Blog Hobi dan Informasi

Selasa, 17 Juni 2025

Kayu Manis, Rempah Populer dan Serbaguna dengan Cita Rasa Manis Sekaligus Pedas



Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon yang memiliki berbagai manfaat yang penting. Ini adalah pohon yang menghasilkan rempah-rempah yang populer, yang biasanya disebut dengan nama kulit kayu manis. Tanaman kayu manis sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, salah satunya sebagai produk penambah cita rasa makanan.

Pohon kayu manis adalah pohon yang berasal dari Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini biasanya ditemukan di Sumatera Barat dan Jambi, di Kabupaten Kerinci yang secara khusus dikenal sebagai pusat produksi tanaman minyak atsiri yang berkualitas tinggi.

Pohon kayu manis tumbuh di daerah beriklim basah dan tropis, dan merupakan spesies yang diperkenalkan di beberapa bagian dunia subtropis, terutama di Hawaiʻi. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh berkembang di sepanjang perbukitan bukit barisan di tanah Sumatera.

Budidaya tanaman kayu manis


Diantaranya Sumatera Barat di Kabupaten Sijunjung yang memiliki kawasan tanaman kayu manis yang cukup luas. Tanaman kayu manis juga familiar dengan nama cinnamon yang mempunyai daun tunggal dan dapat tumbuh di lingkungan bersuhu 18 sampai 28 derajat celcius.

Baca juga : Pala, Emas Hijau Asli Indonesia yang Pernah Diperebutkan Bangsa Eropa

Hal ini membuat kayu manis bisa tumbuh dengan subur di Indonesia. Aroma kayu manis Indonesia juga sangat khas, sehingga membuat orang menyukainya, juga orang asing yang berada di luar negeri. Inilah yang menjadi ekspor kayu manis Indonesia sangat potensial.

Kulit tanaman kayu manis menjadi produk rempah populer


Pohon kayu manis memiliki batang dengan diameter 125 cm. Tekstur dari batangnya halus dan memiliki cabang. Tanaman tersebut memiliki ketinggian bervariasi tergantung dari jenis kayu manisnya. Seperti, Cinnamomum zeylanicum, kayu manis yang berasal dari Sri Lanka ini memiliki tinggi mencapai 5-6 m.

Sementara, Cinnamomum burmannii yang banyak tumbuh di Indonesia bisa mencapai ketinggian batang hingga 15 m. Bagian yang paling sering digunakan dari pohon kayu manis adalah bagian kulit batangnya. Penampakan dari kulit batang kayu manis umumnya berwarna cokelat hingga cokelat kekuning-kuningan.

Karakteristik dari daun kayu manis sendiri dapat dikenali dari bentuknya yang berbentuk bulat telur, dengan panjang daun 4 hingga 14 cm dengan lebar 1,5 sampai 6 cm. Daun dari pohon tersebut memiliki warna hijau keunguan. Pohon kayu manis bisa berfungsi sebagai pohon hias karena daun mudanya yang merah muda.

Bunga kayu manis termasuk bunga sempurna karena berkelamin dua, dengan warna kelopak kuning pucat. Bunga tanaman kayu manis mempunyai ukuran sangat kecil, kelopak bunganya berjumlah 6 helai, dan memiliki panjang tangkai bunga bisa mencapai 12 cm.

Tanaman kayu manis yang telah diambil kulitnya


Tanaman kayu manis idealnya tumbuh pada di yang lembap, dengan curah hujan 2.000 hingga 2.540 mm per tahun. Jika curah hujan terlalu tinggi akan berpengaruh pada hasil rendemennya yang rendah. Tanaman kayu manis akan tumbuh baik pada suhu rata-rata 25 derajat celcius dengan batas maksimum 27 derajat celcius dan batas minimum 18 derajat celcius.

Baca juga : Kapulaga, Ratu Rempah Mempunyai Manfaat yang Luar Biasa

Tanaman ini akan tumbuh baik pada kelembaban sekitar 70 sampai 90 %, semakin tinggi kelembaban, pertumbuhan tanaman akan semakin baik. Selain itu tanaman kayu manis memerlukan paparan sinar matahari sekitar 40 – 70 %. Sinar matahari, akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman.

Hasil pemanenan kulit pohon kayu manis


Penanaman kayu manis di dataran rendah memang mengalami pertumbuhan lebih cepat, tetapi produksi kulitnya kurang tebal dan rasanya kurang enak. Sehingga, tanaman rempah tersebut ideal ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 500-1.500 m dpl.

Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kayu manis adalah tanah yang banyak mengandung humus, remah, berpasir, dan mudah menyerap air seperti latosol. Namun kayu manis juga dapat tumbuh pada jenis tanah andosol, podsolik merah kuning dan mediteran. Keasaman (pH) tanah yang cocok untuk kayu manis adalah pH 5,0 – 6,5.

Seluruh bagian dari pohon kayu manis pada dasarnya dapat dipanen. Akan tetapi, bagian kulit merupakan produk panen utama dari tanaman tersebut. Bagian kulit pohon kayu manis memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lain dari pohon kayu manis.

Alhasil, banyak penanaman pohon kayu manis dilakukan untuk mendapatkan bagian kulitnya saja. Pasca panen, kayu manis dapat diolah lebih lanjut menjadi kayu manis berbentuk batangan, bubuk, minyak atsiri, atau oleoresin. Biasanya, rasa dan aroma kayu manis bubuk lebih tajam dibandingkan kayu manis batangan. Hanya saja, produknya tidak dapat bertahan lama.

Proses pengeringan kulit kayu manis


Sebagian besar kandungan gizi dari kayu manis disusun oleh senyawa sinamaldehid (sekitar 65-75%) dan eugenol (sekitar 5-10% ). Senyawa tersebut menyebar pada bagian kulit batang dan daun dari pohon kayu manis. Selain itu, kayu manis juga mengandung berbagai mineral yang diperlukan tubuh, seperti zat besi, mangan, magnesium, kalsium, dan sulfur.

Baca juga : Bunga Lawang, Rempah Eksotis Penyedap Masakan juga Bermanfaat untuk Pengobatan

Rempah ini memiliki kandungan fitonutrien atau senyawa khas yang hanya ada pada tanaman. Senyawa fitonutrien lah yang memberikan manfaat untuk kesehatan. Kayu manis biasanya digunakan sebagai bahan pelengkap dalam proses pembuatan kue atau bumbu penyedap masakan, dan juga sebagai salah satu bahan dalam industri jamu.

Teh kayu manis sangat baik untuk kesehatan


Terdapat sejumlah manfaat kayu manis untuk kesehatan. Diantaranya adalah, membantu menurunkan berat badan, meredakan nyeri haid, menjaga daya tahan tubuh, membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes, mengurangi risiko infeksi gigi dan mulut, dan mengurangi efek peradangan. Selain itu juga dapat membantu meminimalkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebab, kayu manis mengandung cinnamic acid dan cinnamaldehyde yang bisa membantu menstabilkan tekanan darah serta memberikan efek relaksasi pada pembuluh darah.

Sejarah kayu manis sendiri diketahui, menjadi salah satu rempah tertua yang digunakan manusia. Konon, rempah tersebut digunakan oleh bangsa Mesir sebagai bumbu masakan sekitar 5000 tahun yang lalu. Versi lain menyebutkan impor kayu manis berasal dari daerah Cina. Kendati demikian, saat ini tanaman tersebut dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kayu Manis, Tanaman Rempah yang Memiliki Banyak Manfaat


Senin, 16 Juni 2025

Ayam Broiler, Ayam Ras yang Hasilkan Daging dalam Jumlah Besar dan Cepat



Ayam Broiler merupakan jenis ras ayam unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki kemampuan memproduksi daging. Ayam broiler termasuk strain ayam hibrida modern yang dikembangbiakkan oleh perusahaan pembibitan khusus melalui budidaya teknologi yang memiliki ciri khas yaitu pertumbuhannya cepat untuk menghasilkan daging, dengan konversi pakan yang rendah, dan menghasilkan kualitas daging yang baik.

Ayam pedaging ini mempunyai ukuran tubuh yang besar, dagingnya empuk, dan siklus produksinya pendek. Tujuan utama dihasilkannya ayam broiler adalah untuk menghasilkan daging dalam jumlah besar dan cepat, serta menjadi sumber protein hewani yang terjangkau harganya dan mudah didapat.

Keberadaan ayam broiler berawal pada tahun 1920 an. Yang pada saat itu karena tingginya permintaan telur menyebabkan lebih banyak ayam petelur (betina) yang dipelihara sehingga ada kelebihan jumlah ayam jantan. Peternak lalu menjual kelebihan ayam jantan tersebut sebagai unggas penghasil daging. Selanjutnya terjadi peningkatan permintaan ayam pedaging.

Ayam Cornish


Kemudian dikembangkanlah ayam yang khusus untuk memenuhi kebutuhan daging. Ayam broiler generasi pertama berhasil dihasilkan dari persilangan pejantan Ayam Cornish (asal inggris yang terkenal dengan karakteristik tubuh besar, persentase otot dada yang tinggi) dengan ayam Plymouth Rocks putih betina putih dari Amerika Serikat yang memiliki tulang besar dan produksi daging yang tinggi.

Baca juga : Ayam Buras, Jenis Ayam Apakah itu?

Dimana ayam yang dihasilkan ini memiliki karakteristik tulang besar dan memiliki tujuan ganda yakni menghasilkan daging dan telur yang baik. Hasil persilangan ini kemudian diperkenalkan pada tahun 1930-an dan semakin populer pada 1960-an berkat kemajuan dalam seleksi genetik, nutrisi unggas, dan teknologi kesehatan hewan.

Ayam Plymouth Rocks


Produksi ayam broiler modern semakin berkembang pada tahun 1970-an, penelitian mulai banyak dilakukan, banyak penemuan baru mengenai nutrisi, program penanganan penyakit dan teknologi. Kontributor yang penting pada era tersebut adalah mekanisasi processing dan teknologi otomatis.

Peningkatan permintaan terhadap daging ayam broiler sangat pesat pada tahun 1980-an, daging ayam dianggap sebagai sumber protein hewani yang menyehatkan dan murah jika dibandingkan dengan daging komoditas ternak lainnya. Konsumen memilih ayam yang dijual dalam bentuk potongan (cut up chicken) karena lebih praktis.

Daging ayam beku siap olah mulai populer pada era ini. Berbagai restoran makanan cepat saji (fast food) berbahan baku ayam mulai berkembang, berkompetisi dengan restoran ternama seperti McDonald’s dan KFC. Konsumsi daging ayam di Amerika Serikat pada tahun 1992 melebihi daging sapi. Seleksi yang dilakukan terus menerus diikuti dengan inovasi untuk menggabungkan siat-sifat unggul dan mengeliminasi sifat-sifat yang kurang menguntungkan.

Pada tahun 1967, pemerintah Indonesia mulai mempopulerkan ayam ras melalui program Bimas Ayam yang bertujuan meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat. Program ini penting mengingat konsumsi daging per kapita masih sangat rendah, sekitar 3,5 gram/kapita/hari.

Vaksinasi dilakukann pada DOC ayam Broiler


Tahun 1978, program Bimas Ayam Broiler dicanangkan sebagai solusi atas menurunnya populasi sapi. Permintaan ayam broiler semakin meningkat, seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Namun, krisis ekonomi tahun 1998 menyebabkan populasi ayam broiler menurun drastis hingga lebih dari 50 %.

Baca juga : Joper, Ayam Kampung Unggul dan Hemat Pakan dengan Masa Panen Singkat 

Selain itu, pada tahun 1999, industri perunggasan mulai bangkit kembali. Jika pada tahun 1980-an ayam broiler membutuhkan 70 hari untuk mencapai bobot 2 kg, pada tahun 2018 hanya dibutuhkan sekitar 29 hari untuk mencapai bobot yang sama. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan kemajuan pesat dalam efisiensi pertumbuhan ayam broiler.

Peternakan ayam Broiler


Ayam broiler memiliki daya produktivitas yang tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam jenis ini mampu membentuk satu kilogram daging atau lebih cuma dalam tempo 30-45 hari. Karena masih muda, dagingnya sangat empuk. Bahkan, tulang-tulangnya pun mudah hancur bila digigit.

Ayam broiler modern dapat mencapai berat badan 2,191 kg hanya dalam waktu kurang lebih 35 hari. Daging pada bagian dada memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan bagian lainnya. Daging ini memiliki tekstur yang lebih lembut, protein yang tinggi dan sedikit kadar lemak serta kolesterolnya (2.1 gr Lemak, 186 Kal, 39 gr Protein). Untuk itu para ahli genetik terus mengoptimalkan pertumbuhan bagian dada.

Kondisi ini akhirnya membawa konsekuensi, dimana ayam pedaging menjadi lebih bungkuk dan sedikit aktivitas geraknya. Untuk mengantisipasi rendahnya konsumsi akibat minimnya aktivitas gerak ayam, maka kita harus menyediakan tempat ransum dan minum yang cukup sebanding dengan jumlah ayam yang dipelihara.

