Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 31 Agustus 2023

Saprol, Seekor Trucukan Fenomenal yang Namanya Pernah Dikenal Sampai ke Malaysia dan Taiwan



Burung Trucukan atau yang biasa juga disebut merbah cerukcuk, atau jog jog merupakan salah satu jenis burung berkicau dari keluarga Pycnonotidae. Burung trucukan kini sudah naik kelas karena burung ini sekarang sudah masuk katagori burung yang dilombakan.

Burung trucukan adalah keluarga dekat burung Cucak Rawa. Pamornya makin menanjak seiring dengan ramainya lomba burung berkicau di tanah air. Tidak heran jika burung trucukan ini naik kelas, karena memang suara burung ini mempunyai ciri khas ketika berkicau yang menarik para kicau mania untuk dipelihara. Dan juga buat tempelan burung berkicau lomba lainnya.

Irama lagu yang dimiliki burung trucukan (burung Merbah) memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung trucukan. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Lomba burung trucukan

Salah satu burung trucukan yang sangat diingat oleh para kicau mania adalah seekor trucukan yang diberi nama Saprol. Banyak yang menjadikan kicauan Saprol sebagai rujukan para kicau manaia akan keindahan suara burung trucukan. Videonya bertebaran di kanal Youtube.

Baca juga : Sogok Ontong, Burung yang Suka Manis-manis yang Kerap Dijadikan Masteran

Saprol, merupakan seekor trucukan yang terkenal unik dan bermental baja. Sepak terjangnya beberapa tahun yang lalu pastinya sudah tidak asing lagi bagi kalangan Ropel Mania Indonesia, begitu para penikmat dan penggemar burung trucukan disebut.

Banyak pecinta burung trucukan yang mengabadikan keistimewaan Saprol

Saprol memang seekor burung trucukan yang istimewa. Suaranya merdu mengeluarkan Ropel an dengan lantang dan berdurasi panjang. Uniknya lagi, Saprol selain di sangkar burung juga sering tampil dengan gaya yang nagen di satu titik pada saat berada di luar sangkarnya.

Saprol mampu berbunyi sampai kurang lebih 1 jam. Pernah juga mencapai satu ropelan berdurasi 7 menit. Dengan aksi uniknya tersebut, Saprol berubah jadi seekor burung trucukan kebanggaan Ropel Mania Nusantara. Beberapa tahun lalu, Saprol aktif mengikuti lomba burung berkicau, dan tentunya sering mendapatkan juara.

Dari perawatan yang konsisten menghasilkan kualitas mumpuni

Saprol, saat ini diperkirakan sudah berumur lebih dari 12 tahun. Semenjak tahun 2019, Saprol sudah diberhentikan dari dunia perlombaan. Sudah tidak lagi mengikuti lomba-lomba yang masih sering diadakan.

Baca juga : Wambi, Burung Berkicau yang Menawan dan Sangat Gacor Saat Berkicau

Yulistiawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan nama di sosial medianya (FB) Cleon AngSya Kds, merupakan pemilik Saprol sejak pertama kali turun berlomba dan mempunyai pembawaan yang istimewa. Kini, Cleon menjadikan Saprol sebagai penyambut tamu di kediamannya yang nyaman di Ds. Tanjungkarang RT 01 RW 03, Kec. Jati, Kab. Kudus – Jawa Tengah.

Cleon AngSya (kiri) pemilik saprol saat sosialisasi pakem Trucukan standar PTI di Senayan, Jakarta

Tetapi bukan berarti Cleon pensiun dari hingar bingar lomba burung berkicau yang melombakan burung-burung trucukan. Cleon masih tetap ikut meramaikan lomba kicau burung trucukan dengan menurunkan beberapa burung trucukannya yang lain, semisal Sadam dan lainnya.

Saprol sontak jadi perbincangan dan viral hingga ke manca negara, ketika ada yang berani menawar dengan harga yang sangat fantastis untuk ukuran burung trucukan ini. Karena memang mendapatkan burung ini tidak perlu menguras isi kantong terlalu dalam, namun dengan sederet prestasi yang didapatkan Saprol, tidak heran banyak orang kepincut untuk memilikinya.

Eko LMS(kiri) membuktikan langsung keistimewaan Saprol

Saprol pernah ditawar dengan nominal 7 juta rupiah, sebuah angka yang masih terbilang wajar untuk seekor burung trucukan juara. Namun tawaran itu ditolak oleh Cleon. Kemudian memantik adanya penawaran berikutnya sebesar 20 juta.

Baca juga : Cililin, Burung yang Memiliki Suara Berdencing Tajam dengan Speed Sangat Rapat

Ternyata Cleon tetap saja menolak tawaran yang masuk untuk memboyong Saprol pindah dari Kudus. Angka 20 juta sudah merupakan angka yang besar sebelum akhirnya datang lagi penawaran sebesar 45 juta. Itu merupakan penawaran yang sangat fantastis.

Koleksi trucukan unik milik Cleon

Cleon AngSya Kds yang juga memiliki beberapa burung trucukan nan eksotis yakni trucukan berwarna seperti albino, cremino, liuxistic, blorok, dll, ternyata bersedia membagikan kiatnya menjadikan burung trucukannya juara di arena. Gimana sih perawatan burung trucukan yang baik agar bisa klop dan dapat memahami karakter burung kesayangannya?

Baca juga :  

Burung trucukan memiliki insting liar sehingga memerlukan sosialisasi setiap harinya agar berubah jinak. Jika ingin memelihara burung trucukan dan burung tersebut tidak tampil liar, maka harus bisa menyisihkan waktu setiap harinya untuk merawatnya (burung trucukan) secara langsung. Setiap harinya harus bisa menyempatkan untuk bercengkrama dan interaksi langsung.

Gaya Saprol yang memikat hati

Walaupun cuma sebentar, ternyata sangat berpengaruh. Dan dengan interaksi itu akan segera bisa diketahui karakternya. Sedang untuk keperluan dilombakan, akan ada perlakuan khusus, ini bisa dilakukan jika sudah paham akan karakter burung. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Mengingat Kembali Saprol Seekor Trucukan Fenomenal, Terdengar Kisahnya Hingga Malaysia dan Taiwan


Rabu, 30 Agustus 2023

Kluwak, Rempah Khas Kuliner Rawon yang Mengandung Asam Sianida




Kluwak atau kluwek (Pangium edule) di daerah Jawa dikenal sebagai salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan terkenal utamanya di Jawa Timur, yaitu rawon. Di daerah lain pohon ini lebih dikenal sebagai pohon kepayang.

Tumbuhan yang menghasilkan buah dengan daging berwarna hitam ini juga digunakan namanya dalam istilah “mabuk kepayang”. Yaitu suatu kondisi yang disebabkan karena efek samping bila olahan kluwek/kluwaknya (buah kepayang) tidak tepat.

Tumbuhan Kepayang atau kluwak dibeberapa daerah disebut dengan nama berbeda, antara lain picung atau pucung (Sunda), pamarrasan (Toraja), bak pange (Aceh), dan pohon lunglai atau kalawak (Banjar). Mempunyai biji yang dagingnya berwarna hitam.

Pohon kluwak atau kepayang dapat tumbuh besar
 

Pohon kluwak adalah tumbuhan asli Indonesia sehingga mempunyai kemampuan adaptasi sangat baik jika ditanam di nusantara. Umumnya, pohon kluwek tumbuh di kawasan hutan hujan tropis basah dengan kelembapan tinggi pada ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut.

Baca juga : Serai, Tanaman Obat dan Bumbu dari Negeri Tropis

Selain itu, pohon kluwak juga tumbuh di sekitar tepi sungai serta tanah mengandung belerang tinggi dengan sebaran yang berkelompok. Beberapa daerah penghasil kluwek di Indonesia adalah Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Buah kluwak yang masih muda
 

Pohon ini dapat tumbuh mencapai ketinggian 60 meter, meski seringkali rata-rata tumbuhnya hanya sekitar 18 meter hingga 40 meter. Batang kepayang berbentuk silindris dengan banyak cabang. Pada percabangan muda terdapat bulu-bulu halus dan berangsur menghilang saat tanaman bertambah usia.

Kulit luar batang berwarna cokelat, abu-abu, dan kemerahan. Batang tumbuhan kepayang menghasilkan kayu yang cukup kuat dan baik untuk bahan baku bangunan. Populasi pohon ini di Indonesia cenderung menurun seiring berkurangnya lahan untuk menanam bibit baru untuk mencukup pemanfaatan yang banyak.

Bentuk daun kepayang seperti jantung, pada bagian ujung dan pangkalnya bersudut tumpul. Panjang daunnya mencapai 20 cm dan lebar sekitar 15 cm. Warna daunnya hijau terang hingga hijau gelap dengan permukaan daun mengilap. Pada musim kemarau, daun kluwak akan meranggas atau rontok dan akan tumbuh kembali setelah berbuah.

Bunga kepayang tumbuh pada bagian ujung ranting. Bunganya berwarna putih kehijauan dengan ukuran cenderung kecil. Jika diamati sekilas, bentuk dan warnaya mirip dengan bunga pohon pepaya.

Buah kluwak yang telah matang
 

Bentuk buah kluwak bulat dengan bagian ujung tumpul. Ukuran buah kluwak sekitar 7 cm hingga 10 cm, sedangkan tangkainya berukuran 8 cm sampai 15 cm. Berat satu buah kepayang berkisar antara 1,3 kg sampai 1,9 kg. Kulit luar buah ini berwarna cokelat, sedangkan daging buahnya teksturnya lunak, berwarna putih kekuningan dengan semerbak aroma unik.

Baca juga : Kemiri, Penyedap Rasa Alami yang Punya Banyak Manfaat Lainnya

Pada satu buah kepayang/kluwak, biasanya terdapat 10 sampai 15 biji. Akan tetapi pada buah lebih tua, bijinya mencapai 25 buah. Biji kluwak adalah bagian tanaman kepayang yang sering dimanfaatkan untuk bumbu masakan.

Biji kluwak atau kluwek
 

Kulit bijinya berwarna abu-abu kecokelatan dengan cangkang keras, sehingga untuk membukanya harus dipecahkan dengan palu atau benda keras lain. Warna daging biji kepayang berwarna cokelat cenderung hitam legam dan menjadi pewarna alami masakan rawon.

Sistem perakaran kepayang tergolong sangat kuat, sehingga dengan menanam pohon bisa memperoleh manfaat ekologis sebagai pohon pelindung untuk menahan erosi. Beberapa daerah telah membudidayakan kepayang sebagai pohon untuk penghijauan daerah aliran sungai. Selain itu, pohon kluwak atau kepayang memiliki tajuk rindang sehingga dapat ditanam di kawasan perkotaan sebagai pohon peneduh.

Kayu kepayang termasuk kategori kayu kuat yang tepat digunakan untuk bahan pertukangan. Secara lebih spesifik, kayu kluwak masuk dalam golongan kayu kelas II. Tidak hanya itu, kayu kepayang juga dapat dimanfaatkan untuk industri pembuatan korek api.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, diperoleh kesimpulan jika buah kepayang mampu mengatasi hama walangsangit, wereng, dan belalang pada tanaman padi. Buah dan biji kepayang mengandung racun asam sianida yang tinggi sehingga cocok digunakan untuk insektisida alami. Atas dasar ini pula, mengonsumsi kepayang secara berlebihan dapat membuat “mabuk kepayang” karena karakter asam sianida akan menyerang saraf pusat bila tertelan atau terhirup.

Daging di dalam biji kluwak yang dimanfaatkan, salah satunya sebagai bumbu masakan
 

Daging dari biji kluwek berwarna cokelat hingga hitam legam merupakan pewarna alami makanan yang sering dijumpai di Nusantara, salah satunya pada masakan rawon. Selain itu, warna biji kepayang juga bisa menggantikan zat pewarna sintetis untuk warna Chocolate Brown HT dan Chocolate Brown FH.

Baca juga : Pohon Salam, Daunnya untuk Pengharum Masakan yang Punya Segudang Manfaat

Manfaat utama kepayang adalah bijinya sebagai bumbu masakan. Beberapa olahan yang memanfaatkan kluwak selain rawon adalah brongkos, sup konro, daging bumbu kluwek, nasi goreng kluwek, sambal kluwek, oseng kluwek, dan lain-lain. Akan tetapi, kluwek harus dioleh secara benar karena didalamnya mengandung asam sianida yang berpotensi berbahaya dan memunculkan efek samping.

Rawon sajian kuliner khas Jawa Timur
 

Agar olahan dengan campuran kluwak aman. Cara penanganannya yakni terlebih dahulu buah atau biji kluwak harus direbus. Kemudian direndam dan dibungkus daun pisang lalu dipendam di dalam tanah selama beberapa hari.

Atau kluwak dicuci terlebih dahulu kemudian direbus sampai mendidih dan direndam dalam air selama 3 sampai 5 hari, atau kluwak yang telah direbus bisa dipendam di dalam abu selama 40 hari. Beberapa cara tersebut tidak hanya berguna untuk menghilangkan asam sianida yang terkandung di dalam daging bijinya, namun juga akan menghasilkan cita rasa lebih gurih pada masakan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kluwak, Bumbu Rempah Berwarna Hitam Mempunyai Rasa Gurih yang Khas

Selasa, 29 Agustus 2023

Musang Luwak, Mamalia Liar Penghasil Kopi Termahal di Dunia



Luak atau disebut juga luwak (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan nama lokal dari jenis musang yang terdapat di Indonesia sehingga hewan ini sering disebut sebagai musang luak. Musang luwak adalah hewan menyusui (mamalia), termasuk suku musang dan garangan (Viverridae).

Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain, seperti musang pulut (Malaysia), musang (nama umum, Betawi), musang pandan, lasun (Sunda), serta Asian palm civet, common musang, house musang, atau toddy cat dalam bahasa Inggris. Meskipun disebut toddy cat, namun musang luwak tidak memiliki hubungan biologis dengan kucing. Dalam artian lain, mereka bukanlah keturunan dari leluhur yang sama.

Musang luwak bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor). Warnanya abu-abu kecokelatan dengan ekor hitam-cokelat mulus. Sisi atas tubuhnya abu-abu kecokelatan, dengan variasi dari warna tengguli, cokelat merah tua sampai kehijauan.

Kerusakan hutan membuat beberapa jenis satwa liar terpaksa memasuki permukiman
 

Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perutnya lebih pucat.

Wajah, kaki, dan ekor musang luwak berwarna cokelat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala. Posisi kelamin musang betina dekat dengan anus dan memiliki tiga pasang puting susu, sedangkan posisi kelamin musang jantan dekat dengan pusar.

Musang luwak lebih sering beraktivitas berada di atas pepohonan
 

Musang luwak merupakan mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar permukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, yaitu lebih sering beraktivitas di atas pepohonan. Hewan ini bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan aktivitas lainnya.

Baca juga : Ferret, Predator Kuat Mirip Musang yang Penampilannya Lucu

Di alam liar, musang luak kerap dijumpai di atas pohon aren atau pohon kawung, rumpun bambu, dan pohon kelapa. Musang luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder. Namun, di perkotaan biasanya musang ini bersarang di atap rumah warga karena habitat alaminya sudah terganti oleh rumah-rumah manusia.

Musang luwak merupakan hewan omnivora, salah satu makanannya adalah buah kopi
 

Musang luwak sangat peka terhadap cahaya alias tidak kuat dengan pancaran sinar. Semakin terang area sarang maka musang semakin enggan bersarang di dalamnya. Musang luwak sering terlihat berjalan di atas atap rumah di malam hari, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke bangunan lain, atau turun ke tanah.

Musang luwak termasuk hewan omnivora karena memakan daging dan juga beberapa jenis tanaman. Hewan ini sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan. Termasuk di antaranya pepaya, pisang, dan buah pohon kayu afrika.

Mangsa yang lain adalah aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya. Musang luwak juga memangsa ular kecil, katak dan mamalia kecil seperti tikus dan sebangsanya.

Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, sering kali didapati tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya sehingga biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Musang luwak memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya.

Biji kopi tidak ikut tercerna musng luwak dan dikeluarkan kembali melalui fesesnya
 

Diantaranya biji-biji kopi. Bahkan, kopi luwak ini terkenal sebagai kopi yang enak dan mahal harganya. Kebiasaan musang membuang kotoran yang mengandung biji-biji tersebut menyebabkan musang luwak dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat penting peranannya dalam ekosistem hutan.

Musang luwak pada siang hari tidur di lubang-lubang kayu atau di ruang-ruang gelap di bawah atap di perkotaan. Hewan ini melahirkan 2–4 anak, yang diasuh induk betina hingga mampu mencari makanan sendiri. Musang luwak (jantan) mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di dekat anusnya. Bau ini menyerupai harum daun pandan, tetapi jika pekat bisa membuat mual.

Kopi dari feses musang luwak sekarang jadi komoditas kopi yang mahal
 

Ada empat spesies musang dari genus Paradoxurus. Diantaranya Paradoxurus hermaphroditus, menyebar luas mulai dari India dan bagian utara Pakistan di barat, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Asia Tenggara, Tiongkok Selatan, Semenanjung Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, serta Taliabu dan Seram di Maluku.

Baca juga : Kucing Emas, Fauna Menawan dari Sumatera yang Misterius yang Hampir Punah

Lalu ada musang dengan nama latin Paradoxurus zeylonensis yang menyebar terbatas di Sri Lanka. Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India selatan. Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai.

Kini satwa liar ini jadi hewan peliharaan yang menggemaskan
 

Jenis musang dari genus-genus lainnya, yaitu musang akar (Arctogalidia trivirgata), dengan ekor yang umumnya lebih panjang dari kepala dan tubuhnya, tiga garis punggung yang tanpa atau hampir tidak terputus, dan tidak memiliki bintik-bintik di sisi tubuhnya. Musang akar hidup di hutan.

Musang galing (Paguma larvata), biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintik-bintik di sisi tubuh, wajah putih kekuningan dengan ‘topeng’ gelap kehitaman di sekitar mata. Musang rase (Viverricula indica), ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6–9 buah.

Daging luwak dikenal dengan kandungan proteinnya yang sangat kaya. Selain kaya protein, daging luwak juga memiliki berbagai kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh maupun bermanfaat untuk beberapa hal lain.

Secara alami, memang musang luwak hidup di alam bebas yang seringnya merupakan hutan hujan tropis. Ancaman terbesar musang satu ini dan sebagian spesies musang lainnya berupa predator berukuran lebih besar. Namun manusialah yang menjadi ancaman terbesar bagi musang luwak.

Budidaya musang luwak
 

Manusia mengakibatkan hilang dan hancurnya habitat satwa-satwa liar ini akibat pembukaan lahan untuk membangun perkebunan kelapa sawit atau industri-industri lain yang mengharuskan penebangan hutan. Penangkapan dan pemeliharaan ilegal jenis musang ini juga mengancam keberadaannya.

Baca juga : Labi-labi Moncong Babi, Hewan Sejenis Kura-kura Langka Endemik Papua yang Banyak Diburu

Banyaknya peminat satwa satu ini membuat musang luwak sering diincar untuk dijadikan bahan dagangan hewan peliharaan. Spesies musang ini akan dipelihara dan kemudian diperoleh dagingnya, atau dipakai untuk memproduksi salah satu jenis kopi yang telah bertahun-tahun menjadi ciri khas dan sebuah identitas dari Indonesia secara keseluruhan yaitu kopi luwak.

Komunitas pecinta musang luwak sedang berkumpul
 

Kopi luwak ini berasal dari biji kopi yang tidak bisa dicerna oleh luwak. Luwak memang memiliki penciuman yang sangat tajam sehingga bisa memilah buahi kopi yang sudah benar-benar matang dan paling manis. Namun, karena tidak bisa mencerna biji kopi yang keras, luak pun ngeluarkan biji kopi tersebut dalam bentuk kotoran. Nah, kopi-kopi yang ada di dalam kotoran tersebut lah yang kemudian diolah menjadi kopi luwak dan yang juga jadi alasan kenapa kopi luwak mahal. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Musang Luwak, Salah Satu Jenis Mamalia Liar yang Kerap Ditemui di Sekitar Permukiman Bahkan di Perkotaan

Senin, 28 Agustus 2023

Serai, Tanaman Obat dan Bumbu dari Negeri Tropis



Serai (Cymbopogon citratus), kerap dimanfaatkan untuk menambah cita rasa pada masakan. Juga membuat minuman herbal, hingga dijadikan minyak esensial dan bahan pembuatan produk skincare. Selain itu serai juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.

Dilansir dari penelitian para ahli, tanaman serai diyakini berasal dari negara Sri Lanka. Tanaman yang satu ini dapat tumbuh subur pada kondisi tanah di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Tidak mengherankan, tanaman serai juga sangat mudah dijumpai di negara Indonesia.

Menariknya di Indonesia, tanaman ini memiliki nama yang berbeda beda di setiap daerahnya, seperti Jawa (sereh atau sere), Sumatera (sorai atau sanger-sanger), Kalimantan (belangkak, senggalau, atau salai), Sulawesi (tonti atau sare), dan Maluku (hisa atau isa). Sedangkan di Nusa Tenggara disebut see, nau sina, atau bu muke.

Tanaman serai mirip rumput ilalang
 

Sepintas tanaman ini seperti alang-alang atau ilalang. Sama-sama berdaun panjang, dengan ujung runcing, kesat, dan berbentuk pita. Tepi daun kasar dan tajam serta bertulang daun sejajar. Dibanding ilalang, daun serai lebih panjang, bisa sampai 100 cm dan lebar sekitar dua cm.

Baca juga : Bunga Desember, Tanaman Hias Unik yang Mekar pada Akhir Tahun

Batang rumpun tanaman serai menggelembung, tempat pelepah daun berada. Sedang batang ilalang lebih tirus. Kalau diamati dari jarak dekat, akan tampak bulu-bulu halus. Di alam gunanya untuk menangkap air di udara dan mengubah jadi embun. Rimpang serai berkumpul di satu titik, berbeda dengan ilalang yang menyebar.

Budidaya tanaman serai
 

Secara morfologi, tanaman serai tergolong suku rumput-rumputan dengan habitus terna perenial. Tanaman serai diketahui tumbuh hingga mencapai ketinggian 1-1,5 meter dengan panjang daun sekitar 70-80 sentimeter dan lebar 2-5 sentimeter.

Tanaman serai yang berwarna hijau muda dikenal memiliki aroma cukup kuat. Serai sebagai bumbu dapur tumbuh liar dengan batang semu yang membentuk rumpun tebal. Akar tanaman serai secara morfologi berimpang pendek dan berwarna cokelat muda.

Serai dapat dipanen saat berumur 5-6 bulan setelah tanam
 

Daun serai memiliki tulang yang tersusun sejajar dengan tepi kasar dan tajam. Tanaman serai memiliki daun berbentuk pita dengan bagian ujung meruncing. Tanaman ini memasuki masa panen pertama saat berumur 5-6 bulan setelah tanam.

Baca juga : Jengkol, Tumbuhan Asli Indonesia yang Memiliki Banyak Manfaat

Serai dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Produksi terbaik tanaman ini kalau dibudidayakan pada ketinggian 250 dpl dan tanpa naungan. Meski begitu serai bisa tumbuh di lahan kurang subur, dan bisa dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi penutup lahan.

Di masyarakat Indonesia, serai dimanfaatkan untuk bumbu dapur penambah aroma sedap masakan
 

Tanaman serai juga mengandung banyak kandungan kimia, seperti sitronelal, sitronelol, geraniol, terpinol, borneol, geranil asetat, dan lain sebagainya. Serai juga diketahui memiliki kandungan fitokimia, yakni tanin, flavonoid, fenol, dan minyak esensial.

Selain itu serai juga terkandung beberapa vitamin seperti A, C, dan B9 (folat). Terdapat juga mineral magnesium, kalium, fosfor, dan kalsium. Serta memiliki sifat antibakterial, antiinflamasi, antidepresan, antipiretik, antiseptik, dan antijamur.

Serai juga dapat dikonsumsi sebagai minuman teh herbal
 

Siapa sangka bahwa dengan mengonsumsi rutin teh serai dapat mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh. Hal ini dikarenakan daun dan akar serai memiliki sifat anti-hiperlipidemia dan sifat anti-hiperkolesterolemia, sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh.

Baca juga : Manggis, The Queen of Tropical Fruit dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan

Jika menderita penyakit kulit seperti luka, kurap, dan juga kudis maka bisa diobati dengan mengoleskan ekstrak serai. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak serai dapat menimbulkan efek baik pada infeksi kulit, karena serai memiliki sifat anti-mikroba yang mampu membasmi jamur pada tubuh.

Serai juga dapat diolah menjadi minyak esensial
 

Serai juga dapat mengendalikan tekanan darah. Serai mampu memberikan manfaat ini karena memiliki kandungan mineral kalium yang dapat menjaga tekanan darah agar lebih stabil. Dengan rutin mengonsumsi teh serai, tidur akan lebih nyenyak. Beberapa penelitian menyatakan bahwa teh serai dapat membuat tubuh lebih tenang dan rileks sehingga berpengaruh pada kualitas tidur.

Serai dapat membantu membersihkan zat-zat beracun yang masuk ke dalam tubuh. Detoksifikasi dengan menggunakan tanaman serai dapat membantu melancarkan fungsi berbagai organ tubuh, seperti fungsi hati dan ginjal. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Serai, si Rumput untuk Bumbu dan Obat dari Asia Selatan

Sabtu, 26 Agustus 2023

Klasemen Liga Puter Jawa Timur 2023 Sampai Putaran 2 Masih Belum Terlihat yang Menonjol Kecuali di Kelas Utama, Putaran 3 di Jember Kesempatan Menambah Poin



Akhir pekan ini event Liga Puter Jawa Timur 2023 akan kembali bergulir. Kegiatan lomba seni suara alam burung puter pelung se Jatim itu memasuki putaran ke-3. Akan dilaksanakan oleh Pengcab PPPPSI Jember di Gantangan Poros Timur Dsn Krajan Kidul Ds Yosorati Kec. Sumberbaru, Jember.

Perburuan posisi kejuaraan hingga putaran ke-2 masih terus mengalami persaingan yang sangat ketat. Dari putaran pertama menuju putaran kedua, para peraih podium juara di kelas yang dilombakan terus mengalami pergantian.

Perubahan tersebut berdampak pada perolehan poin. Raihan poin yang mengalami perubahan juga berefek pada pergeseran posisi di klasemen kejuaraan sementara. Karena yang pasti poin yang berhasil didapat peserta mayoritas berada pada posisi yang sangat riskan.

Lokasi gantangan Poros Timur untuk menggelar LPJT 2023 putaran ke-3 nanti sangat nyaman
 

Selisih poin di klasemen masih sangat dekat dan tipis. Sehingga setiap saat, posisi yang sudah didapat bisa saja digeser peserta lain. Apalagi ada aturan untuk yang telah memperoleh poin diharuskan untuk terus mengikuti setiap putaran yang sudah dijadwalkan.

Bahkan ada beberapa posisi di tangga klasemen yang memiliki poin atau nilai sama, sehingga kapanpun posisi tersebut bisa tergeser naik ataupun turun. Maka, sampai putaran dua posisi yang sudah didapat peserta, belum dirasa aman untuk mengunci podium.

Rapat terakhir panitia untuk mempersiapan gelaran akbar di kediaman H. Feri Ranger BF
 

Kemenangan demi kemenangan, terlebih pada barisan depan adalah langkah tepat mengamankan posisi. Apalagi kompetisi puter pelung tertinggi di Pengda Jawa Timur tersebut belum juga menyelesaikan separuh perjalanan. Persaingan masih akan sangat seru kedepan.

Apalagi jika terpaksa absen dari gelaran Liga Puter Jawa Timur 2023 ini, akan dikenakan pemotongan poin yang sudah diperolehnya. Jika itu yang terjadi, dipastikan posisi yang sudah didapat akan melorot digantikan oleh penghuni klasemen di bawahnya.

Dari penjelasan H. Harnadi selaku Ketua Bidang Lomba Pengda PPPPSI Jatim, pemotongan poin akan dikenakan sesuai kesepakatan bersama sewaktu penjadwalan LPJT 2023. Ini dimaksudkan agar liga terus berjalan semarak. Biar peserta yang telah berhitung bahwa poin yang didapatnya tetap aman meskipun tidak mengikuti putaran berikutnya tidak terjadi.

Di kelas Utama, urutan tiga besar dikuasai burung-burung milik Trisna Wijaya dari Jakarta. Dimulai dari K’Lesap. Burung puter pelung bergelang AG 300 memiliki kans cukup kuat untuk terus bertahan dibarisan paling depan. K’Lesap sendiri begitu kuat penampilannya di tahun 2023 ini.


 

Selain menguasai kelas Utama di Liga Puter Jawa Timur 2023, kini juga tengah memimpin di kelas yang sama di Liga Puter Pelung Solo Raya. Berbekal poin sementara sebesar 50 hasil dari menjurai kelas Utama di dua putaran awal membuatnya langsung melesat kedepan.

Selisih 8 poin dengan urutan kedua Dewa Dewi bergelang AG 333 yang mengantongi poin sebesar 42 poin. Masih cukup dekat dengan pemuncak klasemen sementara. Sedang tempat ketiga diisi Dona Doni ring AG 88 dengan poin 31. Poin yang sama juga dikantongi Ranggawuni ring MJ 599 andalan H. Harnadi Sidoarjo di tempat keempat.


 

Di kelas Madya, Takbir ring Barata 505 besutan Esto Grup Sumenep tampaknya harus waspada, perolehan poin sementara sebesar 46, bisa sewaktu-waktu disalip oleh posisi dibawahnya, karena hanya berselisih 5 poin saja.

Di tempat kedua dan ketiga dua gacoan Trisna Wijaya tengah bersiap mengkudeta pemuncak tangga di kelas Madya ini. Ada Sultan ring AG 55 dengan 31 poin dan Sandur Madura ring AG 700 cukup bertenaga bertarung di kelas Madya ini. Dimana peraih podium juara berhak mengoleksi 25 poin berpeluang menggusur pimpinan klasemen di akhir minggu ini.

Untuk kelas Pemula, persaingan menjadi yang terbaik di akhir musim cukup berimbang. Belum ada burung yang mampu mempertahankan prestasinya di putaran pertama lalu. Kualitas yang cukup merata bisa jadi menjadi penyebab begitu rapatnya persaingan di kelas Pemula ini.

Untuk kelas ring pendamping PPPPSI, situasinya hampir mirip dengan yang terjadi di kelas Madya. Pemuncak dipegang Fino ring YKS 082 amunisi Polalo Sumenep dengan raihan poin semnetara 46. Dibawahnya ada Sang Perindu ring Ranger 156 andalan H. Feri Poros Timur Jember.


 

Bertarung di rumah sendiri, menjadi bekal Sang Perindu untuk merangsek kedepan menggusur Fino dari posisinya saat ini. Selisih poin yang hanya berada diangka 8 poin saja sangat memungkinkan untuk melakukan manuver menyalip. Tinggal menunggu kesiapan dari masing-masing orbitan, mana yang paling berpeluang untuk memperlebar jarak.

Apakah Fino bisa menambah poin lebih besar agar aman dari serangan lawan, atau Sang Perindu yang akan menggeser posisi pimpinan klasemen dengan kemenangan manis yang akan diraih pada putaran berikutnya. Dibelakangnya ada Sekar Kemuning ring PKJ 631 milik H. Harnadi Sidoarjo, sang juara LPJT 2022 di kelas Madya tersebut bisa mencuri kesempatan untuk berada didepan.


 

Dekatnya jarak di masing-masing posisi, memang bisa menghadirkan persaingan yang sangat menarik. Pihak Panitia LPJT 2023 Putaran ke-3 dari Pengcab PPPPSI Jember tengah mempersiapkan gelaran dengan sangat serius.

Sempat terdengar akan dibatalkan event besar ini karena berbarengan dengan aneka kegiatan untuk memperingati HUT RI Ke-78. Namun Didik Supriadi Ketua Pengcab Jember, memastikan agenda LPJT 2023 tetap berjalan sesuai rencana semula apapun yang akan terjadi.

Layak untuk ditunggu siapa kiranya diantara mereka yang bakal mampu menggeser dan merangsek naik untuk ke posisi teratas Klasemen LPJT 2023. Nantikan dan ikuti saja Liga Puter Jawa Timur 203 putaran ke-3 yang akan digelar pada Minggu 27 Agustus 2023. (Ramlee)

Jumat, 25 Agustus 2023

Manggis, The Queen of Tropical Fruit dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan




Buah manggis (Garcinia mangostana) merupakan buah tropis yang eksotik dan digemari banyak orang. Salah satu jenis buah yang berasal dari Indonesia. Manggis dapat dikenali dengan mudah, karena memiliki warna khas, yakni ungu kehitaman.

Meskipun sebagian besar kulitnya berwarna gelap, ternyata buah manggis memiliki daging buah berwarna putih dan juga memiliki rasa asam manis yang menyegarkan. Buah ini banyak dikonsumsi karena memberi banyak manfaat berkat kandungan antioksidan yang dimilikinya.

Manggis merupakan buah asli Indonesia yang berasal dari wilayah Kepulauan Sunda, meliputi pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Namun, tanaman manggis juga bisa ditemukan di kepulauan Maluku, hingga negara-negara lain seperti Malaysia, Brunei, dan Timor Leste.

Pohon buah manggis bisa tumbuh besar
 

Istilah manggis berasal dari bahasa Melayu yang merupakan bahasa serumpun dengan bahasa Indonesia. Akan tetapi, di beberapa daerah lain manggis memiliki julukan berbeda, seperti manggu di daerah Sunda, manggih di daerah Minangkabau, busutang di daerah Halmahera, sungkup di daerah Dayak, dan lopoka di daerah Mentawai.

Sedangkan dalam dunia internasional, nama buah manggis tetap merujuk pada nama ilmiahnya. Seperti mangosteen atau gamboge dalam bahasa Inggris. Sedangkan dalam bahasa Spanyol, manggis memiliki nama mangostan, dan dalam bahasa Perancis memiliki nama mangoustan.

Baca juga : Kesemek, Si Buah Bedak yang Punya Banyak Khasiat bagi Kesehatan

Pohon manggis awalnya ditemukan oleh penjelajah Inggris, yakni Kapten Cook pada tahun 1770 di daerah Jakarta. Setelah beberapa kali dibawa dan diperkenalkan ke negera Inggris, beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1789 manggis mulai dikenal di Inggris.

Selain itu, buah ini juga dibawa ke daerah Kepulauan Pasifik dan Antiles. Kemudian pada tahun 1800 tanaman manggis dibawa ke Sri Lanka, sehingga buah manggis mulai dikenal di daerah tersebut. India juga mencoba menanam manggis pada abad ke-19. Selanjutnya pada 1854 manggis mulai dikenalkan di Australia serta kemudian di tahun 1901 manggis diperkenalkan di Madagaskar.

Bunga pohon manggis
 

Pohon manggis adalah tumbuhan budidaya di daerah tropis. Tanaman manggis tumbuh subur di daerah yang banyak terkena sinar matahari, kelembaban tinggi, serta musim kering yang pendek. Ketika musim kering, dibutuhkan sistem irigasi yang baik untuk menjaga kelembaban tanah. Tanaman ini dapat tumbuh di ketinggian 1000 mdpl.

Tetapi, pohon manggis akan tumbuh maksimal di daerah dataran rendah. Dengan suhu 20° sampai 40℃ di kawasan tropis. Pohon manggis tersebar di berbagai wilayah. Tanaman ini tersebar di daerah hutan hujan tropis, kawasan hutan Kalimantan atau semenanjung Malaya, Amerika Tengah, Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawai hingga Australia Utara.

Akar pohon manggis terbagi menjadi 2 jenis perakaran yaitu akar tunggang dan serabut. Tanaman yang tumbuh dari biji cenderung mempunyai bentuk akar tunggang. Pada tanaman manggis yang berasal dari cangkok batang biasanya memiliki sistem akar serabut. Akar tunggang sangat kuat dan menjulur cukup dalam ke tanah.

Sedangkan pada akar serabut lemah dan cenderung agak dangkal dalam menjulur ke tanah. Akar pohon manggis mengalami pertumbuhan yang lambat sehingga secara bertahap dalam jangka waktu tertentu banyak yang mengalami layu bahkan mati. Namun kondisi tersebut tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya dan juga pengaruh dari sifat dan karakteristik pohonnya itu sendiri.

Buah manggis yang masih muda
 

Pohon manggis merupakan tanaman tahunan karena berumur panjang. Tanaman ini selalu hijau, dan ketinggiannya sekitar 6-20 meter. Batangnya tegak tumbuh ke atas, jelas, kulit batang tidak rata, berwarna coklat, dan mempunyai getah kuning.

Pohon manggis memiliki daun tunggal, berbentuk bulat-telur sampai bulat panjang. Tangkai daun sangat pendek dan tanpa daun penumpu. Bagian atas daun berwarna hijau-mengkilap, sedangkan bagian bawah berwarna kekuning-kuningan.

Baca juga : Buah Kecapi, Buah Langka yang Punya Khasiat Alami

Bunga manggis keluar dari ujung ranting, berpasangan dengan tangkainya yang pendek, tebal, dan teratur (aktinomorf). Bunga manggis mempunyai empat kelopak yang terdiri dalam dua pasang. Dua pasang terluar berwarna hijau kuning, dua pasang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat dan tumpul.

Tanaman manggis akan mengeluarkan bunga antara bulan Mei sampai Januari. Terdapat empat daun mahkota bunga. Bentuknya menyerupai telur terbalik, berwarna hijau kuning, bertepi merah atau hampir semua berwarna merah.

Musim panen buah manggis
 

Benang sari mandul (staminodia) berada di dalam kelopak (tukal). Bakal buah mempunyai ruang 4-8, kepala putik berjari-jari 5-6. Bakal buah berbentuk bulat, mengandung 1-3 bakal biji yang dapat berkembang menjadi biji normal.

Buah manggis bentuknya bulat dan berjuring. Ketika muda permukaan kulit buah berwarna hijau, dan apabila sudah matang akan berwarna kemerah-merah atau merah muda. Terapat juring berbentuk bintang pada bagian ujung buah. Juring itu menunjukkan ciri dan jumlah segmen daging buah. Biasanya jumlah jurig buah sekitar 4-8 buah.

Buah manggis memiliki cita rasa khas dan tidak memiliki oleh buah-buahan lain, yakni perpaduan antara manis, asam, dan sepat. Selain terkenal di Indonesia, buah manggis juga terkenal di berbagai negara-negara lain dan dikenal dengan sebutan Queen of Fruit dan Finest Fruit of the Tropics.

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, buah kaleng, sirup, dan sari buah. Selain buahnya yang bisa dimakan, kulit buah manggis juga berkhasiat, yakni dipercaya sebagai obat antikanker, antioksidan, jantung koroner, dan HIV.

Kulit buahnya mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya sendiri
 

Buah manggis menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis dengan kadar mencapai 123,97 mg/ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang dapat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor.

Kemampuan oksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini telah dikenal sebagai antioksidan paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-mangostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri yang efek penggunaannya sama baiknya dengan antibiotik seperti amphicilin dan minocycline.

Baca juga : Plum, Buah dengan Kandungan Nutrisi yang Melimpah

Kulit buah manggis mempunyai tekstur yang tebal, mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya. Kulitnya mengandung getah yang pahit dan warnanya kuning. Warna daging buah putih bersih dan rasanya sedikit asam. Biji buah manggis berbentuk bulat agak pipih dan berkeping dua.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit buah manggis mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang tinggi. Terutama senyawa fenolik atau polifenol termasuk didalamnya xanthone dan epikatekin. Senyawa xanthone memiliki sifat antioksidan, antidiabetes, antikanker, anti-imflamasi, hepatoprotective, immuno-modulation, dan antibakteri.

Olahan kulit buah manggis dalam bentuk kapsul
 

Mampu menekan pembentukkan senyawa karsinogen pada kolon, antibakteri, antifungi, dan antiplasmodial. Senyawa antosianin memiliki manfaat bagi kesehatan dalam mencegah kerusakan akibat oksidasi, dan detoksifikasi. Serta meningkatkan sistem imunitas tubuh, menangkap radikal bebas dan mengikat logam berat seperti besi, seng dan tembaga.

Produk olahan kulit buah manggis memiliki prospek pasar yang baik. Dan saat ini di Indonesia sedang berkembang produk olahan kulit buah manggis yang dipasarkan dalam berbagai bentuk, seperti minuman jus dari manggis segar utuh, tepung kulit buah manggis dalam kantong (powder bag), tepung kulit buah manggis dalam kapsul, dan lain-lain. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Manggis, Buah Tropis yang Mempunyai Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Labi-labi Moncong Babi, Hewan Sejenis Kura-kura Langka Endemik Papua yang Banyak Diburu




Labi-labi adalah hewan yang juga sering disebut bulus ini merupakan jenis kura-kura bercangkang lunak atau penyu air tawar cangkang lunak. Ciri khasnya adalah bentuk tubuh oval atau agak bulat, tapi lebih pipih dan tanpa sisik. Warna labi-labi biasanya abu-abu sampai hitam, tergantung spesiesnya.

Salah satu spesies labi-labi yang unik adalah jenis labi-labi moncong babi. Hewan dengan nama ilmiah Carettochelys insculpta ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai pig-nosed turtle, plateless turtle, atau pitted-shell turtle.

Labi-labi moncong babi merupakan hewan endemik Papua dan tempat perlindungan terakhirnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Lorentz. Sayangnya, hewan unik ini juga tidak lepas dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, hingga yang paling parah kepunahan.

Telur labi-labi moncong babi juga jadi incaran para pemburu liar
 

Tidak serupa kura-kura air tawar lainnya, labi-labi moncong babi tidak memiliki kaki untuk bergerak. Sebagai gantinya, ia bergerak menggunakan sirip seperti penyu dan bisa berenang bebas. Ciri khas hewan ini, sesuai namanya, terletak pada hidung yang seperti babi.

Baca juga : Yaki, si Hitam Berpantat Merah Primata Endemik Sulawesi Utara yang Terancam Punah

Bagian karapas atau cangkang bagian atas berwarna abu-abu dengan tekstur kasar, sedangkan plastron atau kulit keras yang melindungi bagian dadanya berwarna krem. Labi-labi moncong babi jantan dan betina biasanya dibedakan dari panjang ekor dan ukuran tubuh.

Tukik labi-labi moncong babi yang diselamatkan dari penyelundupan satwa
 

Jenis yang satu ini bisa tumbuh sampai sekitar 70 cm panjang karapas dengan berat lebih dari 20 kilogram. Ia dapat hidup di air tawar dan payau. Labi-labi moncong babi mencari makanannya di pinggiran sungai, danau, dan muara.

Untuk jenis makanannya sendiri biasanya berupa tanaman, buah-buahan, ikan, dan invertebrata karena termasuk hewan omnivora. Kebanyakan mereka mengonsumsi buah ara, kiwi, apel, pisang, udang, cacing, hingga anak tikus.

Labi-labi moncong babi berkembang biak selama musim kemarau. Antara bulan Agustus hingga Oktober setiap tahunnya menjadi musim bertelur. Usai melewati masa musim kawin dan memasuki masa bertelur, labi-labi betina akan keluar dari air untuk menyimpan telur di pangkal air.

Jenis kelamin labi-labi ini pun sangat dipengaruhi suhu di sekitarnya. Jika suhu menurun setengah derajat, biasanya akan lahir labi-labi jantan. Sebaliknya, labi-labi betina biasanya lahir saat suhu meningkat setengah derajat.

Labi-labi moncong babi di habitat alaminya
 

Habitat yang disukai labi-labi moncong babi ialah daerah sungai, muara, laguna, danau, kolam, hingga rawa yang dikeliling hutan lebat. Selain di Papua, penyebaran satwa ini juga pernah ditemukan di Papua Nugini hingga Australia.

Baca juga : Mambruk, Burung Endemik Papua Bermahkota yang Dilindungi

Labi-labi moncong babi dewasa membutuhkan kolam atau aliran sungai yang besar. Sedangkan, individu yang lebih kecil biasa hidup di kolam-kolam kecil yang memiliki tanaman dan tempat persembunyian untuk tempat berlindung. Suhu air antara 26,1-30 derajat Celsius.

Labi-labi moncong babi akan keluar air untuk bertelur
 

Tidak hanya suhu, kualitas air pun penting untuk dijaga dengan adanya sistem penyaring biologi. Sebab, ketika kualitas air buruk, labi-labi akan berisiko mengalami gangguan kulit dari jamur atau bakteri pada bagian karapasnya.

Labi-labi moncong babi tidak butuh tempat berjemur khusus, tetapi harus ada akses ke tanah untuk betina dewasa agar bisa bersarang dan bertelur. Dalam sekali bertelur, betina dewasa biasanya butuh masa inkubasi 60-70 hari dan bisa bertelur dari tujuh sampai 39 telur.

Seperti halnya kura-kura lain di lokasi terpencil, labi-labi moncong babi juga dipercaya telah langka. Meski demikian, belum ada data jumlah populasi yang tepat saat ini. Diketahui Australia telah melindungi hewan ini dari eksploitasi, tetapi Papua Nugini nampaknya belum ada tindakan konservasi. Labi-labi ini pernah ditemukan di Jepang untuk diperjualbelikan.

Labi-labi moncong babi dengan segala keunikannya rupanya berada di bawah ancaman, bahkan di habitat asalnya. Keberadaan hewan ini terancam oleh perdagangan satwa ilegal. Bahkan, telah mencapai ribuan labi-labi diselundupkan dari Papua hingga ke pasar internasional.

Ratusan labi-labi moncong babi diamankan dari perdagangan ilegal
 

Labi-labi moncong babi diperdagangkan untuk menjadi makanan eksotis hingga pengobatan tradisional di China. Bahkan, ribuan telur pun telah diambil langsung dari alam secara ilegal untuk ditetaskan karena memang belum ada penangkaran khusus.

Baca juga : Kambing Hutan, Satwa Endemik Sumatera yang Suka Menyendiri dan Bermain di Atas Tebing

Padahal, status labi-labi moncong babi ini secara internasional sudah ada di daftar endangered atau terancam, dan tercatat dalam International Union Conservation Nature (IUCN). Status ini agaknya jadi pengingat, bahwa dua tingkat lagi akan menuju kepunahan.

Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Juanda Surabaya gagalkan penyelundupan 5.632 ekor labi-labi moncong babi dari Bandara Juanda tujuan Vietnam yang dimasukkan ke dalam koper, pada Senin (10/4/2023)
 

Bahkan, labi-labi ini juga sudah masuk kategori Appendix II oleh Convention International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES). Yang artinya hanya boleh diperdagangkan secara internasional dengan pengawasan khusus dan ketat.

Spesies ini ada di daftar terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan yang jelas. Sedangkan di Indonesia, Labi-labi moncong babi menjadi salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 dan UU Nomor 1990.

Pelepasan tukik labi-labi moncong babi ke habitat aslinya di Papua
 

Dengan statusnya yang dilindungi, seharusnya perburuan liar labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) tidak diperbolehkan. Termasuk memperjualbelikan (perdagangan) dan memelihara kura-kura air tawar ini yang diambil dari alam liar.

Perdagangan hanya bisa dilakukan pada individu yang dihasilkan dari penangkaran resmi. Sehingga bagi pemelihara labi-labi bermoncong babi ini harus memastikan bahwa reptil yang dipeliharanya betul-betul dihasilkan dari penangkaran dan bukannya ditangkap dari alam liar, tentunya dengan dibuktikan dokumen-dokumen yang sah. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Labi-Labi Moncong Babi, Satwa Endemik Papua yang Semakin Langka

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...