Bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang populer di seluruh dunia. Bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cita rasa khusus dalam masakan tersebut. Bawang merah masih satu jenis dengan bawang bombay yang berukuran lebih besar. Bawang merah disebut shallot untuk membedakannya dengan onion (bawang bombay).
Tanaman bawang merah konon awalnya berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya. Namun, kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Di Indonesia, sentra produksi bawang merah ada di Brebes, Demak, Nganjuk, Bima, dan Solok.
Bawang merah ini dianggap sebagai keluarga dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai. Penampakan umbi bawang merah seperti suatu kumpulan umbi dari bawang bombay, yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil.
Tanaman bawang merah |
Bawang merah adalah tumbuhan hijau yang tumbuh secara tahunan. Bawang merah termasuk jenis tanaman semusim, berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm, berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan tanah.
Baca juga : Bawang Dayak, Tanaman Khas Bumi Kalimantan yang Memiliki Banyak Khasiat
Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm. Tanaman bawang merah tidak tahan terhadap kekeringan.
Akar bawang merah |
Bentuk daun tanaman bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis.
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semua yang berbeda didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Bunga pada tanaman bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm. Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, seperti pipa yang berlubang di dalamnya.
Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunganya termasuk bunga sempurna, tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.
Batang bawang merah |
Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Baca juga : Kucai, Menambah Cita Rasa Makanan Juga Berguna untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
Bawang ini memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek, sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh). Di atas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah–pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah yang berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Bunga tanaman bawang merah |
Umbi bawang merah disebut umbi lapis karena memperlihatkan susunan berlapis–lapis, yang terdiri atas daun–daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Bagian umbi ini menyimpan zat-zat makanan cadangan bagi tanaman.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang ini juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang ini juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.
Bawang merah ini juga dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida.
Pada saat saat mengiris bawang merah, biasanya akan merangsang air mata keluar. Hal ini disebabkan karena senyawa sin-propanatial-S-oksida (syn-propanethial-S-oxide) yang terbentuk akibat diirisnya jaringan bawang ini sehingga menyebabkan mata manusia mengeluarkan air mata.
Biji tanaman bawang merah |
Pembentukannya terpicu oleh dilepaskannya enzim lachrymatory-factor synthase ketika jaringan tubuh tanaman dilukai. Enzim ini akan mengubah asam-asam amino sulfoksida (mengandung oksida belerang) menjadi asam sulfenat yang tidak stabil.
Baca juga : Kemiri, Penyedap Rasa Alami yang Punya Banyak Manfaat Lainnya
Salah satu senyawa yang terbentuk dari asam sulfenat adalah sin-propanatial-S-oksida yang menyebar ke udara. Kelenjar air mata akan terangsang oleh senyawa yang dihasilkan oleh bawang merah ini yang kemudian memicu keluarnya air mata.
Tumis bawang merah |
Umbi bawang merah dapat dimakan mentah dan dapat digunakan untuk bumbu masak, acar, dan obat tradisional. Kulit umbi bawang merah dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.
Bawang ini berkhasiat sebagai obat maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, dan sebagai obat kencing manis (diabetes melitus). Bawang merah juga dapat memperlancar pernafasan, serta memperlancar aliran darah karena bawang ini dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas fibrinotik. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Bawang Merah, Berikan Rasa Khas pada Hidangan yang Miliki Nilai Nutrisi dan Manfaat untuk Kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar