Blog Hobi dan Informasi

Minggu, 10 Maret 2024

Ikan Bilih, Spesies Endemik Danau Singkarak Bernilai Ekonomis Tinggi yang Terancam Punah



Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae yang menyebar terbatas (endemik) di pulau Sumatra, terutama di Danau Singkarak dan Danau Maninjau di Sumatra Barat, serta sungai-sungai kecil di sekitarnya. Termasuk Batang Kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi yang berhulu ke Danau Singkarak.

Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Dengan luas 11.200 hekatre, danau tersebut membentang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok.

Danau Singkarak merupakan salah satu hasil dari proses tektonik yang dipengaruhi oleh Sesar Sumatera. Danau ini adalah bagian dari Cekungan Singkarak-Solok yang termasuk di antara segmen dari Sesar Sumatera.

Danau Singkarak habitat ikan bilih
 

Cekungan dari danau ini terbentuk dari sebuah amblesan yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan Sesar Sumatera. Cekungan besar ini terbendung oleh material vulkanik dari letusan gunung api sekitarnya. Akibat pembendungan material vulkanik ini terbentuklah Danau Singkarak di satu bagian Cekungan Singkarak-Solok.

Baca juga : Wader, Si Mungil yang Gurih dan Bergizi Tinggi Berpotensi Terancam Punah

Berbeda dengan danau Maninjau yang terbentuk akibat letusan gunung api, Danau Singkarak terbentuk utamanya karena proses tektonik. Sumber air Danau Singkarak sendiri berasal dari beberapa sungai, seperti dari aliran Sungai Sumpur, Sungai Paninggahan, Sungai Sumani, dan sungai lainnya.

Ukuran ikan bilih sedikit lebih besar dari ikan teri

 

Menariknya, kumpulan air yang berada dalam cekungan danau tersebut menyimpan ikan endemik yang bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar, yakni ikan bilih. Danau Singkarak sendiri mengalami penambahan luas secara alami setiap tahunnya. Secara umum, hamparan air danau Singkarak dihuni oleh 19 spesies ikan.

Namun biota yang memiliki populasi paling tinggi adalah ikan bilih. Ukuran ikannya sendiri sedikit lebih besar dari ikan teri, yakni memiliki panjang 6-12 cm. Memiliki bentuk badan pipih dan lonjong, dengan berat sekitar 3,00 – 10,50 gr dengan rata-rata 6,80 gr.

Bilih berkerabat dekat dengan ikan genggehek (Mystacoleucus marginatus) yang sebarannya lebih luas. Genggehek bertubuh lebih besar, hingga 20 cm. Sisik-sisik ikan ini bergurat sisi 37–39 buah. Moncongnya ada yang memiliki dua sungut kecil dan ada yang tidak ada.

Terdapat duri kecil yang mengarah ke depan di muka sirip punggung, yang kadang-kadang tersembunyi di bawah sisik. Sirip perut kurang lebih sepanjang sirip dada, tidak mencapai anus, dipisahkan oleh tiga deret sisik dari gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 18 sisik. Ekor menggarpu dalam, sirip-siripnya ujungnya meruncing dan berwarna perak.

Berburu ikan bilih, jadi sumber alam berharga nelayan tradisional di Danau Singkarak
 

Makanan utama ikan ini adalah detritus dan zooplankton. Namun, bilis juga mau memakan fitoplankton dan bahan nabati lain yang jatuh ke badan air. Bilis merupakan ikan penghuni danau, tetapi beruaya (migrasi) ke arah hulu ketika hendak memijah.

Baca juga : Gurami, Jenis Ikan Konsumsi yang Sangat Populer dan Bernilai Ekonomis Sangat Tinggi

Ikan ini memijah dengan cara menyongsong aliran air sungai yang bermuara ke danau. Di sekitar Danau Singkarakbanyak terdapat aliran sungai. Sungai-sungai tersebut di antaranya adalah Batang Sumpur, Paninggahan, dan Muaro Pingai.

Ikan bilih menjadi sumber ekonomi masyarakat di sekitar Danau Singkarak
 

Tidak ada musim memijah khusus pada ikan bilih. Karena selalu ada saja induk yang beruaya masuk ke sungai dan bertelur. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pemijahan ikan bilih adalah arus air dan substrat dasar sungai.

Ikan bilih memijah setiap hari sepanjang tahun, mulai dari sore hari sampai dengan pagi hari. Puncak pemijahan ikan bilih terjadi pada pagi hari mulai jam 5.00 sampai 9.00, seperti diperlihatkan dengan banyaknya telur yang dilepaskan.

Pemijahan ikan bersifat parsial, yakni telur yang telah matang kelamin tidak dikeluarkan sekaligus tetapi hanya sebagian saja dalam satu periode pemijahannya. Jumlah telur yang dikeluarkan (fekunditas) ikan bilih berkisar antara 3.654-14.561 butir telur dengan rata-rata 7.580 butir per induk.

Ikan ini memilih perairan sungai yang jernih dengan suhu air yang relatif rendah, antara 24–26 °C, dan dasar sungai yang berbatu kerikil dan atau pasir. Telur-telur dikeluarkan induk-induk ikan di dasar sungai, dibuahi oleh ikan jantan.

Olahan kuliner ikan bilih yang lezat
 

Telur ikan bilih yang telah dibuahi berwarna transparan dan tenggelam berada di dasar sungai untuk kemudian hanyut terbawa arus air masuk ke danau. Telur-telur tersebut akan menetas di danau sekitar 19 jam setelah dibuahi pada suhu air antara 27,0-28,0°C dan larvanya berkembang di danau menjadi dewasa.

Baca juga : Ikan Nila, Ikan Konsumsi Air Tawar dari Afrika Memiliki Nilai Gizi yang Tinggi

Umumnya ikan bilih diolah dengan cara dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama. Ikan ini sempat menjadi komoditas ekspor hingga dijual ke negeri jiran Malaysia dan Singapura. Sayangnya penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang sempat membawa ikan bilih menuju kepunahan.

Terhitung mulai Februari 2023, dilarang tangkap ikan bilih memakai bagan di Danau Singkarak
 

Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap menjadi alternatif lebih baik untuk menyelamatkan populasinya dari kepunahan. Sejak tahun 2003, ikan bilih mulai diperkenalkan untuk dibudidayakan di luar danau tersebut.

Melalui penelitian Institut Pertanian Bogor diketahui bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke habitat danau lain. Untuk menjaga kelestarian ikan endemik Indonesia dan hanya satu-satunya di dunia ini. Selain itu, Kementerian KKP perlu melakukan banyak uji coba dengan melibatkan lembaga riset agar pengembangan ikan endemik tersebut maksimal dan selamat dari ancaman kepunahan. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Ikan Bilih, Ikan Endemik Danau Singkarak yang Mulai Langka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...