Kamis, 31 Juli 2025

Scotch Fancy, Kenari Berpostur Unik Turunan dari Belgian Fancy Canary



Kenari Scotch Fancy merupakan jenis kenari postur yang berasal dari Skotlandia. Kenari Scotch Fancy atau yang sering disebut kenari SF adalah salah satu jenis kenari yang memiliki keunikan tersendiri. Kenari ini dikenal karena posturnya yang unik, melengkung menyerupai angka 7. Kenari Scotch Fancy adalah salah satu yang cukup populer di Eropa, khususnya Inggris dan Skotlandia.

Di Inggris, kenari Scotch Fancy lebih dikenal dengan “The Glasgow Don atau Bird O Circle” karena formasi dan kepala sampai ke ujung ekor saat dipertandingkan berbentuk setengah lingkaran. Dalam kontes kenari ada posisi, gerak, atau bunyi yang harus dipertontonkan oleh burung kenari.

Keadaan yang tidak umum ini ditemukan Secara menonjol di wilayah Skotlandia dan Inggris Utara, Sedang di wilayah selatan burung ini tidak populer. Meski tidak sepopuler kenari Yorkshire atau Rasmi, burung ini tetap memiliki daya tarik yang tinggi bagi para pecinta burung kicau. Postur tubuhnya yang melengkung serta suara uniknya menjadi daya tarik utama dari kenari asal Skotlandia ini.

Kenari Belgian Fancy


Kenari Scotch Fancy mulai dikenal sejak abad ke-19. Burung ini bukan hasil persilangan sembarangan, tetapi merupakan turunan dari Belgian Fancy Canary yang dikembangkan secara selektif. Dikembangkan dengan tujuna untuk melahirkan kenari postur yang memiliki bentuk tubuh melengkung yang lebih anggun dan gaya berdiri yang khas.

Baca juga : 

Namanya kenari jenis ini diambil dari kata “Scotch” yang merujuk pada asalnya, dan “Fancy” yang berarti istimewa atau bergaya. Sampai saat ini, burung kenari Scotch Fancy garis keturunannya masih dijaga sampai sekarang. Burung ini termasuk dalam varietas postur, karena daya tarik utamanya terletak pada bentuk fisiknya yang unik.

Kenari Belgian Bossu lebih besar daripada Scoth Fancy


Kenari ini mempunyai gerak yang bebas serta lincah dan gesit. Scotch Fancy memiliki tampilan tubuh yang sangat mudah dikenali. Postur tubuhnya ramping, panjang, dan melengkung membentuk huruf “C”. Tubuh yang panjang dan lentik, melengkung dalam bentuk setengah lingkaran, cembung di atas dan cekung di bawah, dengan garis bulu bersih yang dekat, pendek dan ketat.

Lehernya panjang dan lentur, sering menunduk mengikuti lengkungan tubuh. Burung kenari Scotch Fancy harus memiliki kepala kecil, lebih bulat sedikit dibanding burung kenari Belgia. Bahunya terisi penuh namun sempit dan bulat, sayapnya panjang dan menempel kuat ke badan, dan kaki yang panjang kuat terpentang dengan baik, menambah kesan elegan.

Kenari postur lebih diutamakan penampilan yang unik bukan keindahan suaranya


Dadanya menonjol ke depan, memberi kesan anggun. Dengan ekor yang panjang dan lurus ke bawah. Kakinya panjang, menopang posisi berdiri yang menukik. Kenari Scotch Fancy berukuran sekitar 17–18 cm. Kenari ini tidak memiliki jambul, dan biasanya dibudidayakan untuk keindahan bentuk tubuh, bukan suara.

Baca juga : Kenari Lancashire, Kenari Bertubuh Besar yang Bangkit dari Kepunahan

Salah satu daya tarik utama dari kenari Scotch Fancy adalah gaya berdirinya yang khas. Burung ini terlihat seperti “membungkuk” dengan posisi leher dan punggung yang melengkung ke depan. Ini adalah hasil dari pemuliaan selektif dan menjadi nilai estetika tertinggi dalam kontes kenari bentuk (type canary).

Kenari Scotch Fancy mempunyai penampilan yang menawan


Kenari Scotch Fancy dikenal sebagai burung yang tenang, tidak agresif, dan bisa dipelihara dengan damai bersama jenis kenari lain. Kenari Scotch Fancy cenderung lebih fokus pada penampilan, dan meskipun bisa berkicau, kualitas suaranya bukan yang utama.

Burung Kenari Scotch Fancy cenderung aktif dan lincah, sehingga butuh kandang yang cukup luas agar bisa bergerak bebas tanpa risiko cedera, terutama karena posisi tubuh Scotch Fancy yang unik. Burung kenari Scotch Fancy diketahui dapat hidup hingga usia 8 sampai 12 tahun.

Anakan kenari Scotch Fancy


Karena keunikan bentuknya, kenari Scotch Fancy termasuk dalam kategori premium di kalangan penghobi. Harganya jauh lebih mahal dibanding harga kenari jenis lainnya, bahkan bisa lebih mahal lagi jika memiliki bentuk sempurna dan berasal dari indukan juara.

Baca juga : Kenari Gloster, Burung Kenari Bertubuh Tambun dengan Rambut Berponi

Di ajang kontes kenari bentuk, burung kenari Scotch Fancy dinilai dari simetri lekuk tubuhnya, keanggunan pada posisi berdiri, dan kebersihan bulu, bukan dari suara. Kenari Scotch Fancy adalah simbol keanggunan dan seni dalam dunia perburungan.

Kontes keindahan burung kenari di luar negeri


Bagi para pencinta kenari yang menghargai estetika postur tubuh dan keunikan fisik, Scotch Fancy adalah pilihan yang luar biasa. Meskipun bukan tipe kenari penyanyi, kehadirannya di rumah atau di arena kontes selalu berhasil mencuri perhatian. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Scotch Fancy, Burung Kenari Unik dengan Postur Melengkung


Senin, 28 Juli 2025

Kambing Senduro, Kambing Peranakan Etawa dari Kabupaten Lumajang



Kambing Senduro merupakan jenis kambing peranakan kambing Etawa yang berasal dari sebuah desa di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang terletak di kaki Gunung Semeru. Kambing Senduro dikenal sebagai tipe kambing dwiguna, yang artinya memiliki potensi produksi baik susu maupun daging.

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing lokal (Menggolo) dengan kambing Jamnapari ras Etawa. Kambing Senduro memiliki ciri fisik tubuh besar, warna dominan putih, dan telinga panjang menggantung, serta merupakan kambing perah yang baik.

Kambing Jamnapari


Sementara kambing Menggolo memiliki ukuran lebih besar daripada kambing kacang. Hasil persilangan antara kambing Jamnapari dengan Menggolo ini disebut dengan Kambing PE Ras Senduro (Etsen). Kambing PE Senduro merupakan salah satu jenis kambing PE di Indonesia selain kambing PE ras Kaligesing.

Baca juga : Kambing Etawa, Salah Satu Jenis Ternak Unggul yang Bisa Menghasilkan Keuntungan Besar

Kambing PE jenis ini populer pada pasar ternak kambing di Jawa dan Malaysia sebelum trend kambing kontes ras Kaligesing. Keunggulan jenis kambing PE ini membuat Kambing Senduro terkenal di luar negeri yakni di Malaysia dan disana kambing ini dinamakan Jamnapari King.

Peternakan kambing Senduro


Presiden Soekarno pada tahun 1947 membawa kambing jenis Jamnapari atau ras etawa dari India ke Lumajang, Jawa Timur. Di Lumajang, tepatnya di kawasan Senduro dan Gucialit terdapat ras kambing lokal bernama Menggolo. Kambing Menggolo ini secara fisik lebih besar dan kokoh dibandingkan kambing lokal, yaitu kambing kacang.

Presiden Soekarno sengaja membawa kambing Etawa dari India, untuk dikawin silang dengan kambing Menggolo di Lumajang. Hasilnya, muncul ras baru yang dikenal dengan kambing Etawa Senduro. Ada beberapa ciri khusus yang dimiliki kambing Senduro, beberapa diantaranya memiliki warna putih, muka cembung dan telinga panjang menggantung ke bawah.

Kambing Senduro pun masih terbagi lagi menjadi dua jenis yang berbeda. Jenis yang pertama adalah Senduro tanduk kemudian yang kedua itu Senduro dugul. Dugul itu artinya tidak ada tanduknya. Karena, pada awalnya kambing Senduro itu memang yang jenis dugul. Hanya saja, karena sudah di kawin silangkan dengan jenis lain sehingga muncullah senduro dengan jenis yang bertanduk.

Ciri-ciri kambing senduro ini biasanya dapat dilihat dari bentuk fisiknya secara langsung. Mempunyai warna yang utama yaitu warna putih. Mempunyai kuping yang panjang, lemas, terpilin sampai 50 sentimeter. Kambing Senduro dapat tumbuh hingga memiliki bobot hingga 170 kg, postur badan lebih besar dan didominasi bulu berwarna putih.

Bentuk kepala kambing Senduro


Kambing Senduro dapat mencapai tinggi hingga 1 meter (100 cm) maksimal pada umur 1,5 tahun. Dengan kata lain sebelum umur satu setengah tahun, kambing Senduro telah mencapai tinggi 1 meter. Untuk cempe jantan kambing Senduro dapat mencapai tinggi 65cm-70cm pada umur 4 bulan atau lepas sapih.

Baca juga : Domba Garut, Domba Petarung Asli Indonesia Berkualitas Dunia

Bentuk muka kambing Senduro terliha cembung (roman nosed). Untuk kambing Senduro pejantan terdapat gelambir tebal yang menggantung di leher, untuk betina tidak ada. Kambing Senduro hidup dengan optimal di daerah yang subur, sejuk, dan dingin.

Kambing Senduro penghasil susu berkualitas tinggi


Kambing Senduro merupakan jenis kambing yang bertipe dwiguna (dual purposes). Selain sebagai penghasil daging, kambing Senduro juga merupakan kambing yang baik untuk ternak penghasil susu. Nilai lebih rasa susu kambing Senduro bagi beberapa kalangan yaitu cita rasanya yang khas.

Susu kambing Senduro memiliki rasa yang lebih gurih jika dibandingkan dengan susu kambing jenis lain semisal kambing Peranakan Etawa (Kaligesing). Produksi susu Kambing Senduro mampu mencapai 0.8 s/d 1.8 liter/ekor/hari.

Susu kambing memiliki keunggulan dibanding susu sapi, yakni susu kambing lebih mudah dicerna oleh tubuh karena memiliki rantai karbon (C) yang lebih pendek. Hal ini juga yang menjadikan susu kambing tidak alergi dikonsumsi oleh semua kalangan usia. Susu kambing juga bisa dijadikan sebagai bahan kosmetik. Saat ini, sudah relatif berkembang produk sabun susu kambing, kosmetik, dan lain lainnya.

Kebanyakan kambing Senduro memiliki kelahiran kembar (prolifik) pada saat melahirkan. Tidak jarang kambing Senduro melahirkan secara kembar tiga atau bahkan empat, walaupun kelahiran yang ideal adalah kembar dua. Kenyataan ini memungkinkan populasi ternak kambing Senduro akan tumbuh cepat dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia, baik susu maupun dagingnya.

Perawakan kambing Senduro yang tinggi besar


Kambing Senduro juga memiliki fertilitas (tingkat kesuburan reproduksi ternak) yang cukup tinggi. Hal ini tercermin pada umur rata rata kambing Senduro saat beranak pertama. Rata rata kambing Senduro sudah mampu beranak pertama ketika mencapai umur 394 ± 58 hari.

Baca juga : Kambing Gembrong, Jenis Kambing Lokal Bali yang Unik Kini Mulai Langka

Dengan jarak beranak (Calving Interval ) 220 ± 17 hari. Ini memberi arti bahwa dalam jangka waktu dua tahun, kambing Senduro akan mampu melahirkan hingga tiga kali dengan kelahiran rata rata kembar. Dengan demikina kambing Senduro sangat potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan sebagai sumber daya genetik ternak lokal Indonesia.

Kontes kambing Senduro


Pemerintah memiliki peran penting dalam pengembangan dan pelestarian kambing Senduro, yang merupakan jenis kambing khas Lumajang. Peran pemerintah meliputi upaya menjaga populasi, meningkatkan kualitas bibit, serta memberikan pelatihan, dan pendampingan kepada peternak.

Pemerintah juga telah menetapkan kambing Senduro sebagai ternak lokal unggul berdasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 1055/Kpts/SR.120/10/2014. Dalam keputusan ini ditetapkan bahwa kambing Senduro merupakan kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kambing Senduro, Kambing Peranakan Unggul Penghasil Daging dan Susu Berkualitas dari Jawa Timur


Minggu, 27 Juli 2025

Luntur Jawa, Burung Cantik Endemik Parahyangan yang Kian Susah Ditemukan



Burung Luntur Jawa (Apalharpactes reinwardtii) merupakan spesies burung endemik Pulau Jawa yang mendiami hutan pegunungan dan kaki bukit di bagian barat Pulau Jawa. Burung ini dikenal karena keindahan warnanya, dengan paruh merah cerah, dada kuning, perut oranye, kepala dan dada hijau zaitun, punggung biru-hijau mengkilap, dan kulit wajah ungu-hijau.

Burung dengan nama alias Luntur Gunung atau Kasumba Ekor Kuning. Dalam bahasa Inggris, burung ini dikenal dengan sebutan Blue-tailed Trogon. Ada juga yang menyebutnya Javan Trogon. Burung Luntur Jawa ini termasuk anggota keluarga Trogoniidae.

Luntur Sumatera/Sumatran Trogon (Apalharpactes mackloti)


Sebelumnya, Luntur Jawa sempat disatukan dengan burung Luntur Sumatera/Sumatran Trogon (Apalharpactes mackloti). Namun karena keduanya memiliki perbedaan morfologi yang cukup signifikan, terutama ukuran tubuh, bobot badan, serta penampilan bulu-bulunya.

Baca juga : Tokhtor Sumatera, Satwa Endemik Sumatera Termasuk Burung Paling Langka di Indonesia

Adanya perbedaan tersebut, maka disepakati Luntur Jawa dan Luntur Sumatera dipisahkan menjadi spesies tersendiri. Burung Luntur Jawa mempunyai ukuran tubuh lebih besar daripada Luntur Sumatera. Tubuh burung Luntur Jawa berukuran cukup besar dengan panjang mencapai 34 cm.

Luntur Jawa senang bertengger di cabang pohon tinggi sambil menunggu mangsanya


Pada burung Luntur Jawa dewasa, bulu bagian atas (sayap dan punggung) berwarna hijau mengkilat kebiruan. Kulit di sekitar mata berwarna biru. Bulu ekor biru mengilap kehijauan, dengan tiga bulu samping bertepi putih dan ujung lebar putih.

Bulu primer hitam bertepi putih, penutup sayap hijau bergaris-garis halus kuning pada burung jantan atau coklat pada burung betina. Tubuh bagian bawah berwana kuning dengan pita hijau kelabu pada dada bagian atas. Pada burung muda, umumnya berwarna kecoklatan dengan punggung sedikit biru kehijauan. Iris berwarna coklat, paruh merah oranye (dewasa) dan coklat (burung muda), kaki oranye.

Habitat burung Luntur Jawa adalah di hutan pegunungan yang lembab baik itu sekunder maupun primer. Keberadaan burung Luntur Jawa ini terpantau di tujuh hutan pegunungan di Jawa Barat, seperti Gunung Halimun, Gunung Salak, Gunung Gede-Pangrango, Gunung Patuha-Tilu, Gunung Wayang, Gunung Papandayan, dan Ciwidey.

Namun, satu-satunya lokasi dimana jenis ini mudah ditemukan adalah di Gunung Halimun. Walau agak jarang dijumpai namun Luntur gunung merupakan penghuni hutan pegunungan antara ketinggian 1000-2500 mdpl. Hinggap tegak pada ranting datar di tempat teduh sambil menunggu serangga atau bersuara keras.

Luntur Jawa mempunyai suara yang keras dan agak parau


Terbang dari tenggeran yang satu ke tenggeran yang lainnya dengan kepakan sayap yang gaduh. Suara kicauan burung luntur jawa terdengar agak parau, dengan lagu yang terdengar “cerr… cerr…” atau “turr” yang keras dibawakan secara cepat. Saat berkicau, burung endemik jawa ini menggerak-gerakkan ekor naik turun, ekor lalu dikembangkan dan dilipat.

Baca juga : Cica Matahari, Salah Satu Spesies Burung Endemik langka yang Mirip Cendet

Sepintas, suara burung Luntur Jawa mirip dengan suara burung perenjak betina. Namun burung ini juga punya tipe suara lain, yang mengalun dan terdengar memanjang, mulai dari nada rendah hingga nada tinggi atau sebaliknya. Secara umum, suara kicuan Luntur Jawa berbeda dari Luntur Sumatera. Namun burung ini punya kemampuan meniru suara kicauan burung Luntur Sumatera dengan sangat baik.

Luntur Jawa sedang memangsa serangga


Makanan utama burung Luntur Jawa adalah serangga dan beberapa jenis buah-buahan. Burung ini memangsa berbagai macam serangga termasuk jangkrik dan kumbang. Biasanya burung ini akan nangkring di ranting pohon yang teduh.

Burung ini tercatat berbiak pada bulan April – Juni, Agustus, September, Oktober dan Desember. Dalam satu musim kawin, biasanya burung Luntur Jawa hanya akan menghasilkan satu atau dua butir telur saja sebelum dierami.

Telur burung Luntur Jawa berwarna kuning tua. Sarang burung Luntur Jawa biasanya terletak di lubang-lubang pohon yang dibuat oleh spesies burung lain. Musim kawin burung Luntur Jawa tercatat sekitar bulan Agustus.

Karena sempitnya habitat, ditambah makin maraknya kasus deforestasi dan pembukaan hutan untuk tujuan pertanian/perkebunan, industri, dan permukiman penduduk, spesies burung ini makin berada di ujung tanduk. Burung langka ini diketahui memiliki tingkat sensititas tinggi terhadap kelestarian habitatnya.

Luntur Jawa senang menempati lubang pohon bekas sarang spesies burung lain


Melihat persebaran yang terbatas dan kemampuan hidup yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan tertentu, cara untuk menjaga kelestarian burung ini adalah dengan menjaga habitatnya agar tetap alami. Meski demikian, ancaman eksploitasi yang terus menghantui kawasan konservasi Gunung Slamet akhir-akhir ini, membuat para aktivis pro lingkungan menyuarakan kekhawatirannya.

Baca juga : Gosong Saobi, Satwa Langka Mirip Maleo dari Pulau Saobi Madura

Mengingat kecilnya populasi burung Luntur Gunung dan semakin hilangnya habitat alami, IUCN Red List mengklasifikasikan burung dari keluarga Trogonidae ini dalam status konservasi Endangered (Terancam Punah). Sedangkan CITES, memasukkan burung ini dalam Apendix I.

Luntur Jawa di dalam lubang sarangnya


Itu artinya semua bentuk perdagangan antar negara dilarang. Di Indonesia, burung ini termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetaan Jenis Tumbuhan dan Satwa. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Luntur Jawa, Burung Berbulu Indah Endemik Pulau Jawa Bagian Barat Diambang Kepunahan


Sabtu, 26 Juli 2025

Liga DMS Putaran 4, Nyunggi Wakul BF Cup, Berjalan Semarak dan Semangat, Juara Milik Dukati Tirtonadi dan Sarotomo



Nyunggi Wakul BF yang menjadi rangkaian agenda Liga DMS 2025 Putaran 4, berlangsung pada Minggu, 20 Juli 2025. Menempati lokasi di Lapangan Gawanan Colomadu, Karangayar. Seperti putaran-putaran sebelumnya ada tiga kelas yang dilombakan, yakni kelas Senior, Junior, dan Pemula.

Seperti gelaran sebelumnya, jumlah peserta yang berhasil dihadirkan selalu memenuhi kuota yang dibuka oleh panitia. Peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini tidak hanya dari Solo Raya saja, tetapi dari daerah lain seperti Sidoarjo, Tulungagung, Sleman, Bantul, dan Wonogiri bahkan dari Tangerang dan Bogor pun datang.

Suasana regristrasi peserta


Agung Cahyanto, Ketua PPDSI Surakarta mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh para dekoe mania. “Kegiatan hari ini adalah kerjasama antara Pengcab Surakarta dengan Nyunggi Wakul Bird Farm dalam menghadirkan kemasan lomba derkuku,” jelas Agung Cahyanto.

Lebih lanjut ikut disampaikan bahwa dengan kegiatan seperti ini diharapkan masyarakat bisa lebih eksis dalam menekuni hobi. “Mudah-mudahan dengan kegiatan ini maka hobi derkuku bisa lebih semarak dan masyarakat banyak yang ikutan mendukung kegiatan lomba derkuku,” sambung pemilik Sadewa BF ini.

Cak Hari memimpin doa dilanjutkan membuka acara Liga DMS #4


Hal senada disampaikan H. Hari Imawan, pemilik Nyunggi Wakul Bird Farm. “Sebagai dekoe mania perlu untuk terus berupaya memasyarakatkan seni suara alam burung derkuku lebih sering lagi lewat lomba-lomba di daerah,” tegas H. Hari Imawan atau yang biasa disapa dengan Cak Hari.

“Karena akhir-akhir ini lomba derkuku frekuensinya ada kecenderungan menurun,” tambah Cak Hari. Untuk maksud yang kurang lebih sama perlunya silahturahim antar penggemar derkuku di Dejabotabekar (Blok Barat) dengan komunitas derkuku di Solo dan sekitarnya lewat event Nyunggi Wakul Bird Farm.”

Liga DMS #4 disuport Nyunggi Wakul BF


“Saya juga sampaikan akan pentingnya memberikan jam terbang para juri lokal lebih banyak lagi, lewat lomba skala reguler. Semoga acara ini bisa berjalan sesuai harapan bersama,” harap Cak Hari. Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan kegiatan ini akan ada efek yang didapat.

“Dengan dikemas secara baik sebuah event lomba, baik dari segi harga tiket yang terjangkau, doorprize yang banyak, serta doorprize khusus 2 ekor burung derkuku ring NW BF yang mempunyai berkualitas lomba, memungkinkan sebagai daya tarik peserta untuk hadir dilomba.”

Ada 3 blok yang disiapkan oleh panitia yang terdiri atas kelas Senior, kelas Junior, dan kelas Pemula. Dekoe mania antusias ikut ambil bagian dalam kegiatan yang digelar menempati lokasi di Lapangan Perkutut Gawanan Colomadu. Khusus untuk kelas Pemula akan ada dua kriteria juara.

Yakni Pemula A dan Pemula B dan semuanya mendapatkan nilai sesuai yang sudah ditetapkan oleh panitia. Khusus Pemula B untuk rangking 1-10 akan mendapatkan poin 5. Poin-poin yang sudah didapat tentunya akan diakumulasi hingga putaran akhir nanti.

Para juri yang bertugas


“Alhamdulillah kegiatan hari ini lancar dan sukses, seluruh kelas yang kami buka diserbu oleh peserta. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan memberikan dukungan, ” terang Jatmiko, salah satu anggota Panitia. Dukungan yang besar ini menang menjadi harapan panitia.

“Kami sadar bahwa tanpa dukungan, maka kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai harapan,” sambung pemilik Jat BF. “Dukungan luar biasa dari peserta menjadi sesuatu yang berharga bagi kami. Terima kasih kami sampai kepada seluruh peserta yang telah hadir, khususnya H. hari Imawan yang telah hadir sekaligus mensponsori Liga DMS Putaran 4” kata Jatmiko.

BangSis menerima bendera koncer di kelas Senior berkat kinerja bagus dari Dukati


Brefing juri sebelum acara dimulai, menjadi rangkaian acara. Dalam pertemuan tersebut, H. Hari Imawan yang ikut bersama Agung Cahyanto mengharap kembali kepada korps juri untuk bisa mempertahankan nama baik yang sudah diraih selama ini. “Jaga nama korps juri dengan cara menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang sudah ada,’ harap Cak Har

Gelaran Nyunggi Wakul Bird Farm Liga DMS Putaran 4 berjalan dalam cuaca cerah dan cenderung panas. Empat babak penjurian berlangsung tanpa hambatan. Hadirnya jawara-jawara luar kota membuat panas persaingan menuju tangga juara.

Para juara di kelas Senior


“Hari ini pertarungan Liga DMS sepertinya lebih berat dari pas Paku Alam Cup kemarin, kalau menurut saya,” ujar Eko LMS yang pandangannya tidak pernah lepas dari gaco-gaco yang diturunkannya berlaga, mengomentari ketatnya persaingan hari itu.

Untuk podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Dukati amunisi BangSis Sidoarjo. Kemenangan derkuku ternakan GTA 329 yang dikerek pada nomor 128 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua serta bendera enam warna pada babak ketiga dan keempat.

Koncer di kelas Junior, Tirtonadi milik Wawan Soba penerimaan bendera diwakili Eko LMS


Kemudian Bimo Kurdo andalan Shorea BF Sleman, derkuku ternakan GTA 380 yang ada di kerakan nomor 149. Keberhasilan ini berkat raihan bendera lima warna tiga babak berturut-turut dan enam warna di babak akhir. Dan tempat ketiga dimenangkan Abimanyu ring N3 172 orbitan N3 BF Tulungagung, yang dikerek pada nomor 129. Nilai Abimanyu dan Bimo Kurdo sebenarnya sama. Hanya saja Abi Banyu kalah di nilai aduan.

Di kelas Junior, podium pertama berhasil menjadi milik Tirtonadi amunisi Wawan Solo. Kemenangan derkuku ternakan B2W 2190 yang menempati nomor kerekan 17. Kemudian Puspotajem bergelang SHOREA 23 andalan Shorea BF Sleman, menempati tempat kedua. Juara ketiga direbut Avatar ring HPW 388, orbitan Darto Rajeg Tangerang di kerekan 173.

Cak Hari menerima bendera koncer di kelas Pemula atas nama Sarotomo


Juara di tiga besar ini mendapatkan nilai sama yakni bendera empat warna empat kali. Bahkan Wiro Sableng ring DA 212 juara keempat milik Cak Hari yang ada di kerekan nomor 162 juga mendapatkan bendera lima warna empat kali. Ini menandakan betapa ketat persaingan yang terjadi di Liga DMS kali ini.

Di kelas Pemula juga tidak kalah seru, hampir semua burung yang bertarung mampu mendapatkan bendera empat warna, batasan nilai tertinggi di kelas ini. Di kelas Pemula, podium pertama berhasil menjadi milik Sarotomo ring HPW 389, amunisi Abah Dadang Tangerang.

Para juara di kelas Pemula


Tempat kedua jadi milik Kasmaran ring LMS 411 debutan Jose Solo. Untuk tempat ketiga berhasil direbut oleh Sengkelat ring NHY 248 milik Ardi Bantul. Seusai gelaran, ada beberapa peserta yang sambat terkait penjurian. “Menurut kami selaku tim juri, kita sudah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan kualitas burung saat bunyi.” jelas Siswo

“Mohon maaf bila banyak yang kurang berkenan atas kinerja kami dan semoga yang akan datang bisa lebih baik lagi. Kita akui jika kita juga masih banyak kekurangan,” imbuh Siswo. “Kita sudah berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.”

Jat Solo mendapat doorprize Ring NW 377


“Tarungan burung tadi sangat-sangat ketat dan banyak burung bagus. Liga DMS ga kalah seru dengan lomba besar, soyo gayeng. Dan kita juga pakai juri dari 3 daerah, yakni dari Jawa Timur, jawa tengah dan Daerah Istimewa Yokyakarta, agar penilaian bisa berjalan fair play.” (Ramlee/Jat)






Pengcab Bondowoso Gelar Latber Tapal Kuda, Rahayu Tampil Perkasa Borong Dua Gelar, Sadis Juara Pemula



Latihan Bersama (Latber) Tapal Kuda kembali diselenggarakan oleh Pengcab PPPPSI Bondowoso bersama Team Gerbong Maut pada Minggu, 20 Juli 2025. Kegiatan yang dihelat mengunakan Gantangan Pasar Hewan Terpadu Selolembu, Curahdami – Bondowoso berjalan meriah dan penuh rasa kekeluargaan.

Kegiatan rutin yang melibatkan Pengcab di wilayah Tapal Kuda ini membuka tiga sesi lomba, yakni kelas Pemula, kelas Utama, dan Perang Bintang. Antusiasme puter pelung mania di wilayah Tapal Kuda untuk mengikuti kegiatan terbilang masih cukup tinggi.

Team Gerbong Maut bersama Pengcab Bondowoso hadirkan gelaran lomba puter pelung


Seperti pada kegiatan-kegiatan lain sebelumnya, para penghobi puter pelung yang tercatat di meja pendaftaran selalu berada pada angka yang membanggakan. “Alhamdulillah respon bagus diberikan oleh penghobi puter pelung di Tapal Kuda untuk mengikuti kegiatan kami,” terang H. Ichwanto selaku Ketua Pengcab Bondowoso.

“Sehingga semua kelas yang kami sediakan terisi sesuai dengan yang diharapkan meskipun tidak sampai penuh. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian, dukungan, dan kehadiran rekan-rekan se Tapal Kuda,” tambah H. Ichwanto.

Juri dan panitia memupuk kekompakan


Kemeriahan yang tersaji di setiap event Tapal Kuda selalu menjadi pemandangan yang menyenangkan. Seperti dalam kegiatan kali ini, para penggila lomba tetap antusias untuk memadati lokasi. Bahkan kehadiran para peserta yang datang tidak hanya dari wilayah Bondowoso saja, karena hadir pula peserta dari Situbondo, Jember, Lumajang, dan Probolinggo.

Bahkan puter pelung mania Pamekasan ikut meramaikan juga. Mereka semua membuat kegiatan ini terasa guyub, khas lomba-lomba burung anggungan. Kehadiran puter pelung mania dari luar kota inilah yang membuat persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan penuh aksi dramatis.

Persiapan akhir sebelum lomba dimulai


Perebutan podium juara bukan saja melibatkan mania tuan rumah, tetapi juga dari luar daerah yang menyertakan burung-burung terbaiknya. Latber Tapal Kuda kali ini seakan menjadi ajang pamer produk peternak Tapal Kuda sendiri.

Mereka berusaha untuk menampilkan dan mengorbitkan produk unggulannya masing-masing untuk bisa mencapai puncak prestasi. Cuaca cerah mendukung kegiatan tersebut. Tiga babak penjurian pada kelas Utama yang dilaksanakan terlebih dahulu berhasil dilakukan tanpa ada kendala.

Penggila lomba duduk tertib sambil memantau gaconya masing-masing


Panitia sengaja menerapkan penjurian dengan waktu sepanjang tiga babak saja. Ini mengingat banyaknya peserta dari luar kota, sehingga waktu penyelenggaraan menjadi perhatian khusus. “Penjurian untuk semua kelas memang hanya sampai tiga babak saja, agar selesai tidak terlampau sore karena ada tiga sesi lomba,” jelas H. Ichwanto.

Persaingan perebutan juara di kelas Utama pun berjalan begitu ketat. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaran. Untuk Kelas Utama, podium pertama berhasil menjadi milik Rahayu, amunisi Selamet Situbondo, puter pelung ternakan Arjuna 18 yang digantang pada nomor 9.

Rahayu juara di kelas Utama


Tempat kedua diisi Den Bagus andalan Rasyid Lumajang, burung ternakan Aurora 209 yang menempati nomor gantangan 20. Den Bagus sebenarnya bisa meladeni performa Rahayu dan hanya kalah tipis. Sedang tempat ketiga dimenangkan Raja Tega orbitan Pesona Situbondo, burung ternakan W2P 297 yang berada di nomor gantangan 19.

Berikutnya dilombakan kelas Pemula. Di kelas yang mempunyai kualitas yang relatif seimbang membuat pertarungan terasa seru. Hingga akhirnya penentuan juara ditetapkan. Untuk kelas Pemula, juara pertama dimenangkan Sadis debutan Danu Pesona, produk Pesona 73 yang digantang pada nomor 10.

Danu bersama Sadis sukses rebut juara kelas Pemula


Kemudian Luky Niko besutan Selamet Situbondo, puter pelung ternakan Arjuna 97 yang berada di nomor gantangan 31 berhasil merebut tempat kedua. Dan posisi ketiga diraih oleh Mawar Hitam orbitan Riyan JKF Bondowoso, produk tenak Nyak 54 yang digantang pada nomor 7.

Setelah itu partai paling gengsi pun di lombakan. Panitia hanya menyediakan 24 gantangan saja khusus untuk partai Perang Bintang. Meskipun tiket yang dibandrol terbilang tidak murah tapi nyatanya semua tiket ludes diminati para penggila lomba puter pelung.

Rahayu jadi bintang lapangan di Latber Tapal Kuda


Tensi pertandinga pun naik ketika Perang Bintang dimulai. Namun perseteruan hanya terjadi di gantangan saja dan itu tidak menutup rasa kekeluargaan yang terbangun begitu solid. Semua menikmati gelaran bergengsi tersebut tepat di garis batas arena lomba. Tidak ada teriakan yang sampai mengganggu konsentrasi para juri dalam menilai kualitas anggungan para jawara yang terdengar.

Tiga babak penjurian berlangsung seru dan penuh aksi dramatis, terutama ketika gantangan 13 berhasil meraih bendera enam warna. Pada babak berikutnya persaingan relatif seimbang. Sampai akhirnya penetapan posisi kejuaraan diumumkan. Untuk podium juara 3 besar di Perang Bintang sama persis dengan para juara di kelas Utama sebelumnya. Rahayu tak tergoyahkan dominasinya setelah berhasil mendapatkan enam warna pada babak pertama.


Diakhir acara panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan meminta ma’af jika selama acara ada hal-hal yang kurang berkenan. “Kedepan Tapal Kuda berencana ada mengadakan lomba Liga Tapal Kuda. inisiatif ini timbul atas dorongan dan semangat para peserta,” ujar H. Ichwanto. “Harapannya puter pelung di wilayah Tapal Kuda bisa semakin ramai dan bersahabat.” (Ramlee/TM)


Selasa, 22 Juli 2025

Kenari Yorkshire, Gentleman of the Fancy yang Berharga Mahal





Kenari Yorkshire merupakan jenis burung kenari yang terkenal karena ukuran tubuhnya yang besar dan postur tubuhnya yang tegak, sering dijuluki “The Guardsman” karena penampilannya yang gagah. Burung ini juga dikenal dengan bulu yang tebal dan lebat, serta suara kicauan yang merdu dan bervariasi, terutama pada kenari jantan.

Kenari Yorkshire berasal dari Inggris, tepatnya dari daerah Yorkshire, dan merupakan salah satu jenis kenari termahal yang banyak diminati. Kenari Yorkshire bukanlah kenari galur murni tetapi hasil rekayasa dan breeding terseleksi antara jenis Norwich, kenari Lanchasire, dan kenari Belgia.

Kenari Norwich



Kenari Yorkshire dikembangan sekitar pertengahan tahun 1800, dikembangkan sebagai “type canary” dengan fisik yang bagus dan bukan pada lagu. Kenari Yorkshire dikembangkan lebih menitik beratkan pada postur yang menawan. Nаmun dаri segi kicаuаn tetаp sаjа tidаk kаlаh istimewа dengаn jenis burung kenаri lаinnyа.


Mungkin inilаh аlаsаn yаng menjаdikаn hаrgа kenаri Yorkshire jаntаn mаupun betinа menjаdi mаhаl. Bаhkаn hаrgа yаng dibаnderol oleh pаrа pengusаhа аtаu importir dаn pаrа pembudidаyа burung hаrgа kenаri Yorkshire relаtif lebih mаhаl jikа dibаndingkаn dengаn jenis burung Fringilidаe lаinnyа.

Belgian Fancy, cikal bakal berbagai jenis kenari terpopuler di dunia



Karena keunikan dan kecantikannya, kenari Yorkshire dikenal sebagai burung favorit untuk dipelihara bahkan dilombakan. Bentuk kenari Yorkshire terkadang digambarkan seperti wortel yang terbalik. Burung ini selalu berdiri tegak, dengan kaki panjang.

Ukuran tubuh kenari Yorkshire cukup besar hingga mencapai panjang 17 cm melebihi jenis kenari yang lain. Kepala membulat dengan leher yang terlihat pendek dan bulu tubuh rapat serta halus. Kenari Yorkshire memiliki dada lebar dengan postur berdiri yang membusung tegak, terkesan pemberani.

Budidaya kenari Yorkshire



Itulah mengapa kenari Yorkshire ini di Eropa, dijuluki sebagai “The Guardsman” atau “Sang Penjaga”. Dan “Gentleman of the Fancy” atau “Burung yang sopan/aristokrat” karena cara berdirinya yang tenang. Warna yang paling banyak ditemui pada kenari Yorkshire adalah kuning, coklat, dan hijau sedangkan warna putih lebih sedikit.


Kenari Yorkshire dianggap sebagai salah satu kenari yang terbesar dan tertua dari semua jenis burung kenari, dan hal itu tercatat sejak 1894. Sekalipun ditemukan di Inggris, Yorkshire lebih banyak dikembangbiakkan di negara-negara lain.

Kenari Yorkshire berpostur menawan juga bersuara merdu



Para importir di Indonesia biasa mendatangkan Yorkshire dari Jerman, Belanda, dan Belgia. Burung Yorkshire yang baru saja masuk ke Indonesia tentu memerlukan beberapa penyesuaian terutama dengan kondisi cuaca.

Memelihаrа burung kenаri Yorkshire аdаlаh bukаn pekerjааn yаng mudаh. Selаin diperlukаn ketelаtenаn yаng ekstrа kerаs jugа perlu pengetаhuаn khusus kаitаnnyа dengаn pemelihаrааn kenаri Yorkshire. Dengаn ukurаn tubuhnyа yаng lebih besаr, mаkа otomаtis pаkаn mаupun kebersihаn sаngkаr penаngаnаnnyа jugа hаrus ekstrа.

Kenari Yorkshire seringakali ikut lomba burung berkicau



Selаin dipengаruhi oleh rаwаtаn hаriаnnyа, pemberiаn pаkаn mаupun cаrа pemаsterаn, kemаmpuаn аtаu rаjin bunyi sаngаt dipengаruhi oleh fаktor umur dаn jenis kelаminnyа. Selain itu untuk kenari Yorkshire jantan lebih baik juga ditempatkan secara terpisah dari kenari lainnya untuk menjaga wilayah teritorialnya sehingga tetap rajin berkicau.


Sebab, hal ini dapat berpengaruh terhadap mental dan karakter dari kenari Yorkshire agar menjadi lebih baik dan terus stabil. Sementara untuk urusan perawatan harian, kenari yorkshire sedikit berbeda dari kenari jenis lokal.

Kenari Yorkshire menjadi idola para kicau mania



Proses adaptasi kenari Yorkshire impor biasanya memakan waktu sepekan. Saat Yorkshire baru datang, hindari memberikan kuning telur karena dapat mengakibatkan kakinya bengkak dan membusuk. Pakan sawi putih menyebabkan feses berair dan hijau menandakan sakit. Yorkshire sehat ditandai dari kotorannya yang kering. Berikan pakan telur kering yang ada di pasaran. Frekuensi pemberian satu kali sehari pada pagi hari. Jatah pakan hanya 4 gram per ekor setiap harinya. (Ramlee)


Sumber : remen.id


Minggu, 20 Juli 2025

Lada, Raja Rempah Dunia yang Memiliki Berbagai Manfaat



Lada (Piper nigrum) merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang memiliki peran penting dalam dunia kuliner dan perdagangan global. Lada, disebut juga merica atau sahang mempunyai cita rasa pedas yang khas. Tanaman lada merupakan sumber dari rempah lada hitam dan lada putih, yang memiliki sejarah panjang sebagai bahan makanan dan obat-obatan tradisional.

Tidak diketahui pasti kapan dan siapa penemu lada pertama kali. Namun demikian, tanaman lada telah dibudidayakan sejak lama. Bahkan masyarakat Yunani Kuno telah mengenal lada sejak tahun 372 SM. Lalu, pada tahun 1492 Columbus menemukan adanya tanaman lada di India Barat. Sejak saat itu, lada mulai dikenal oleh masyarakat. Pada abad pertengahan, lada menjadi komuditas penting dalam dunia perdagangan. Di wilayah Genua dan Venesia, lada menjadi sumber kekayaan, layaknya emas dan permata.

Lada di Indonesia mulai berkembang sejak abad ke-16. Tanaman ini dibawa oleh bangsa Portugis yang saat itu menjajah Indonesia. Ada yang menyebut bahwa lada nusantara mulai diberitakan pada abad ke-15 oleh penulis Tionghoa. Meski begitu, keramaian perdagangan lada di nusantara meningkat pada abad ke-16.

Budidaya Lada


Sejak saat itu, lada menjadi rempah-rempah yang banyak dicari. Bahkan pada abad ke-17, banyak negara yang menginginkan lada Indonesia. Hal tersebut lantas menimbulkan pertentangan dan konflik antara pedagang Barat dan penguasa setempat. Begitu pula dengan badan-badan pedagang Barat seperti VOC dan EIC.

Baca juga : Kapulaga, Ratu Rempah Mempunyai Manfaat yang Luar Biasa

Lada juga dikenal sebagai “King of Spices” atau rajanya rempah-rempah, lada merupakan rempah terpenting yang diperdagangkan secara internasional. Lada menjadi salah satu komuditas paling awal yang diperdagangkan antara Timur dan Eropa.

Bagian-bagian batang/sulur Lada


Lada umum digunakan pada masakan Indonesia. Khususnya hidangan bercita rasa pedas seperti gulai dan tongseng. Penambahan lada dalam hidangan dalam membuat rasa dan aroma lebih pedas. Tidak hanya itu, pada hidangan seperti sup, lada pun bisa membuat kuahnya terasa hangat.

Lada dapat tumbuh dengan baik dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 mdpl. Lada di dataran rendah akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang terbaik dan berbuah sangat lebat. Untuk mencapai pertumbuhan yang baik dan hasil produksi yang memuaskan, sebaiknya lokasi tanam lada di daerah beriklim tropis.

Dengan curah hujan dari 1.000–3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun. Dan mempunyai hari hujan 110–170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2–3 bulan per tahun. Kelembapan udara 63–98 % selama musim hujan, dengan suhu maksimum 35 ℃ dan suhu minimum 20 ℃. Sinar matahari 10 jam/hr.

Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, terutama tanah berpasir dan gembur dengan unsur hara cukup, drainase (air tanah) baik. Tanah yang cocok bagi pertumbuhan lada yaitu tanah yang netral dengan pH 6,0 -7,0, suhu tanah berkisar antara 14 – 29 °C. Kemampuan tanah menjaga kelembapan, jika penyerapan airnya antara 0,2 – 20 cm selama maksimal 1 jam.

Lada yang masih muda


Tanaman lada sebernarnya memiliki akar tunggang, akan tetapi akar jenis ini tidak di temukan pada tanaman lada saat ini. Hal ini terjadi karena perbanyakan lada dengan stek sehingga yang ada hanya akar lateral. Akar terbentuk pada buku-buku setiap ruas batang pokok dan cabang.

Baca juga : Pala, Emas Hijau Asli Indonesia yang Pernah Diperebutkan Bangsa Eropa

Berdasarkan fungsinya, tanaman lada mempunyai dua macam akar. Pertama, akar lateral yang berada di bawah permukaan dan berfungsi untuk menyerap unsur hara. Kedua, akar lekat yang terdapat pada buku-buku sulur panjat dan berfungsi untuk melekatkan tanaman pada penegak.

Lada putih


Lada merupakan tanaman tahunan yang memanjat (scandens)dan berbuku-buku , termasuk tumbuhan biji belah (dicotyledonae). Berdasarkan letak jaringan pembuluh, batang memiliki karakter antara tanaman biji belah dan tanaman biji tunggal (monocotyledonae) jaringan pembuluh terdiri atas pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).

Batang tanaman lada sebutannya sulur dan pada lada panjat ada pembedaan menjadi tiga bagian. Yaitu sulur panjat yang merupakan batang utama atau cabang primer yang tumbuh ke atas dan menempel pada tiang atau pohon penegak atau tajar. Kemudian ada Sulur panjang atau sulur cabang sekunder.

Kemudian ada sulur pendek yang merupakan cabang buah adalah sulur atau cabang yang keluar dari sulur panjang. Sifat cabang ini adalah berukuran sedang, ruas-ruasnya pendek dan pada bubu-bukunya tidak ada akar. Dari cabang ini akan keluar rangkaian bunga yang kemudian menjadi buah. Bibit yang berasal dari cabang buah ini akan menghasilkan lada dalam bentuk perdu atau di kenal dengan istilah lada perdu.

Daun lada pada dasarnya berbentuk sederhana, tunggal, bulat telur yang meruncing pada pucuknya, bertangkai panjang antara 2-5 cm dan membentuk aluran di atasnya. Ukuran daun dengan panjang 8-20 cm dan lebar 4-12 cm, Berurat 5-7 helai, berwarna hijau tua dan mengerucut di bagian bawahnya. Pada bagian daun tampak ada titik-titik kelenjar.

Lada hitam


Bunga lada merupakan bunga majemuk berbentuk malai/untai (amentum). Malai menggelantung ke bawah dengan panjang yang bervariasi (3-25 cm), tidak bercabang, berporos tunggal, dan ditumbuhi bunga-bunga kecil yang berjumlah lebih dari 150 kuntum. Bunga duduk pada ibu tangkai tanpa tangkai bunga yang jelas dan tersusun secara spiral, warnanya hijau muda kekuningan.

Baca juga : Andaliman, Merica Khas Tanah Batak yang Kaya Manfaat dan Bernilai Tinggi

Buah lada tidak bertangkai atau disebut buah duduk , berbiji tunggal, berbentuk bulat atau agak lonjong, umumnya berdiameter 4-6 mm, berdaging, kulitnya berwarna hijau jika msih muda dan berubah warnanya menjadi merah apabila sudah massak.

Lada hijau


Tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang/sulur. Tetapi umumnya dengan stek batang/sulur karena relatif lebih mudah, murah, dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunannya. Perbanyakan dengan biji hanya untuk tujuan penelitian.

Terdapat beberapa jenis lada yang umum dijumpai di Indonesia. Ada lada hitam, lada putih, lada hijau, dan lada merah. Selain dari warnanya yang berbeda, keempat lada tersebut diolah dengan cara yang berbeda pula. Proses pengolahan yang berbeda, membuat masing-masing jenis lada memiliki cita rasa dan aroma yang berbeda.

Lada menjadi bahan masakan penting di seluruh dunia


Dari keempat jenis lada tersebut, masyarakat Indonesia lebih sering memakai lada putih dan lada hitam. Kedua jenis lada ini memiliki perbedaan baik dari penggunaan biji maupun rasanya. Untuk membuat lada putih, petani menggunakan biji lada yang sudah masak. Sementara, lada hitam justru dibuat dari biji yang masih mentah. Selain itu, proses pengolahan lada putih pun lebih rumit dan lama.

Hal inilah yang kemudian membuat rasa dan aroma keduanya berbeda. Lada hitam memiliki rasa dan aroma yang lebih pedas daripada lada putih. Selain itu, masa simpannya pun lebih lama. Cara mengolahan lada hijau dan lada merah berbeda dengan lada lainnya. Kedua jenis lada ini diolah dengan cara direndam dalam larutan air garam atau cuka. Namun demikian penggunaan biji lada yang digunakan berbeda. Lada hijau menggunakan biji lada yang masih mentah. Sementara, lada merah memakai lada matang. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Lada, Rempah Penyedap Alami dengan Cita Rasa Pedas


Waromo, Kelapa Hutan Papua yang Kaya Nutrisi

Woromo (Pandanus yilunea) merupakan sebutan buah yang berasal dari tanaman endemik Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah. Buah ...