Blog Hobi dan Informasi

Kamis, 25 April 2024

Jahe, Rimpangnya Digunakan Sebagai Rempah Sejak Zaman Kuno di India dan China



Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman herba berbunga yang rimpangnya banyak digunakan sebagai bumbu dan obat tradisional. Penggunaan jahe sebagai rempah ini sudah sejak zaman kuno di India dan China. Kemudian, pada abad ke-1 Masehi, tanaman ini diperkenalkan ke wilayah Mediterania. Tanaman ini berasal dari famili Zingiberaceae yang beranggotakan lebih dari 1300 spesies dari 53 genus.

Jahe termasuk dalam famili Zingiberaceae, yang juga termasuk kunyit (Curcuma longa), kapulaga (Elettaria cardamomum), dan lengkuas. Jahe berasal dari kawasan AsiaTenggara dan kemungkinan besar didomestikasi pertama kali oleh masyarakat Austronesia.

Pemberian nama ilmiah untuk jahe pertama kali diberikan oleh William Roxburgh dalam bukunya Flora Indica yang diterbitkan pada tahun 1832. Kata Zingiber berasal dari Bahasa Yunani “Zingiberi” yang diserap dari kata “Singabera” dari Bahasa Sanskerta yang memiliki makna “tanduk” karena bentuk jahe yang mirip dengan tanduk rusa.

Tanaman jahe
 

Officinale merupakan serapan bahasa latin (officina) yang memiliki makna bahwa tumbuhan digunakan dalam kebutuhan farmasi dan ilmu kesehatan. Asal usul kata “ginger” dalam bahasa Inggris berasal dari pertengahan abad ke-14, dari bahasa Inggris Kuno gingifer, yang berasal dari bahasa Latin Abad Pertengahan gingiber, gingiber dari bahasa Yunani.

Baca juga : Lengkuas, Tanaman Obat Populer di Asia Tenggara dan India

Jahe merupakan tanaman herba abadi yang menumbuhkan pseudostem tahunan (batang palsu yang terbuat dari pangkal daun yang digulung). Batang tanaman ini dapat tumbuh tinggi sekitar 1 meter dengan dihiasi daun yang panjangnya 15 hingga 30 cm.

Tunas baru tumbuh dari rimpang


Batang semu jahe berbentuk bulat kecil, berwarna hijau kemerahan dan agak keras karena diselubungi oleh pelepah daun. Daun-daun tersebut muncul dari selubung yang membungkus batang, muncul secara berseling dalam dua baris vertikal. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar, berdaun tunggal.

Sementara, bagian bunganya berbentuk seperti paku kerucut yang berukuran panjang 5-8 cm degan ketebalan hingga 2,5 cm. Perbungaannya yang terbungkus daun pelindung, biasanya berwarna kuning-hijau dengan tepi keunguan.

Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang) tertanam kuat di dalam tanah dan makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk rhizoma-rhizoma baru.

Rimpang tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman baru setelah terkena hujan . Rimpang jahe berbuku-buku, gemuk, agak pipih, membentuk akar serabut. Rimpang tersebut tertanam dalam tanah dan semakin membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan membentuk rimpang-rimpang baru.

Bunga tanaman jahe


Rimpang tanaman jahe ini memiliki lapisan terluar berwarna cokelat, dengan bagian tengahnya berwarna kuning hingga kemrahan dan memiliki aroma pedas. Penyebab rasa pedas yang muncul dari jahe adalah senyawa zingerone dan shogaol. Ketika daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap hidup dalam tanah.

Baca juga : Temulawak, Tanaman Rimpang yang Berkhasiat Bagi Manusia

Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri yang aromatis dan oleoresin khas jahe. Rhizoma jahe secara umum mengandung minyak volatil, protein, serat, pati, dan elemen mineral. Dari keseluruhan kandungan tersebut, pati terdapat dalam jumlah yang cukup banyak sekitar 45-55% dari berat kering rizoma jahe.

Jahe merah
 

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Jahe telah menyebar ke seluruh daerah yang memiliki suhu rata-rata kurang dari 25 °C dan curah hujan tahunan lebih besar dari 1500 mm. Rempah ini menyukai habitat yang lembap dan teduh, seperti hutan tropis atau subtropis di Asia Tenggara. Rimpang yang berasal dari wilayah Indo-Malaya ini dapat juga kita temukan di Afrika, Amerika, dan Australia.

Tanaman jahe mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah tropis, sehingga dapat tumbuh di daratan rendah sampai pegunungan. Namun, untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal, tanaman jahe membutuhkan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut.

Untuk jenis jahe gajah dapat tumbuh baik di ketinggian 500 hingga 950 meter. Agar bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80%. Tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Jahe emprit
 

Jahe menyebar ke seluruh Indo-Pasifik selama ekspansi Austronesia, mencapai hingga Hawaii. Jahe adalah salah satu rempah-rempah pertama yang diekspor dari Asia, tiba di Eropa dengan perdagangan rempah-rempah, dan digunakan oleh orang Yunani dan Romawi kuno. Dikotil yang berkerabat jauh dalam genus Asarum biasa disebut jahe liar karena rasanya yang mirip.

Baca juga : Serai, Tanaman Obat dan Bumbu dari Negeri Tropis

Jahe digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai suplemen makanan. Catatan tertulis pertama tentang jahe berasal dari Analects of Confucius, yang ditulis di Tiongkok selama periode Negara-Negara Berperang (475–221 SM). Di dalamnya, Konfusius dikatakan makan jahe setiap kali makan.

Jahe gajah
 

Pada tahun 406 M, biksu Faxian menulis bahwa jahe ditanam dalam pot dan dibawa dengan kapal Tiongkok untuk mencegah penyakit kudis. Selama Dinasti Song (960–1279), jahe diimpor ke Tiongkok dari negara-negara selatan. Jahe diperkenalkan ke Mediterania oleh orang Arab, dan dijelaskan oleh penulis seperti Dioscorides (40–90 M) dan Pliny the Elder (24–79 M).

Jahe adalah tanaman yang kaya akan kandungan nutrisi dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan serta berbagai kegunaan dalam kuliner. Dengan memasukkan jahe dalam diet sehari-hari atau sebagai bahan dalam produk-produk perawatan, dapat mengambil manfaat dari potensi kesehatan dan kelezatan rempah-rempah ini.

Wedang jahe yang menyehatkan
 

Selain itu, dalam teks Ayurveda (pengobatan kuno India), jahe bermanfaat sebagai obat peluruh dahak, menghangatkan tubuh, mengobati asma, mual, batuk, jantung berdebar, hingga wasir. Dilansir Britannica, rempah ini sebagai rimpang yang luar biasa karena bersifat juga sebagai antijamur, anti-inflamasi, antibakteri, hingga antipasmodik. Di samping penggunaanya sebagai obat herbal, jahe juga bermanfaat sebagai bumbu masakan dan bahan pembuatan minuman. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Jahe, Tumbuhan yang Rimpangnya Digunakan sebagai Bumbu dan Bahan Baku Pengobatan Tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...