Burung parkit (Melopsittacus undulates) adalah burung bertubuh kecil yang masih berkerabat dengan burung betet. Warna bulunya sangat khas dengan perpaduan aneka warna, meliputi hijau, kuning, biru, putih, ungu, dan oranye. Paruh parkit pun berbentuk bengkok sehingga seacra morfologi mempunyai kemiripan dengan burung betet.
Dalam istilah internasional, burung paruh bengkok ini dikenal dengan nama budgerigar atau parakeet. Secara internasional, burung parkit dikenal dengan nama budgerigar. Sebutan ini berasal dari kata serapan dalam bahasa Aborigin, yaitu betcherrygah yang berarti enak dimakan.
Burung parkit di habitat alaminya |
Pemberian nama tersebut dikarenakan suku Aborigin suka mengonsumsi burung parkit. Burung dengan tubuh mungil ini berasal dari Australia dan ditemukan hidup dalam kelompok besar di alam bebas. Biasanya dalam satu kelompok jumlahnya mencapai ribuan ekor.
Baca juga : Kakatua Raja, Burung Kakatua Terbesar di Dunia dari Tanah Papua
Shaw, seorang penulis buku Zoologi of New Holland memberi nama burung mungil ini dengan sebutan Melopsittacus undulates. Melopsittacus berasal dari bahasa yunani, melos yang artinya nyanyian dan psittacua yang merupakan sebutan bagi kerabat burung betet.
Koloni burung parkit di sumber air |
Sedangkan undulus dari bahasa latin yang berarti bercorak. Corak bergelombang inilah yang mungkin berkaitan dengan warna bulu burung parkit yang bermacam-macam. Pada tahun 1831 salah satu museum di London, Linne Society memamerkan pajangan burung parkit yang mati, tetapi tampak seperti masih hidup di dalam salah satu ruangannya.
Inilah yang akhirnya mengundang berbagai kalangan, terutama para ahli di bidang perburungan, diantaranya adalah John Gould. Berawal dari sinilah sejarah parkit dibawa ke negeri Inggris. Pada tahun 1850 perkembangan burung berparuh bengkok ini mulai sukses dibiakkan di kebun binatang Antwerpens, Belgia.
Karena kecantikan warna bulu burung ini beberapa negara eropa lainnya mulai ikutan mengimpor burung ini dalam jumlah besar. Akhirnya burung parkit sudah mulai dikembangbiakkan di mana-mana. Warna kuning pada bulu burung parkit dihasilkan di Belgia pada tahun 1872.
Dan di Jerman pada tahun 1875 dengan warna yang sama. Berikutnya warna biru yang muncul pada tahun 1878. Dan tahun 1917 warna putih menyusul hingga tahun 1940 puncak keragaman warna bulu burung parkit ini.
Ribuan burung parkit terbang mencari sumber makanan dan air baru |
Penyebaran yang luas menyebabkan burung ini mendapat banyak sebutan. Orang Belanda menyebutnya Undulated grass parkeet. Kalau orang Perancis memanggil dengan sebutan Perche Ondule. Sedangkan bangsa Jerman menggunakan nama Wellensittich.
Baca juga : Nuri Talaud, Legenda Sang Biduan dari Bumi Porodisa
Habitat burung dengan bulu indah adalah di kawasan hutan belukar terbuka maupun gurun. Burung parkit liar hidup secara nomaden dengan pergerakan yang bergantung dengan sumber makanan serta air. Burung parkit merupakan burung dengan karakter sosial yang tinggi. Pasalnya, burung ini hidup berkoloni di habitat aslinya.
Sepasang burung parkit |
Dalam satu koloni atau kelompok, bisa terdapat ribuan ekor burung parkit. Dalam ribuan ekor tersebut, burung parkit akan selalu bersama pasangannya masing-masing. Dalam hal hidup bersama pasangan, parkit dikategorikan sebagai burung yang setia. Hal ini ditunjukkan dari sikapnya yang setia menunggu parkit betina ketika bertelur.
Meskipun parkit dapat termasuk burung yang bisa dijinakkan, tetapi sifatnya tidak begitu jauh dengan burung liar lain yang cenderung temperamental. Pemberian kasih sayang yang berkelanjutan harus dilakukan agar parkit bisa jinak sepenuhnya.
Pada umumnya, burung akan berubah liar dan kembali tenang ketika pertama kali dijinakkan. Kemudian parkit akan kembali menjadi jinak setelah beradaptasi dengan sesamanya yang telah jinak. Oleh karena karakteristik utamanya yang hidup berkoloni, maka akan mudah bagi spesies ini beradaptasi jika ditempatkan dengan burung sejenisnya.
Ukuran tubuh parkit rata-rata mencapai panjang 18 cm dengan berat badan bervariasi. Panjang sayap parkit jantan sekitar 9 sampai 10 cm dengan panjang ekor 9 hingga 10 cm pula. Sedangkan paruh bagian atas berukuran 9-10 mm, dan memiliki tarsus 13-15 mm.
Induk dan anak burung parkit di sarangnya |
Untuk parkit betina memiliki panjang sayap sekitar 9 sampai 11 cm. Ukuran panjang ekornya mencapai 9 cm dengan culme 1 cm. Sementara bagian tarsusnya berukuran 1,5 cm. Warna bulu parkit dewasa bagian atas umumnya bercorak hitam dan kuning.
Baca juga : Nuri Bayan, Burung Paruh Bengkok Cantik Berperilaku Unik
Sementara tungging dan tubuh bagian bawah berwarna hijau. Sedangkan bulu berwarna kuning bisanya menyelimuti area muka dan kepala. Burung parkit yang belum dewasa mempunyai warna bulu yang tampak lebih gelap. Selain itu, parkit dewasa tidak memiliki bintik hitam di bagian kerongkongan.
Ternak burung parkit dengan sistem koloni |
Burung parkit betina bertelur rata-rata lima butir dalam sekali reproduksi. Telur tersebut akan dierami dan memerlukan waktu 18 hingga 20 hari hingga menetas. Parkit mampu bertahan hidup hingga 10 tahun bahkan lebih. Pada beberapa kasus meskipun jarang, masa hidupnya mencapai 30 tahun.
Anak burung parkit mulai matang kelaminnya untuk melakukan perkawinan setelah berumur 90 hari. Si jantan yang cukup umur akan segera memikat betinanya dengan siulan mautnya untuk menjadi pasangan yang akan mengembangbiakan keturunannya.
Burung parkit dengan aneka warna yang menawan |
Makanan utama parkit adalah biji-bijian, sayuran serta buah-buahan. Di alam liar, sarangnya berada di semak-semak serta pohon. Burung dengan aneka macam warna bulu ini menyukai memakan biji-biji kecil. Selain itu, beberapa jenis pakan lain juga bisa diberikan untuk burung parkit, antara lain jewawut, milet, pelet, buah dan sayuran, dan jagung. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Parkit, Burung Paruh Bengkok Bertubuh Kecil yang Setia dengan Pasangannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar