Rabu, 07 Mei 2025

Cici Merah, si Mungil Bersuara Khas



Cici Merah (Cisticola exilis) merupakan sejenis burung pengicau yang bertubuh kecil mungil. Burung cici merah mempunyai wilayah persebaran yang sangat merata di Indonesia. Burung ini termasuk dalam keluarga Cisticolidae dan dikenal sebagai burung penjahit, karena pandai menjahit sarang, dengan mencuri jaring laba-laba dan menggunakannya sebagai benang untuk menganyam sarangnya.

Cici merah bukan hanya dijumpai di Indonesia, tetapi juga di India, wilayah selatan China, Asia Tenggara, bahkan juga di Australia yang notabene berada di wilayah selatan Indonesia. Di Indonesia, burung ini memiliki wilayah persebaran mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggata, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Penampilan burung cici merah sekilas mirip dengan cici padi (Cisticola juncidis). Namun, kalau diperhatikan lebih seksama, ada perbedaan pada alis matanya yang berwarna kuning-tua. Warna yang sama akan terlihat pada sisi leher dan tengkuknya.

Cici Merah di habitatnya mendiami area terbuka


Pada waktu musim kawin, burung cici merah jantan memiliki tunggir berwarna kecokelatan dan kepala oranye-keemasan. Bulu-bulu di atas kepala akan berdiri/menjambul pada waktu berkicau. Itulah mengapa burung cici merah juga disebut sebagai golden-headed cisticola.

Baca juga : Burung Kacamata, Burung Mungil Berkicau Lantang dan Merdu

Di luar musim kawin, penampilan burung jantan dan betina memiliki kemiripan, sehingga susah dibedakan. Di alam liar biasanya burung mungil ini jamak ditemukan di kawasan bukit dan pegunungan. Mendiami area hutan terbuka yang terdapat di dataran tinggi hingga mencapai 1.200 – 1.830 meter di atas permukaan laut. Di Papua, menghuni dataran rendah dan lembah-lembah Pegunungan Tengah sampai ketinggian 1.400 m dpl.

Serangga merupakan makanan utama Cici Merah


Cici merah sering terlihat mengais rerumputan saat mencari makanan berupa serangga dan ulat sebagai makanannya di antara rerumputan tinggi dan tersembunyi. Sesekali burung jantan keluar dan bertengger sambil kicau di atas batang rumput yang tinggi atau semak-semak.

Cici merah mempunyai ukuran tubuh yang tergolong kecil dengan panjang hanya sekitar 11 cm. Warna yang menutupi tubuhnya tampak didominasi warna cokelat keemasan yang terdapat di bagian kepala, leher, tenggorokan, dada, dan sisi dekat bawah sayap.

Cici Merah sering terlihat bertengger di rerumputan tinggi atau semak-semak


Pada bagian atas tubuhnya tampak berwarna kehitaman mulai dari punggung, sayap, dan ekornya. Sedangkan area dada dan perutnya terlihat berwarna putih krim mencolok. Paruhnya yang berwarna merah muda berukuran agak panjang dan cukup tipis. Kakinya yang berwarna kuning krim berukuran lumayan panjang dan agak kurus.

Baca juga : Cerecet Jawa, Burung Endemik Pegunungan Jawa yang Bertubuh Mungil

Ketika bersarang, cici merah jantan dan betina bersama-sama mengumpulkan bahan sarang yang terdiri atas rerumputan, alang-alang, serta bahan lainnya. Pasangan ini lalu mencuri jaring laba-laba, untuk digunakan sebagai bahan menjahit atau menyatukan bahan-bahan sarang sehingga menjadikan sarang yang lebih kokoh dan kuat.

Cici Merah betina sedang membawa bahan untuk bersarang


Sarangnya yang terbuat dari rumput-rumput dan serat tumbuhan lainnya, dijahit di bagian luarnya dengan jaring laba-laba yang dicurinya. Berbentuk bola memanjang yang berongga di dalamnya, sarang dilekatkan pada batang rumput. Luas sarangnya biasanya disesuaikan dengan jumlah telur-telurnya dan hanya terdapat satu lubang agak besar di bagian atasnya untuk sang induk memberikan makanan.

Di pulau Jawa, musim kawin burung cici merah biasanya berlangsung pada bulan Maret hingga April, kemudian dilanjutkan dengan membangun sarang dan berkembang biak pada Mei hingga Juni. Induk betina biasanya menghasilkan telur sebanyak 3 – 4 butir, berwarna biru pucat terkadang berbintik merah.

Induk Cici Merah sedang meloloh anak-anaknya


Secara keseluruhan terdapat 12 subspesies/ras burung cici merah, namun hanya dua ras yang dijumpai di Indonesia, yaitu Cisticola exilis lineocapilla dengan wilayah persebaran di Sumatera, Kalimantan bagian baratdaya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga barat laut Australia. Dan Cisticola exilis rusticus dengan wilayah persebaran di Sulawesi, Pulau Peleng, Buru, dan Seram.

Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring

Burung-burung yang termasuk dalam jenis Cisticola memang sulit dibedakan antara spesies yang satu dan spesies lain, kecuali suara kicauannya yang khas. Suara kicauan burung cici merah berbeda dari burung-burung dari keluarga Cisticolidae maupun Sylviidae (misalnya perenjak dan ciblek).

Cici Merah mempunyai kicuan nyaring mirip suara serangga


Pada masa berkembang biak, burung cici merah jantan mengeluarkan suara nyaring yang terdengar mirip suara dengingan serangga terdengar seperti “biizz” dan diikuti dengan suara “pluk” yang cukup keras. Burung mungil ini mampu berkicau saat terbang atau sedang berada di atas tenggeran dan durasi kicauannya bisa mencapai hampir satu menit lamanya. Sepintas mirip suara burung cici pada umumnya, namun berbeda dari tarikan dan iramanya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Cici Merah, Burung Pengicau Mungil yang Pandai Menjahit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kakatua Tanimbar, Jenis Kakatua Terkecil Endemik Kepulauan Tanimbar yang Terancam Punah

Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiniana) merupakan jenis burung kakatua terkecil di dunia. Bahkan lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan Li...