Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 11 April 2024

Buah Sukun, Berpotensi jadi Alternatif Pangan Utama di Masa Depan



Sukun (Artocarpus altilis) merupakan tanaman penghasil buah yang banyak dimanfaatkan sebagai olahan makanan di Indonesia. Di Eropa, buah sukun dikenal sebagai buah roti (breadfruit), sebab ketika dipanggang maka struktur daging buahnya sangat empuk seperti roti. Bahkan, di beberapa negara Pasifik Selatan, sukun dimanfaatkan sebagai makanan pokok.

Buah sukun menjadi salah satu sumber pati yang dapat berpeluang untuk dijadikan bahan pembuatan gula, selain dari bahan baku tanaman yang mengandung pati lainnya yang telah banyak diteliti dan dikembangkan. Pembuatan maltosa dari bahan baku sukun sangat prospektif, selain dari sisi harga yang murah juga sangat mudah didapatkan di berbagai tempat tanpa mengenal musim.

Tanaman sukun dapat tumbuh dalam berbagai macam kondisi ekologi, akan tetapi habitat terbaik untuk pertumbuhannya adalah di dataran rendah dengan iklim tropis. Tanaman sukun mampu tumbuh pada wilayah pantai yang umumnya memiliki kadar salinitas tinggi. Pohon sukun yang tumbuh di daerah dataran tinggi atau pegunungan biasanya sulit menghasilkan buah.

Tanaman sukun tumbuh besar hingga puluhan meter tingginya
 

Pohon sukun berasal dari kawasan Oceania, yaitu daerah yang terbentang dari bagian timur Indonesia hingga bagian barat Amerika. Buah sukun telah menjadi sumber makanan yang dimanfaatkan oleh orang-orang Oceania sejak 3000 tahun yang lalu.

Baca juga : Buah Alkesa, Bermanfaat untuk Jaga Stamina Tubuh hingga Menurunkan Resiko Diabetes

Pada tahun 1500-an, buah sukun mulai dikenal dan menyebar di berbagai penjuru dunia. Catatan penjelajah Eropa menyampaikan bahwa pada awal abad ke-17 penjelajah asal Spanyol membawah buah sukun ke Guam dan Filipina.

Buah sukun yang masih muda
 

Kemudian pada akhir abad ke-17, buah sukun ditemukan dan disebarkan ke daerah Hindia Barat oleh penjelajah Inggris, meliputi wilayah Guyana, Haiti dan Kepulauan Karibia. Selanjutnya pada akhir abad ke-18, penjelajah Perancis membawah tanaman sukun ke Jawa dan Mauritius, Afrika.

Saat ini pohon sukun dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah beriklim tropis dan sebagian wilayah beriklim sedang. Tanaman sukun telah menjadi tanaman perkebunan yang dibudidayakan di lebih dari 145 negara.

Buah sukun yang siap dipanen


Mulai dari negara-negara Pasifik, Australia bagian utara, Asia Tenggara, Asia Selatan, Madagaskar, Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, hingga Kepulauan Karibia. Di Indonesia, sukun banyak tumbuh dari daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Umumnya dimanfaatkan sebagai panganan, seperti hidangan yang digoreng atau dikukus.

Tanaman sukun masuk dalam golongan suku Moraceae dari marga Artocarpus. Marga Artocarpos terdiri dari 60 spesies tanaman, termasuk pula buah nangka, kluwih dan cempedak. Penyebutan buah sukun terkadang juga diberikan untuk buah yang berasal dari tanaman Artocarpus camansi dan Artocarpus mariannensis.

Tanaman sukun merupakan tanaman cultigen, yaitu tanaman yang tidak tumbuh dalam keadaan liar. Menurut perkiraan, Artocarpus altitis atau sukun tumbuh domestik pertama kali ditemukan di Papua Nugini dan berasal dari spesies Artocarpus camansi.

Sebagian besar pohon sukun yang tumbuh dan dibudidayakan saat ini merupakan varietas hibrida, yaitu hasil persilangan dari Artocarpus altitis dengan Artocarpus mariannensis. Tumbuhan sukun memiliki kayu yang bersifat lunak dengan warna batang hijau kecokelatan dan mengandung getah diseluruh bagiannya.

Buah kluwih (Artocarpus camansi)
 

Umumnya, pohon sukun dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter. Akan tetapi pada tanaman sukun hasil budidaya, rata-rata tumbuh dengan ketinggian 8 hingga 15 meter. Tanaman sukun muda adalah pohon dengan batang tunggal.

Baca juga : Mamey Sapote, si Sawo Berukuran Jumbo

Setelah tumbuh mencapai 4 meter, tanaman sukun akan menghasilkan percabangan yang tumbuh secara horizontal dengan tajuk luas dan rimbun sepanjang sekitar 4 meter. Secara alami, pohon sukun akan mengeluarkan tunas pada akarnya.

Sukun berbiji (Artocarpus mariannensis)
 

Buah sukun tidak menghasilkan biji, sehingga untuk memperbanyaknya dilakukan dengan cara vegetatif. Teknik cangkok dan stek merupakan teknik yang umum digunakan untuk budidaya sukun. Metode stek adalah cara paling efektif untuk pembibitan secara masal. Selain itu, tanaman sukun juga bisa diperbanyak melalui teknik kultur jaringan.

Pohon sukun memiliki akar tunggang yang tumbuh kebawah serta akar samping yang tumbuh dangkal. Akar samping buah sukun yang terpotong atau terluka merupakan bagian yang akan ditumbuhi tunas dan dapat dijadikan bibit. Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet dan tidak kuat.

Sukun rebus/kukus
 

Daun pohon sukun adalah daun tunggal yang berbentuk oval hingga lonjong dan ukurannya cukup besar. Ukurannya panjang berada pada rentang 20 cm hingga 60 cm serta lebar 20 cm hingga 40 cm dengan panjang tangkai 3 cm hingga 7 cm.

Bagian pangkal daun sukun cenderung bulat meruncing dan tepi daun berlekuk menyirip dengan diselingi percabangan. Permukaan daun sukun bagian atas berwarna hijau mengkilap dan jika diraba terasa licin, sedangkan bagian bawah berwarna kusam dan teksturnya kasar.

Pohon sukun menghasilkan bunga di bagian ketiak daun pada ujung cabang atau ranting. Bunganya termasuk jenis tunggal atau bunga jantan dan betina yang terpisah namun berada dalam satu rumah. Bunga jantan berwarna kuning dan bentuknya seperti tongkat panjang yang disebut ontel.

Sedangkan bunga betina bentuknya bulat dengan tangkai pendek. Seperti penyerbukan alami pada umumnya, proses penyerbukan terbantu oleh angin. Selain itu, serangga juga turut berperan dalam penyerbukan bunga.

Sukun goreng
 

Buah sukun berbentuk bulat dan cenderung lonjong dengan diameter rata-rata 20 cm hingga 30 cm. Berat buah sukun sekitar 3 hingga 4 kg tergantung varietas tanaman sukun yang menghasilkannya. Ketika muda, buah ini berwarna hijau terang dan ketika matang akan berubah menjadi kekuningan atau oranye kecokelatan. Pada beberapa varietas, dapat pula ditemukan sukun berwarna oranye kemerahan ketika matang.

Baca juga : Beligo, Tanaman Unik yang Berkhasiat Obat

Buah sukun mengandung karbohidrat kompleks yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, sehingga efeknya akan membuat rasa kenyang juga bertahan lebih lama. Bbuah sukun mengandung senyawa phenolic dan flavonoid yang bersifat antioksidan. Kedua kandungan ini membantu tubuh melawan dampak yang ditimbulkan oleh radikal bebas.

Keripik sukun
 

Kandungan serat yang tinggi dalam buah sukun dapat menurunkan kolesterol darah dengan cara mencegah penyerapan kolesterol dari sistem pencernaan. Selain itu, konsumsi serat dari buah sukun juga diyakini dapat menurunkan risiko obesitas, menurunkan tekanan darah, dan melindungi usus besar dari senyawa kimia pemicu penyakit kanker.

Buah sukun segar tinggi akan kalium, zat besi, serta berbagai mineral lain yang menjadi komponen penting dalam menjaga kestabilan denyut jantung dan tekanan darah. Ditambah lagi, kandungan senyawa fitokimia pada buah sukun juga dapat membantu mencegah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat timbunan kolesterol. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Buah Sukun, Tak Cuma Bikin Kenyang Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...