Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 18 April 2025

Kantong Semar, Tumbuhan Unik Pemakan Serangga yang Kian Langka



Kantong Semar (Nepenthes sp.) merupakan tumbuhan karnivora (tumbuhan pemakan daging seperti serangga dan hewan-hewan kecil). Tumbuhan ini tergabung dalam genus Nepenthes dan termasuk dalam famili Nepenthaceae. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis. Habitat tumbuhan kantong semar dengan spesies terbanyak ialah di pulau Kalimantan dan Sumatera.

Kantong semar termasuk salah satu tumbuhan yang unik, beda dari tumbuhan umumnya, biasanya tumbuhan mendapatkan nutrisi dari dalam tanah, namun tumbuhan ini menangkap serangga dan hewan kecil sebagai sumber nutrisinya. Dalam bahasa Inggris disebut Tropical pitcher plant, tanaman yang termasuk dalam famili monotipik.

Bentuk tumbuhan ini terbilang unik, mengantong dan membulat pada bagian ujungnya. Ada yang bilang mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Karena itulah, tumbuhan ini diberi nama kantong semar. Ada sekitar 160 spesies Nepenthes yang diakui secara resmi pada saat ini. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat.

Kantong Semar, tanaman dengan bentuk yang unik


Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. Kantong ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak tersedia pada habitat tumbuh.

Baca juga : Paphiopedilum, Anggrek Kantung yang Terancam Punah di Indonesia

Dikarenakan kurangnya unsur hara tersebut, secara alamiah tanaman ini dapat mengubah ujung sulur daunnya menjadi kantong yang berfungsi untuk menangkap serangga sebagai sumber nutrisi. Banyak yang menyangka kantong pada tumbuhan kantong semar adalah bunga dari tumbuhan ini.

Kantong Semar tumbuh di habitat yang minim unsur hara


Padahal bukan, kantong ini merupakan daun yang sudah termodifikasi. Sulur daun kantong semar dapat mencapai permukaan tanah atau menggantung pada cabang-cabang ranting pohon yang berfungsi sebagai penyalur nutrisi dan air. Kantong semar memiliki daun dengan bentuk helai panjang berwarna hijau, hijau gelap, atau hijau kekuningan dengan calon kantong terdapat di luar helaian daun keluar dari sulur yang memiliki bentuk silinder dengan ukuran sama atau lebih panjang dari daun.

Tanaman ini mempunyai batang yang bersifat lentur dan kasar, dengan diameter 3-5 cm dan panjang internodus antara 3-10 cm. Selain itu juga memiliki warna batang bervariasi yaitu hijau, merah, coklat kehitaman, dan ungu tua. Beberapa spesies umumnya memiliki panjang batang mencapai 15-20 meter merambat di antara semak belukar ataupun batang pohon yang lebih besar.

Kantong Semar merupakan tanaman carnivora


Kantong semar memiliki akar tunggang dikarenakan termasuk tumbuhan dikotil. Pusat akar tumbuh dari pangkal batang dan memanjang dengan akar-akar sekunder di sekitarnya. Akar tumbuhan tanaman ini yang sehat berwarna hitam dan berisi, namun perakaran Nepenthes kebanyakan kurus dan sedikit, dikarenakan Nepenthes lebih banyak mendapatkan makanan dari kantongnya. Hal tersebut yang membuat akar Nepenthes hanya berfungsi sebagai penyangga.

Semua spesies Nepenthes merupakan tanaman dioecioous (bunga jantan dan bunga betina berada pada tanaman yang berbeda). Bunga dihasilkan dari bagian pangkal atas batang tanaman yang telah dewasa. Bunga Nepenthes biasanya berwarna hijau atau merah, tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir panjangnya sekitar 16-32 cm.

Kelopak bunga terdiri atas dua daun kelopak yang bagian dalamnya memiliki kelenjar madu. Jumlah benang sari berkisar 40-46, tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang, beruang empat dan berisi banyak bakal biji. Tangkai putik berjumlah satu atau kadang tidak ada dengan bentuk kepala putik berlekuk-lekuk.