Ayam broiler memiliki Feed Conversion Ratio (FCR) yang rendah. Artinya jumlah pakan yang dikonsumsi dapat dikonversi menjadi daging dalam jumlah besar. Sebagai contoh, untuk menghasilkan 1 kg daging, ayam broiler hanya membutuhkan 1,5 - 1,8 kg pakan. Efisiensi ini membuat biaya produksi lebih rendah dan keuntungan lebih tinggi.

Keunggulan ayam Broiler terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang murah


Karena pertumbuhan yang cepat, ayam broiler membutuhkan pakan yang kaya akan protein, energi, vitamin, dan mineral. Pakan yang berkualitas harus memenuhi kebutuhan nutrisi ini agar ayam tumbuh optimal dan terhindar dari masalah kesehatan.

Baca juga : Ayam KUB, Ayam Kampung Galur Baru Unggul Hasil Penelitian dan Seleksi Balitbangtan

Ayam broiler sangat sensitif terhadap perubahan suhu, kelembapan, dan kualitas udara di kandang. Suhu ideal untuk ayam broiler berkisar antara 25 - 30 °C. Ventilasi kandang yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan ayam dan mencegah stres yang bisa memengaruhi produktivitas.

Industri pengolahan daging ayam Broiler


Karena pertumbuhannya yang cepat, ayam broiler lebih rentan terhadap penyakit, terutama yang menyerang sistem pernapasan dan pencernaan. Oleh karena itu, vaksinasi, pemberian vitamin, dan kebersihan kandang menjadi faktor penting dalam manajemen kesehatan ayam broiler.

Ayam broiler berperan penting dalam pasokan pangan global, menyediakan daging yang terjangkau dan bergizi bagi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun efisiensi dan pertumbuhan pesatnya menjadikannya bagian penting dari pertanian modern, hal ini penting untuk mengatasi tantangan keberlanjutan dan kesejahteraan hewan. Dengan menyeimbangkan inovasi dan praktik etis, industri perunggasan dapat terus memenuhi kebutuhan manusia yang terus bertambah secara bertanggung jawab. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Ayam Broiler, Ayam Ras Pedaging yang Terus Dikembangkan untuk Memenuhi Kebutuhan Protein Hewani


Sabtu, 14 Juni 2025

Baning Sulawesi, Sejenis Kura-kura Darat Endemik Sulawesi yang Terancam Punah



Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii) merupakan sejenis kura-kura darat endemik Sulawesi. Pulau Sulawesi dengan bentuk seperti huruf "K” ini merupakan pulau terbesar di kawasan Wallacea dan merupakan pulau yang paling unik dan menarik dalam proses pembentukannya baik secara geologi maupun geografis.

Indotestudo forstenii pun menjadi istimewa karena langka, satwa endemik, dan satu dari tiga spesies yang ada dalam genusnya. Baning Sulawesi juga merupakan satu-satunya baning yang ditemukan di garis Wallacea dan terdistribusi dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Utara.

Seperti diketahui, Indonesia mempunyai tiga kawasan biogeografi yaitu kawasan Sunda, Sahul, dan Wallacea. Bagian barat Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali termasuk dalam kawasan Sunda atau kawasan Oriental bersama wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Baning Sulawesi di perbukitan Lembah Palu, Sulawesi Tengah


Kawasan biogeografi Sahul meliputi bagian timur Indonesia yaitu Papua dan kepulauan Aru. Sementara Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku membentuk kawasan biogeografi transisi antara Sunda dan Sahul, yang disebut sebagai Kawasan Wallacea dengan total luas daratan kurang lebih 347.000 km2. Sebagai kawasan transisi, wilayah ini mempunyai tingkat endemisitas yang tinggi.

Baca juga : Bangsa Testudinata, Bangsa Reptil dengan Tempurung Keras

Sementara baning sendiri adalah jenis kura-kura yang mempunyai tempurung (karapas dan plastron) yang keras dan hidup di darat, tungkai teradaptasi untuk kehidupan di darat. Bila diperhatikan dengan saksama, bentuk tungkai baning menyerupai kaki binatang yang sangat besar dengan telinga lebar yaitu gajah. Baning Sumatera (Manouria emys) dan baning Sulawesi merupakan dua contoh kelompok ini yang ada di Indonesia.

Baning Sulawesi diketahui kerap membuat lubang di tanah untuk tempat beristirahat


Pulau Sulawesi merupakan daratan yang memiliki luas hingga 174.600 km2. Dan di pulau ini terdapat dua spesies kura-kura yang langka dan hanya terdapat di Sulawesi. Kedua spesies tersebut adalah Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii) dan Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi).

Spesies baning Sulawesi pertama kali dideskripsikan oleh Schlegel dan Muller pada tahun 1844 dengan nama Testudo forstenii dan lokasi tipe “Gilolo” atau Halmahera. Lokasi tipe dan persebaran di Halmahera ini awalnya menjadi perdebatan, karena hingga saat ini belum pernah ada laporan keberadaan kura-kura ini di Halmahera. Sebelum akhirnya oleh Kelompok Kerja Taksonomi Kura-kura (Turtle Taxonomy Working Group) pada tahun 2021, baning Sulawesi ditetapkan mempunyai sebaran terbatas hanya di Sulawesi saja.

Satwa ini menyebar di wilayah perbukitan Lembah Palu hingga sekitar Gorontalo. Baning Sulawesi dinamakan bantiluku oleh masyarakat etnis Kalili. Satwa ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Forsten’s Tortoise atau Sulawesi Tortoise. Baning Sulawesi ini hidup di dalam hutan di perbukitan Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Utara.

Baning Sulawesi ini semula diduga oleh para ilmuwan terdiri atas beberapa spesies kriptik. Dugaan ini didasarkan pada variasi hadir tidaknya keping nuchal, hingga pada tahun 2008 dibuktikan oleh Ives, bahwa sesungguhnya satwa-satwa tersebut masih satu spesies.

Baning Sulawesi tengah makan dedaunan muda


Baning Sulawesi dapat ditemukan di hutan musim dan pamah campuran, termasuk daerah dengan dominasi tumbuhan kaktus di Lembah Palu. Baning Sulawesi itu punya ukuran tubuh terbilang mungil. Saat berusia dewasa, bobot tubuhnya sekitar 2,5 kilogram dengan ukuran 18-25 sentimeter.

Baca juga : Kura-kura, Reptil yang dapat Dipeliharaan Hidup Hingga Ratusan Tahun

Cangkangnya memiliki kombinasi warna hitam dengan garis tebal kekuningan atau campuran karamel dengan bercak hitam. Baning Sulawesi memiliki tempurung (karapas dan plastron) yang keras dan tungkai yang kuat untuk kehidupan di darat. Bentuk tungkai baning Sulawesi menyerupai kaki gajah yang besar.

Tungkai Baning Sulawesi menyerupai kaki gajah yang besar


Baning Sulawesi hidup di hutan perbukitan hingga ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Namun, satwa ini dapat dijumpai juga di perbukitan lembah Palu yang tandus yang dipenuhi Opuntia nigrican atau kaktus. Baning Sulawesi menyukai habitat dengan serasah, kayu tua yang rebah untuk tempat bersembunyi, dan kaktus.

Satwa ini diketahui kerap membuat lubang di tanah dan bekas cakaran untuk tempat beristirahat. Baning Sulawesi umumnya diurnal yakni aktif di siang hari dan tidur di malam hari, namun dapat menjadi krepuskular (aktif saat senja) tergantung suhu lingkungan. Baning Sulawesi merupakan hewan frugivora, yang berarti sebagian besar makan buah-buahan. Baning Sulawesi juga memakan daun, kaktus, rumput, cacing, dan siput.

Hasil monitoring yang dilakukan oleh Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) Sulawesi Tengah, pada tahun 2021 didapati bahwa tidak ada kelimpahan populasi spesies ini di alam liar. Bahkan berdasarkan data populasi yang ada, tingkat keterancamannya sangat tinggi. Satwa ini mengalami eksploitasi berlebihan dan nasibnya menjadi sangat terancam punah di alam.

Hal ini mungkin disebabkan oleh penampakan baning Sulawesi sangat menarik oleh karenanya menjadi komoditas perdagangan satwa untuk dijadikan hewan piaraan. Kini pemerintah telah menetapkan tidak ada lagi kuota pengambilan dari alam, sehingga diperjualbelikan hanya dari hasil produksi penangkaran.

Tukik Baning Sulawesi yang baru menetas


Selain perburuan, baning Sulawesi juga terancam kehilangan habitat aslinya. Hutan yang tadinya menjadi habitat baning Sulawesi yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan coklat sudah tidak ditemukan satupun individu. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hutan bukit Sologi di Semenanjung Santigi merupakan habitat yang tersisa.

Baca juga : Kura-kura Hutan Sulawesi, Kura-kura Paruh Betet yang Kian Langka

Sejak tahun 2009, baning Sulawesi termasuk dalam kategori terancam punah (Endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan termasuk ke dalam Appendiks II oleh the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Tim monitoring Baning Sulawesi dari Yayasan Kompas Peduli Hutan (KOMIU) Sulawesi Tengah


Meski belum berstatus dilindungi di Indonesia, pemanfaatan satwa liar ini diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Aturan itu juga untuk melindungi satwa asli Sulawesi tersebut dari ancaman kepunahan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Baning Sulawesi, Kura-kura Darat Endemik Sulawesi yang Nasibnya Terancam Punah


Jumat, 13 Juni 2025

Edelweis Rawa, Bunga Abadi Langka yang Habitatnya Rusak di Ranca Upas



Edelweis Rawa (Syngonanthus flavidulus) merupakan salah satu jenis rumput rawa yang langka ditemukan. Di Indonesia, bunga rawa ini tidak begitu dikenal. Penamaan dan pertumbuhannya hanya dianggap sebagai tanaman biasa serta bagian dari rumput yang tumbuh di rawa-rawa, sepanjang tepi danau dan di hutan pinus basah.

Tanaman ini menjadi pembicaraan ketika adanya kejadian rusaknya habitat edelweis rawa ini di Ranca Upas. Bunga edelweis eawa di Ranca Upas, Bandung – Jawa Barat, rusak akibat kegiatan touring dari komunitas motor trail. Event tersebut merupakan Camping Adventure Explore Ranca Upas 2023 yang diselenggarakan pada Minggu, 5 Maret 2023 lalu.

Padahal edelweis rawa merupakan salah satu tanaman langka di Indonesia. Alasan yang membuat bunga ini langka adalah karena sempitnya sebaran habitatnya. Di dunia, hanya ada dua negara yang menjadi tempat bunga edelweis rawa tumbuh, yaitu di Amerika Serikat dan Indonesia.

Bumi Perkemahan Ranca Upas, tempat Edelweis Rawa tumbuh


Di Indonesia, tanaman ini hanya ada di dua tempat. Pertama di Bumi Perkemahan Ranca Upas serta di tepian Danau Ciharus yang ada di Cagar Alam Kamojang. Dulu bunga ini juga terdapat di Kalimantan, tetapi sekarang keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi.

Baca juga : Cempaka Wangi, Pohon Hijau Abadi Sumber Wewangian

Selain itu, bunga ini juga terdapat di Florida, Amerika Serikat. Kalau di sana, populasinya masih tergolong cukup banyak ditemui. Daerah Alabama, Georgia, Carolina Utara, serta Carolina Selatan juga menjadi wilayah persebaran dari bunga ini. Di Amerika, tanaman ini juga dikenal dengan sebutan Yellow Hatpins atau penjepit topi kuning.

Edelweis Gunung (Anaphalis javanica)


Hatpin sendiri merupakan sebuah aksesoris untuk topi di daerah Alabama pada zaman dahulu. Bentuknya mirip dengan tusuk konde atau jarum tetapi berukuran sangat besar. Sebutan tersebut disematkan karena kepala bunga tanaman ini yang berwarna kuning mirip dengan penjepit atau hiasan topi yang sering digunakan oleh masyarakat lokal.

Bunga rawa ini mendapatkan nama edelweis karena bunganya yang tidak layu saat dipetik, mirip dengan edelweis gunung (Anaphalis javanica). Namun edelweis rawa ini tidak sama dengan edelweis gunung karena mempunyai familia dan genus yang berbeda. Bunga edelweis yang sesungguhnya itu termasuk dalam suku Asteraceae marga Anaphalis, dan umumnya tumbuh di dataran tinggi.

Sementara yang disebut dengan edelweis rawa itu termasuk dalam suku Eriocaulaceae, marga Syngonathus. Jadi, secara taksonomi edelweis rawa memang berbeda dengan edelweis gunung. Bunga ini disebut sebagai edelweis rawa karena bentuk dan sifatnya yang mirip dengan bunga edelweis, yakni sama-sama tidak mudah layu saat dipetik. Sesuai namanya, habitat kedua tanaman ini juga berbeda.

Edelweis gunung tumbuh di daerah dataran tinggi. Sementara edelweis rawa tumbuh di tempat dengan suhu lembab dan memiliki banyak kandungan air di sekitar lokasi tersebut. Inilah yang membuat edelweis rawa lebih mudah dijumpai di tepi danau, hutan pinus, atau padang rumput.

Edelweis Rawa hanya ada di Indonesia dan Amerika


Dari status perlindungannya di Indonesia, Syngonanthus flavidulus atau edelweis rawa tidak masuk dalam salah satu jenis tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan daftar yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 92 Tahun 2018. Ini berbeda dengan edelweis gunung (Anaphalis javanica) yang tercatat sebagai salah satu dari 914 flora dan fauna dilindungi di Indonesia sesuai peraturan tersebut.

Baca juga : Flamboyan, Tanaman Penyerap Polutan Kendaraan Bermotor dengan Bunga Berwarna Cerah

Selain itu, meski diketahui cukup langka, hasil penelusuran menunjukkan bahwa sampai sekarang masih sedikit para peneliti maupun ahli botani yang mengkaji tanaman ini. Bahkan, di Indonesia juga belum ada satu peneliti, termasuk di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang secara khusus mengkaji edelweis rawa.

Edelweis Rawa termasuk tanaman langka


Edelweis rawa ini tumbuh subur di Ranca Upas, Bandung. Edelweis rawa ini mulai disadari keberadaannya di Ranca Upas pada tahun 1990-an. Tanaman ini tergolong tanaman yang perlu waktu lama untuk tumbuh dan berkembang. Kurang lebih sampai empat bulan lamanya hingga tunasnya muncul, lalu dua bulan kemudian untuk bisa memetik bunganya.

Edelweis rawa termasuk tumbuhan air (aquatic plants). Edelweis rawa memiliki kemampuan fotosintesis yang unik. Wild South Florida menjelaskan bahwa fotosintesis dilakukan dari tanah. Hal ini karena edelweis rawa diketahui memiliki sistem akar yang lebih besar dibandingkan ukuran daunnya.

Saat bakteri dalam tanah mengurai material organik, proses inilah yang akan menghasilkan karbon dioksida (CO2). Inilah yang diserap oleh edelweis rawa melalui akarnya. Lalu, CO2 diarahkan ke daun edelweis rawa dan fotosintesis berlangsung biasa.

Tanaman ini bisa tumbuh hingga sekitar 30 sentimeter. Bentuknya menyerupai payung dan tumbuh secara liar di daerah rawa atau basah. Tanaman ini mempunyai bunga dengan ukuran kecil dan berwarna campuran kuning pucat dan putih putih.

Komunitas motor trail merusak habitat Edelweis Rawa di Ranca Upas


Edelweis rawa memiliki kepala bunga seperti kancing dengan batang panjang seperti pipa atau dalam istilah botani dinamakan scape. Umumnya, tanaman edelweis rawa ini akan berbunga pada saat musim berbunga hingga awal musim panas.

Baca juga : Arum Dalu, Tanaman Hias Berjuluk si Ratu Malam yang Harum Semerbak

Seperti yang dikutip dari wild south florida, Peneliti bernama J.C. Th. Uphof, menulis dalam “American Journal of Botany” edisi Januari 1927. Bunga-bunga kecil yang menyatu menjadi kepala yang lebat tidak menarik bagi serangga dan jarang dikunjungi. Itu artinya penyerbukan buka tanaman ini tanpa perantara serangga seperti yang terjadi pada umunya tanaman bunga.

Mang Uprit saat meluapkan emosinya ketika tahu tanaman Edelweis Rawa yang ia tanam dirusak komunitas trail


Edelweis rawa melakukan penyerbukan dengan kemampuan sendiri atau melalui perantara angin untuk menyebarkan materi genetiknya. Penyerbukan dengan perantara angin ini dikenal juga dengan istilah anemofili. Bunga edelweis rawa ini bisa dibilang adalah perhiasan padang rumput.

Karena keindahan yang diberikan pada saat bunganya bermekaran, jadi kawasan padang rumput yang ditumbuhi oleh bunga edelweis rawa akan sangat beruntung karena memiliki nilai lebih. Sementara dalam dunia pengobatan tidak memiliki manfaat sama sekali bagi manusia, tapi itu bukan alasan untuk menyepelekan pertumbuhan tanaman ini. Apalagi, tanaman bunga rawa edeleweis ini penyebarannya tidak begitu banyak di Indonesia, jadi sangat penting untuk menjaga kelestariannya bila menemukan tanaman ini. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Edelweis Rawa, Tanaman Langka yang Tumbuh Hanya di Indonesia dan Amerika


Kamis, 12 Juni 2025

PPDSI Surakarta Gelar Sikam BF Liga DMS 2025 Putaran 3, Pertarungan Kian Sengit, Podium Pertama Milik Sentiaki Tirtonadi dan Nawa Tirta



Liga DMS 2025 kini telah memasuki putaran 3. Agenda yang dihelat oleh Pengcab PPDSI Surakarta tersebut kali ini bertajuk Sikam BF, yang telah dilaksanakan pada, Minggu 8 Juni 2025. Masih tetap menempati lokasi di Lapangan Gawanan Colomadu, Karangayar. Acara berlangsung lancar dan sukses.

Panitia masih melombakan tiga kelas seperti halnya putaran sebelumnya, yakni Kelas Senior, Junior, dan kelas Pemula. “Alhamdulillah, hari ini Pengcab Surakarta masih dapat mengadakan Liga DMS. Mudah-mudahan acara berlangsung sukses dan lancar,” harap Jatmiko, salah satu panitia yang aktif menata acara.

Budi S, Agus, Andang, Wiwid, dan Dorick selalu bersemangat ramaikan gelaran lomba derkuku


Sementara pada kesempatan itu Agung Cahyanto, selaku Ketua Pengcab PPDSI Surakarta sekaligus Ketua Panitia Liga DMS 2025 mengaku bersyukur kegiatan tersebut akhirnya bisa tergelar. “Setelah sempat tertunda, akhirnya Liga DMS Putaran 3 ini bisa kami selenggarakan, mudah-mudahan ke depan even ini terus bergulir tanpa ada kendala. Rencananya lanjutan Liga DMS akan kita gelar setiap bulan,” terang pemilik Sadewa BF ini.

Rasanya memang cukup lama Liga DMS tidak bergulir setelah putaran ke-2 dilaksanakan pada awal bulan Februari lalu. Beberapa kendala memang memaksa panitia untuk menahan diri menggelar lanjutan Liga DMS 2025 tersebut. Karena waktu yang dijadwal ternyata berbenturan dengan jadwal Liga Derkuku Indonesia dan beberapa jadwal serupa.

Antusiasme dekoe mania semakin menggembirakan


Agung mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta, panitia, juri, dan pihak-pihak terkait yang telah mendukung kegiatan tersebut sehingga bisa terselenggara sesuai dengan harapan. Dikatakan bahwa semua ini berkat kerjasama yang baik dari semua pihak.

Antusias dekoe mania untuk mengikuti gelaran semakin lama terasa semakin menggembirakan. Mereka datang dan hadir untuk bisa menjadi bagian dalam semarak Liga DMS. Mereka berharap kehadirannya sukses menembus podium juara buat menambah poin dan memperlebar jarak dengan lawan.

Juri istirahat sebentar sebelum lanjut babak ke-3


Begitu juga bagi para jawara yang sudah menanamkan poin dalam dua gelaran sebelumnya, seakan tidak ingin melewatkan agenda tersebut. Rutin turun lapangan dengan hasil menggembirakan berarti membuka peluang untuk berada di barisan paling depan daftar kejuaraan.

Gelaran bertajuk Sikam BF tersebut mampu menghadirkan peserta tidak saja dari Solo Raya. Namun peserta dari Tulungagung Jawa Timur, Sleman Yogyakarta, Semarang, dan Purworejo bahkan terselip peserta dari Jakarta ikut meramaikan persaingan perebutan gelar Liga DMS 2025 putaran ke-3.

Kemeriahan acara sangat terasa dengan hadirnya beberapa dekoe mania yang mewakili daerahnya masing-masing tersebut. Sebut saja perwakilan TGR dari Tulungagung yang selama ini juga rutin menggelar event setiap bulannya, serta komunitas dekoe mania dari Semarang.

Tokoh dekoe mania seperti Sukarja yang begitu bersemangat setiap mengawal jagoan-jagoannya turun bertandingan menambah keseruan acara. Kehadiran mereka sebagai bukti dan wujud dukungan kepada Liga DMS sekaligus semarak hobi milik dekoe mania yang ada di daerah tersebut.

Ardi dari Bantul tengah serius memantau gacoannya di gantangan nomor 114


“Saya atas nama panitia Liga DMS Putaran 3 mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan dukungan dari seluruh dekoe mania yang hadir untuk meramaikan acara kami,” terang Jatmiko sekaligus pemilik Jat BF tersebut yang selalu menyambut hangat kehadiran dhulur-dhulur pecinta derkuku.

Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini sebagai wujud bahwa hobi di Solo Raya sampai saat ini masih tetap eksis dan semangat. “Alhamdulillah berkat dukungan dari semua pihak, kami bisa melaksanakan acara tanpa masalah, mudah-mudahan hobi derkuku di Solo Raya dan dimana-mana di negeri ini bisa semakin meriah dan maju,” harap Jatmiko.

Wakil TGR Tulungagung juara di kelas Senior


Sementara itu proses penjurian berlangsung dalam suasana cuaca yang cerah dan tenang. Angin bertiup sepoi-sepoi. Meskipun langit terlihat bening namun tidak terasa panasnya. Seolah ingin memanjakan dekoe mania yang tengah menikmati alunan anggung dari jagoannya masing-masing.

Hampir semua gaco mampu tampil mempesona. Serta berusaha sekuat tenaga untuk menarik perhatian juri guna memberikan penilaian terbaiknya. Suasana lomba juga tidak terlalu gaduh oleh teriakan peserta. Himbauan panitia agar peserta mengurangi teriakan, nampaknya berjalan efektif.

Para juara di kelas Senior


Para joki dan pemilik burung yang ada di pinggir lapangan betul-betul bisa menikmati suara derkuku yang berada di dalam lapangan. Beberapa peserta mengaku cukup lega karena suara teriakannya untuk mengingatkan para juri agar memperhatikan burung-burung yang sedang manggung langsung direspon dengan baik oleh juri yang bertugas, sehingga suasana pun terasa adem.

Empat babak penjurian berlangsung tanpa masalah. Podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Sentiaki andalan N3 BF Tulungagung ring N34 36 yang dikerek pada nomor 29. Sentiaki bekerja sangat stabil dengan bukti perolehan bendera lima warna sepanjang empat babak.

Sedang diurutan kedua didapat burung bernaman Bimo Kurdo orbitan Shorea BF Sleman bergelang GTA 380 yang berada pada nomor kerekan 39. Dan tempat ketiga dimenangkan Adi Ati Ati milik Pak Tani Solo, derkuku bergelang DM 578.

Adi Ati Ati sejatinya mempunyai nilai sama dengan Bimo Kurdo yakni mampu mendapat bendera lima warna tiga kali dan sekali empat warna di babak terakhir, sayang kalah di suara ujung setelah melihat hasil rekapitulasi. Burung di tiga besar bertarung ketat sejak peluit lomba dibunyikan.

Wawan pemilik WA-1 BF dengan jagoan andalannya Tirtonadi juara di kelas Junior


Di kelas Junior, juara pertama berhasil diraih Tirtonadi amunisi Wawan Solo ring B2W 2190 pada kerekan 17. Diikuti kemudian oleh Gayatri andalan N3 BF Tulungagung, ternakan PN 321 yang menempati nomor kerekan 18 ada di posisi kedua. Kedua burung mempunyai kualitas suara yang nyaris sama, setelah membuktikan diri mampu mendapatkan bendera lima warna empat kali.

Tirtonadi dinobatkan menjadi juara dengan keunggulan di suara tengahnya. Sementara untuk tempat ketiga direbut oleh Casanova produk ternak LMS 500 milik Musa dari Jakarta yang berada pada kerekan nomor 9. Casanova mampu meraih bendera lima warna di tiga babak. Sayang pada babak ketiga hanya mampu mendapatkan bendera empat warna. Membuatnya mundur dari perebutan gelar juara di kelas Junior ini.

Para juara di kelas Junior


Untuk kelas Pemula yang dengan jumlah peserta paling banyak, menghadirkan pertarungan yang relatif seimbang dengan kualitas yang juga nyaris sama. Bendera empat warna yang merupakan batas nilai tertinggi di kelas ini ternyata mampu diraih tidak kurang dari 15 burung.

Untuk kelas Pemula, juara pertama diraih Nawa Tirta orbitan Lilik Purworejo ring FLA 809 pada kerekan nomor 83. Urutan kedua ada Bagong milik N3 BF Tulungagung, derkuku bergelang N 31 84 yang dikerek pada nomor 79. Dan urutan ketiga ada Arya Jagad milik Cleguk Solo ring FM 17pada kerekan nomor 64.

Lilik dari Purworejo juarai kelas Pemula

Juara-juara di kelas Pemula A

Juara kelas Pemula B


Seperti gelaran-gelaran sebelumnya, panitia juga membagi penghargaan untuk kelas Pemula dengan kelas Pemula A dan Pemula B, sebagai bentuk apresiasi kepada burung-burung yang ada di peringkat 20 besar. Hal ini tentunya menambah semangat siapa saja yang menempatkan burungnya di kelas Pemula.

Diakhir acara Jatmiko mewakili segenap panitia mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan kehadiran peserta. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para penyumbang doorprize. Tidak lupa juga panitia memintan maaf jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee/Jat)






Selasa, 10 Juni 2025

Durian, King of Fruits yang Memiliki Daging Buah Lezat dan Tekstur Khas



Durian (Durio zibethinus) merupakan tanaman buah yang terkenal dengan aromanya yang kuat dan unik serta rasa yang kaya. Durian menjadi salah satu tanaman yang sangat populer di kawasan Asia Tenggara. Buah ini sering dijuluki “King of fruits” (raja buah-buahan) karena memiliki daging buah yang lezat dan tekstur yang khas.

Menurut penelitian, pohon durian diduga berasal dari wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaya. Hal itu juga didukung dengan nama ‘durian’ yang ternyata diambil dari Bahasa Melayu. Selain itu Pulau Kalimantan juga disebut sebagai pusat keanekaragaman durian karena menjadi tanaman endemik yang hanya tumbuh liar di areal hutan.

Berdasarkan jurnal yang dikeluarkan Herbarium Bogoriense, terdapat 29 spesies durian yang hidup di seluruh dunia dan 20 diantaranya ditemukan di wilayah Indonesia. Menariknya 19 dari 20 spesies tersebut hanya tumbuh di Kalimantan, di Sumatera terdapat 7 spesies, dan pulau lainnya hanya memiliki satu spesies saja.

Pohon Durian mampu tumbuh hingga puluhan meter tingginya


Habitat asli dari pohon durian adalah wilayah beriklim tropis, salah satunya kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pohon ini dapat tumbuh secara maksimal ketika berada di dataran rendah sampai wilayah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tanaman durian menyukai wilayah dengan curah hujan disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun.

Baca juga : Manggis, The Queen of Tropical Fruit dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan

Akan tetapi, periode kering 1–2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Secara umum pohon ini menyukai daerah yang agak lembab dan tidak terlalu panas. Pertumbuhan pohon durian lebih maksimal jika berada di wilayah dengan kelembaban antara 50% sampai 80% dengan suhu udara pada kisaran 25 – 32 derajat Celcius. Sementara untuk intensitas cahaya yang dibutuhkan hanya sekitar 45 – 50%. Pohon ini mampu tumbuh mencapai usia 200 tahun ketika berada di habitat aslinya.

Daun Durian memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan


Durian mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari beberapa bagian yakni akar primer (tunggal), akar sekunder dan akar tersier yang strukturnya kuat. Jenis perakaran yang dimiliki tanaman durian sangat baik untuk mencegah erosi yang terjadi pada lereng. Akar primer durian fungsinya adalah untuk menopang tanaman durian agar dapat berdiri kokoh.

Sementara akar sekunder yakni akar yang tumbuhnya di daerah perbatasan bawah tanah fungsinya untuk membantu menopang tanaman agar tetap kokoh berdiri. Akar tersier adalah akar yang tumbuhnya dari perakaran serabut dan memiliki ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan akar primer dan sekunder. Akar tersier ini berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan air dan unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman durian.

Tanaman durian mempunyai batang bentuknya silindris dan panjangnya bisa mencapai ukuran 45 meter atau lebih. Batang tanaman durian arah tumbuhnya tegak lurus ke atas. Tanaman ini mempunyai banyak cabang yang tumbuhnya lebih condong ke atas dan tumbuhnya mendatar. Batang tanaman durian mempunyai kulit dengan tekstur yang kasar dan berwarna cokelat. Kulit tersebut mengalami pengelupasan secara terus – menerus dan tidak beraturan.

Durian mempunyai daun berbentuk lonjong atau lanset dengan ujung daun lancip dan pangkal daunnya membulat. Daun durian mempunyai panjang hingga 10 cm atau lebih dan lebarnya 4 cm. Namun, tidak semua daun mempunyai ukuran daun yang sama dan tergantung dari varietasnya.

Bunga Durian


Daun tanaman durian tersusun berselang – seling dan memiliki tangkai daun yang pendek. Daun durian mempunyai warna hijau terang di bagian atasnya dan berwarna emas atau perak di bagian bawahnya. Daun tersebut mempunyai pertulangan yang menyirip, sementara ibu tulang daunnya (costa) tumbuh memanjang dari pangkal daun hingga ke ujung daun. Costa tersebut kemudian tumbuh ke arah luar daun membentuk urat – urat daun.

Baca juga : Sirsak, Buah Lezat Mengandung Segudang Nutrisi yang Bermanfaat bagi Kesehatan

Bunga tanaman durian berbentuk seperti mangkuk dengan mahkota bunga berwarna merah atau kuning keemasan. Tanaman durian mempunyai dua kelamin yakni jantan dan betina sehingga bunga durian disebut bunga sempurna. Bunga durian tergolong sebagai bunga tunggal namun tumbuhnya berkelompok.

Umumnya Durian akan berbuah setelah sekitar berumur 8 tahun


Bunga tersebut tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder. Bunga tersebut letaknya bergantungan dan mempunyai tangkai yang panjang. Bunga durian ini mengalami penyerbukan silang yang dibantuk oleh hewan nocturnal seperti kelelawar atau kumbang.

Buah durian berukuran besar yang permukaannya dikelilingi duri yang tajam dan keras. Buah durian mempunyai ketebalan berkisar antara 1,5 – 2 cm atau lebih karena dipengaruhi varietasnya. Buah durian berbentuk bulat dan lonjong yang berwarna hijau kekuningan hingga kecokelatan. Di dalamnya terdapat daging buah yang merupakan perkembangan dari jaringan biji yang bernama arilus.

Daging buah tersebut teksturnya lembek, tebal namun juga ada yang tipis tergantung dengan varietasnya. Bau durian sangat khas dan cenderung berbau tajam. Durian menjadi buah yang dicintai sekaligus dibenci. Dicinta karena rasanya, dibenci karena baunya yang dilukiskan seperti campuran bau kaus kaki, sampah, bawang busuk, dan belerang sekaligus. Hasil penelitian tentang aroma bau durian menunjukkan adanya ada 19 senyawa pencetus bau durian yang menusuk hidung.

