Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 08 Juni 2023

Kakatua Raja, Burung Kakatua Terbesar di Dunia dari Tanah Papua

 



Burung Kakatua Raja (Probosciger aterrimus) adalah sejenis burung paruh bengkok berwarna hitam dan berukuran besar, terbesar dari semua jenis burung kakatua. Panjang tubuhnya sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman.

Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan. Kakatua Raja adalah satu-satunya burung di marga tunggal Probosciger. Daerah sebaran burung ini adalah di pulau Papua dan Australia bagian utara.

Burung ini biasanya ditemukan di kepulauan Aru, pulau Misool di bagian barat pulau Papua, Selatan New Guinea Selatan dari Timur Marauke sampai teluk Papua, dan di Australia pada kawasan utara tanjung York Peninsula.

Seekor kakatua raja sedang berjemur di ujung ranting pohon
 

Kakatua raja memiliki tinggi mulai dari 49 cm hingga 68 cm dengan panjang sekitar 60 cm. Beratnya rata-rata mencapai 500-1.100 gr, dengan berat betina berkisar 500-950 gr, dan yang jantan berkisar 540-1.100 gr.

Baca juga : Anis Merah Burung Bersuara Merdu Bergaya Teler

Panjang sayapnya sekitar 35,1 cm. Sementara itu, rentang sayapnya bisa selebar 1 meter. Panjang ekor 23,8 cm, panjang paruh 9,1 cm, serta panjang kaki rata-rata 3,5 cm. Selain itu, mereka juga punya jambul yang bisa berdiri setinggi 15 sentimeter.

Kakatua raja sedang mencariketepeng makanan utamanya
 

Kaki mereka berwarna abu-abu/hitam dengan sedikit bulu-bulu di paha mereka. Dan pada wajah kakatua raja terdapat karakteristik yang paling istimewa yaitu terdapat warna merah di pipinya.

Pipi kakatua raja dapat berubah warna kulitnya berdasarkan tingkat kesehatan atau stres sehingga ketika stres berat kulit akan berubah warna ke merah muda/krem, sementara ketika sangat bersemangat/gembira perubahan kulit menjadi kuning.

Kakatua ini memiliki paruh yang besar dan berwarna hitam. Paruh burung jantan lebih besar daripada betina. Paruh kakatua raja tidak bisa rapat sehingga lidahnya yang berwarna merah dengan ujung hitam selalu terlihat.

Sebagai burung pemakan biji-bijian, bagian mulutnya yang terbuka tersebut memudahkannya untuk menahan kacang atau biji-bijian di dalam mulut dan memecahkannya pada waktu yang sama. Paruh bawahnya dirancang untuk dapat menghancurkan kacang atau kulit bijian lainnya.

Burung ini ahli memecahkan dengan cangkang bijian yang keras. Lidahnya bisa menahan makanan pada paruh bagian atas, sementara paruh bagian bawah bertugas memecahkannya. Kemampuannya ini membuat kakatua raja bisa mengakses berbagai macam makanan yang tidak bisa dimakan oleh jenis kakatua lain.

Burung Kakatua Raja dapat ditemukan sendirian ataupun berpasangan, dan kadang dalam kelompok yang lebih besar, mereka menghabiskan banyak waktu mereka di kanopi hutan yang tinggi atau terbang di antara tempat bertengger dan mencari makan.

Kakatua raja senang mendiami pokok-pokok pohon tua
 

Mereka sering makan dalam kelompok besar, di mana satu burung penjaga akan mengamati predator yang ada. Jika pemangsa atau ancaman lainnya muncul, para “penjaga” memberikan alarm menangis untuk memberitahukan yang lain.

Baca juga : Gelatik Jawa, Dahulu Dianggap Hama Kini Terancam Punah

Kakatua raja termasuk salah satu burung yang berumur panjang. Dilansir dari laman Beauty of Birds, kakatua raja yang hidup di penangkaran bisa hidup hingga usia 90 tahun. Sementara itu, kakatua raja yang hidup di alam liar biasanya mencapai usia 40-60 tahun.

Sepasang kakatua raja tengah membangun sarang
 

Sayangnya, burung ini punya tingkat reproduksi yang sangat rendah. Buurng kaktua raja betina cuma menghasilkan satu telur saja setiap beberapa tahun. Kakatua raja juga baru mencapai kematangan seksual ketika usianya 7 atau 8 tahun, ungkap laman Animal Diversity. Hal inilah yang membuat angka populasinya sulit pulih dan rentan punah bila terdampak perusakan habitat atau perburuan liar.

Mereka memilih pohon-pohon besar dan tinggi untuk bersarang dan berkembangbiak. Pada siang hari mereka berdiam di dekat makanan atau sumber air dan pada malam hari bertengger di dalam atau di dekat sarangnya.

Kalau kebanyakan satwa lain memilih tempat bersarang yang dapat melindunginya dari hujan, kakatua raja justru agak berbeda. Buurng ini suka bersarang di lubang pohon yang bagian atasnya terbuka.

Burung ini memang pilih-pilih untuk urusan tempat bersarang. Tidak sembarangan pohon bisa dibuatnya bersarang. Pohonnya harus yang sudah tua, biasanya berumur sekitar 100 tahun, ungkap laman San Diego Zoo. Sayangnya, pohon yang seperti itu sangat jarang, apalagi di tengah maraknya penebangan hutan.

Lalu, bagaimana kalau hujan turun? Kakaktua raja membangun sarangnya dari ranting-ranting yang dijatuhkan ke dalam lubang usai dipecah ke ukuran yang lebih kecil. Ranting-ranting ini kemudian menumpuk membentuk sarang yang tinggi sehingga telurnya tidak akan tenggelam kalau air hujan menggenang.

Keunikan kakaktua raja gak berhenti sampai di situ. Burung ini juga punya kemampuan main drum! Kalau sebagian besar hewan menggunakan alat untuk berburu atau mencari makan, kakaktua raja justru melakukannya untuk menarik perhatian betina. Jantan akan mencari tongkat kayu terbaik untuk diketuk-ketukkan ke lubang pohon yang ditemukannya.

Sarang kakatua raja terdapat sebutir telur
 

Selain itu, tiap ekor punya gayanya sendiri-sendiri. Dilansir laman Forbes, analisis menunjukkan kalau tiap individu punya gaya dan iramanya sendiri-sendiri. Jadi, setiap individu bisa dikenali dari irama ketukannya.

Baca juga : Burung Kepodang, Kemerduan dan Keindahan Warna Bulunya Membuat si Pesolek Banyak Diburu

Para ilmuwan berpendapat kalau kakaktua raja jantan melakukan ini untuk menunjukkan pada betina incaran kalau lubang pohon miliknya cukup kuat dan layak untuk bersarang. Beberapa juga berpendapat kalau burung ini melakukannya untuk menunjukkan wilayah teritorialnya.

Anakan kakatua raja
 

Selama kawin burung jantan dan betina berdekatan satu sama lain dengan sayap dibuka lebar. Sebelum melakukan perkawinan, jantan akan membuat siulan yang keras dan menunduk-nundukkan kepalanya berkali-kali hingga kulit diwajahnya berubah menjadi sangat merah.

Musim kawin bervariasi sesuai dengan iklim setempat. Namun, biasanya dari bulan Agustus hingga Januari. Kakatua raja bersifat monogami dan tinggal bersama pasangannya sepanjang hidupnya. Kakaktua Raja betina bertelur 1 butir dengan masa pengeraman 30-35 Hari. Anaknya meninggalkan sarang pada usia 3 minggu.

Kian marak penyelundupan kakatua raja
 

Walaupun spesies ini terancam oleh hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk diperdagangkan, kakatua raja masih sering ditemukan di habitatnya. Kakatua raja dievaluasikan sebagai berisiko rendah di dalam IUCN Red List. Namun demikian, tetap perlu menjaga kelestarian burung istimewa ini.

Perlu waktu panjang untuk menangkarkan kakatua raja, butuh waktu 6-10 tahun. Menemukan pasangan yang pas berperan penting saat menangkarkan kakatua raja. Burung ini layaknya manusia, perlu saling menyukai. Perlu waktu bertahun-tahun sampai kakatua raja mendapat pasangan yang tepat dan berkembangbiak. (Ramlee)




Sumber : remen.id


Kakatua Raja si Hitam Eksotis Endemik Tanah Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...