Buah Nepenthes membutuhkan waktu sekitar 3 bulan hingga memasuki waktu masak, ketika masa fertilisasi telah selesai. Buah akan retak menjadi empat bagian dan seluruh bijinya akan terlepas. Penyebaran biji secara alamiah biasanya dengan bantuan angin. Kapsul buah Nepenthes tersebut banyak yang rusak karena gigitan ngengat.

Nepenthes ampullaria


Ngengat biasanya memakan buah Nepenthes yang sedang berkembang. Biji Nepenthes memiliki bentuk seperti serbuk (debu) sehingga dapat disebarkan melalui angin (anemokori) pada jangkauan lokasi yang sangat luas. Kantong semar dapat mengandalkan kantongnya yang unik untuk bertahan hidup, kantong berfungsi untuk menangkap serangga.

Baca juga : Paku Tanduk Rusa, Tanaman Hias Unik Penghias Rumah

Kantong pada tanaman ini mempunyai warna sangat menarik yaitu hijau dengan bercak merah. Dapat pula berwarna ungu, kuning, hijau, dan putih. Warna tersebut membuat serangga yang tertarik untuk mendekat, ditambah dengan nektar dan aroma yang dihasilkan oleh kelenjar di bagian bawah bibir dengan bentuk berlekuk-lekuk dan menjorok ke dalam rongga kantong.

Nepenthes gracilis


Serangga seringkali terpeleset dari bibir yang licin (karena mengandung lilin) dan tercebur ke dalam cairan di dalam kantong. Cairan ini berisi berbagai enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar di pangkal kantong. Lilin di permukaan dalam kantong memungkinkan serangga yang terjebak untuk tidak dapat keluar.

Pada dasar kantong hidup larva nyamuk, tungau, beberapa organisme lain yang tahan terhadap enzim pencernaan. Organisme ini berperan untuk memakan sisa-sisa bangkai serangga sehingga kebersihan kantong tetap terjaga. Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset.

Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain. Kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang, bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya Nepenthes ampullaria.

Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergeletak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya.

Nepenthes rajah


Kantong roset memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, tetapi kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset. Contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah Nepenthes ampullaria dan Nepenthes gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.

Baca juga : Sirih Gading, Tanaman Hias Penghilang Polutan dan Penyedia Pasokan Oksigen

Kantong semar hidup di hutan tropis, terlindung cahaya matahari langsung dengan kandungan tanah yang miskin unsur hara, dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, tanaman ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu kantong semar dataran rendah, dataran menengah, dan dataran tinggi.

Nepenthes alata


Kantong semar pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyene pada tahun 1689. Di Indonesia sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Sampai saat ini terdapat 103 jenis yang sudah dipublikasikan. Tanaman ini tumbuh dan tersebar dari Benua Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Berdasarkan hasil penelusuran herbarium di Herbarium Bogoriense, Bogor ditemukan bahwa di Sulawesi terdapat minimal sepuluh jenis, pulau Papua sembilan jenis, Maluku empat jenis, dan pulau Jawa dua jenis.

Kantong semar termasuk kedalam jenis tanaman yang dilindungi oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2014 telah menetapkan kantong semar sebagai salah satu tanaman yang masuk ke dalam daftar merah tanaman yang sangat berisiko punah. Pernyataan tersebut disebabkan karena kantong semar banyak dieksploitasi keberadaanya di alam liar untuk dijual menuju pasar, baik itu domestik ataupun internasional.

Nepenthes rafflesiana


Kelangkaan kantong semar antara lain disebabkan oleh pembukaan hutan, kebakaran hutan, dan eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat yang membuat miris, lantaran kekurangpahaman tidak sedikit masyarakat yang mengeksploitasi kantong semar untuk kepentingan bisnis dengan mengambilnya di alam bebas kemudian menjualnya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kantong Semar, Tumbuhan Pemakan Serangga yang Sangat Berisiko Punah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Jum’at Berkah Gelaran Rutin Korcab Sukorejo, Animo Peserta Semakin Meningkat

Luar biasa. Itulah pemandangan yang bisa dilihat dalam pelaksanaan Latber Jum’at Berkah yang digelar pada Jum’at, 2 Mei 2025 kemarin. Menemp...