Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 02 April 2025

Pipit Matari, si Merah Papua yang Pemarah



Pipit Matari (Neochmia phaeton evangeline) merupakan burung kecil yang dikenal karena warna bulu merah cerah dan sifatnya yang agresif. Pipit matari termasuk salah satu jenis burung finch, dan hanya bisa ditemukan di Papua serta Australia. Burung pipit matari memang cantik dari aspek penampilan dan warna bulunya. Tetapi suara kicauannya cenderung kurang berirama. Jadi, pipit matari lebih tepat dikelompokkan sebagai burung hias.

Burung ini mempunyai bulu khas berwarna merah cerah dan dikenal karena agresinya. Pipit matari mempunyai tubuh berukuran kecil dengan panjang sekitar 13 cm. Bagian muka hingga dada berwarna merah terang, perut putih, punggung dan sayap cokelat, kaki kuning, dan ekor berbentuk meruncing.

Burung yang di dunia Internasional disebut Crimson Finch ini hanya terdiri atas dua ras/subspesies dengan wilayah persebaran yang berbeda, serta memiliki sedikit perbedaan penampilan. Kedua ras tersebut adalah Neochmia phaeton phaeton, ras ini mempunyai wilayah persebaran mulai dari wilayah utara Australia Barat.

Pipit matari ras Australia/Black-bellied Crimson Finch (Neochmia phaeton phaeton)


Kemudian di wilayah utara Northern Territory hingga Queensland. Pipit matari ras Australia memiliki bulu perut berwarna hitam. Sehingga dalam literatur perburungan internasional disebut dengan black-bellied crimson finch.

Baca juga :  Zebra Finch, Burung Aussie yang Cantik dan Mudah Perawatannya

Berikutnya Neochmia phaeton evangeline, ras ini memiliki wilayah persebaran di wilayah selatan Papua dan ujung timur-laut Austalia. Pipit matari ras papua memiliki perut berwarna putih (white-bellied crimson finch), dengan ekor lebih pendek daripada saudaranya yang ada di Australia.

Pipit matari ras Papua/White-bellied Crimson Finch (Neochmia phaeton evangeline)


Pipit matari hidup dalam kelompok burung kecil atau dalam kawanan besar bergerombol, bercampur bersama jenis pipit lainnya seperti bondol. Pipit matari memiliki habitat beragam, seperti savana, hutan bambu, padang rumput yang berawa, areal perkebunan, hingga daerah dengan rumput tinggi di dekat danau atau tepian sungai.

Habitat favorit pipit matari adalah daerah dengan rumput tinggi dan lebat. Burung ini biasanya tinggal di dekat lahan basah (vegetasi riparian) yang memiliki banyak pohon pandan. Untuk bersarang, pipit matari memanfaatkan semak belukar dan semak kering untuk membuat sarang di pangkal pohon pandan. Sarang juga biasanya didirikan di dalam dahan pohon yang berlubang.

Sepasang pipit matari di penangkaran


Pipit matari jantan dan betina bisa dibedakan dari penampilan dan warna bulunya. Burung jantan mempunyai bulu-bulu dengan warna merah yang lebih terang di bagian dadanya. Sebaliknya, burung betina memiliki berwarna lebih kusam atau lebih keabu-abuan.

Baca juga :  Gould Amadin, Burung Pipit Warna-Warni Asal Benua Australia

Untuk berkembang biak, sistem perkawinan utama pipit matari adalah monogami. matari dikenal non-teritorial dan membangun sarang di dekat sarang burung lain. Pipit matari terutama bersarang di daerah yang terletak di pusat vegetasi riparian dan sungai.

Habitat favorit pipit matari di daerah dengan rumput tinggi dan lebat


Tidak seperti burung passerine selatan lainnya yang memiliki sarang kecil, pipit matari memiliki ukuran lingkaran sarang yang besar. Penyimpangan ini dapat dijelaskan dengan tingginya tingkat pemangsaan sarang oleh reptil. Burung pipit matari dapat berlaku sangat agresif dan kerap menyerang burung lain, terutama saat berkembang biak.

Burung jantan dan betina akan saling membantu-membantu dalam membangun sarang. Pipit matari betina bertelur sebanyak 6 butir yang berwarna putih, dan mulai mengerami sekitar 4 hari setelah telur pertama diletakkan. Kedua indukan akan bergantian mengerami telur-telur tersebut.

Pipit matari remaja


Setelah menetas, kedua induk juga akan bergantian merawat dan memberi makan anak-anaknya. Saat berumur 4 minggu, anakan pipit matari bisa keluar dari sarangnya, namun tetap diberi makan oleh kedua induknya selama 4 minggu berikutnya sampai bisa makan sendiri.

Baca juga :  Blackthroat, Burung Berkicau Kecil dengan Suara dan Nyanyian yang Mempesona

Pipit matari terkenal karena perilaku agresifnya, maka burung ini mendapatkan julukan “pipit darah” dan “pipit pembunuh”. Jantan agresif terhadap burung dari spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Burung pipit matari betina juga menunjukkan perilaku agresif yang sama terhadap penyusup jika sedang mengerami. Namun, sedikit yang diketahui tentang perilaku agresi burung pipit matari betina.

Burung pipit matari adalah burung pemakan biji-bijian


Burung pipit matari pemakan biji-bijian terutama memakan biji rumput. Salah satu contohnya adalah Xerochloa imberbis, sejenis rumput padi. Pipit matari juga memakan serangga. Pipit matari memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi (70-96%). Burung ini dapat hidup hingga 5 tahun dan lebih.

Menurut Daftar Merah IUCN, burung pipit matari diklasifikasikan sebagai “paling tidak diperhatikan” Populasi saat ini stabil dan tidak melihat ancaman substansial. Namun, habitatnya sudah rentan akibat perubahan peruntukan lahan dan pembangunan. Meskipun demikian, pipit matari telah beradaptasi dan belum menemui masalah yang signifikan seperti yang ditunjukkan oleh keberhasilan bersarang dan berkembang biak burung ini yang tidak terpengaruh. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Pipit Matari, si Cantik dari Tanah Papua yang Agresif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Arab, Ayam Buras dengan Produktivitas Telur Tinggi

Ayam Arab adalah salah satu jenis ayam bukan ras yang memiliki produktivitas bertelur yang cukup tinggi. Selain itu ayam arab juga sering d...