Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Rabu, 31 Juli 2024

Bunga Matahari, Tanaman Hias Berkhasiat Obat



Bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan satu tanaman berbunga, yang bunganya akan mekar secara periodik atau musiman, yaitu sekali dalam setahun. Istilah untuk merujuk bunga ini berbeda-beda di setiap negara, misalnya di Inggris disebut sunflower, masyarakat Jepang menyebutnya himawari, sedangkan di China dikenal dengan istilah xuang ri kui.

Bunag matahari merupakan tanaman hias introduksi yang berasal dari Amerika Utara dan Amerika Tengah, yang indah dan mengesankan yang dikenal karena keindahan dan kemegahannya. Bunga ini tumbuh secara liar di Amerika Serikat. Bunga ini secara luas dibudidayakan di Eropa dan Rusia.

Dalam sejarah, bunga ini pertama kali dibudidayakan oleh suku Indian di Amerika Utara yang tersebar ke Amerika Selatan. Pada abad ke-17 biji dari bunga ini digunakan sebagai pengganti kopi dan coklat serta dijadikan tambahan roti. Di Indonesia sendiri, biji dari bunga ini dimanfaatkan menjadi makanan ringan yaitu kuaci.

Tanaman bunga matahari

Tanaman ini merupakan heliotropisme atau bunga yang menghadap ke arah matahari sehingga dinamai sebagai bunga matahari atau dikenal juga sebagai Sunflower. Tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman penghasil minyak dan tanaman hias.

Baca juga : Aster, Bunga dengan Ratusan Spesies yang Mempunyai Beragam Manfaat

Bunga matahari merupakan kelompok tanaman perdu. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi maksimalnya sekitar tiga meter. Tumbuhan berbunga ini mempunyai struktur fisik yang indah terutama ketika bunganya mekar. Karena alasan tersebut banyak orang yang membudidayakannya sebagai bunga hias.

Tanaman bunga matahari di habitat liarnya

Sebagai tanaman perdu, maka pertumbuhan bunga matahari tidak terlalu tinggi. Umumnya bunga ini memiliki tinggi batang antara satu sampai tiga meter. Batangnya berbentuk bulat dan memiliki tekstur bulu halus. Meski termasuk batang perdu, namun batang tersebut cukup kuat.

Pertumbuhan batang cenderung membengkok mengikuti arah datangnya cahaya matahari. Pembengkokan tersebut terjadi karena adanya penguraian hormon auksin atau hormon pemanjangan pada area batang.

Bunga matahari selalu menghadap ke arah sinar matahari

Hormon auksin pada bagian yang terkena sinar matahari akan mengalami hambatan pertumbuhan, sehingga batangnya cenderung memendek. Dengan begitu bagian yang tidak tertimpa cahaya lebih panjang sehingga menyebabkan batangnya bengkok.

Batang bunga matahari tidak bercabang dan jika ada percabangan kondisinya jarang ditemukan. Selain itu ketinggian tanaman berbunga kuning ini juga sangat bergantung pada jenis spesiesnya. Meski pada umumnya tumbuh setinggi satu sampai tiga meter, ada beberapa spesies lain yang bisa mencapai ketinggian lima meter.

Tidak jauh berbeda dengan ukuran batangnya, ukuran akar bunga ini tidak begitu besar namun kuat. Akar bunga matahari memiliki tekstur halus dan lebat. Sistem perakarannya mampu menembus tanah dengan sangat dalam. Pertumbuhan akarnya mendatar dan mampu tumbuh mencapai kedalaman tiga sampai dengan empat meter.

Tumbuhan bunga matahari memiliki daun berjenis tunggal yang berbentuk menyerupai jantung. Ukuran daunnya rata-rata sepanjang 15 cm dan lebar 12 cm. Daun tersebut tumbuh pada pokok batang yang agak keras dan mempunyai tangkai sebagai penghubung. Ukuran tangkainya cukup panjang dan terletak sama seperti tangkai tempat tumbuhnya bunga.

Penyerbukan bunga matahari

Bunga yang dimiliki tanaman ini masuk ke dalam kelompok bunga majemuk dengan kelopak bunga berukuran besar berjumlah puluhan. Selain itu ada juga kelopak bunga berukuran kecil yang letaknya berada di bagian dalam dan jumlahnya mencapai angka ribuan. Kedua kelopak tersebut berwarna kuning terang dan berbentuk seperti pita.

Baca juga :  Gerbera, Komoditas Bunga Potong yang Semakin Banyak Peminatnya

Diameter bunga matahari bisa mencapai 30 cm dengan bentuk mengelilingi lingkaran seperti cawan. Ukuran lingkaran tersebut berkisar antara 10 sampai dengan 15 cm. Tepat di bagian tengah bunga terdapat bagian yang berukuran lebih kecil dengan bentuk seperti tabung berwarna cokelat. Bunga kecil tersebut nantinya akan menjadi biji setelah melalui proses pembuahan.

Biji bunga matahari

Pertumbuhan bunga terjadi saling berhadapan antara setiap kelopak. Atas dasar ciri tersebut, maka bunga matahari dibagi menjadi dua jenis, yaitu bunga tepi dan bunga tabung sebagai berikut. Bunga tepi disebut juga sebagai bunga lidah. Jenis bunga ini merupakan bunga yang terletak di bagian luar dengan kelopak berukuran besar dan berwarna kuning terang.

Bunga tabung adalah bagian bunga yang mengalami fertilisasi dan akan berubah menjadi biji. Bagian bunga ini berwarna cokelat dan bentuknya seperti tabung. Jumlah bunga tabung dalam satu bunga sekitar 2000 helai.

Bunga matahari kerap dijadikan bunga penghias halaman

Biji bunga matahari memiliki tekstur kulit keras. Bagian luarnya berbentuk pipih dan memanjang dengan warna antara abu-abu hingga agak kehitaman. Sementara itu pada bagian dalamnya terdapat biji yang dapat dikonsumsi. Biji inilah yang nantinya diolah untuk menjadi camilan kuaci.

Bunga matahari diketahui berasal dari kawasan Meksiko, Peru, dan Amerika Serikat. Dari ketiga wilayah itulah kemudian budidaya dan penyebaran bunga kuning ini dimulai hingga akhirnya hampir tumbuh di semua negara, termasuk Indonesia. Bunga matahari terbagi menajdi beberapa jenis yang tersebar di seluruh dunia.

Lingkungan yang paling optimal untuk menanam bunga matahari adalah kawasan pegunungan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, namun harus dalam kondisi banyak sinar matahari. Kawasan tersebut biasanya dijumpai pada daerah dengan ketinggian antara 1000 sampai 1500 meter di atas permukaan laut.

Sedangkan suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman perdu ini adalah lebih dari 10 derajat Celcius dengan curah hujan setidaknya sebanyak 50 hingga 80 mm per bulan. Meski begitu sebenarnya tingkat adaptasi bunga matahari juga sangat tinggi, sehingga tanaman ini tetap mampu bertahan pada berbagai macam kondisi.

Bunga matahari kini juga dijadikan tanaman hias dalam pot

Negara dengan iklin sub-tropis adalah kawasan yang paling cocok untuk pertumbuhan bunga matahari, tetapi bukan berarti tanaman ini tidak bisa hidup di lingkungan tropis seperti Indonesia. Bahkan wilayah Eropa yang memiliki iklim sedang juga bisa ditanami bunga matahari. Di Eropa bungaakan berkembang antara musim semi hingga musim gugur.

Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos

Tidak hanya itu, tanaman ini juga memiliki kemampuan untuk hidup di lingkungan kering. Hal itu dikarenakan sistem perakarannya sangat mumpuni dan mampu bertahan meski berada pada kondisi tanah kering. Satu-satunya ketidakmampuan tumbuh bunga ini adalah apabila terdapat naungan di sekitarnya.

Buket bunga matahari

Oleh sebab itu bunga matahari harus ditanam pada lahan yang luas menyesuaikan dengan jumlah pokok yang diinginkan. Apabila berjumlah banyak, maka membutuhkan lahan terbuka yang luas. Sebab pertumbuhan bunga matahari sangat bergantung pada pasokan cahaya matahari yang diperolehnya.

Perkembangbiakan bunga matahari dilakukan melalui penyerbukan alami dengan bantuan serangga atau penyerbukan buatan oleh manusia. Tanaman ini siap melakukan perkembangbiakan apabila kelopak bunganya telah muncul, terdapat nektar pada bunganya, dan memiliki serbuk sari serta stigma.

Minyak esensial bunga matahari


Selain sebagai tanaman hias, bunga ini juga termasuk ke dalam salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Minyak pada biji bunga matahari memiliki kualitas yang hampir setara dengan minyak zaitun karana kadar kolestrolnya yang rendah, sering juga digunakan sebagai minyak sayur untuk bumbu salad, juga sebagai bahan baku industeri kosmetik dan pelumas.

Bunga ini juga memiliki fungsi tanaman obat. Hampir seluruh bagian tubuhnya berkhasiat obat. Bunganya sendiri dapat mengobati tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, pusing, sakit gigi dan nyeri menstruasi. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Bunga Matahari, Bunga yang Selalu Ikuti Arah Cahaya Matahari itu Mempunyai Beragam Manfaat


Minggu, 28 Juli 2024

Latbernil DCS Semarang Gayeng, Podium Pertama Jadi Milik God Bless dan Flamboyan



Latbernil DCS Semarang Gayeng kembali tergelar pada Minggu, 21 Juli 2024. Agenda ini menjadi kegiatan tetap setiap bulannya yang tergelar Lapangan Flamboyan Hill SendangMulyo – Semarang. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, panitia tetap membuka dua kelas yakni kelas Bebas dan kelas Pemula.

Dukungan dekoe mania Semarang masih tetap berada di level yang luar biasa. “Alhamdulillah Latbernil DCS Semarang Gayeng sampai saat ini masih tetap tergelar dengan dukungan dari peserta. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada peserta dan juga pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan perhatian,” terang Alex Whin selaku Ketua Pelaksana.

Hadir juga dekoe mania dari Kendal dan Demak. Bahkan hadir juga dekoe mania dari Solo Raya. Kehadiran peserta dari luar kota menambah seru perebutan gelar juara. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda yang akan tetap tergelar selama masih diinginkan oleh peserta.

Ketua PPDSI Semarang bersama juri yang bertugas memupuk kekompakan

“Selama masih ada yang mendukung, maka kegiatan ini akan tetap ada, karena tujuan kami memang untuk memberikan wadah bagi dekoe mania yang ingin menyalurkan hobinya. Baik burung-burung yang masih dalam tahap pemantauan maupun burung yang sudah sering terjun ke arena lomba,” ungkap pemilik Maxus BF Semarang tersebut.

