Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman yang mempunyai biji kecil dan berbentuk pipit. Biji ini biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai hidangan dan masakan di berbagai belahan dunia, terutama di Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Biji wijen memiliki cita rasa gurih dan sering digunakan sebagai taburan pada berbagai makanan. Biji wijen memiliki beragam warna, termasuk putih, hitam, dan cokelat.
Wijen sudah lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman yang paling tua dikenal peradaban. Wijen diperkirakan sudah ada sejak 3500-3015 Sebelum Masehi. Wijen kemungkinan berasal dari Asia Tengah, yakni sekitar India, Afghanistan, Tajikistan, dan China. Ada pula yang memperkirakan wijen berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Namun yang jelas, awal mulanya tanaman ini tumbuh di sekitar Asia dan Afrika.
Tanaman wijen termasuk dalam familia pedaliaccene serta golongan cerelia atau biji-bijian. Tanaman wijen merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak, dengan ketinggian mencapai 1,5 – 2,0 m. Tanaman ini memiliki bentuk semak yang mempunyai usia empat bulan sampai satu tahun, tergantung kondisi lokasi penanaman dan varietas wijen.
![]() |
Budidaya tanaman Wijen |
Wijen tumbuh pada daerah tropis di ketinggian 1200 – 1600 m dpl. Tanaman ini memerlukan temperatur udara yang cukup tinggi yaitu berkisar 25 – 35 ˚C dan cukup tahan terhadap kondisi kering. Nilai pH tanah yang baik adalah berkisar 5,5 – 8,0. Tanaman ini tidak dapat ditumbuhkan pada tanah pasir atau asin. Tanaman ini juga tidak dapat tumbuh pada kondisi tergenang dan terkena hujan secara terus menerus.
Baca juga : Kenop, Tanaman liar Berbunga Indah dan Berkhasiat Obat
Tumbuhan ini sebaiknya ditanam pada ladang secara berbaris dengan jarak antar tumbuhan berkisar 30 cm. Wijen dapat dipanen bijinya setelah 120 – 150 hari ditumbuhkan. Akar tanaman wijen ini bertipe akar tunggang dengan banyak akar cabang yang sering bersimbiosis dengan mikoriza VA (vesikular-arbuskular). Tanaman wijen mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah.
![]() |
Bunga tanaman Wijen |
Tanaman wijen memiliki batang tinggi sekitar 85 sampai 150 cm. Batang tanaman ini berkayu, tumbuh tegak, berbentuk lekuk empat dan berbuku-buku serta berbulu halus dan umumnya bercabang. Beberapa varietas wijen ada yang berbulu menutupi seluruh permukaan kulit batang.
Daun tanaman wijen mempunyai bentuk beragam. Ada yang berbentuk menjari, tidak menjari, daun rata, dan daun bergerigi. Susunannya berselang seling, dengan bentuk dan ukuran antara daun bawah, tengah, dan atas berbeda, panjang antara 3 – 17,5 cm, lebar 1 – 7 cm, panjang tangkai daun 1 – 5 cm.
Daun bawah berhadapan, bertangkai panjang, berbentuk agak lebar, bagian tengah lebar atau seringkali berlekuk, sedangkan bagian atas berbentuk lanset. Pada permukaan bawah daun berbulu. Kedudukan daun umumnya menggantung, tetapi ada juga yang tegak dan horisontal. Warna daun bervariasi dari hijau, hijau tua, sampai hijau keunguan.
Bagian bunga muncul dari ketiak daun, sebanyak 1 – 3 kuntum per ketiak daun. Bunga bertangkai pendek, berukuran kecil, dan memiliki lima buah kotak. Bunga tersusun atas lima daun bunga yang berbentuk seperti corong, berukuran panjang antara 2,5 cm – 3,0 cm dan diameter 0,5 cm – 1,0 cm serta berbau harum yang khas. Benang sari menempel di dalam mahkota bunga. Warna bunga bervariasi ada putih,merah jambu, atau ungu dengan bintik-bintik kuning atau lembayung di bagian dalam.
![]() |
Polong Wijen yang telah matang |
Buah dengan panjang 2 – 3 cm, diameter 0,5 – 1 cm, terdiri dari 4, 6, dan 8 lokus (kotak) memanjang. Tiap lokus berisi biji yang mengandung 50 – 125 biji per polong. Sebelum buah masak panen, daun gugur, warna kulit buah (polong) yang semula hijau berubah menjadi kekuningan, kuning, akhirnya berwarna cokelat dan kering. Sebelum kering buah pecah mulai dari ujung, sehingga biji keluar berwarna putih, kuning, cokelat atau hitam tergantung varietas.
Baca juga : Pegagan, Tanaman Liar yang Digunakan sebagai Ramuan Obat Tradisional Selama Ratusan Tahun
Biji wijen berbentuk gepeng atau seperti telur, berada dalam polong dengan jumlah sangat banyak, dan terletak berhadap-hadapan dengan posisi horizontal. Warna biji berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Seperti putih kekuning-kuningan, putih berbintik-bintik hitam, keabu-abuan, cokelat, atau hitam.
![]() |
Biji Wijen |
Biji wijen sangat kecil, tiap kilogram terdiri dari 300 – 600 ribu biji. Ukuran biji berbeda, terutama akibat ketebalan kulit biji yang bervariasi. Kulit biji semakin tipis, mutu wijen semakin baik. Rendemen isi biji (kernel) dari biji berkulit berkisar 55 % – 85 %. Ada kecenderungan kulit semakin tipis, kandungan minyak dari kernel semakin tinggi, kadar asam lemak jenuh 15 % dari total asam lemak.
Umumnya wijen hitam, kulitnya lebih tebal daripada wijen putih, namun mutu minyak wijen hitam lebih baik. Wijen dari Indonesia rata-rata berkulit tipis, sehingga mempunyai mutu yang lebih baik daripada wijen dari luar negeri. Selain pelengkap dalam masakan, biji wijen juga memiliki nilai gizi yang tinggi.
Biji wijen mengandung protein, serat, lemak sehat, mineral seperti kalsium dan magnesium, serta antioksidan, yang membuat biji wijen sebagai tambahan makanan yang sehat dalam diet sehari-hari. Biji wijen dalam bentuk utuh atau dalam bentuk pasta biji wijen yaitu tahini. Tahini sering ada dalam masakan Timur Tengah dan Mediterania, dan juga menjadi bahan dasar untuk membuat saus hummus.
Pemanfaatan wijen umumnya dilakukan dalam dua metode, yakni pakai biji wijen langsung dan menjadi minyak. Biji wijen dapat digunakan sebagai taburan hidangan, baik pada camilan seperti odading maupun salad. Biji wijen melalui proses sangrai terlebih dulu agar lebih wangi.
![]() |
Roti dengan topping Wijen putih |
Sementara itu, minyak wijen biasa sebagai penambah rasa dalam masakan karena mengandung asam lemak tidak jenuh. Terdapat dua jenis biji wijen yang umum dalam masakan yakni wijen putih dan hitam. Keduanya sama-sama bisa digunakan untuk memasak, tetapi rasa wijen putih lebih lembut.
Baca juga : Kebiul, Tanaman Obat Ajaib yang Terancam Punah itu Sanggup Hambat Sel Kanker
Biji wijen mengandung minyak 35%—63%, protein 20%,asam amino 7 macam, lemak jenuh 14%, lemak tak jenuh 85,8%, fosfor, kalium, kalsium, natrium, besi, vitamin B dan E, anti oksidan dan alanin atau lignin, dan tidak mengandung kolesterol. Digunakan untuk aneka industri, bahan makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, pestisida, dll.
![]() |
Minyak Wijen |
Sebagai bahan makanan dan minyak makan digolongkan bermutu tinggi karena kandungan mineral dan proteinnya tinggi serta berkadar asam lemak jenuh rendah, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan. Dulu, masyarakat Tiongkok juga memanfaatkan minyak wijen yang dibakar untuk membuat tinta. Selain itu, minyak wijen juga digunakan sebagai bahan bakar lampu, menyembuhkan gigi, dan memperbaiki kulit yang rusak.
Produk pangan dari wijen bermanfaat bagi kesehatan karena dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh. Oleh karena itu minyak wijen dinamakan “Raja dari minyak nabati”. Bungkil wijen (ampas) yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya, sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut “cabuk”. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Wijen, Tanaman Berbiji Kecil dengan Manfaat Besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar