Kacamata Makassar (Zosterops anomalus) merupakan burung berkicau kecil yang hidup di Sulawesi Selatan. Burung kacamata atau burung pleci sebutan untuk burung yang termasuk kedalam famili Zosteropidae. Nama Zosterops sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti “sabuk mata”.
Namun tidak semua jenis burung kacamata memiliki ciri khas berupa cincin lingkaran pada matanya. Kareana berdasarkan kajian filogeni terbaru, bisa jadi kelompok burung jenis ini merupakan bagian dari famili Timaliidae.
![]() |
Burung Kacamata atau disebut juga burung Pleci |
Burung kacamata pada umumnya hidup berkelompok, setiap kelompok bisa terdiri dari lebih 4 burung kacamata. untuk membedakan antara burung jantan dan betina biasanya dengan melihat bentuk ekor dan juga tebal / tipisnya kacamata yang terdapat di sekitar mata burung tersebut.
Sedangkan burung kacamata Makassar ini termasuk burung endemik yang hanya bisa ditemukan di Pulau Sulawesi. Dalam bahasa setempat, kacamata makassar dikenal dengan nama burung cui-cui. Dalam bahasa inggris sering disebut Black-ringed White-eye.
![]() |
Pleci Togian (Zosterops somadikartai) |
Ini dikarenakan umumnya burung jenis ini memiliki ciri dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih. Tapi tidak dengan burung Kacamata Makassar ini yang lingkaran di sekitar matanya justru berwarna hitam.
Burung kacamata/pleci Makassar mempunyai tubuh berukuran kecil, dengan panjang berkisar antara 8–15 cm. Dahi dan tenggorokan berwarna kuning. Lingkar matanya hitam, tidak putih sebagaimana spesies-spesies burung pleci pada umumnya, dan penutup ekor bawah berwarna putih.
![]() |
Pleci Wallace (Zosterops wallacei) |
Sekilas, penampilannya mirip pleci Togian atau pleci Wallace. Yang membedakannya, burung pleci Togian mempunyai bagian dahi berwarna hitam, sedangkan pleci Wallacea mempunyai lingkar mata kuning terang.
Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring
Kacamata Makassar hanya dijumpai hidup di wilayah Sulawesi Selatan. Burung ini kerap dijumpai secara berpasangan maupun dalam kelompok besar yang terdiri atas 15 individu atau lebih. Burung kacamata Makassar ini sering dijumpai di hutan Karaenta.
![]() |
Burung Kacamata Makassar mempunyai lingkaran hitam di matanya |
Pagi-pagi burung cui-cui ini keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Makanan burung kacamata Makassar berupa serangga, nektar bunga, dan buah-buahan. Burung ini mencari makan bersama kelompoknya atau bergabung dengan kelompok burung lainnya.
Habitatnya di perbukitan bersemak yang dihutankan, hutan sekunder, dan tepian hutan hingga ketinggian 1.370 meter dari permukaan laut (dpl). Musim berkembang biak umumnya berlangsung sejak April hingga Agustus/September.
![]() |
Burung kacamata Makassar sering dijumpai di hutan Karaenta |
Burung induk membangun sarang dengan menggunakan bahan-bahan sarang seperti jaring laba-laba, akar, dan rumput kering. Bentuk sarang seperti mangkuk terbuka yang ditinggali induk betina semasa bertelur, mengeram, hingga anaknya menetas.
Suara kicauan burung kacamata Makassar cukup berbeda dari suara pleci kebanyakan. Iramanya lebih ngerol, dengan suara ngebas dan lantang. Jika diamati, suaranya mirip pleci wallacea, dengan irama lebih cepat dan ada suara ngerol. Nyanyiannya terdengar pendek dan terpotong, “chewerchiwitchiwitchiwitwiteroo”, serta panggilan bergetar dan nada “chew” tunggal.
![]() |
Kacamata Makassar sering menggunakan jaring laba-laba untuk sarangnya |
Sulawesi menjadi salah satu kawasan penting bagi konservasi beragam jenis burung endemik yang jumlahnya paling banyak di Indonesia. Sedikitnya ada 12 genus dan lebih dari 120 spesies burung endemik di Sulawesi, salah satunya kacamata Makassar.
Di kawasan ini ditemukan setidaknya 9-10 jenis pleci/kacamata, termasuk yang hidup di pulau-pulau terisolasi. Isolasi inilah yang mengakibatkan terbentuknya variasi, baik dalam morfologi maupun suara kicauannya. Hal ini pula yang menyebabkan burung kacamata Makassar memiliki penampilan sangat spesial. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar