Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Selasa, 20 Februari 2024

Belangkas, Hewan Purba Berdarah Biru Pasangan Setia Sehidup Semati yang Jadi Bahan Obat



Belangkas atau kepiting tapal kuda adalah sejenis hewan air yang berbentuk unik. Tubuhnya lebar pipih dan berekor panjang seperti ikan pari, tapi mereka bukan ikan. Di sekitar Laut Jawa, khususnya Jawa Tengah, tentunya masyarakat sekitar sudah tidak asing dengan kepiting tapal kuda.

Belangkas memang tidak setenar kepiting yang biasanya disajikan dalam menu seafood. Hewan ini dikenal hidup berpasangan dan monogami sehingga sering dijadikan simbol kelanggengan pasangan suami-isteri.

Masyarakat biasa menyebut kepiting tapal kuda ini dengan sebutan “Mimi” untuk kepiting yang berjenis kelamin jantan. Sedangkan “Mintuna/Mintuno” diperuntukkan untuk kepiting dengan jenis kelamin betina. Nama “Mimi Mintuno” mempunyai filosofi unik tersendiri.

Belangkas hidup di perairan dangkal


Filosofi Jawa mengibaratkan Mimi dan Mintuno merupakan sepasang hewan sejoli yang terkenal setia sehidup-semati. Dalam budaya Jawa, sering terucap doa untuk pasangan yang menikah berbunyi “Dadio pasangan koyo mimi lan mintuno” artinya jadilah pasangan suami istri yang awet/setia seperti mimi dan mintuno.

Baca juga : Tapir, Mamalia Unik dengan Hidung Panjang yang Semakin Terancam Punah

Orang Inggris mengenalnya sebagai horseshoe crab karena bentuknya memang seperti ladam atau tapal kuda. Pada bagian bawahnya terdiri dari kaki-kaki seperti cangkang kepiting pada umumnya. Hewan ini memiliki buntut yang keras dan tajam, kepiting tapal kuda memiliki 10 mata.

Belangkas suka sekali berenang terbalik


Membedakan jenis kelamin kepiting tapal kuda sangat mudah, yakni dengan melihat bagian depan tubuhnya. Kepiting betina memiliki tubuh bagian depan yang agak lebar dan dipenuhi ribuan telur. Sedangkan, untuk pejantan, bagian depan tubuhnya memiliki ukuran yang lebih kecil.

Dapat dikatakan seperti tapal kuda, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa bentuk tubuh Mimi Mintuna terbagi dalam tiga bagian. Pertama, bagian depan yang menyerupai tapal kuda. Bagian ini memiliki tepi yang licin menutupi ruas-ruas kepala dan ruas-ruas dada.

Pada bagian tengah, belangkas ini memiliki duri-duri dengan panjang yang bervariasi, duri ini menutupi tujuh ruas perut. Ketiga, pada bagian belakang, bentuknya menyerupai daun panjang yang runcing. Bagian inilah yang disebut sebagai duri ekor.

Belangkas termasuk hewan purba yang hidup sekitar 400 sampai 250 juta tahun yang lalu. Kepiting berekor panjang ini bisa ditemukan di perairan Asia Tenggara dan Amerika Utara. Hewan avertebrata ini hidup di perairan dangkal, seperti di kawasan paya-paya dan hutan mangrove.

Seekor belangkas sedang berjalan di pantai
 

Hewan ini merupakan anggota suku Limulidae dan menjadi satu-satunya wakil dari ordo Xiphosura yang masih bertahan hidup di bumi. Terdapat tiga spesies belangkas yang masih hidup di Asia, yaitu Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus, dan Carcinoscorpius rotundicauda. Sedangkan belangkas spesies Limulus polyphemus ditemukan di Amerika.

Baca juga : Burung Hantu, si Burung Malam Predator Alami Tikus yang Menakjubkan

T. gigas ditemukan di daerah tropis Asia Selatan dan Tenggara, mulai dari Teluk Benggala sampai Laut Cina Selatan. Spesies ini mendiami pantai berpasir dan berlumpur pada kedalaman hingga 40 m dan merupakan satu-satunya kepiting tapal kuda yang pernah diamati berenang di permukaan laut. Ini terjadi di perairan laut dan payau dengan salinitas hingga 15 PSU (Practical Salinity Unit), tetapi telurnya hanya menetas di atas 20 PSU.


 



Fosil leluhur belangkas leluhur yang hidup sejak 450 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosaurus hidup di bumi


Panjang belangkas mencapai sekitar 50 cm, termasuk ekornya, dan ditutupi oleh karapas kokoh yang lebarnya mencapai sekitar 26,5 cm. Telurnya berdiameter sekitar 3,7 mm. Larva yang baru menetas, yang disebutl larva trilobita, tidak memiliki ekor dan panjangnya 8 mm.

Untuk jenis Tachypleus gigas memiliki kerangka luar chitinous berwarna hijau. Karapas (cangkang) spesies ini terdiri dari karapas depan yang lebih besar (prosoma) dan karapas belakang yang lebih kecil (opisthosoma).

Ada enam pasang pelengkap/kaki prosoma, terdiri dari sepasang frontal kecil di depan mulut dan lima kaki untuk berjalan yang lebih besar di kedua sisi mulut. Insang buku terletak di bagian bawah opisthosoma. Ekornya berduri panjang yang disebut telson. Jenis betinanya tumbuh lebih besar daripada jantan.

Belangkas suka berenang terbalik, dengan memanfaatkan mata ventral di bawah tubuhnya dan ekornya untuk menentukan arah. Kebiasaan ini khususnya sering dilakukan belangkas yang masih kecil, semakin dewasa akan semakin berkurang.

Belangkas sedang bertelur di pantai
 

Uniknya, hewan ini darahnya berwarna biru. Jika darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi, darah belangkas tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang mengandung tembaga. Jika terkena udara, hemosianin akan memancarkan warna biru sehingga darah belangkas terlihat berwarna biru.

Baca juga : Kucing Batu, Kucing Langka di Pedalaman Hutan Kalimantan

Darah belangkas memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan manusia. Pada tahun 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Jika terpapar bakteri, amebosit akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisolasi bakteri tersebut agar tidak menyebar.

Proses pengambilan darah biru belangkas
 

Oleh karena itu, darah belangkas bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin. Sejak 1970, FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mewajibkan segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan untuk terlebih dahulu dites menggunakan darah hewan ini. Kebijakan serupa kemudian ditetapkan di negara-negara lain.

Ekstrak plasma darah (Haemocyte lysate) belangkas banyak digunakan dalam kajian biomedis dan lingkungan. Serum anti-toksin menggunakan hewan ini telah berkembang di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Barat. Darah birunya sebagai salah satu bahan utama untuk membuat vaksin COVID-19.

Dit Polair Polda Sumsel gagalkan penyelundupan ribuan ekor belangkas

 

Secara ekologi, belangkas memiliki peranan dalam penyeimbang rantai makanan dan sebagai sumber protein bagi setidaknya 20 spesies burung pantai yang bermigrasi. Mimi juga berperan sebagai bioturbator dan mengendalikan hewan bentik invertebrata. Selain itu, mimi juga dikonsumsi oleh monyet mangrove (Macaca fascicularis).

Kepiting tapal kuda merupakan hewan yang dilindungi berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999. Jika ingin melihat kisah sepasang sejoli mimi dan mintuno hidup bebas di perairan maka sudah sepatutnya kita menjaga kelestariannya dengan cara membantu merealisasikan peraturan pemerintah yaitu tidak mengeksploitasi secara berlebihan hewan yang berstatus dilindungi ini. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Belangkas, Fosil Hidup Penyelamat Jutaan Manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...