Kakatua (Cacatuidae) merupakan kelompok burung dengan ciri khas berparuh bengkok yang kuat, dengan jambul yang mencolok, dan kecerdasan yang tinggi. Burung paruh bengkok banyak digemari karena memiliki kecerdasan dan tampilan yang menarik. Secara ilmiah burung paruh bengkok dikelompokkan kedalam bangsa (ordo) Psittaciformes dan hanya memiliki suku (famili) tunggal, yaitu Psittacidae yang dikenal secara internasional sebagai Parrot.
Famili ini dibagi 3 anak keluarga berdasarkan morfologi dan kebiasaan makannya, yakni kakaktua (Cacatuiinae), nuri (Loriinae) dan betet (Psittaciinae). Burung paruh bengkok memiliki 328 jenis tersebar di seluruh dunia, Indonesia memiliki 88 jenis dan seluruhnya merupakan burung yang dilindungi berdasarkan P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Burung kakatua memiliki jambul yang ekspresif, jambul yang bergerak-gerak biasanya menunjukkan bagaimana suasana hatinya. Burung kakatua dapat hidup sangat lama, mereka bisa berumur panjang dan hidup hingga 70 tahun atau lebih di alam liar.
![]() |
Kakatua Putih (Cacatua alba) |
Keunikan yang paling banyak dikenal adalah meniru suara manusia dengan sangat baik. Bahkan di beberapa kasus burung ini dapat mempelajari ratusan kata. Kemampuan menirukan suara ini menjadikan burung kakatua sebagai hewan peliharaan yang sangat menarik dan seringkali menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta burung.
Baca juga : Kakatua Raja, Burung Kakatua Terbesar di Dunia dari Tanah Papua
Selain memiliki tampilan atraktif, burung Kakatua adalah burung yang populer dengan kecerdasannya. Kecerdasan Kakatua sering dibandingkan dengan primata seperti simpanse dan gorila. Meski begitu, burung kakatua tidak cocok dipelihara oleh awam, sebab kakatua dikenal sangat berisik dan membutuhkan banyak perhatian dari pemiliknya.
![]() |
Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis) |
Selain kemampuannya yang unik, burung kakatua juga populer karena kecantikannya. Keunikan burung kakatua terletak pada jambulnya, yang beberapa ahli berpendapat akan terangkat saat burung ini ingin memamerkan diri, memberikan salam, atau saat sedang meloncat dan menari kegirangan.
Umumnya, jambul pada burung kakatua ini memberi kesan bahwa burung kakatua lebih besar, gagah, dan indah. Burung kakatua memiliki bulu yang didominasi oleh warna putih atau hitam, seringkali dengan sentuhan warna merah, merah muda, atau kuning.
Burung kakatua mencakup lebih dari 350 spesies burung, termasuk parkit, macaw, dan cockatiel. Meskipun ada banyak jenis burung kakatua, semua spesies burung ini memiliki beberapa kesamaan. Misalnya, untuk diklasifikasikan sebagai burung kakatua, burung harus memiliki paruh melengkung dan memiliki kaki zygodactyl, yakni ada empat jari pada setiap kaki dengan dua jari mengarah ke depan dan dua jari ke belakang.
Namun, ada salah satu kesamaan diantara beberapa jenis kakatua ini, yakni secara visual burung kakatua sedikit sulit untuk dibedakan jenis kelamin antara jantan maupun betina, bahkan ada beberapa spesies yang monomorfik. Sehingga untuk membedakan jenis kelamin burung tersebut harus dilakukan DNA Sexing maupun metode bedah.
![]() |
Kakatua-Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) |
Dilansir dari Live Science, sebagian besar burung kakatua liar hidup di daerah hangat di belahan bumi selatan. Namun, tidak semua burung kakatua menyukai cuaca hangat. Ada juga beberapa burung kakatua yang hidup di iklim bersalju. Di Indonesia, kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan.
Baca juga : Nuri Kabare, Drakula Asli Tanah Papua yang Bernasib Malang
Juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor).
![]() |
Kakatua Koki (Cacatua Galerita) |
Sebagian besar spesies burung kakatua hidup dalam kelompok besar yang disebut sebagai kumpulan atau paruh. Burung kakatua bersosialisasi aktif dan berkomunikasi melalui berbagai suara. Sedangkan untuk jenis kakatua Maluku biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil. Di alam liar, burung ini tidur berkelompok hingga 16 ekor.
Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tetapi kebanyakan burung kakatua terlihat terbang di bawah batas kanopi.
Mencari makan (umumnya memakan biji, gandum, dan buah-buahan seperti pepaya, mangga, belimbing, pisang, hingga jambu) dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi. Serta memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku, dan Saparua.
Jenis kakaktua di Indonesia pun begitu beragam. Berdasarkan lansiran Indonesian Parrot Project, jenis kakaktua yang ada di Indonesia terdiri dari Citron-crested cockatoo, Lesser sulfur-crested cockatoo, Umbrella cockatoo, Salmon-crested cockatoo, Goffin’s cockatoo, Triton cockatoo, Eleanora cockatoo, Ecletus cockatoo dan Palm cockatoo.
![]() |
Kakatua Rawa (Cacatua sanguinea) |
Ragam jenis ini, tentu saja, memiliki berbagai perbedaan dari segi perilaku hingga ‘preferensi’ makanan. Salmon crested cockatoo, atau yang akrab dikenal sebagai kakatua Seram, kerap tinggal di gua yang gelap. Induk dari kakatua Seram akan tinggal dekat dengan anak-anaknya, bahkan hingga si anak berumur satu tahun atau lebih.
Baca juga : Serindit, Jenis Burung Paruh Bengkok Kecil yang Biasa Tidur Menggantung ke Bawah
Populasi burung kakaktua, di Indonesia pun berada di angka yang cukup ‘mengkhawatirkan’. Meskipun burung kakatua terkenal, beberapa spesies menghadapi ancaman terhadap habitat alaminya, perdagangan ilegal, dan hilangnya sumber makanan. Padahal, burung kakaktua menjadi salah satu khasanah alam Indonesia yang begitu unik dan khas.
![]() |
Kakatua Raja (Probosciger aterrimus) |
Kondisi ini tentu perlu adanya upaya konservasi dan perlindungan yang lebih tinggi untuk kehidupan kakaktua di Indonesia. Tidak hanya itu, edukasi terhadap masyarakat pun menjadi kunci penting sebagai proses penyadaran akan bahayanya eksploitasi liar yang bisa jadi mengancam kekayaan alam Indonesia ini. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Kakatua, Burung Paruh Bengkok Cerdas yang Terus Diburu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar