Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 20 Desember 2023

Jambu Monyet, Buah Unik dari Brasil Beraroma Khas yang Mempunyai Banyak Manfaat



Jambu monyet (Anacardium occidentele) dikenal juga dengan nama jambu monyet. Dinamakan jambu monyet karena bentuk bijinya dianggap mirip ketik monyet bergelantungan. Padahal, tidak ada korelasi ilmiah sama sekali. Belum ada penjelasan konkrit mengapa tumbuhan ini dinamakan jambu monyet.

Tetapi masyarakat lebih suka menyebut tanaman ini sebagai jambu monyet. Biji dari jambu monyet inilah yang sering disebut kacang mete atau kacang mede, yang bisa diolah menjadi makanan ringan. Sementara itu, bentuk buahnya seperti jambu air atau jambu bol.

Penamaan tumbuhan ini beragam di seluruh Nusantara. Di Sumatera Barat dikenal dengan nama jambu erang atau jambu monyet; gayu (Lampung); jambu mede (Jawa Barat); jambu monyet (Jawa Tengah dan Jawa Timur); jambu jipang atau jambu dwipa (Bali) dan buah yaki (Sulawesi Utara).

Pohon jambu monyet
 

Secara botani, buah jambu monyet sama sekali bukanlah anggota dari jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae). Sesungguhnya tanaman jambu mete termasuk keluarga Anacardiaceae.

Baca juga : Buah Kecapi, Buah Langka yang Punya Khasiat Alami

Fakta ini sangat unik, sebab Anacardiaceae merupakan kerabat tanaman mangga. Jika mete merupakan jambu, seharusnya berasal dari keluarga Myrtaceae seperti jambu air atau jambu biji. Jadi, jambu mete dan jambu air berbeda famili, serta tidak memiliki hubungan kekerabatan.

Daun jambu monyet yang masih muda bisa dibuat lalapan
 

Bentuk jambu mete sangat khas. Terkadang membuat bingung siapapun yang belum tahu dengan jambu mete buat menentukan bagian buahnya. Bagian menonjol berbentuk seperti ginjal yang dapat diolah menjadi kacang mete adalah buahnya dan merupakan buah sejati.

Bagian daging lunak berwarna kuning hingga merah yang kebanyakan orang mengira sebagai buah, justru merupakan perbesaran dari tangkai buah. Atau berdasarkan kajian ilmiah hal itu disebut sebagai buah semu.

Bunga jambu monyet
 

Jambu mete bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Brasil. Tanaman ini dibawa pelaut Portugis ke India sekitar 400-an tahun silam. Kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

Umumnya tumbuhan ini ditemukan pada ketinggian antara 1 sampai 1.200 m dpl dan tumbuh dengan baik di daerah beriklim kering dengan curah hujan kurang dari 500 mm per tahun. Jambu monyet dapat tumbuh di segala macam tanah asalkan jangan di tanah lempung yang pekat dan tergenang air.

Sebagaimana pohon buah lainnya, perawakan pohon jambu monyet terlihat tumbuh dengan gagah. Bagian bawah tumbuhan, seperti akarnya merupakan akar tunggang dengan cakupan pertumbuhan yang sangat dalam bisa mencapai hingga kedalaman 50 m.

Batang jambu monyet merupakan batang sejati yang berbentuk bulat, berkayu keras, dan bercabang. Batangnya yang memiliki getah, dengan tampilan warna putih agak kotor ini dapat mencapai ketinggian antara 10 m hingga 15 m.

Jambu monyet yang masih muda
 

Daun jambu monyet tumbuh pada cabang pohonnya secara berselang-seling. Merupakan daun tunggal, bertangkai, mempunyai panjang 4 – 22,5 cm, lebar 2,5 -15 cm. Daunnya berbentuk bulat panjang hingga oval, dengan warna hijau gelap. Tepinya rata, pangkal runcing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Daun jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalapan, terutama di daerah Jawa Barat.

Baca juga : Manggis, The Queen of Tropical Fruit dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan

Bunga tanaman jambu mete memiliki bentuk beragam, seperti bentuk piramida, kerucut, dan berbentuk tidak teratur. Ketika mekar, bunganya berwarna putih tetapi beberapa hari kemudian akan berubah menjadi merah muda.

Jambu monyet yang telah masak
 

Tanaman jambu mete mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap berbagai lingkungan. Kendati demikian, tanaman tersebut paling ideal dibudidayakan pada ketinggian 0 m sampai 35 m dari permukaan laut (dpl), dengan kelembapan udara tidak terlalu tinggi.

Selain itu, tanaman jambu mete paling ideal dibudidayakan pada jenis tanah berpasir dengan kedalaman lebih dari 50 cm. Di samping itu, tanahnya juga harus mengandung cukup bahan organik agar bibit pohon jambu monyet dapat tumbuh subur.

Buah jambu monyet yang telah masak bisa langsung dimakan
 

Buah jambu monyet mempunyai beragam varietas. Menurut para ahli botani, tanaman jambu tersebut terdiri atas 60 genus dan 400 spesies. Di antaranya ada yang berkulit putih, merah, merah muda, kuning, hijau kekuningan, dan hijau.

Sama seperti warna buahnya, berat buah jambu mete juga bervariasi antara 20 gr hingga 100 gr. Panjang dari buah tersebut sekitar 5 cm – 11 cm. Daging buah jambu monyet mempunyai tekstur lunak karena mengandung banyak air. Ketika masak, buah tersebut bisa langsung dimakan bahkan diolah menjadi minuman sirup.

Buah jambu monyet yang telah masak mempunyai aroma yang khas. Rasa buahnya cenderung sepat ke arah manis dan sedikit asam. Rasa buah tersebut disebabkan oleh zat tanin dan astringen yang terkandung di dalam buah jambu monyet.

Pada saat buah jambu monyet dikonsumsi akan terbentuk ikatan silang antara tanin dengan protein atau glikoprotein di rongga mulut. Alhasil, zat tersebut menimbulkan perasaan getir di tenggorokan. Buah jambu monyet juga banyak mengandung vitamin C. Bahkan, kandungan vitamin tersebut sekitar 3-4 kali lipat dari kandungan sari buah jeruk.

Jambu monyet kuning
 

Pohon jambu monyet merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu, kacang mete dari buah jambu monyet juga dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi dan bernilai jual yang tinggi pula.

Baca juga : Kesemek, Si Buah Bedak yang Punya Banyak Khasiat bagi Kesehatan

Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubuah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan perekat buku.

Kacang mete bernilai ekonomi tinggi
 

Jambu monyet juga dikenal sebagai tanaman obat tradisional. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daun, kulit kayu, biji, minyak biji, kulit biji. Daun jambu monyet berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat antiradang dan penurun kadar glukosa darah (hipoglemik).

Biji jambu monyet berkhasiat sebagai pelembut kulit dan penghilang nyeri (analgesik). Tangkai daunnya berfungsi sebagai pengelat dan akarnya berkhasiat sebagai pencahar (laksatif). Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan.

Oseng-oseng jambu monyet khas Wonogiri Jawa Tengah
 

Ekstrak methanol buah jambu monyet mengandung antosianin dan 13 glikosida flavanol, dimana kandungan flavonoida yang terdapat di dalam tumbuhan dapat digunakan sebagai pelindung tubuh manusia dari radikal bebas dan dapat mengurangi risiko penyakit kanker dan peradangan.

Sementara itu, kulit mete dapat diolah untuk menghasilkan minyak laka atau sering disebut Chasew Nut Shell Liquid (CNSL). Jika cairan tersebut mengenai mulut dapat menimbulkan peradangan. Setelah diolah, CNSL dapt digunakan untuk bahan pelumas, insektida, pernis, plastik, dan lain-lain. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Jambu Monyet, Nama dan Rasa yang Unik dengan Segudang Manfaat Bernilai Ekonomi Tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...