Blog Hobi dan Informasi

Minggu, 25 Mei 2025

Landak, Mamalia Kecil Langka dengan Duri Tajam



Landak merupakan mamalia kecil dengan tungkai pendek yang memiliki rambut tebal berbentuk duri tajam dan kaku. Landak termasuk hewan pengerat (Rodentia) terbesar ketiga dari segi ukuran tubuh, setelah kapibara dan biwara. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di wilayah tropis.

Landak dalam bahasa Inggris disebut Porcupine mempunyai bulu-bulu keras (biasa disebut duri). Duri-durinya ini secara biologis merupakan modifikasi dari rambut yang terbuat dari protein keratin (seperti halnya pada kuku manusia). Duri-duri ini menutupi tubuh bagian atas landak.

Bulu yang dipunyai landak ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Pada umumnya seekor landak mampu berlari kencang untuk menghindari pemangsa. Namun jika terdesak, Landak akan berhenti dan mendirikan bulu-bulunya yang menyerupai duri yang terdapat di kulit bagian atas.

Seekor macan tutul bernasib nahas setelah nekat menyerang landak


Saat diserang oleh mangsanya landak akan menggunakan duri di tubuhnya untuk menyerang balik atau mempertahankan diri dari serangan predator. Jika sang predator terus menyerang duri-duri ini akan lepas dan menancap di tubuh penyerangnya yang menimbulkan rasa sakit dan kesulitan untuk menerkam landak, sehingga membiarkan landak berlalu.

Baca juga : Trenggiling, Mamalia Bersisik Pemakan Semut yang Terancam Punah

Pada awal kelahiran, seekor bayi landak telah memiliki sekitar 100 duri berwarna putih yang tidak keras hingga beberapa jam kemudian barulah akan mengalami pengerasan. Setelah beberapa hari kemudian, duri ini berubah dengan warna lebih gelap namun masih pendek.

Lubang persembunyian landak


Duri ini terus bertumbuh hingga di usia dua hingga empat minggu landak mulai mendapat mantel duri dewasa. Seiring pertumbuhannya, duri landak mengeras, lebih kaku, lebih tajam, dan lebih panjang. Setiap duri Landak hanya mampu bertahan sekitar satu tahun sebelum terlepas dan berganti dengan duri baru.

Pada bagian kepala, tubuh, dan ekor ditutupi oleh duri yang tebal dan kaku yang panjangnya dapat mencapai 20 cm. Duri landak tersebut berwarna kecoklatan atau kehitaman, seringkali terdapat band putih pada duri landak. Tubuh landak juga diselimuti rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri.

Rambut halus dan duri terdapat di seluruh bagian tubuh landak. Kecuali pada bagian hidung, mulut, daun telinga, dan telapak kakinya. Leher landak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling rawan karena tidak ditumbuhi duri tajam. Maka dari itu leher landak menjadi titik lemah untuk dimangsa.

Ketika landak merasa terancam, akan segera menggulungkan badannya. Landak yang meringkukan badannya menjadi bola akan terlihat jauh lebih tidak menarik bagi hewan predator lainnya. Tetapi landak akan tetap aman karena terlindung oleh duri-durinya.

Malayan porcupine (Hystrix brachyura)


Terdapat puluhan jenis landak di seluruh dunia. Indonesia memiliki sedikitnya 4 jenis landak. Dalam bahasa Indonesia ketiganya hanya dikenal dengan satu nama yaitu “Landak”. Padahal secara taksonomi merupakan spesies yang berbeda. Bahkan dalam bahasa Inggrispun disebut dengan nama yang berbeda.

Baca juga : Walabi, Kanguru Mini Khas Papua yang Semakin Langka

Keempat jenis landak tersebut adalah Malayan Porcupine (Hystrix brachyura), yang dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Dapat ditemui juga di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, China, Nepal, India, dan Banglades.

Sunda Porcupine (Hystrix javanica)


Malaysia saja menyebut Hystrix brachyura sebagai “Landak Raya” untuk membedakan dengan dua spesies landak lainnya yang mereka punyai yaitu “Landak Padi” untuk menyebut Trichys fasciculata dan “Landak Nibung” (Atherurus macrourus).

Sedangkan ketiga jenis lainnya merupakan satwa endemik. Sunda Porcupine (Hystrix javanica) endemik Pulau Jawa atau biasa disebut landak Jawa. Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae) endemik di Sumatera, dan Bornean Porcupine (Hystrix crassispinis) endemik Kalimantan.

Keempat spesies landak ini, oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam kategori LC (Least Concent atau Resiko Rendah) yang artinya spesies landak ini belum terancam kepunahan. Namun status Least Concent bisa juga diberikan kepada spesies-spesies yang belum dievaluasi kembali sejak tahun 2001.

Landak dikenal sebagai hewan noktural, aktif di malam hari dan beristirahat di siang hari. Hewan ini bertubuh agak “membulat” serta tidak terlalu lincah apabila dibandingkan dengan tikus. Karena rambut durinya, hewan lain yang mirip namun bukan pengerat, seperti landak susu dan nokdiak (Echidna).

Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae)


Habitat landak di perkebunan, semak-semak, hutan, dan padang rumput. Landak membuat sarang dengan membuat lubang di dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5 meter. Lubang ini terdiri beberapa cabang di dalam tanah yang mempunyai beberapa pintu keluar. Satu lubang (berukuran lebih besar) menjadi pintu masuk utama dan beberapa lubang (berukuran lebih kecil) sebagai pintu keluar.

Baca juga : Tupai, Mamalia Kecil Mirip dan Kerap Disamakan dengan Bajing Kini Semakin Jarang Terlihat 

Landak umumnya adalah hewan herbivora. Landak memakan daun, batang tanaman, khususnya bagian kulit kayu beberapa jenis tanaman pertanian. Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian terutama yang ada di Pulau Jawa.

Bornean Porcupine (Hystrix crassispinis)


Landak adalah makhluk kecil yang menarik, bukan hanya karena duri-duri yang menutupi tubuhnya, tetapi juga karena kecenderungannya untuk hidup sendiri. Hewan ini sering kali lebih suka menjalani hidup secara soliter, menjelajah dan mencari makan tanpa terlalu banyak berinteraksi dengan sesama spesiesnya. Meskipun cenderung soliter, landak akan berinteraksi dengan sesamanya saat musim kawin.

Secara alami, landak adalah hewan nokturnal yang menjalani sebagian besar hidupnya sendirian. Landak menggunakan indra penciuman dan pendengarannya untuk mencari makan, karena indra penglihatannya kurang tajam. Landak liar saat ini semakin sulit ditemukan di alam. Sebab, hewan ini banyak diburu untuk dimanfaatkan daging dan organ-organnya. Perlunya kepedulian bersama untuk menjaga kelestarian satwa ini. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Landak, Mamalia Pengerat Berduri yang Unik dan Langka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kayu Manis, Rempah Populer dan Serbaguna dengan Cita Rasa Manis Sekaligus Pedas

Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon yang memiliki berbagai manfaat yang penting. Ini adalah pohon yang menghasilkan ...