Blog Hobi dan Informasi

Senin, 19 Mei 2025

Bangsa Testudinata, Bangsa Reptil dengan Tempurung Keras



Testudines merupakan kelompok yang terdiri dari semua tetrapoda dengan cangkang kura-kura sejati. Tetrapoda adalah kelompok vertebrata (hewan bertulang belakang) yang memiliki empat tungkai atau kaki, baik yang berfungsi sebagai alat gerak utama di darat maupun di air. Istilah “tetrapoda” berasal dari bahasa Yunani, “tetra” berarti “empat” dan “pod” berarti “kaki”.

Tetrapoda mencakup seluruh hewan amfibi dan amniota beserta dengan turunan evolusinya, baik yang masih lestari maupun yang sudah punah, seperti burung, mamalia, dan reptil. Sementara reptil adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin dan memiliki sisik di sekujur tubuhnya.

Reptil dalam taksonomi dikumpulkan dalam sebuah kelas yang dinamai sebagai reptilia. Reptilia sendiri berasal dari kata reptum yang mempunyai arti melata. Reptil atau reptilia dikelompokkan dalam empat ordo, yaitu Ordo Crocodylia, Rhynchocephalia, Squamata, dan Testudines (Testudinata).

Baning Sulawesi


Kelompok Testudinata ini berisi kura-kura modern (Testudines) dan sebagian besar kerabat bercangkangnya yang sudah punah (kura-kura purba). Meskipun kelompok ini pertama kali dinyatakan sebagai kelompok yang berisi kura-kura oleh Jacob Theodor Klein pada tahun 1760.

Baca juga : Kura-kura, Reptil yang dapat Dipeliharaan Hidup Hingga Ratusan Tahun

Kelompok ini kemudian untuk pertama kalinya didefinisikan dalam pengertian modern oleh Joyce dan rekan-rekannya pada tahun 2004. Testudinata tidak termasuk kura-kura purba Odontochelys, yang hanya memiliki cangkang pada bagian bawah tubunya.

Kura-kura


Secara awam bangsa testudines atau testudinata dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Pengelompokkan didasarkan dari bentuk tubuh dan tempat hidupnya. Keempat kelompok tersebut adalah baning, kura-kura, labi-labi, dan penyu. Bangsa Testudinata (Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Batok ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting.

Sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tidak bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Bagaimana batok kura-kura itu terbentuk dan berkembang dalam proses evolusinya, belum diperoleh keterangan yang jelas. Fosil kura-kura tertua kedua yang berasal dari Masa Trias (sekitar 210 juta tahun silam), Proganochelys, telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini.

Labi-labi Moncong Babi


Perbedaannya, tulang belulang di bagian punggung belum begitu melebar dan belum semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna. Kura-kura purba hidup dan berkembang kurang lebih sejaman dengan dinosaurus. Archelon, misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang diameter tubuhnya dapat mencapai lebih dari 4 m.

Baca juga : Kura-kura Hutan Sulawesi, Kura-kura Paruh Betet yang Kian Langka

Fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat ini adalah Odontochelys yang hidup sekitar 232 juta tahun silam. Banyak jenis kura-kura yang hidup sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki, dan ekornya ke dalam tempurungnya, sehingga dapat menyelamatkan diri. Namun beberapa kura-kura primitif, seperti contohnya penyu, tak dapat menarik masuk anggota badannya itu.

Penyu


Bangsa ini hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai, dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), atau campuran (omnivora).

Bangsa Testudinata tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya. Ukuran tubuhnya bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length).

Testudinata berbiak dengan bertelur (ovipar). setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur-telur ini akan menetas kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.

Jenis kelaminnya yang bakal lahir salah satunya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata cenderung menghasilkan banyak hewan jantan. Bangsa kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kep. Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766–1918).

Fosil karapas kura-kura raksasa


Baning adalah kura-kura yang mempunyai tempurung (karapas dan plastron) yang keras dan hidup di darat, tungkai teradaptasi untuk kehidupan di darat. Bila kita perhatikan dengan saksama, bentuk tungkai baning menyerupai kaki binatang yang sangat besar dengan telinga lebar yaitu gajah. Baning Sumatra (Manouria emys) dan baning Sulawesi merupakan dua contoh kelompok ini yang ada di Indonesia.

Baca juga : Labi-labi Moncong Babi, Hewan Sejenis Kura-kura Langka Endemik Papua yang Banyak Diburu

Kura-kura atau kura-kura air tawar adalah kelompok yang mempunyai tempurung keras dan hidup di perairan darat, oleh karenanya tungkai teradaptasi untuk mampu berenang yaitu dengan adanya struktur pelebaran kulit disela jamari yang disebut selaput renang. Anggota kelompok ini di antaranya adalah kuya batok (Cuora amboinensis), Bajuku (Orlitia borneensis), Biuku (Batagur affinis) dan Beluku (Batagur borneoensis).

Tukik kura-kura yang baru saja menetas


Labi-labi merupakan kura-kura di perairan darat dengan tempurung lunak. Kelompok ini di Jawa disebut bulus dan di Kalimantan disebut bidawang. Contoh spesies dari kelompok ini adalah labi-labi super (Amyda cartilaginea), moncong babi (Carettochelys insculpta), labi-labi pasir (Dogania subplana) dan bulus taiwan (Pelodiscus sinensis).

Penyu adalah kura-kura yang hidup di laut dan tungkai beradaptasi menjadi bentuk seperti dayung. Di dunia terdapat tujuh spesies dan enam di antaranya terdapat di Indonesia, keenam spesies tersebut merupakan satwa yang dilindungi. Diantaranya adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). (Ramlee)


Sumber : remen.id

Mengenal Bangsa Reptil dengan Tempurung Keras (Ordo Testudines)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kayu Manis, Rempah Populer dan Serbaguna dengan Cita Rasa Manis Sekaligus Pedas

Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon yang memiliki berbagai manfaat yang penting. Ini adalah pohon yang menghasilkan ...