Latbernil DCS Semarang Gayeng kali ini menjadi ajang pamer produk peternak. Mereka berusaha untuk menampilkan dan mengorbitkan produk-produk unggulannya masing-masing agar bisa mencapai puncak prestasi.

Ndan Irul datang dari Solo

Alex Whin juga menuturkan bahwa kegiatan ini digelar guna memberikan kesempatan lebih banyak pada dekoe mania buat melatih derkuku orbitannya masing-masing. “Agenda hari ini adalah kegiatan Latihan Bersama Dinilai, agar rekan-rekan bisa tetap menyalurkan hobi dan melatih derkuku miliknya,” jelas Alex.

Tidak ada target khusus yang ingin diraih panitia, yang paling penting adalah silaturrahmi bisa tetap jalan dan hobi juga tidak sampai ketinggalan. Antusiasme dekoe mania untuk memberikan dukungan pun sangat besar.

Peserta membludak menandakan dukungan semakin besar

Target yang dipasang panitia berhasil terlampaui. Semua tiang kerekan yang disediakan oleh panitia penuh terisi. “Tiket yang kami buka, langsung diserbu peserta,” terang Widodo Andrea di bagian pendaftaran peserta. “Tapi sebelumnya mohon maaf untuk bulan Agustus kita libur dulu, karena banyaknya kegiatan,” jelas Widodo.

Tidak ada dekoe mania yang sampai kehabisan tiket meskipun tiket yang tersedia juga sangat terbatas. Respon yang diberikan para dekoe mania kali ini besar sekali. Yang pasti panitia merasa bahwa kegiatan tersebut sudah sesuai dengan harapan bersama.

(kika) Pak Jon, Kumboro, Alex Whin, dan Pak Antono

Tiang kerekan yang tersedia memang tidak banyak, masih belum sampai untuk dua blok untuk ukuraqn normal. Namun Lapangan Flamboyan Hill bisa dipakai tanpa harus bingung untuk menentukan dimana kegiatan hobi derkuku PPDSI Semarang akan digelar.

“Saya bersyukur karena PPDSI Semarang bisa memakai Lapangan Flamboyan Hill milik P3SI Semarang ini untuk kami manfaatkan sebagai kegiatan derkuku. Jadi kami tidak terlalu bingung dalam menentukan lokasi untuk event seperti latbernil ini,” tutur Agus Muldiyanto, Ketua PPDSI Semarang.

Latbernil DCS Semarang Gayeng berjalan sukses sesuai harapan

“Sebenarnya kita juga sudah kepikiran untuk mempunyai lapangan sendiri,” sambung Alex. Mungkin nanti kita upayakan dengan cara patungan atau bagaimana enaknya. Semua akan dilibatkan, dan lapangan itu nantinya juga bisa disewakan,”

“Tapi itu nanti, karena tempatnya juga masih belum ada. Banyak tokoh-tokoh anggungan di Semarang yang saat ini sedang sibuk. Nanti kalau waktunya sudah pada longgar bakal dirembug lagi,” ujar Alex penuh semangat.

Juri sedang istirahat sejenak selepas babak kedua

Latbernil DCS Semarang Gayeng berlangsung di tengah cuaca yang cerah. Benar-benar mendukung kegiatan tersebut. Burung-burung di atas tiang kerekan pun begitu bersemangat memamerkan kualitas anggungnya masing-masing di hadapan para juri yang bertugas.

Pelaksanaan penjurian bisa berjalan lancar dan aman. Empat babak penjurian terjadi tanpa hambatan. Hingga akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan. Di kelas Bebas, podium pertama dan kedua berhasil menjadi milik gaco-gaco Kum BF.

Agus Muldiyanto berikan bendera koncer di kelas Bebas untuk Kumboro

Juara pertama jadi milik God Bless yang ada di tiang nomor 39 dan runner up ditempati Tesla yang ada di tiang nomor 27. Dan tempat ketiga dimenangkan Pringgading orbitan Chandra, ternakan Yiz yang berada di nomor kerekan 24.

Untuk kelas Pemula, juara pertama berhasil menjadi milik Flamboyan amunisi Yono, derkuku ternakan Dinda yang dikerek pada nomor 19. Dilanjutkan kemudian Yariz debutan Sadut BF, derkuku YNT 026 yang berada di nomor tiang 16 di posisi kedua dan tempat ketiga diraih oleh Dadi Mulyo orbitan Supomo, ring SPM yang dikerek pada nomor 6.

Alex Whin serahkan trophy juara kelas Pemula kepada Yono

“Saya mewakili Panitia Latbernil DCS Semarang Gayeng, ucapkan selamat untuk para juara, yang belum juara jangan berkecil hati masih ada harapan di event-event berikutnya, tetap semangat,” ucap Alex Whin di akhir acara.

“Terima kasih juga buat sedulur-sedulur Solo, Pak Agung Sadewa, Ndan Irul, Mas Enzo, dan Mas Taufik yang sudah bersedia rawuh. Terima kasih untuk pakan Maulana Jaya, Pak Antono Ganesha untuk Doorprizenya. Mohon maaf kalau ada kesalahan, kekurangan, dan bertutur kata, semoga derkuku tanah air semakin maju dan semakin ramai..Aamiin.” (Ramlee/Whin)






Sabtu, 27 Juli 2024

Gideon dan Gajah Mada Sukses Singkirkan Lawan di Latber Malam Puter Pelung Solo Raya 2



Latber Malam Puter Pelung Solo Raya yang diselenggarakan oleh PPPPSI Pengcab Surakarta kembali digelar. Gelaran kali ini bertajuk “Solo Semangat”, pada Sabtu 20 Juli 2024. Bertempat di Gantangan New IKMC Cemani Jl. Batik Keris No.23, Candi, Cemani, Kec. Grogol, Kab. Sukoharjo, acara berlangsung seru dan lancar.

Gelaran ini melanjutkan sukses gelaran Latber Malam sebelumnya yang bertajuk Solo Berseri. Disertai harapan untuk dapat mengajak kembali para puter mania, terutama yang ada di Solo Raya untuk datang ke arena lomba.

“Kegiatan malam ini untuk menjawab keinginan para puter mania Solo Raya untuk segera kembali menggelar lomba di malam hari,” jelas Dalip Kumar, Ketua Panitia gelaran sekaligus penggagas acara, yang memang dikenal kaya ide tersebut.

Pendekar Gawok turun gunung

“Kegiatan lomba puter pelung pada malam hari yang pertama kemarin, banyak yang tidak bisa hadir mengikuti karena banyaknya kegiatan di daerahnya. Padahal mereka sebenarnya sudah menyiapkan burung-burungnya.”

“Mumpung ada waktu longgar, jadi langsung saja kita agendakan kembali lomba puter pelung di malam hari. Para peserta juga bisa lebih menikmati lomba di malam hari, karena bisa mendengarkan burung-burung yang sedang bunyi dengan jelas,” tutur Dalip.

Hampir semua slot gantangan penuh terisi

“Dan kenapa untuk lomba malam ini kami beri tajuk Solo Semangat, karena kami selaku pengurus dan penyelenggara berharap para puter mania, terutama yang ada di Solo Raya kembali bersemangat buat aktif kembali ke lapangan,” tambah Dalip.

Harapan yang sama tertuju kepada siapa saja yang merasa sebagai pecinta puter pelung. Karena acara yang diselengarakan oleh Pengcab Surakarta ini sebenarnya tidak murni untuk pecinta puter di Solo saja. Siapa saja meskipun tidak berdomisili di Solo dan ingin menjajal kemampuan burung juga dipersilahkan.

Wiwid Daud Tony kawal langsung gacoannya beraksi

Namun seperti gelaran lomba sebelumnya, panitia juga disibukkan dengan tempat gantangan karena harus memindahkan tempat lomba yang sudah direncanakan. Sebab di tempat gantangan awal ternyata digunakan kegiatan bazar pasar malam. “Ki jane piye bola bali pindah nggon…..pindah nggon kok bola bali,” canda salah seorang pecinta puter Solo.

Panitia masih tetap membuka dua kelas yang dilombakan yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Sekitar 90% slot gantangan penuh terisi oleh peserta. “Hari ini kami menggelar acara Latber Malam Puter Pelung Solo Raya ke-2 dengan dua kelas yakni kelas Bebas dan kelas Pemula,” terang Eko LMS di meja regristrasi peserta.

Wajah lama dan baru pecinta puter duduk bersama penuh akraban

“Hampir semua kelas yang dilombakan penuh terisi, sekitar 90%,” lanjut Eko. Kehadiran puter mania Solo Raya sesuai harapan panitia, latber yang bertujuan untuk membangun silaturahmi para pecinta puter pelung sekaligus untuk media pembelajaran bagi penggemar puter pelung yang saat itu hadir.

Apalagi menurut pengakuan beberapa puter mania jika ternyata gantang puter pelung pada malam hari terasa jauh lebih nikmat. Suara burung puter pelung jelas terdengar. Secara tidak langsung menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi pecinta puter pelung yang belum begitu paham dengan kualitas anggung burung gacoannya.

Dukungan puter mania Solo Raya begitu luar biasa

Karena juri yang bertugas menilai berdasarkan kualitas anggung yang diperdengarkan oleh para kontestan. Bagi pemilik burung agenda tersebut merupakan kesempatan tepat untuk menakar kemampuan burungnya, sekaligus memahami karakternya saat di lapangan.

Gelaran Latber Malam Puter Pelung Solo Raya dimulai tepat pukul. 20.00 WIB. Udara malam yang terasa dingin membuat banyak burung kedodoran pada awal babak pertama. Dan baru kemudian pada pertengahan babak pertama burung-burung yang digantang mulai panas dan segera tancap gas.

Santai menikmati acara penjurian

Kelas Pemula dan Bebas dimainkan secara bersamaan dalam satu sesi. Tujuannya agar tidak selesai terlalu larut malam. Tampak hadir pula beberapa wajah-wajah baru yang mulai tertarik menggantangkan puter kesayangannya.

Persaingan seru terjadi di kelas Pemula. Di kelas ini, burung-burung yang tampil relatif rata kualitasnya. Sudah banyak burung yang mampu memperoleh penilaian empat warna. Setelah empat babak penjurian, Gajah Mada bergelang Sword milik Daud Tony Solo menjadi yang terbaik.

Penancapan koncer kejuaraan kelas Bebas

Disusul Janoko Mera ring LMS 210 andalan Ridwan RDD Solo sebagai juara ke dua dan Dewa Bulan ring Jepang 25 milik Yoyok Jepang Boyolali sebagai juara ke tiga. Ketiga burung ini memperoleh nilai yang sama yaitu empat warna sepanjang empat babak, sehingga ranking kejuaraan harus ditentukan di meja rekap.

Pada kelas Bebas lagi-lagi perebutan gelar juara juga berjalan dengan sangat ketat. Informasi yang didapat dari Dalip Kumar juri perekap, ada tiga burung yang memperoleh nilai lima warna setiap babaknya. Yakni burung di gantangan 17, 14, dan 22 mendapatkan nilai yang nyaris sama guna menjadi yang terbaik di kelas Bebas ini.

Senyum bahagia bisa membawa pulang juara di kelas Bebas

Akhirnya setelah proses rekapitulasi selesai, Gideon dengan ring LMS 512 yang menempati gantangan 17 berhasil menduduki podium juara pertama. Burung andalan Eko LMS Solo ini ditetapkan menjadi juara pertama dengan keunggulan nilai aduan pada suara tengahnya dengan mendapatkan nilai 9 sebanyak 3 kali.

Disusul burung di gantangan nomor 14, yakni Putra Samiaji bergelang SWORD milik Daud Tony Solo di tempat kedua dengan keunggulan nilai suara ujung 9 sebanyak 1 babak. Juara 3 diraih burung muda bernama Bintang Timur (LMS 592) milik Andrie/Handoko Sidoarjo yang menempati gantangan 22.

Penancapan koncer kejuaraan kelas Pemula oleh Bapak Hery

“Bintang Timur ini merupakan anak dari Gideon, oleh Pak Andri perawatannya masih dipercayakan ke saya. Jadi bapaknya juara 1, anaknya juara 3. Lumayan kinerjanya untuk ukuran burung muda buat menambah jam terbang persiapan event-event yang lebih besar selanjutnya” tandas Eko LMS.

Di akhir acara, Dalip mewakili segenap panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan partisipasi semua mania. Serta mohon maaf jika ada kekurangan. Kegiatan ini juga diharapkan akan terus berlanjut.

Peserta yang berhasil meraih juara di kelas Pemula

Segera setelah ini akan dibentuk kepengurusan PPPPSI Pengcab Surakarta. Mengingat pengurus yang lama telah habis masa baktinya. Dengan pengurusan yang baru kelak diharapkan hobi puter pelung khususnya di Solo Raya kembali bergairah dan ramai kembali. (Ramlee/ECS)







Raih 6 Warna Gong 2000 Kampiun di Latber Sleman Rindu Guru, Gen Z Dunia Baru Juara Pertama Kelas Madya dan Pemula



Pengcab PPPPSI Sleman terus bergerak untuk kembali menyemarakkan hobi anggungan burung puter pelung di wilayahnya. Agenda yang dilaksanakan adalah dengan menggalang para pecinta puter pelung untuk menyalurkan hobi lombanya. Salah satunya dengan menggelar kegiatan lomba puter pelung bertajuk Rindu Suhu pada Minggu, 21 Juli 2024.

Menempati lokasi di Gantangan Prakasita, Pasar Kowen Sidokarto Godean – Sleman. Kegiatan ini membuka 3 kelas yakni, kelas Utama, kelas Madya, dan kelas Pemula. Untuk kelas Pemula disediakan 60 slot gantangan. Sementara kelas Utama dan Madya masing-masing 30 slot gantangan.

Ini untuk kesekian kalinya Pengcab Sleman mengajak para kwok mania hadir ke gantangan. Merasakan kembali sensasi menaikkan sangkar ke gantangan. “Alhamdulillah hari ini gelaran Lomba Puter Pelung kembali kami gelar,” tutur Narso, Ketua Pengcab Sleman.

Jajaran panitia lomba puter pelung Sleman Rindu Guru

Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, agenda kali ini masih menjadi pilihan peserta yang ingin menggantang burung puter pelung miliknya. Dan antusias kwok mania untuk mengikuti acara tersebut terbilang luar biasa.

Terbukti dengan penuh sesaknya penggila lomba ini hadir ke gantangan. Tiga kelas yang dilombakan penuh tanpa ada tempat yang kosong. Seluruh tiket yang dicetak, ludes tanpa sisa. Tidak disangka oleh segenap panitia jika ajakan mereka mendapat sambutan yang luar biasa.

Narso (kaos hijau) mengikuti briefing juri


“Peserta hari ini penuh sesak di masing-masing kelas. Ini artinya bahwa kegiatan kami mendapatkan respon baik dari peserta,” ungkap Narso. Deddy selaku Ketua Panitia juga menuturkan hanya menyediakan jumlah tiket yang terbatas karena tidak menyangka peminat ternyata begitu luar biasa.

“Saya mohon ma’af bagi peserta yang tidak bisa berlomba karena jumlah tiket yang terbatas. Mudah-mudahan lain kesempatan bisa ikut serta.” Tanda-tanda membludaknya peserta memang sudah terlihat sejak awal.

Tiket yang disediakan panitia ludes dalam waktu cepat. Beberapa peserta dari luar kota juga terlihat hadir. Dari data penitia, peserta datang dari Semarang, Solo, Klaten, Wonosobo, Purworejo, dan Temanggung. Bahkan peserta dari Jawa Timur seperti dari Mojokerto, Malang, dan Pasuruan ikut hadir, menambah sengitnya persaingan perebutan juara di masing-masing kelas.

Selain itu panitia juga kedatangann tokoh-tokoh anggungan Yogyakarta, tempat dimana burung puter pelung ini muncul untuk kali pertama. Sesuai dengan tajuk gelaran itu sendiri yakni Rindu Suhu, panitia sengaja mengajak sesepuh-sesepuh anggungan Yogyakarta untuk hadir ke acara Pengcab Sleman tersebut.

Semangat puter pelung mania mendukung gelaran lomba Sleman Rindu Guru cukup tinggi

“Kita semua memang sudah sudah kangen dengan kehadiran sesepuh anggungan yang sudah kami anggap sebagai guru,” ujar Deddy. “Makanya kita sengaja undang beliau-beliau ini untuk hadir di acara yang diselenggarakan oleh Pengcab Sleman.”

“Syukurlah, beliau-beliau ini sudi menghadiri undangan kita. Sekalian bisa menambah ilmu dari beliaunya ini, terima kasih banyak sudah sudi hadir. Terima kasih sebesar-besarnya dan penghormatan setinggi-tingginya juga untuk semua sedulur pelunger yang sudah berkenan hadir meramaikan gelaran Sleman Rindu Suhu.”

Penjurian di lomba puter pelung Sleman Rindu Guru berjalan lancar


“Suatu kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa buat kami bisa bertemu, bersilahturahmi dan melihat langsung burung-burung yang luar biasa dasyatnya,” ucap Deddy, mewakili segenap panitia. “Mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan, dan kami akan bertekad untuk selalu belajar agar bisa memberikan yang terbaik dari apa yang kami miliki di gelaran berikutnya.”

Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal acara yang dimulai dengan melombakan kelas Pemula terlebih dahulu. Puluhan burung puter pelung langsung tancap gas melantunkan anggung terbaiknya di hadapan juri-juri senior dari Yogyakarta dan dibantu seorang juri dari Solo.

Untuk Pemula, juara pertama direbut oleh Dunia Baru debutan Fauzy, produk ternak Eton 691 yang berada pada nomor gantangan 40. Menyusul di posisi berikutnya, Pariwangi besutan Agung Dhito dari Bantul, ternakan Sekar 9917 yang menempati nomor gantangan 55. Tempat ketiga dimenangkan Keclek orbitan Atasa, ternakan Atasa 189 yang berada di nomor gantangan 36.

Untuk kelas Utama dan Madya dilangsungkan bersamaan. Di kedua kelas ini persaingan berjalan ketat cenderung sengit. Saling susul perolehan nilai berjalan dengan cepat dan ketat. Tidak sedikit burung yang mampu bekerja secara maksimal, bendera lima dan enam bendera bertebaran di beberapa tempat.

Keberhasilan Boss Boy bangga terima bendera juara di kelas Utama berkat penampilan apik Gong 2000

Suasana yang tenang nyaris tanpa teriakan dari para suporter memudahkan kerja para juri dalam memberikan penilaian. Dan perebutan juara benar-benar seru, para suporter begitu menikmati keseruan acara tersebut. Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada hambatan. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan di masing-masing kelas.

Untuk kelas Utama, podium juara pertama berhasil diraih Gong 2000 amunisi Boss Boy dari Yogyakarta, beridentitas Boss 2000 yang digantang pada nomor 33. Raihan bendera enam warna sepanjang empat babak, memastikan Gong 2000 meraih titel juara di Lomba Puter Pelung Sleman Rindu Guru.

Gen Z persembahkan juara di kelas Madya untuk Atasa

Disusul kemudian oleh Everest andalan B2W BF, ternakan B2W yang berada di nomor gantangan 55 sebagai peraih podium kedua. Dan tempat ketiga dimenangkan Jerusalem gaco Eton BF, puter pelung bergelang Eton 205 yang berada di gantangan 35.

Di kelas Madya, juara pertama menjadi milik Gen Z bergelang Atasa 100 besutan Atasa Bantul, yang digantang pada nomor 14. Tempat kedua diduduki Wakatobi ring Eton 705 milik Eton BF yang berada di nomor gantangan 23. Dan tempat ketiga diraih oleh Mbah Kondang ring BBW 999 orbitan Bambang Turi yang berada di nomor gantangan 9.

Deddy (kaos hijau) dampingi penyerahan bendera juara kelas Pemula kepada Fauzy atas prestasi Dunia Baru

Kegiatan ini tampaknya mampu memuaskan semua yang hadir. Tidak ada protes yang terdengar, bahkan mereka menginginkan acara serupa segera diagendakan kembali. Seperti mengamini ajakan para sesepuh yang hadir, agar semua pemerhati puter pelung tetap dapat melestarikan burung puter pelung sebagai salah satu burung klangenan yang juga dapat memberikan kebanggan bagi pemiliknya tersebut. (Ramlee)






Rabu, 24 Juli 2024

Buah Naga, Buah Tanaman Kaktus dari Benua Amerika yang Kaya Manfaat



Buah naga (dragon fruit) atau dikenal juga dengan sebutan pitaya merupakan buah yang berasal dari tanaman sejenis kaktus yang disebut “Hylocereus”. Buah naga memiliki kulit yang berduri dengan warna merah, kuning dan lainnya. Daging dalamnya juga bermacam macam ada yang putih, merah, kuning, dan lainnya.

Tanaman ini awalnya ditemukan di tanah Meksiko, Amerika Tengah, dan AS. Dijuluki dengan nama pitahaya atau pitaya roja, tanaman ini awalnya dianggap sebagai kaktus hutan. Kemudian masyarakat suku Indian mengonsumsi buah dari tanaman ini.

Julukan buah naga atau dragon fruit ini berasal dari masyarakat Cina kuno. Mereka meletakkan tanaman ini di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Tradisi ini dilakukan karena dipercaya akan membawa berkah. Warna merah mencolok dari buah dengan julukan “thang loy” ini juga memberikan nilai estetika.

Tanaman buah naga

Buah naga kemudian berkembang secara pesat di Vietnam dan Thailand setelah dibawa oleh Prancis di tahun 1870. Inilah yang menyebabkan mengapa buah ini lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia hingga saat ini.

Baca juga : Buah Kiwi, Buah Unik yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Orang-orang Vietnam menyukai bentuk tanaman buah naga yang unik. Seperti kaktus, namun berbentuk segitiga dan berduri sangat pendek, sehingga tanaman ini sering digunakan untuk tanaman hias. Saat itu mereka belum memanfaatkan buahnya.

Bunga tanaman buah naga muncul dari sudut batang yang berduri

Menurut catatan sejarah, buah naga sudah ada di Indonesia sejak tahun 1977. Saat itu masyarakat Indonesia belum mencoba untuk membudidayakannya sendiri, melainkan hasil impor dari Thailand. Kemudian Indonesia mulai mencoba membudidayakan untuk pertama kalinya di tahun 2000.

Jenis buah naga yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah naga kulit merah dengan daging buah merah atau super merah dan buah naga dengan kulit merah daging buah putih. Padahal sebenarnya, tanaman buah ini memiliki empat jenis yang dibudidayakan di seluruh dunia.

Hylocereus undatus, buahnya merah dengan daging putih. Hylocereus polyrhizus, buahnya merah muda dengan daging buah merah. Selenicereus megalanthus, kulit buah kuning dan daging putih. Terakhir jenis Hylocereus costaricensis, warna buahnya sangat merah.

Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman kaktus. Akar-akarnya berkembang dengan baik di dalam tanah. Akar buah naga cenderung tumbuh dangkal, luas, dan sering kali berbentuk serabut karena beradaptasi untuk menangkap air dari hujan yang cepat mengering di daerah asalnya yang kering.

Bunga tanaman buah naga yang tengah mekar

Batang buah naga kaktus biasanya memiliki bentuk segmen-segmen seperti batang yang berukuran pendek. Segmen-segmen ini terdiri dari jaringan yang berair dan mengandung banyak serat serta duri halus.

Baca juga : Plum, Buah dengan Kandungan Nutrisi yang Melimpah

Pada sudut batangnya yang berduri tumbuh bunga. Bunga buah naga kaktus bisa sangat besar dan indah. Bunga ini seringkali mekar di malam hari dan memiliki aroma yang harum untuk menarik serangga penyerbuk, seperti kelelawar, lebah, dan lebah madu.

Tanaman buah naga yang tengah berbuah lebat

Bunga buah naga memiliki kelopak bunga yang berwarna cerah dan banyak benang sari yang mencuat keluar. Bunga ini kemudian akan berkembang menjadi buah setelah penyerbukan terjadi. Buah naga merupakan bagian yang paling menonjol dari tanaman buah naga.

Buahnya berbentuk oval atau bulat, dengan sisik-sisik yang menutupi kulitnya dan memberikan tekstur khas. Buahnya dapat berwarna merah, kuning, merah muda, atau putih, tergantung pada jenisnya. Daging buah naga umumnya lembut, berair, dan manis dengan sedikit sentuhan rasa segar.

Buah naga bentuknya bulat sedikit lonjong seukuran gepalan orang dewasa. Di permukaan kulit buah ini dipenuhi rumbai mirip sisik, sehingga alasan ini juga yang digunakan untuk menamakannya buah naga.

Biji buah naga berbentuk kecil, keras, dan berwarna hitam. Biji-biji ini terdapat di dalam daging buah dan dapat dimakan bersama dengan buahnya. Kadang-kadang, biji buah naga dapat berfungsi sebagai benih untuk perbanyakan tanaman baru.

Ada 4 jenis buah naga yang dibudidayakan

Buah naga dapat tumbuh di suhu rata-rata 20-30 ºC dengan suhu maksimum 38-40ºC. Tanaman ini juga tumbuh baik di tanah dengan derajat keasaman (pH) 6,5-7. Buah naga memang bisa tumbuh dengan baik di daerah pantai atau pesisir, tetapi buah naga lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan bahan organik cukup tinggi.

Baca juga : Leci, Buah yang Belum Banyak Dikebunkan di Nusantara Mempunyai Manfaat dan Keajaiban Kesehatan di Dalamnya

Paparan sinar yang cukup pada daerah ketinggian hingga 800 mdpl dangat cocok untuk budidaya buah naga kulit merah. Hingga kini banyak petani yang budidaya tanaman buah naga di daerah dataran lebih tinggi mencapai 800 mdpl dan jauh dari pantai.

Salad buah naga dengan toping keju yang menyegarkan

Beberapa manfaat dari buah naga adalah menyehatkan liver, menstabilkan tekanan darah, melancarkan pencernaan (BAB), mencegah kanker usus, menurunkan kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh dan fungsi penglihatan, menguatkan ginjal, menyeimbangkan kadar gula darah, dan membersihkan darah.

Tidak hanya kesehatan, tapi buah naga juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik. Selain itu, tanaman buah naga juga dapat menyerap karbondioksida (CO2) di malam hari dan mengeluarkan oksigen. Jadi, tanaman buah naga dapat dimanfaatkan untuk melindungi lingkungan dengan membersihkan udara. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Buah Naga, Buah dari Tanaman Kaktus yang Menyegarkan dan Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan


Selasa, 23 Juli 2024

Puyuh, Bangsa Burung Kecil yang Telah Dibudidayakan sejak 700 Tahun Lalu



Puyuh merupakan salah satu dari sekian banyak jenis unggas di dunia. Sebagian orang terkadang menyebut hewan ini dengan sebutan burung puyuh. Puyuh memang merupakan salah satu jenis burung, tetapi dikategorikan dalam jenis yang tidak bisa terbang. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi.

Puyuh memiliki ukuran tubuh yang kecil tetapi terlihat gemuk dengan kaki yang pendek. Kebanyakan puyuh yang ada di Indonesia adalah puyuh berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kekuningan dengan variasi garis dan totol yang khas. Burung Puyuh tidak membuat sarang di atas pohon namun bersarang di permukaan tanah.

Telur puyuh

Unggas yang satu ini sebenarnya terdiri dari banyak jenis, namun ada empat jenis burung puyuh di dunia yang cukup populer di masyarakat, yakni Puyuh Jepang, Batu, Gonggong Jawa dan Bobwhite. Khusus di Indonesia kebanyakan berjenis gonggong jawa dengan corak vairasi garis dan totol.

Baca juga : Entog, Unggas Air yang Mempunyai Keistimewaan Tersendiri Bagi Masyarakat Pedesaan

Pada umumnya burung puyuh berukuran panjang 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan kuat, serta berjari kaki sebanyak empat. Untuk warna, kebanyakan berwarna cokelat kemerahan atau coklat kekuningan dihiasi corak yang khas sesuai jenisnya.

Puyuh Gonggong Jawa


Puyuh tergolong hewan yang cukup apik merawat diri. Unggas kecil bertubuh gemuk ini ternyata sangat aktif membersihkan bulunya pada siang maupun malam hari. Puyuh jepang yang mempunyai nama latin Coturnix coturnix japonica ini merupakan jenis puyuh yang paling banyak diternakkan di Indonesia.

Di tempat asalnya, burung ini sudah dibudidayakan sejak 700 tahun yang lalu. Burung ini mempunyai panjang badan sekitar 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan kuat, serta berjari kaki sebanyak empat.

Puyuh Mahkota

Puyuh jepang dapat bertelur sekitar 300 butir per tahunnya dengan bobot telur sekitar 10 gram per butirnya. Normalnya, burung puyuh jenis ini berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan betinanya berwarna lebih cerah.

Baca juga : Ayam Mutiara, Unggas Cantik dari Afrika yang Dapat Terbang Tinggi

Pada dasarnya, burung puyuh memakan biji-bijian, namun juga sering ditemui burung puyuh memakan serangga dan mangsa lain yang berukuran kecil. Burung puyuh lebih banyak hidup di permukaan tanah, berkemampuan untuk lari, dan terbang dengan kecepatan tinggi meskipun dengan jarak tempuh yang pendek.

Puyuh Bersisik

Khusus burung puyuh jepang mampu terbang dengan jarak yang lebih jauh dibanding spesies puyuh lainnya. Perbedaan antara burung puyuh jantan dengan betina dapat terlihat jelas. Burung puyuh jantan dewasa memiliki ukuran lebih kecil dibanding puyuh betina.

Selain itu, pada dada puyuh jantan bulunya berwarna cokelat polos, sedangkan puyuh betina terdapat corak totol di sekitar dadanya. Selain itu pada pangkal paruh puyuh jantan bewarna kemerahan, sedangkan betina hanya bewarna cokelat.

Puyuh Albino

Ciri lainnya yaitu pada puyuh jantan terdapat benjolan di atas kloaka, dan jika ditekan akan mengeluarkan cairan putih seperti pasta dari kloaka. Umur dewasa burung puyuh jantan ditandai dengan mulainya berkokok, sedangkan pada puyuh betina ditandai dengan mulai produktinya bertelur.

Baca juga : Angsa, Unggas Berleher Panjang yang Anggun dan Tenang

Uniknya, burung yang memilik telur bercorak ini merupakan burung yang menyukai kebersihan. Burung puyuh aktif selalu menjaga bulunya tetap bersih pada siang maupun malam hari. Di alam liar, burung puyuh dapat bertahan hidup selama 3-5 tahun.

Puyuh Raja

Istimewanya lain dari burung ini juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit. Usaha ternak burung puyuh memang menjanjikan, karena burung puyuh dalam sekali bertelur mampu menghasilkan 10-20 butir telur.

Setelah kurang lebih satu tahun setengah, burung puyuh yang tidak produktif lagi dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. Di Indonesia ternak burung puyuh telah dilakukan sejak tahun 1979. Saat ini, konsumsi daging dan telur puyuh telah banyak diminati masyarakat karena tinggi gizi dan kadar protein. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Puyuh, Unggas Kecil yang Bersarang di Permukaan Tanah yang Mengalami Proses Domestikasi


Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...