Asoka (Saraca asoca) adalah tanaman yang mempunyai bunga indah yang sangat familiar. Tanaman Asoka ini telah dibudidayakan selama berabad-abad dan telah menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi di banyak negara di Asia.
Di Indonesia, dulu pada tahun 1990 an pohon asoka sangat mudah ditemukan di sekitar rumah. Tumbuhan ini sering disebut sebagai bunga soka. Anak-anak Indonesia sering bermain dengan bunga ini. Mereka memetik kelopak bunga, kemudian ditekan-tekan hingga keluar cairan bening, lalu menghisap cairan manis mirip madu yang keluar dari bunga soka.
Cairan manis tersebut bukan air biasa, tetapi cairan bunga yang bercampur dengan nektar dan menghasilkan rasa manis seperti madu. Terkadang saat berusaha menghisap nektar yang manis ini, anak-anak harus bersaing dengan serangga seperti lebah dan lain-lain. Sehingga tidak jarang banyak yang tersengat.
Namun karena inilah, bunga asoka menjadi lekat dengan kehidupan anak Indonesia. Bukan hanya menghisap nektarnya, anak-anak Indonesia biasa merangkai bunga asoka hingga menjadi gelang. Bahkan ada juga yang membuatnya menjadi mahkota. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak perempuan di pedesaan.
Bibit tanaman asoka dengan stek batang |
Bunga asoka adalah bunga yang berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, terutama di India, Sri Lanka, Thailand, dan Indonesia. Selain cantik, asoka adalah jenis bunga yang unik. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi di malam hari, terutama pada bulan April hingga Mei.
Baca juga : Bunga Desember, Tanaman Hias Unik yang Mekar pada Akhir Tahun
Data Royal Botanic Garden Kew, menunjukkan pohon asoka berasal dari India, Myanmar, Nepal, Sri Langka, dan Himalaya Timur, lalu diperkenalkan ke Indonesia (Jawa, Sumatera, dan Sulawesi), Malaysia, New Guinea, dan Pakistan.
Warna bunga asoka terlihat mencolok dan terasa hangat |
Ketika didatangkan dari India, biasanya ditanaman di halaman keraton dan rumah bangsawan, terutama di Solo dan Yogyakarta. Tanaman asoka terbagi menjadi beberapa jenis, yakni pohon asoka yang dapat tumbuh menjulang tinggi tanpa ranting dan disebut sebagai glodokan tiang, serta pohon asoka biasa dengan percabangan atau ranting.
Di indonesia, tumbuhan asoka biasanya dijadikan tanaman hias dan dimanfaatkan untuk kegiatan penghijauan. Sementara di Eropa, orang menyebut tanaman asoka sebagai Flame of the Wood, artinya adalah “nyala api di hutan”. Julukan ini diberikan karena warna bunga asoka yang mencolok dan cerah, bagaikan nyala api.
Tinggi pohon asoka bisa lebih dari 4 meter dan lingkar pangkal batangnya bisa mencapai 40 sentimeter. Kulit batangnya sering berbonggol, berwarna gelap, dan tampak retak-retak. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang dan ranting.
Sistem percabangannya simpodial dan berwarna putih kotor. Daun bunga asoka cenderung lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2 cm dan lebar daun bagian tengah 9,6 cm dengan bagian pangkal meruncing. Daun ini bersifat tunggal dan pertulangannya menyirip.
Asoka warna kuning |
Tanaman hias ini bisa dijumpai dalam berbagai warna, antara lain merah muda, merah terang, kuning hingga oranye. Bunga tersusun secara bergerombol, berkelamin dua dengan kelompak serupa corong. Benang sarinya berjumlah empat dan bagian kepala sarinya melekat pada bagian mahkota. Akarnya bersifat tunggang dan berwarna kecokelatan.
Baca juga : Bunga Wijaya Kusuma, Queen of The Night yang Anggun dan Eksotis
Bunga tanaman ini padat, berwarna oranye, terkadang putih, baunya harum. Bunga asoka dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan generatif terjadi melalui penyerbukan bunga.
Asoka warna oranye |
Bunga asoka merupakan bunga sempurna yang memiliki alat reproduksi jantan (benang sari) dan alat reproduksi betina (putik). Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari dari bunga jantan menempel pada kepala putik bunga betina.
Setelah terjadi penyerbukan, sel telur di dalam putik akan dibuahi oleh sel sperma dari serbuk sari. Hasil pembuahan ini akan menghasilkan biji. Biji-biji ini kemudian akan berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman asoka baru. Perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa melalui penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif pada bunga asoka dapat terjadi dengan dua cara, yaitu stek batang dan cangkok.
Si pengusir kesedihan ini dapat tumbuh baik pada tanah sangat gembur dengan ketinggian 0 – 400 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat bertahan hingga suhu 45°C, dimana terdapat dua jenis kebutuhan cahaya, yaitu sinar matahari langsung dan tempat dengan kondisi lembab/gelap dengan kelembaban sekitar 70%.
Selain bermanfaat sebagai tanaman hias, bunga asoka juga memiliki khasiat terutama bagi kesehatan. Sifat mujarabnya ini berasal dari senyawa hematoksilin pada bagian bunga dan kulit kayunya. Selain hemaktosilin, bunga asoka juga mengandung tannin yang melimpah, zat besi serta unsur organik pembangun tubuh lainnya.
Bunga asoka selalu menarik serangga penghisap nektar |
Khasiat bunga asoka diantaranya mengobati gejala disentri hemoragik, mengatasi haid yang tidak lancar, mengusir kram pada betis, dan mengobati luka memar pada tubuh. Bunga asoka juga dapat dimanfaatkan sebagai spray alami anti nyamuk aedes aegepty.
Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos
Untuk kecantikan, bunga asoka juga memiliki khasiat yang pasti akan disukai oleh kaum wanita. Ramuan asoka dipercaya ampuh untuk memperbaiki warna kulit secara alami. Karena sifat antioksidan yang dikandungnya, maka ramuan air rebusan asoka mampu membuang racun-racun yang bersarang di dalam tubuh.
Kekuatan biji pohon Asoka juga berkhasiat alami untuk mengendalikan batu ginjal. Konsumsi bubuk Asoka dengan air, yang akan mengurangi risiko ekstraksi batu yang menyakitkan. Ramuan asoka juga bisa mengobati infeksi cacing.
Bonsai asoka |
Konsumsi daun atau kulit pohon Ashoka dapat mengusir cacing, mengurangi rasa sakit, juga mengurangi kembung. Tanaman yang dikeramatkan di India ini, kulit kayunya juga bermanfaat untuk vitalitas pria. Bahkan dapat membuat pria awet muda karena mengandung bahan estrogenic berupa ergosterol. Selain itu kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai penguat sistem reproduksi wanita. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Asoka, Berbunga Cantik Berkhasiat untuk Kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar