Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Rabu, 14 Februari 2024

Katak Kepala Pipih Kalimantan, Katak Tanpa Paru Endemik Kalimantan yang Terancam Punah



Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) adalah sejenis kodok dari suku Bombinatoridae. Katak memiliki nilai penting bagi ekosistem karena habitatnya yang spesifik. Namun, populasi katak memiliki ancaman yang lebih besar dibandingkan jenis satwa lain.

Keberadaan katak di alam menjadi indikator alami lokasi habitatnya atau barometer kesehatan lingkungan. Katak termasuk fauna yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Di alam liar, kerusakan hutan, pencemaran lingkungan, dan predator menjadi ancaman utama kelangsungan hidupnya.

Untuk bertahan dari ancaman predator, beberapa katak memiliki pertahanan diri berupa kelenjar paratoid yang dapat mengeluarkan racun. Jenis lain yang tidak memiliki kelenjar paratoid lebih mengandalkan kekuatan kaki belakang untuk melompat ketika mendapat ancaman.

Prof. DR. Djoko Tjahjono Iskandar di ruang kerjanya, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB
 

Sementara Katak Kepala-pipih Kalimantan (Bornean Flat-headed Frog) sangat unik karena tidak mempunyai paru-paru. Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi satu-satunya katak di dunia yang tidak mempunyai paru-paru. Untuk bernafas, amfibi langka dan unik ini sepenuhnya bernafas melalui kulitnya.

Baca juga : Tokhtor Sumatera, Satwa Endemik Sumatera Termasuk Burung Paling Langka di Indonesia

Penemuan katak jenis ini tercatat hanya ada di tiga lokasi di Kalimantan, yaitu di Pinoh, Sungai Kelawit di Daerah Aliran Sungai Melawi, dan Sungai Tengkalap di DAS Belantikan. Saat ini keberadaan Barbourula kalimantanensis sulit ditemukan karena banyak terjadi perubahan alam yang mengganggu habitat katak tersebut.

Katak Kepala-pipih Kalimantan
 

Habitat Katak Kepala-pipih Kalimantan berada pada kisaran suhu dingin, yaitu 14-17 derajat celcius di sungai beraliran deras. Lebih khususnya, Katak Kepala-pipih Kalimantan dapat ditemukan pada hutan hujan primer.
Katak ini diduga tidak memerlukan paru-paru karena beradaptasi terhadap lingkungan dengan kandungan oksigen yang tinggi pada aliran sungai deras. Sebagai spesies tanpa paru-paru, katak ini membutuhkan tingkat oksigen bebas yang lebih tinggi dan hanya tersedia di aliran yang dangkal, jernih, dingin, dan mengalir cepat.

Katak Kepala-pipih Kalimantan tidak ditemukan di antara batu-batu dengan sampah dedaunan dan kayu mati. Sebab untuk menghindari kandungan oksigen yang lebih sedikit akibat bahan-bahan organik yang membusuk.

Umumnya, katak ini memiliki panjang 66 mm untuk jantan dan 77,7 mm untuk betina. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala yang lebar, sangat rata, moncong bundar, dan kekar. Pada lengan dan kaki diselimuti selaput pada bagian telapak yang berfungsi untuk mendayung saat berada di perairan.

Katak Kepala-pipih Kalimantan hewan terrestrial yang sepenuhnya akuatik
 

Katak Kepala-pipih Kalimantan memiliki lubang hidung yang terletak di ujung moncong dan rata dengan kulit. Namun tidak memiliki celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara. Pun tidak memiliki paru-paru sebagai organ pernafasannya. Merupakan hewan terrestrial yang sepenuhnya akuatik.

Baca juga : Yaki, si Hitam Berpantat Merah Primata Endemik Sulawesi Utara yang Terancam Punah

Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi hewan endemik dengan daerah sebaran yang hanya terbatas di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Spesies ini hanya dikenal dari menempati dua daerah yaitu Anak Sungai Kapuas di Nanga Sayan dan Sungai Kelawit, Nanga Pinoh yang terletak di tengah-tengah hutan hujan tropis.

Katak Kepala-pipih Kalimantan di habitatnya

 

Katak langka ini menyukai wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin, berarus deras, dan berbatu-batu. Katak ini pertama kali ditemukan pada tahun 1978 di perairan sungai Kapuas, Kalimantan Barat oleh Prof. DR. Djoko Tjahjono Iskandar seorang pakar herpetofauna dari ITB.

Sebagai penemu, Djoko berhak untuk memuat nama dirinya pada spesies temuannya. Pada kesempatan tersebut, Djoko memberi nama ‘Iskandar’ pada jenis katak yang berhasil ia temukan. Saat pertama kali berhasil dideskripsikan oleh Djoko T. Iskandar pun saat spesimen kedua ditemukan pada tahun 1995, belum diketahui jika Katak Kepala-pipih Kalimantan ini tidak memiliki paru-paru.

Keunikan Katak Kepala-pipih Kalimantan yang tidak mempunyai paru-paru baru diketahui dari hasil pembedahan yang dilakukan pada tahun 2007. Sontak hal ini sempat menggegerkan dunia. Berbagai jenis katak lainnya bernafas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit, tidak ada satupun yang bernafas hanya melalui permukaan kulitnya.

Kecuali pada berbagai jenis amfibi dari ordo caudata (salamander) dan gymnophiona (sesilia). Sehingga akhirnya Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi jenis amfibi dari ordo Anura yang tidak memiliki paru-paru dan bernafas hanya dengan permukaan kulit.

Katak Kepala-pipih Kalimantan satu-satu katak di dunia yang tanpa paru-paru
 

Para ahli memperkirakan, ketiadaan paru-paru ini sebagai bentuk adaptasi Katak Kepala-pipih Kalimantan terhadap lingkungannya yang berair deras dan kaya oksigen. Dengan kondisi tersebut, Kepala-pipih Kalimantan memanfaatkan permukaan kulitnya untuk menyerap oksigen, dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan mudah dihanyutkan arus.

Baca juga : Labi-labi Moncong Babi, Hewan Sejenis Kura-kura Langka Endemik Papua yang Banyak Diburu

Sayangnya populasi katak ini tidak dapat diketahui. Diyakini memiliki distribusi yang sangat terbatas (kurang dari 500 km persegi) serta populasi yang sangat kecil dan memiliki tren penurunan. Sayangnya, pada tahun 2017 lalu, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menetapkan bahwa Katak Kepala-pipih Kalimantan berada pada status terancam punah.

Deforestasi hutan Kalimantan jadi ancaman keberadaan Katak Kepala-pipih Kalimantan
 

Ancaman terhadap spesies ini sangat tinggi karena adanya aktivitas penambangan emas ilegal dan rusaknya sungai-sungai akibat endapan dan pencemaran limbah merkuri. Dipengaruhi juga akibat deforestasi yang terus terjadi di Kalimantan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Katak Kepala-pipih Kalimantan diklasifikaskan sebagai spesies Endangered (Kritis) oleh IUCN Redlist. Namun anehnya, Si Hewan Langka Barbourula kalimantanensis ini malah luput dan tidak terdaftar sebagai hewan yang dilindungi di Indonesia. (Ramlee)

 



Sumber : remen.id

Katak Kepala Pipih Kalimantan, Satu-satunya Jenis Katak di Dunia yang Tanpa Paru-paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...