Penyakit tetelo (Newcastle Disease/ND) hingga kini masih menjadi momok bagi peternak ayam dan penangkar burung. Penyakit ini kerap menyerang pada ayam (ayam kampung, ayam bangkok, ayam ras petelur, dan ayam ras pedaging).
Beberapa penangkar burung juga sempat panik akibat banyak burung induk dan anakan yang mati akibat serangan penyakit ini. Ada yang beranggapan penyakit tetelo menjadi siklus dua tahunan, dan hampir selalu terjadi di tahun genap. Entah benar atau tidak.
Sebenarnya serangan tetelo pada ayam maupun burung tidak mengenal siklus tahunan, dua tahunan, lima tahunan, dan sebagainya. Yang pasti, penyakit ini lebih sering terjadi pada saat pancaroba, atau peralihan musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan (Oktober-Desember) maupun dari musim hujan ke musim kemarau (April-Mei).
Berbagai penyakit kerap menyerang saat perubahan musim/pancaroba |
Angka kematian unggas yang disebabkan penyakit ND mencapai 90-100 %. Artinya, sebagian besar unggas yang terserang akan mengalami kematian. Sejauh ini belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah pencegahan, khususnya melalui vaksinasi ND.
Baca juga : Tidak Sekedar Beternak untuk Menghasilkan Burung Berkualitas dari Kandang Sendiri
Tetelo bisa menyerang pada ayam, burung, atau unggas lain yang berusia muda maupun dewasa. Virus ND termasuk dalam genus Rubulavirus, dari keluarga Paramyxiviridae. Meskipun sangat kecil, namun unggas yang terserang masih ada kemungkinan untuk hidup.
Burung yang selalu terlihat mengantuk pertanda sedang tidak sehat |
Namun individu yang pernah terserang ND tidak sembuh total. Karena masih membawa (carier) virus tersebut. Bila mengakibatkan invidu yang ganti terjangkit maka individu yang selamat tadi lebih baik dimusnahkan.
Unggas-unggas yang terserang terkadang juga bisa selamat, karena tidak semua virus ND bersifat ganas. Secara umum ada 3 tingkatan keganasan virus ND. Yakni, vilogenik (sangat ganas), mesogenik (sedang), dan lentogenik (ringan).
Burung yang terkena serangan tetelo |
Tingkatan itu ditentukan berdasarkan rentang waktu antara awal serangan hingga kematian unggas. Selain ketiga tingkatan tersebut, ada juga virus ND avirulent yang tidak menimbulkan gejala apapun pada unggas, namun tiba-tiba saja langsung mati.
Baca juga : Memahami Beberapa Hal Mengapa Burung Murai Batu Mencabuti Bulunya Sendiri
Gejala klinis serangan tetelo pada awalnya, unggas terlihat malas, hanya diam saja. Matanya sering mengeluarkan air, pipi dan tenggorokan padat atau membengkak. Unggas selalu terlihat mengantuk. Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat, sehingga unggas susah bernafas atau nafasnya terengah-engah.
Tetelo sering berujung pada kematian |
Unggas sering bersin dan berdehem, terkadang terjadi pembengkakan di bawah mata (sinusitis). Leher mulai merenggang, dan paruh sering terbuka (menganga). Pada ayam, jengger dan cuping telinga terkadang berwarna merah keunguan hingga lembayung tua.
Beberapa hari kemudian setelah burung terjangkit (tergantung tingkat keganasan virusnya), akan muncul gangguan saraf. Dengan gejala sayap terkulai, kaki mengejang, leher membengkok, kepala terlihat berputar-putar, lumpuh, dan akhirnya mati.
Burung yang dalam kondisi sehat terlihat segar dan lincah bergerak |
Penularan virus ND bisa terjadi melalui kontak antara unggas sehat dengan unggas sakit, atau antara unggas sehat dan bangkai unggas yang terinfeksi ND. Ketika unggasbyang terinfeksi ND masih memiliki nafsu makan, kemudian paruhnya masuk ke wadah pakan atau air minum, maka pakan / air minum itu pun sudah terinfeksi virus ND.
Baca juga : Perawatan Burung Derkuku agar Gacor dan Rajin Berbunyi
Demikian juga ketika unggas terinfeksi mengusap paruhnya ke tenggeran, atau dinding kandang. Maka ketika unggas sehat menyentuh pakan, air minum, tenggeran, atau dinding kandang, penularan virus ND sangat mungkin terjadi.
Penjemuran yang rutin akan menjaga burung kesayangan dalam kondisi tetap sehat |
Kotoran unggas yang terinfeksi juga menjadi media penularan virus ND, baik diinjak langsung oleh unggas yang sehat maupun terbawa angin. Melihat model penularan seperti itu, maka jika menjumpai seekor unggas dengan gejala seperti itu, singkirkan segera ke kandang karantina.
Atau kalau tega dibakar saja, karena tidak mungkin bisa disembuhkan. Jika terserang virus dengan tingkatan rendah pun, unggas yang diobati sebenarnya tidak sembuh total, karena masih bersifat carier atau pembawa virus ND yang tetap membahayakan unggas yang masih sehat.
Salah satu jenis obat untuk mengatasi penyakit tetelo |
Selain itu sangat perlu untuk menjaga kebersihan kandang dan peralatan di dalamnya (wadah pakan / air minum, tenggeran, dll). Dan ini harus menjadi budaya baru di kalangan peternak ayam, penangkar burung, maupun pemelihara unggas lainnya. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Penyakit Tetelo Seringkali Menyerang pada Saat Peralihan Musim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar