Edelweis Rawa (Syngonanthus flavidulus) merupakan salah satu jenis rumput rawa yang langka ditemukan. Di Indonesia, bunga rawa ini tidak begitu dikenal. Penamaan dan pertumbuhannya hanya dianggap sebagai tanaman biasa serta bagian dari rumput yang tumbuh di rawa-rawa, sepanjang tepi danau dan di hutan pinus basah.
Tanaman ini menjadi pembicaraan ketika adanya kejadian rusaknya habitat edelweis rawa ini di Ranca Upas. Bunga edelweis eawa di Ranca Upas, Bandung – Jawa Barat, rusak akibat kegiatan touring dari komunitas motor trail. Event tersebut merupakan Camping Adventure Explore Ranca Upas 2023 yang diselenggarakan pada Minggu, 5 Maret 2023 lalu.
Padahal edelweis rawa merupakan salah satu tanaman langka di Indonesia. Alasan yang membuat bunga ini langka adalah karena sempitnya sebaran habitatnya. Di dunia, hanya ada dua negara yang menjadi tempat bunga edelweis rawa tumbuh, yaitu di Amerika Serikat dan Indonesia.
![]() |
Bumi Perkemahan Ranca Upas, tempat Edelweis Rawa tumbuh |
Di Indonesia, tanaman ini hanya ada di dua tempat. Pertama di Bumi Perkemahan Ranca Upas serta di tepian Danau Ciharus yang ada di Cagar Alam Kamojang. Dulu bunga ini juga terdapat di Kalimantan, tetapi sekarang keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi.
Baca juga : Cempaka Wangi, Pohon Hijau Abadi Sumber Wewangian
Selain itu, bunga ini juga terdapat di Florida, Amerika Serikat. Kalau di sana, populasinya masih tergolong cukup banyak ditemui. Daerah Alabama, Georgia, Carolina Utara, serta Carolina Selatan juga menjadi wilayah persebaran dari bunga ini. Di Amerika, tanaman ini juga dikenal dengan sebutan Yellow Hatpins atau penjepit topi kuning.
![]() |
Edelweis Gunung (Anaphalis javanica) |
Hatpin sendiri merupakan sebuah aksesoris untuk topi di daerah Alabama pada zaman dahulu. Bentuknya mirip dengan tusuk konde atau jarum tetapi berukuran sangat besar. Sebutan tersebut disematkan karena kepala bunga tanaman ini yang berwarna kuning mirip dengan penjepit atau hiasan topi yang sering digunakan oleh masyarakat lokal.
Bunga rawa ini mendapatkan nama edelweis karena bunganya yang tidak layu saat dipetik, mirip dengan edelweis gunung (Anaphalis javanica). Namun edelweis rawa ini tidak sama dengan edelweis gunung karena mempunyai familia dan genus yang berbeda. Bunga edelweis yang sesungguhnya itu termasuk dalam suku Asteraceae marga Anaphalis, dan umumnya tumbuh di dataran tinggi.
Sementara yang disebut dengan edelweis rawa itu termasuk dalam suku Eriocaulaceae, marga Syngonathus. Jadi, secara taksonomi edelweis rawa memang berbeda dengan edelweis gunung. Bunga ini disebut sebagai edelweis rawa karena bentuk dan sifatnya yang mirip dengan bunga edelweis, yakni sama-sama tidak mudah layu saat dipetik. Sesuai namanya, habitat kedua tanaman ini juga berbeda.
Edelweis gunung tumbuh di daerah dataran tinggi. Sementara edelweis rawa tumbuh di tempat dengan suhu lembab dan memiliki banyak kandungan air di sekitar lokasi tersebut. Inilah yang membuat edelweis rawa lebih mudah dijumpai di tepi danau, hutan pinus, atau padang rumput.
![]() |
Edelweis Rawa hanya ada di Indonesia dan Amerika |
Dari status perlindungannya di Indonesia, Syngonanthus flavidulus atau edelweis rawa tidak masuk dalam salah satu jenis tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan daftar yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 92 Tahun 2018. Ini berbeda dengan edelweis gunung (Anaphalis javanica) yang tercatat sebagai salah satu dari 914 flora dan fauna dilindungi di Indonesia sesuai peraturan tersebut.
Baca juga : Flamboyan, Tanaman Penyerap Polutan Kendaraan Bermotor dengan Bunga Berwarna Cerah
Selain itu, meski diketahui cukup langka, hasil penelusuran menunjukkan bahwa sampai sekarang masih sedikit para peneliti maupun ahli botani yang mengkaji tanaman ini. Bahkan, di Indonesia juga belum ada satu peneliti, termasuk di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang secara khusus mengkaji edelweis rawa.
![]() |
Edelweis Rawa termasuk tanaman langka |
Edelweis rawa ini tumbuh subur di Ranca Upas, Bandung. Edelweis rawa ini mulai disadari keberadaannya di Ranca Upas pada tahun 1990-an. Tanaman ini tergolong tanaman yang perlu waktu lama untuk tumbuh dan berkembang. Kurang lebih sampai empat bulan lamanya hingga tunasnya muncul, lalu dua bulan kemudian untuk bisa memetik bunganya.
Edelweis rawa termasuk tumbuhan air (aquatic plants). Edelweis rawa memiliki kemampuan fotosintesis yang unik. Wild South Florida menjelaskan bahwa fotosintesis dilakukan dari tanah. Hal ini karena edelweis rawa diketahui memiliki sistem akar yang lebih besar dibandingkan ukuran daunnya.
Saat bakteri dalam tanah mengurai material organik, proses inilah yang akan menghasilkan karbon dioksida (CO2). Inilah yang diserap oleh edelweis rawa melalui akarnya. Lalu, CO2 diarahkan ke daun edelweis rawa dan fotosintesis berlangsung biasa.
Tanaman ini bisa tumbuh hingga sekitar 30 sentimeter. Bentuknya menyerupai payung dan tumbuh secara liar di daerah rawa atau basah. Tanaman ini mempunyai bunga dengan ukuran kecil dan berwarna campuran kuning pucat dan putih putih.
![]() |
Komunitas motor trail merusak habitat Edelweis Rawa di Ranca Upas |
Edelweis rawa memiliki kepala bunga seperti kancing dengan batang panjang seperti pipa atau dalam istilah botani dinamakan scape. Umumnya, tanaman edelweis rawa ini akan berbunga pada saat musim berbunga hingga awal musim panas.
Baca juga : Arum Dalu, Tanaman Hias Berjuluk si Ratu Malam yang Harum Semerbak
Seperti yang dikutip dari wild south florida, Peneliti bernama J.C. Th. Uphof, menulis dalam “American Journal of Botany” edisi Januari 1927. Bunga-bunga kecil yang menyatu menjadi kepala yang lebat tidak menarik bagi serangga dan jarang dikunjungi. Itu artinya penyerbukan buka tanaman ini tanpa perantara serangga seperti yang terjadi pada umunya tanaman bunga.
![]() |
Mang Uprit saat meluapkan emosinya ketika tahu tanaman Edelweis Rawa yang ia tanam dirusak komunitas trail |
Edelweis rawa melakukan penyerbukan dengan kemampuan sendiri atau melalui perantara angin untuk menyebarkan materi genetiknya. Penyerbukan dengan perantara angin ini dikenal juga dengan istilah anemofili. Bunga edelweis rawa ini bisa dibilang adalah perhiasan padang rumput.
Karena keindahan yang diberikan pada saat bunganya bermekaran, jadi kawasan padang rumput yang ditumbuhi oleh bunga edelweis rawa akan sangat beruntung karena memiliki nilai lebih. Sementara dalam dunia pengobatan tidak memiliki manfaat sama sekali bagi manusia, tapi itu bukan alasan untuk menyepelekan pertumbuhan tanaman ini. Apalagi, tanaman bunga rawa edeleweis ini penyebarannya tidak begitu banyak di Indonesia, jadi sangat penting untuk menjaga kelestariannya bila menemukan tanaman ini. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Edelweis Rawa, Tanaman Langka yang Tumbuh Hanya di Indonesia dan Amerika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar