Selasa, 13 Mei 2025

Cucak Mutiara, Burung Mirip Cucak Rowo yang Kian Jarang Terlihat



Cucak Mutiara (Pycnonotus tympanistrigus) merupakan salah satu spesies burung penyanyi dalam keluarga merbah, Pycnonotidae, yang hanya bisa dijumpai di Sumatera. Sekilas penampilan cucak mutiara mirip dengan cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus). Kedua burung memang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat.

Kemiripan antara cucak mutiara dengan cucak rowo dimanfaatkan oleh pedagang nakal menawarkan burung ini kepada calon pembelinya dengan mengatakan jika burung cucak mutiara ini sebagai anakan cucak rowo. Dengan harga jual yang jauh lebih murah tentunya untuk ukuran burung cucak rowo.

Burung Cucak Rowo


Burung cucak mutiara merupakan satwa endemik hutan kaki bukit Sumatera (paling umum dijumpai berada di wilayah dengan ketinggian antara 600-900 meter) di Pegunungan Bukit Barisan Selatan sampai Gunung Kerinci, meski diduga juga tersebar sampai Gunung Dempu. Burung ini sangat mirip dengan cucak rowo namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil.

Baca juga : Cucak Rowo, Burung Berkicau Berharga Mahal yang Mudah Stres

Cucak mutiara berukuran sedang (16 cm.), tanpa jambul dengan penampakan umum bulu coklat-zaitun. Mahkota coklat-zaitun gelap. Tungging, sayap dan ekor kehijauan; kekang dan tenggorokan keputih-putihan. Kulit tanpa bulu di sekitar mata hitam, penutup telinga kuning. Tubuh bagian bawah terlihat berbintik coklat dan putih dengan garis-garis kuning-zaitun pada penutup ekor bagian bawah. Iris matanya berwarna coklat dengan paruh hitam. Kakinya berwarna coklat.

Burung Cucak Rowo dan Cucak Mutiara nyaris serupa


Postur tubuh antara cucak mutiara dengan cucak rowo memang berbeda, di mana cucak rowo jauh lebih besar (panjang tubuh 28 cm). Tetapi motif dan warna bulu di bagian dada, perut, dan sayap keduanya benar-benar mirip. Ketika pedagang nakal mengklaim sebagai anakan cucak rowo, kicaumania pemula tentu sulit membedakannya.

Namun ada beberapa tengara yang bisa dijadikan panduan untuk membedakan kedua burung ini. Bulu penutup di daerah telinga pada burung cucak mutiara, pasti terlihat berwarna kuning. Sedangkan pada cucak rowo berwarna seperti tekstur jerami.

Cucak Mutiara berhabitat di daerah sejuk di pegunungan Sumatera


Warna jerami juga dijumpai pada bagian atas kepala cucak rowo (karena itu disebut straw-headed bulbul). Sedangkan bagian atas kepala cucak mutiara berwarna cokelat-zaitun gelap. Soal kualitas suara, masih jauh dan tidak layak untuk dibandingkan dengan cucak rowo.

Baca juga : Cucak Jenggot, Burung Berkicau yang Sering Dijadikan Bahan Masteran Murai Batu

Suara cucak mutiara biasa saja, bahkan sering membawakan lagu secara berulang alias monoton. Volumenya juga tidak begitu keras. Jauh berbeda dari cucak rowo, yang volumenya cenderung keras, dengan suara ngerol (ropel maupun engkel), dan sangat merdu.

Cucak Mutiara biasa mencari makan secara berkelompok


Untuk burung cucak mutiara ini bunyi kicauannya memang hanya terdengar monoton dengan hanya bisa mengeluarkan suara dengan melantunkan satu atau dua jenis nada. Nada tersebut akan diulang secara terus menerus. Vokalisasinya lembut dan tidak mencolok.

Untuk suara yang dikeluarkan oleh jenis burung cucak ini terdengar seperti ini ‘tdip…diiw’ yang dilagukannya dengan nada tinggi dalam suara kicauan pertamanya. Kemudian untuk suara dari burung cucak mutiara ini pun sesungguhnya jika didengar tidaklah tinggi. Sebab, bernada tinggi hanya dibunyikan ketika di nada pertama saja. Dan setelah itu, untuk nada yang berikutnya tingkatan nada yang dibunyikan terdengar lebih rendah dan juga lebih pelan.

Cucak Mutiara mempunyai kicauan yang monoton


Burung cucak mutiara di habitat aslinya, seperti halnya keluarga cucak, adalah pemakan buah-buahan (frugivora) dan serangga kecil. Cucak mutiara sering terlihat terbang dari satu pohon ke pohon lain untuk mencari makanan. Pakan utama cucak mutiara di alam liar meliputi berbagai jenis buah-buahan dan serangga seperti belalang atau ulat.

Baca juga : Cucak Rengganis, Burung Endemik Indonesia dari Daerah Pegunungan yang Rajin Berkicau  

Berdasarkan data Bird Life International, wilayah persebaran burung cucak mutiara hanya terbatas di Pulau Sumatera, bahkan statusnya Near Threatened/NT (Hampir Terancam). Cucak mutiara jarang dipelihara oleh kicaumania, karena burung ini sangat jarang dijumpai di pasar-pasar burung.

Di alam liar populasi Cucak Mutiara semakin menipis


Nampaknya ada korelasi antara menipisnya populasi burung ini dan penangkapan liar oleh para pemikat dengan tujuan mengelabuhi konsumen yang ingin membeli cucakrowo. Deforestasi untuk pembukaan lahan perkebunan sawit dan alihfungsi non-hutan lainnya juga menjadi faktor penyebab menipisnya populasi burung ini, sehingga perlu dijaga betul kelestariannya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Cucak Mutiara, Burung Endemik Sumatera yang Terancam Punah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katuk, Tanaman yang Daunnya Kaya Manfaat

Daun Katuk (Sauropus androgynus) merupakan jenis sayuran hijau yang dikenal luas di Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal karena daunnya yang ...