit ditemukan. Jelarang hanya ditemukan di daerah terpencil (jauh dari pemukiman manusia) dan hutan. Di Jawa, jelarang dapat ditemukan di beberapa tempat diantaranya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Taman Hutan Raya R.Soerjo, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Cagar Alam Penanjung Pangandaran.

Baca juga : Trenggiling, Mamalia Bersisik Pemakan Semut yang Terancam Punah

Sedangkan di Bali, jelarang dapat ditemukan di Taman Nasional Bali Barat. Menurunnya populasi jelarang di alam liar membuat IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan jelarang dalam kategori “Hampir Terancam” atau Near Threatened (NT).

Jelarang tampak sedang melompat untuk berpindah tempat


Namun CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam memasukkan jelarang ke dalam Apendiks II. Yaitu daftar spesies yang tidak segera terancam kepunahan tetapi hal ini akan memburuk bila perdagangan terkait jelarang terus berlanjut tanpa adanya peraturan yang jelas dan tindakan tegas. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Jelarang, Bajing Pohon Raksasa Penyendiri yang Kian Langka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...