Blog Hobi dan Informasi

Selasa, 30 April 2024

Ikan Mas, Ikan Konsumsi Paling Populer Mengandung Gizi dan Nutrisi Penting bagi Tubuh



Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan konsumsi air tawar yang cukup berkembang di Indonesia. Ikan mas salah satu ikan introduksi yang telah lama berkembang biak dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Ikan introduksi adalah suatu jenis ikan yang bukan berasal dari habitat asli atau daerah sebaran zoogeografisnya.

Ikan mas memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia. Meski populer di Indonesia, ternyata ikan mas berasal dari Cina, Taiwan, Jepang, dan Eropa. Menurut beberapa sumber ikan mas yang ada di Indonesia merupakan ikan mas yang berasal dari Tiongkok Selatan dan telah berkembang di daerah Ciamis, Jawa Barat pada abad ke 19.

Konon, ikan mas sudah menjadi hewan peliharaan sejak 475 SM di China. Ikan yang berasal dari famili Cyprinidae ini kerap dibudidayakan oleh masyarakat untuk dikonsumsi. Selain itu ikan mas punten dan ikan mas majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia.

Ikan mas di habitat alaminya

Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Ada yang memeliharanya sebagai ikan hias, tetapi ada juga yang mengomsumsinya sebagai santapan yang lezat. Di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini memiliki julukan yang berbeda-beda, mulai dari ikan tombro, ikan raja, ikan tikeu, ikan kacra, dan ikan rayo.

Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

Ikan mas menyukai perairan dengan arus yang relatif tenang

Ikan air tawar satu ini berada di habitat air tawar yang airnya tidak terlalu dalam serta tidak memiliki aliran yang terlalu deras. Ikan Mas dinilai dapat hidup pada ketinggian 150 hingga 600 meter di atas permukaan air laut serta suhu 25-30 derajat celcius.

Baca juga : Ikan Mas Koki, Ikan hias Peliharaan Sejak Dahulu

Sama halnya seperti Ikan nila, Ikan mas ini dapat ditemui pula pada perairan payau maupun muara sungai yang memiliki kadar garam atau salinitas sebesar 25 hingga 30 persen. Ikan mas merupakan pemakan segala (omnivora) baik tumbuhan maupun binatang-binatang renik.

Ikan mas tengah menyantap makanan kesukaannya

Namun makanan utama ikan mas adalah tumbuhan serta binatang yang berada di dasar dan tepi perairan tempat ikan mas tersebut hidup. Terdapat tiga sub-spesies ikan mas, yakni Cyprinus carpio communis, Cyprinus carpio specularis, dan Cyprinus carpio coiaceus. Perbedaan ketiga sub-spesias ikan itu tampak dari pola sisiknya.

Ikan mas umumnya tumbuh dengan panjang tubuh 30 hingga 60 cm dengan bobot sekitar 0,5 hingga 4 kg. Namun, tidak jarang juga yang bobotnya bisa mencapai 15 hingga 20 kg. Ikan mas jantan memiliki sirip perut yang lebih besar dari betina.

Seorang pemancing berhasil menangkap ikan mas berukuran raksasa di Danau Toba

Ciri khas ikan mas yang paling mudah dikenali adalah bentuk mulutnya. Pada dasarnya, mulut ikan mas bersifat protaktil atau menonjol ke luar. Gerakan semacam ini bisa dilihat secara jelas ketika ikan berusaha meraih makanan yang ada di hadapannya.

Tidak hanya itu, di bagian mulut ikan mas juga terdapat dua pasang sungut di bagian anterior. Selain mulut, ikan mas juga memiliki hidung sebagai identitas pembeda dengan jenis ikan lainnya. Hidung ikan mas berada tepat di ujung kepala.

Menurut berbagai penelitian, ikan mas ini juga memiliki gigi berjenis pharyngeal teeth yang berbentuk seperti kerongkongan. Komposisi gigi semacam ini terdiri dari gigi geraham sebanyak tiga baris. Warna tubuhnya sangat bervariasi, tapi dipastikan sisiknya selalu besar dan tebal. Ikan jantan biasanya berwarna lebih terang dari ikan mas betina. Biasanya, warna ikan ini meliputi kekuningan, merah, oranye, serta abu-abu kehitaman.

Salah satu ciri paling mudah untuk mengenali jenis ikan tertentu adalah dengan melihat siripnya. Pada ikan mas memiliki banyak sirip yang tumbuh di beberapa bagian tubuhnya, salah satunya pada punggung yang berbentuk memanjang dan letaknya berseberangan dengan permukaan sirip perut.

Ikan mas konsumsi banyak dibudidayakan di Indonesia

Pada bagian belakang sirip tersebut terdapat semacam tulang atau duri yang keras. Ikan mas juga memiliki sirip ketiga dan keempat dengan bentuk bergerigi. Sementara sirip dubur ikan mas nyaris sama seperti sirip punggungnya. Yaitu memiliki jari-jari keras dengan ujung bergerigi. Selain itu, ada pula sirip ekor yang bertipe homoserkal karena terdiri dari dua cabang yang sama panjang.

Tubuh ikan mas berbentuk bilateral simetris, artinya tubuh ikan ini berukuran sama antara kanan dan kiri. Hal ini bisa dibuktikan saat kita membelah tubuh ikan mas menjadi dua bagian. Dengan demikian akan terlihat sisi tubuh kanan dan kirinya terlihat simetris atau sama besar.

Ikan mas hias dipelihara di dalam akuarium

Ikan mas dapat ditemukan di mana saja, seperti waduk buatan atau alami, kolam, sungai, hingga danau. Ikan mas cenderung menyukai perairan yang lebih besar dengan endapan sedimen di bawahnya. Sebetulnya, ikan ini memiliki toleransi yang tinggi pada berbagai tipe habitat.

Baca juga : Oranda, Jenis Ikan Mas Koki yang Unik

Namun, karena kemampuan tersebut, keberadaan satwa ini dapat mengancam populasi ikan lokal di sekitarnya. Oleh sebab itu, ikan mas disebut juga ikan yang invasif. Sementara, distribusinya juga sangat luas, yakni hampir di seluruh dunia, kecuali daerah Kutub dan Asia Utara.

Ikan mas punten

Umumnya, ikan mas liar hidup di sungai, kubangan, atau di perairan dangkal terbatas, seperti waduk dan danau. Ikan mas lebih banyak menghabiskan waktunya berenang di bawah air, namun sesekali mengarah ke permukaan saat mencari makan.

Ikan mas sangat suka hidup di daerah perairan yang kedalamannya mencapai 1 meter dengan aliran air cenderung pelan. Tidak hanya itu, ikan ini juga sangat menyukai daerah perairan yang subur karena di tempat seperti ini makanan alami sangat melimpah. Ikan mas bersifat thermofil, yaitu mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan suhu lingkungannya.

Ikan mas majalaya

Berdasarkan cara memangsanya, ikan mas termasuk golongan ikan pengisap atau sucker karena mengambil makanan dengan cara mengisap tanpa memilih. Ikan mas adalah jenis ikan omnivora yang sangat menyukai tanaman air.

Bahkan, terkadang ikan ini memangsa ikan-ikan lain yang berukuran lebih kecil. Selain itu, ikan mas juga menyukai moluska, annelida, krustasea, telur ikan, dan makroinvertebrata lainnya. Umumnya, ikan mas yang hidup di penangkaran dapat berumur hingga 47 tahun.

Sementara ikan mas yang hidup di alam biasanya dapat mencapai usia 17 hingga 20 tahun. Selain itu, ikan mas hidup dalam kelompok kecil, kecuali pada ikan mas dewasa yang biasa hidup menyendiri. Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma).

Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.

Ikan mas sinyonya

Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.

Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.

Ikan mas merah

Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18–20 mg.

Baca juga : Peluang Menjanjikan Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar

Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.

Seorang pedagang ikan di pasar menjual ikan mas dalam kondisi hidup

Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1–3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3–5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.

Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

Ikan mas asam manis yang sedap

Ikan mas merupakan salah satu menu makanan sehat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi dan nutrisi penting bagi tubuh, ikan ini juga menjadi pilihan lauk karena harganya yang terjangkau.

Konsumsi ikan mas sangat baik bagi kesehatan karena mengandung protein, kalsium, fossor, kalium, dan vitamin A. Ikan mas juga mengandung vitamin B1 dan B3, zat besi, hingga beta karoten. Selain itu, mengonsumsi ikan mas secara rutin dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan sistem pencernaan, mengatasi peradangan, hingga mencegah asma. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Ikan Mas, Ikan Konsumsi Air Tawar yang Mudah Dibudidayakan di Indonesia

Senin, 29 April 2024

Bawang Merah, Bumbu Utama Masakan Dunia juga Bermanfaat untuk Kesehatan



Bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang populer di seluruh dunia. Bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cita rasa khusus dalam masakan tersebut. Bawang merah masih satu jenis dengan bawang bombay yang berukuran lebih besar. Bawang merah disebut shallot untuk membedakannya dengan onion (bawang bombay).

Tanaman bawang merah konon awalnya berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya. Namun, kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Di Indonesia, sentra produksi bawang merah ada di Brebes, Demak, Nganjuk, Bima, dan Solok.

Bawang merah ini dianggap sebagai keluarga dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai. Penampakan umbi bawang merah seperti suatu kumpulan umbi dari bawang bombay, yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil.

Tanaman bawang merah


Bawang merah adalah tumbuhan hijau yang tumbuh secara tahunan. Bawang merah termasuk jenis tanaman semusim, berumur pendek dan berbentuk rumpun. Tinggi tanaman berkisar 15-25 cm, berbatang semu, berakar serabut pendek yang berkembang di sekitar permukaan tanah.

Baca juga : Bawang Dayak, Tanaman Khas Bumi Kalimantan yang Memiliki Banyak Khasiat

Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm. Tanaman bawang merah tidak tahan terhadap kekeringan.

Akar bawang merah


Bentuk daun tanaman bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis.

Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semua yang berbeda didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.

Bunga pada tanaman bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm. Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, seperti pipa yang berlubang di dalamnya.

Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunganya termasuk bunga sempurna, tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.

Batang bawang merah
 

Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Baca juga : Kucai, Menambah Cita Rasa Makanan Juga Berguna untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Bawang ini memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek, sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh). Di atas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah–pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah yang berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.

Bunga tanaman bawang merah
 

Umbi bawang merah disebut umbi lapis karena memperlihatkan susunan berlapis–lapis, yang terdiri atas daun–daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Bagian umbi ini menyimpan zat-zat makanan cadangan bagi tanaman.

Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang ini juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang ini juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin.

Bawang merah ini juga dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida.

Pada saat saat mengiris bawang merah, biasanya akan merangsang air mata keluar. Hal ini disebabkan karena senyawa sin-propanatial-S-oksida (syn-propanethial-S-oxide) yang terbentuk akibat diirisnya jaringan bawang ini sehingga menyebabkan mata manusia mengeluarkan air mata.

Biji tanaman bawang merah
 

Pembentukannya terpicu oleh dilepaskannya enzim lachrymatory-factor synthase ketika jaringan tubuh tanaman dilukai. Enzim ini akan mengubah asam-asam amino sulfoksida (mengandung oksida belerang) menjadi asam sulfenat yang tidak stabil.

Baca juga : Kemiri, Penyedap Rasa Alami yang Punya Banyak Manfaat Lainnya

Salah satu senyawa yang terbentuk dari asam sulfenat adalah sin-propanatial-S-oksida yang menyebar ke udara. Kelenjar air mata akan terangsang oleh senyawa yang dihasilkan oleh bawang merah ini yang kemudian memicu keluarnya air mata.

Tumis bawang merah
 

Umbi bawang merah dapat dimakan mentah dan dapat digunakan untuk bumbu masak, acar, dan obat tradisional. Kulit umbi bawang merah dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.

Bawang ini berkhasiat sebagai obat maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan kolesterol, dan sebagai obat kencing manis (diabetes melitus). Bawang merah juga dapat memperlancar pernafasan, serta memperlancar aliran darah karena bawang ini dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas fibrinotik. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Bawang Merah, Berikan Rasa Khas pada Hidangan yang Miliki Nilai Nutrisi dan Manfaat untuk Kesehatan

Tetelo, Penyakit yang Menyerang Hewan Jenis Unggas saat Pancaroba



Penyakit tetelo (Newcastle Disease/ND) hingga kini masih menjadi momok bagi peternak ayam dan penangkar burung. Penyakit ini kerap menyerang pada ayam (ayam kampung, ayam bangkok, ayam ras petelur, dan ayam ras pedaging).

Beberapa penangkar burung juga sempat panik akibat banyak burung induk dan anakan yang mati akibat serangan penyakit ini. Ada yang beranggapan penyakit tetelo menjadi siklus dua tahunan, dan hampir selalu terjadi di tahun genap. Entah benar atau tidak.

Sebenarnya serangan tetelo pada ayam maupun burung tidak mengenal siklus tahunan, dua tahunan, lima tahunan, dan sebagainya. Yang pasti, penyakit ini lebih sering terjadi pada saat pancaroba, atau peralihan musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan (Oktober-Desember) maupun dari musim hujan ke musim kemarau (April-Mei).

Berbagai penyakit kerap menyerang saat perubahan musim/pancaroba
 

Angka kematian unggas yang disebabkan penyakit ND mencapai 90-100 %. Artinya, sebagian besar unggas yang terserang akan mengalami kematian. Sejauh ini belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah pencegahan, khususnya melalui vaksinasi ND.

Baca juga : Tidak Sekedar Beternak untuk Menghasilkan Burung Berkualitas dari Kandang Sendiri

Tetelo bisa menyerang pada ayam, burung, atau unggas lain yang berusia muda maupun dewasa. Virus ND termasuk dalam genus Rubulavirus, dari keluarga Paramyxiviridae. Meskipun sangat kecil, namun unggas yang terserang masih ada kemungkinan untuk hidup.

Burung yang selalu terlihat mengantuk pertanda sedang tidak sehat
 

Namun individu yang pernah terserang ND tidak sembuh total. Karena masih membawa (carier) virus tersebut. Bila mengakibatkan invidu yang ganti terjangkit maka individu yang selamat tadi lebih baik dimusnahkan.

Unggas-unggas yang terserang terkadang juga bisa selamat, karena tidak semua virus ND bersifat ganas. Secara umum ada 3 tingkatan keganasan virus ND. Yakni, vilogenik (sangat ganas), mesogenik (sedang), dan lentogenik (ringan).

Burung yang terkena serangan tetelo

 

Tingkatan itu ditentukan berdasarkan rentang waktu antara awal serangan hingga kematian unggas. Selain ketiga tingkatan tersebut, ada juga virus ND avirulent yang tidak menimbulkan gejala apapun pada unggas, namun tiba-tiba saja langsung mati.

Baca juga : Memahami Beberapa Hal Mengapa Burung Murai Batu Mencabuti Bulunya Sendiri

Gejala klinis serangan tetelo pada awalnya, unggas terlihat malas, hanya diam saja. Matanya sering mengeluarkan air, pipi dan tenggorokan padat atau membengkak. Unggas selalu terlihat mengantuk. Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat, sehingga unggas susah bernafas atau nafasnya terengah-engah.

Tetelo sering berujung pada kematian


Unggas sering bersin dan berdehem, terkadang terjadi pembengkakan di bawah mata (sinusitis). Leher mulai merenggang, dan paruh sering terbuka (menganga). Pada ayam, jengger dan cuping telinga terkadang berwarna merah keunguan hingga lembayung tua.

Beberapa hari kemudian setelah burung terjangkit (tergantung tingkat keganasan virusnya), akan muncul gangguan saraf. Dengan gejala sayap terkulai, kaki mengejang, leher membengkok, kepala terlihat berputar-putar, lumpuh, dan akhirnya mati.

Burung yang dalam kondisi sehat terlihat segar dan lincah bergerak


Penularan virus ND bisa terjadi melalui kontak antara unggas sehat dengan unggas sakit, atau antara unggas sehat dan bangkai unggas yang terinfeksi ND. Ketika unggasbyang terinfeksi ND masih memiliki nafsu makan, kemudian paruhnya masuk ke wadah pakan atau air minum, maka pakan / air minum itu pun sudah terinfeksi virus ND.

Baca juga : Perawatan Burung Derkuku agar Gacor dan Rajin Berbunyi

Demikian juga ketika unggas terinfeksi mengusap paruhnya ke tenggeran, atau dinding kandang. Maka ketika unggas sehat menyentuh pakan, air minum, tenggeran, atau dinding kandang, penularan virus ND sangat mungkin terjadi.

Penjemuran yang rutin akan menjaga burung kesayangan dalam kondisi tetap sehat
 

Kotoran unggas yang terinfeksi juga menjadi media penularan virus ND, baik diinjak langsung oleh unggas yang sehat maupun terbawa angin. Melihat model penularan seperti itu, maka jika menjumpai seekor unggas dengan gejala seperti itu, singkirkan segera ke kandang karantina.

Atau kalau tega dibakar saja, karena tidak mungkin bisa disembuhkan. Jika terserang virus dengan tingkatan rendah pun, unggas yang diobati sebenarnya tidak sembuh total, karena masih bersifat carier atau pembawa virus ND yang tetap membahayakan unggas yang masih sehat.

 

Salah satu jenis obat untuk mengatasi penyakit tetelo
 

Selain itu sangat perlu untuk menjaga kebersihan kandang dan peralatan di dalamnya (wadah pakan / air minum, tenggeran, dll). Dan ini harus menjadi budaya baru di kalangan peternak ayam, penangkar burung, maupun pemelihara unggas lainnya. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Penyakit Tetelo Seringkali Menyerang pada Saat Peralihan Musim

Jumat, 26 April 2024

Kamajaya Tirtonadi dan Suara Hati Rebut Juara di Ajang Adu Prestasi Laga Bintang Halal Bihalal Liga DMS 2024 Putaran I



Luar biasa meriah gelaran lomba derkuku yang menempati lokasi di Lapangan Perkutut dan Derkuku Gawanan Colomadu Karanganyar. Puluhan pecinta anggungan derkuku sejak pagi tampak hadir dengan menenteng burung andalannya masing-masing.

Setelah libur panjang bulan puasa dan berlanjut hari Raya Idul fitri 1445 H, Pengcab PPDSI Surakarta kembali menggelar kegiatan lomba. Kali ini mengemas acara Liga DMS 2024 putaran pertama dengan tajuk Laga Bintang dan Halal Bihalal, pada Minggu 21 April 2024.

Piala Liga DMS 2024
 

Antusiasme peserta untuk mendukung gelaran milik Pengcab Surakarta ini dinilai menjadi awal kesuksesan Liga DMS 2024 yang rencananya akan dihelat beberapa putaran. Gelaran ini juga sukses mempertemukan bintang-bintang derkuku papan atas.

Acara yang diketuai oleh Jatmiko bersama seluruh pengurus Pengcab PPDSI Surakarta, sukses membangun tali silaturahim antar sesama dekoe mania dengan saling ma’af mema’afkan. Kebetulan memang masih di bulan Syawal.

Breefing juri sebelum bertugas
 

Rupanya, Liga DMS 2024 ini juga mampu menarik perhatian peserta dari luar kota Solo. Buktinya, beberapa peserta dari Yogyakarta, Boyolali, Salatiga, Semarang, dan Tulungagung turut hadir untuk ikut mensukseskan ajang “Halal Bihalal” tersebut.

“Setelah akhirnya even Laga Bintang Putaran I Liga DMS Tahun 2024 sekaligus Halal Bihalal berhasil dilaksanakan rasanya mak plong,” ungkap Jatmiko yang didapuk menjadi Ketua Pelaksana. Maklum gelaran lomba DMS memang selalu dinantikan para dekoe mania.

Dengan seragam baru team juri menyempatkan foto bersama
 

Tidak heran jika setiap ada kegiatan DMS, maka antusias dekoe mania tetap besar untuk memberikan dukungan. “Alhamdulillah kegiatan Halal Bihalal berjalan semarak, ini sekaligus menjadi bukti bahwa dekoe mania tetap menunggu dan mendukung setiap apa yang kami gelar,” tambah Jatmiko.

“Setidaknya mereka selalu bersemangat dalam memberikan perhatian di setiap acara yang kita laksanakan,” jelas pemilik Jat BF Solo ini. “Ya, kita tetap itang itung setiap melaksanakan even biar pelaksanaan bisa berjalan seusai harapan,” ujar Jatmiko.

Suasana penjurian


Lebih lanjut disampaikan bahwa sukses ini adalah bentuk kekompakan dan kesolidan dari seluruh panitia. Untuk mengundang dan menginformasikan gelaran ini sehingga sampai pada para penghobi burung derkuku.
 
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para peserta yang telah hadir bersama derkuku-derkuku terbaiknya. Apalagi sedari awal kita ingin menghadirkan laga bintang yang dihadirkan jawara-jawara derkuku.”

Puji Kinanti BF, Sukarja, dan Wiwied dengan cermat ngamati gacoannya
 

“Pada kesempatan ini juga kita berikan penghargaan kepada 10 peringkat terbaik Liga DMS 2023, yang lalu. Kita sengaja berikan penghargaan sedikit berbeda. Karena ini adalah event Liga DMS jadi ya harus berbeda.”

“Kita semua berharap, penghargaan Liga DMS 2023 yang kita berikan dapat memotivasi dekoe mania untuk lebih bersemangat menampilkan jagoannya.” Sebelum acara dimulai, juri-juri yang bertugas mendapatkan breefing terlebih dulu yang diberikan oleh Ketua Pengcab Surakarta Agung Sadewa dan Ketua Bidang Kejurian PPDSI Pusat Sigit B2W.

Nanang, Agus Warsito, Wirasmo, dan Ayub berteduh di pohon Talok yang rindang
 

Selain itu hadir juga Ali juri senior PPDSI. Kebetulan Ali juga ditugaskan untuk mengamati mana juri-juri yang nantinya bisa terpilih bertugas dalam even piala KGPAA yang akan segera dilaksanakan. Even besar Paku Alam Cup akan menjadi pertarungan burung-burung jawara dari seluruh Indonesia, sehingga perlu dikawal oleh juri-juri yang mumpuni.

Perjalanan acara laga Bintang Liga DMS 2024 Putaran pertama berlangsung dalam suasana cerah. Kondisi ini mendukung burung-burung yang ada di puncak tiang kerekan untuk menampilkan suara anggung emasnya di hadapan para juri yang bertugas.

Break team juri saat Adzan Dhuhur
 

Perjuangan derkuku yang bergantung di atas gantangan untuk menjadi yang terbaik benar-benar ketat. Hal ini dirasakan betul oleh pemilik burung dan joki. Sampai babak keempat berakhir, semua proses penjurian berlangsung aman dan lancar.

Untuk podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Kamajaya amunisi B2W BF dari Godean Yogyakarta. Kemenangan derkuku bergelang B2W 3688 yang dikerek pada tiang nomor 29 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua. Capaian bendera enam warna pada babak ketiga memastikan langkah Kamajaya sebagai juara.

Sigit B2W angkat trophy juara berkat prestasi Kamajaya di kelas Senior
 

Disusul kemudian Sangkuriang besutan Daud Toni Solo. Keberhasilan produk Sword 1117 yang dikerek pada tiang nomor 35 berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama. Performa Sangkuriang membaik pada babak kedua dengan raihan bendera lima warna. Bahkan raihan bendera lima warna terus berlanjut hingga penjurian usai.

Para juara kelas Senior
 

Sedang di tempat ketiga ada Pandu orbitan B2W BF. Prestasi Pandu, derkuku ternakan B2W ini berkat raihan bendera empat warna pada babak pertama. Pada babak kedua dan ketiga raih lima warna. Sayang pada babak keempat performanya menurun sehingga hanya mendapatkan empat warna saja.

Wawan Soba dengan gacoan Tirtonadi juara 1 di kelas Yunior
 

Di kelas Yunior, Tirtonadi di tiang 173 jagoan milik Wawan dari Solo Baru tampil sebagai juara. Burung bergelang B2W 2190 tampil sangat konsisten dengan sukses mendapatkan bendera lima warna sepanjang empat babak penjurian.

Para juara di kelas Yunior
 

Posisi kedua ditempati Udowo ring B2W milik B2W BF yang ada di tiang kerekan nomor 139. Dan tempat ketiga direbut Idola Shorea bergelang B2W 3655 yang digantang pada tiang nomor 162 milik Shorea BF dari Sleman.

Suara Hati urutan 1 kelas Pemula
 

Sedangkan di kelas Pemula, persaingan untuk bisa meraih poin tertinggi juga tidak kalah seru. Jago-jago muda yang memang punya kualitas anggung saling unggul mengungguli dalam perburuan nilai dari babak ke babak.

Para juara kelas Pemula
 

Tetapi setelah persaingan ketat selama empat babak penuh, akhirnya Suara Hati bergelang Atasa 011 besutan Atasa BF Bantul berhasil mencuri kesempatan dengan sukses meraih podium pertama. Dan disusul kemudian oleh Kharisma ring Hineni 261 milik Alex WHW Semarang di posisi kedua. Bintang Shorea ring Subali 389 debutan Shorea BF berhasil melengkapi posisi tiga besar.

Adi kumboro Semarang mendapat doorprize sangkar
 

Yang menarik adalah munculnya debutan baru di kelas Pemula. Bintang AYB ring HDK 301 yang ada di urutan 4 milik Ayub Solo. Burung ini didapatkan dengan bandrol miring untuk ukuran burung derkuku lomba. Meskipun murah nyatanya ini Bintang AYB bukanlah burung murahan.

“Bintang AYB diperoleh dengan harga 5 dikit,” tutur Ayub saat ditanya perihal gacoannya itu. Burung ini dari kandang HDK milik peternak terkenal Handoko. Bintang AYB mempunyai mental tarung yang bagus, mental ini sudah terlihat semenjak masih piyikan.

 

Ini seperti penuturan Handoko sendiri yang dikonfirmasi perihal burung dari kandang HDK tersebut. “Burung ini mempunyai darah turunan tergolong mewah yakni IBW saudara Bintang Timur dan betinanya HDK trah Terlena,” tutur Handoko.

IBW sendiri diperoleh dari tukar materi indukan dengan Tidar BF milik Gunarso. Yang kemudian masuk kandang dan muncul HDK 301 yang kini telah menjadi milik Ayub sepenuhnya dan langsung untuk pertama kalinya diikut sertakan lomba.

 

Ternyata prediksi awal menjadi kenyataan setelah mampu menyodok ke urutan 4 di kelas Pemula ajang bergengsi Laga Bintang Liga DMS 2024 Putaran I. Tak pelak gaco Ayub inipun langsung dilirik oleh para dekoe mania yang saat itu hadir.

 ”Maaf belum akan dilepas, biar berprestasi saja dulu,” ujra Ayub dengan berbinar-binar. Dengan berseloroh Bintang AYB ditawar oleh para dekoe mania dengan harga 10 dikit. Prestasi ini tentunya akan menambah semangat Ayub untuk mengikuti gelaran lomba derkuku berikutnya.

 
 

“Sekali lagi, saya atas nama panitia, pengurus, dan tim juri yang bertugas, mengucapkan terima kasih kepada semuanya dan mohon ma’af karena masih banyak kekurangan,” tutup Jatmiko, usai menyerahkan undian doorprize dari para sponsor kepada para dekoe mania mania yang beruntung. (Ramlee/Jat)

 


 



Kamis, 25 April 2024

Kukang, Primata Lucu dan Pemalu Memiliki Gigitan Berbisa yang Semakin Langkah



Kukang (Nycticebus spp.) terkadang disebut juga satwa pemalu karena sifatnya yang pemalu merupakan primata bertubuh kecil, kekar, dan ekornya sangat pendek. Penampilannya lucu dan menggemaskan sehingga banyak orang yang gemar menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Kukang juga jenis primata yang gerakannya lambat.

Dari sekian banyak spesies Nycticebus yang ada di dunia, para ahli mengklaim hanya ada lima spesies yang mampu bertahan hidup. Tiga di antaranya berada di Indonesia.Ketiga spesies tersebut adalah Nycticebus coucang (Kukang Sumatera), Nycticebus menagensis (Kukang Kalimantan), dan Nycticebus javanicus (Kukang Jawa).

Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecokelatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggungnya terdapat garis cokelat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuhnya berkisar antara 0,375-0,9 kg dengan panjang tubuh saat dewasa sekitar 19–30 cm.

Kukang sumatera (Nycticebus coucang)
 

Kukang berkepala bulat, moncongnya meruncing, dan matanya besar. Rambut tubuhnya halus dan lebat. Pola warnanya berbeda-beda menurut spesies sehingga digunakan pula untuk identifikasi, tetapi umumnya bervariasi dari cokelat kelabu pucat hingga cokelat kemerah-merahan.

Baca juga : Jelarang, Bajing Pohon Terbesar yang Terancam Punah

Sebuah garis cokelat berjalan dari ubun-ubun hingga tengah punggung atau pangkal ekor. Biasanya terdapat lingkaran gelap yang mengelilingi kedua mata, diseling oleh jalur pucat atau putih yang membujur di antara kedua mata hingga ke dahinya. Di malam hari, matanya dapat memantulkan cahaya obor dengan jelas.

Kukang jawa (Nycticebus javanicus)
 

Kukang memanjat dan bergerak di antara ranting dan cabang pohon dengan perlahan dan berhati-hati. Binatang ini hampir tidak pernah melompat. Tangan dan kakinya hampir sama panjang. Tangan dan kaki itu telah mengalami adaptasi sedemikian rupa sehingga mampu memegang erat ranting-ranting pohon dalam waktu cukup lama tanpa kelelahan.

Kukang adalah hewan omnivora atau pemakan segala. Kukang biasa memakan tumbuhan maupun hewan yang ukurannya lebih kecil dari tubuhnya, misalnya serangga. Selain itu, kukang suka memakan getah pohon, buah, dan pucuk bunga.

Kukang kalamasan kalimantan (Nycticebus menagensis)


Kukang termasuk golongan primata primitif nokturnal, yaitu jenis hewan yang lebih banyak beraktivitas pada malam hari dan lelap tertidur di siang hari. Primata primitif sendiri berarti kukang memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dari primata kebanyakan.

Beberapa diantaranya adalah hidungnya yang basah dan indera penglihatannya yang berfungsi baik di tempat gelap. Aktivitas harian kukang juga banyak dihabiskan di atas pohon atau yang disebut dengan satwa arboreal. Kukang juga hidup soliter dan penyendiri.

Kukang disebut juga Si Mata Bulan Penjaga Hutan. Kukang juga dikenal dengan nama Slow Loris karena gerakannya yang lamban dalam beraktivitas. Aktivitas kukang biasanya dimulai pukul 6 sore hingga 5 pagi. Setelahnya, kukang akan mencari tempat nyaman untuk tidur.

Kukang akan mencari tempat tidur di atas pohon berdaun rimbun dan cukup gelap yang terlindung dari sinar matahari. Meskipun dikenal dengan gerakannya yang lamban, tetapi untuk mencari dan mendapatkan makanan, kukang bisa berjalan menempuh jarak hingga 8 kilometer dalam satu malam.

Kukang kayan (Nycticebus kayan)
 

Pemangsa alami satwa lucu ini di antaranya ular, elang brontok, orangutan, musang, dan beruang madu. Kukang punya alat perlindungan diri agar terhindar dari predator. Kukang memiliki barisan gigi yang tajam dan berbisa. Kukang adalah satu-satunya primata di dunia yang memiliki bisa.

Baca juga : Sugar Glider, Marsupial yang Bisa Terbang

Gigitan kukang dikenal berbisa. Ini adalah ciri yang jarang terdapat di kalangan mamalia, tetapi khas pada kelompok primata lorisid. Bisa berbahaya pada kukang tersembunyi di bagian ketiaknya. Pada saat kukang melakukan grooming atau membersihkan diri, kukang akan menjilati bagian tubuhnya (termasuk ketiak) hingga bersih.

Kukang bangka (Nycticebus bancanus)
 

Pada saat itulah bisa-bisa tersebut menempel, lalu terkumpul di mulut serta gigi-gigi mereka. Sekresi kelenjar lengannya mengandung zat semacam alergen yang dihasilkan kucing, yang diperkuat dengan komposisi kimiawi yang didapatnya dari makanannya di alam liar. Bisa kukang cukup berbahaya.

Kukang merupakan satu – satunya hewan primata yang berbisa dimana racun yang terkandung dalam bisanya dapat menyebabkan syok Anafilaksis. Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.

Kukang benggala (Nycticebus bengalensis)
 

Anafilaksis biasanya ditunjukkan dengan beberapa gejala termasuk di antaranya ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, kepala terasa ringan, dan tekanan darah rendah. Gejala-gejala ini akan timbul dalam hitungan menit hingga jam.

Primata ini berkomunikasi salah satunya lewat bau yang ditinggalkannya di tempat-tempat tertentu. Pejantannya diketahui memiliki teritori yang dipertahankannya dengan ketat. Hewan ini lambat bereproduksi. Anaknya yang masih kecil sering ditinggalkan di ranting-ranting pohon. dan akan dijaga bergantian dengan induk lainnya.

Pada 1785, seorang dokter dan naturalis bangsa Belanda bernama Pieter Boddaert menulis deskripsi ilmiah yang pertama mengenai hewan ini, yang dinamainya Tardigradus coucang. Deskripsi ini dibuat berdasarkan uraian Thomas Pennant pada tahun 1781 mengenai “monyet tak berekor” yang diduga adalah kukang sunda, digabungkan dengan tulisan Arnout Vosmaer mengenai kukang benggala.

Oleh sebab itu, identitas T. coucang sempat mengalami kesimpang-siuran sebelum pada akhirnya ditetapkan sebagai nama ilmiah kukang sunda. Meskipun Vosmaer telah menulis mengenai kukang benggala pada 1770, akan tetapi hewan ini baru dideskripsikan secara ilmiah pada 1800 oleh Bernard Germain de Lacépède, yang memberinya nama Lori bengalensis.

Kukang Kalimantan (Nycticebus borneanus)
 

Dua belas tahun kemudian, Étienne Geoffroy Saint-Hilaire mendeskripsi kukang jawa dan menempatkannya dalam marga yang baru, Nycticebus. Nama itu berasal dari kata-kata bahasa Gerika yakni nyktos yang berarti malam dan kêbos yang berarti monyet, merujuk pada kebiasaan hewan ini yang bersifat nokturnal.

Baca juga : Musang Luwak, Mamalia Liar Penghasil Kopi Termahal di Dunia

Pada 1983 dideskripsikan kukang borneo (saat itu bernama ilmiah Lemur menagensis) oleh Richard Lydekker dan kukang kerdil (Nycticebus pygmaeus) oleh John James Lewis Bonhote pada 1907. Namun, pada 1939 Reginald Innes Pocock merevisinya dan menganggap bahwa semua satwa itu adalah satu spesies saja, yakni N. coucang.

Kukang kerdil (Nycticebus pygmaeus)
 

Pandangan ini bertahan selama 30 tahun lebih, sampai pada 1971 ketika Colin Groves meyakini bahwa N. pygmaeus adalah spesies yang berbeda dan N. coucang terdiri dari empat subspesies yang berlainan. Setelah tahun 2000, dengan berkembangnya pengetahuan dan digunakannya analisis genetika sebagai alat bantu, satu per satu status jenis-jenis satwa ini dipulihkan kembali pada tingkat spesies.

Berdasarkan data, spesies N. javanicus masuk dalam status kritis. Sedangkan spesies N. coucang dan N. menagensis tergolong sebagai satwa yang cukup rentan. Berdasarkan daftar merah IUCN, populasi hewan nocturnal tersebut terus mengalami penurunan seiring tingginya aktivitas perburuan dan perdagangan satwa secara ilegal.

Kukang bhue angen (Nycticebus hilleri)
 

Dari delapan spesies kukang yang masih ada, enam di antaranya dapat ditemukan di Indonesia, yakni di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Banyaknya perburuan primata ini membuatnya terancam punah. Saat ini, hewan ini telah dilindungi di Indonesia sehingga memperdagangkannya melanggar hukum (ilegal). (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kukang, Primata yang Bergerak Lambat Kian Terancam Punah

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...