Daging buah ini rasanya sangat manis dan lembut. Rasa buahnya memang tiada duanya. Manis, sedikit getir. Teksturnya lembut seperti mentega. Saat mengunyahnya ada tambahan rasa gurih kacang almond, dan meninggalkan rasa cokelat di dinding mulut. Di bagian dalam terdapat 1 – 7 ruang yang tiap ruangnya berisi 1 – 6 buah durian.

Buah durian yang selalu menggoda dan ditunggu musimnya


Biji durian terdapat dalam daging buah dengan bentuk bulat sampai lonjong. Biji tersebut memiliki serat – serat halus di bagian ujungnya. Di dalam biji durian memiliki beberapa lapisan yang terdiri dari epidermis atau lapisan luar yang tipis dan dermis yang merupakan bagian dalam biji yang tebal.

Baca juga : Mundu, Tanaman Buah Langka Berkerabat dengan Manggis dan Asam Kandis Asli Indonesia

Biji durian berwarna cokelat kekuningan dengan kulit mengkilat, sementara bagian dalamnya berwarna putih. Dalam bahasa Jawa, biji durian disebut dengan pongge. Biji durian bisa dikonsumsi caranya adalah dengan cara merebus biji durian hingga matang.

Pesta Durian di Wonosalam Kab. Jombang


Pohon durian tersebar di berbagai wilayah nusantara, paling banyak dijumpai di Pulau Kalimantan. Tanaman ini juga tersebar ke wilayah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, dan bergerak menuju negara-negara di bagian barat seperti Malaysia, Thailand, India, Birma, dan Pakistan. Negara penghasil dan pengekspor utama durian adalah Thailand.

Thailand mengembangkan durian menjadi berbagai jenis kultivar bermutu tinggi dengan sistem budidaya yang sangat baik. Selain itu, lokasi budidaya durian yang berorientasi ekspor antara lain Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.

Tempoyak Durian, kuliner khas masyarakat Melayu


Durian telah dikenal dan disukai orang sekurang-kurangnya semenjak masa Mataram Kuno (abad ke-9). Tanaman ini tercantum dalam naskah Kakawin Ramayana Sarga XXIV bait 98, dalam bahasa Jawa Kuno dikenal sebagai dūryyan. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda).

Di Sumatra dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen. Orang Batak menyebutnya Tarutung. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Durian, Buah yang Terkenal Akan Kelezatan dan Aromanya yang Kuat


Senin, 09 Juni 2025

Emprit Jepang, Salah Satu Jenis Finch Hasil Domestikasi yang Populer di Kalangan Penghobi



Emprit Jepang (Lonchura striata domestica) merupakan salah satu jenis burung finch yang populer dipelihara sebagai hewan peliharaan di banyak negara, termasuk Indonesia. Burung ini secara Internasional disebut dengan Society finch. Emprit Jepang tidak ditemukan di alam liar, karena hasil domestikasi dari burung Lonchura striata.

Cikal bakal burung ini sebenarnya berasal dari daerah Bengala, India. Awalnya burung Bengalese finch/finch sharp-tailed munia (Lonchura acuticauda), dibawa ke Jepang yang kemudian dikawin silangkan dengan striated munia (Lonchura striata). Burung Lonchura striata sendiri tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, Thailand & Vietnam selatan.

Bengalese Finch (Lonchura acuticauda)


Keturunannya inilah yang kemudian disebut dengan emprit Jepang. Emprit jepang memiliki kemiripan dengan white-rumped munia atau emprit lokal. Perbedaan terletak pada karakter, warna, corak bulu, dan suara kicauannya. Bahkan, belakangan ini ada juga yang menyilangkan emprit jepang dengan jenis burung finch lainnya.

Baca juga : Pipit, si Mungil yang Berparuh Pendek dengan Variasi Warna Menawan yang Kerap Dianggap Hama

Diluar negeri, sudah bisa didapatkan emje dengan berbagai macam warna hasil mutasi. Mulai dari putih, coklat, cream, silver, dan lain-lain. Bahkan sudah dihasilkan emje yang mempunyai corak batik/sisik ikan di bagian dadanya. Selain itu juga sudah dihasilkan emje crested/jambul yang semakin menambah keunikan tersendiri dari emje itu sendiri.

Lonchura striata


Di Amerika, Eropa, dan Australia, orang justru lebih tertarik memelihara atau menangkar burung finch ketimbang burung kicauan seperti di Indonesia. Selain mudah dalam perawatannya, penampilannya yang cantik dan penuh warna cukup menggoda untuk disilangkan demi mendapatkan anakan dengan warna-warna unik yang menarik.

Burung finch banyak disukai oleh kicaumania di Indonesia karena bisa dijadikan burung penghias di taman rumah, meski sebagian juga bisa dijadikan burung master. Tidak sedikit pula yang pengin beternak, lantaran pengelolaannya relatif mudah.

Di Indonesia, burung ini bukan hanya bisa dijadikan burung hias tetapi juga kerap dimanfaatkan sebagai induk asuh/baby sitter atau babuan untuk mengerami telur jenis burung finch lainnya. Para penangkar/breeder burung gould amadine maupun zebra finch kerap menggunakan emprit jepang sebagai induk babuan untuk mengerami telur dan merawat anakan yang baru menetas.

Ini karena burung emprit jepang dikenal tidak mudah stres. Burung ini juga pintar mengasuh anakan, sehingga kerap dijadikan babuan untuk anakan jenis finch lainnya. Meski sedang bertelur atau mengerami telur, burung ini tidak mudah terganggu oleh aktivitas di sekitarnya, emprit jepang tetap produktif.

Sepasang burung Emprit Jepang


Burung emprit jepang ini mudah dalam perawatan, dari segi makanannya juga sangat mudah dicari. Jenis burung ini selain mudah perawatannya, juga tahan dari semua penyakit, serta gampang dibudidaya karena saat bertelur kemudian beranak, induknya rajin memberikan makanan.

Baca juga : Pipit Matari, si Merah Papua yang Pemarah

Kalau mau menangkar, sebaiknya dipilih calon induk jantan dan betina yang sudah mencapai umur dewasa kelamin, yaitu sekitar 5-6 bulan. Lebih matang lebih baik, misalnya betina umur 8 bulan dan jantan umur 1 tahun. Untuk membedakan jenis kelamin emprit jantan dan betina agak sedikit susah, karena keduanya mempunyai bentuk tubuh serta warna bulu yang hampir sama.

Emprit Jepang kerap dijadikan induk asuh/baby sitter jenis finch lainnya


Cara untuk membedakannya bisa diperhatikan dari tingkah lakunya, yaitu biasanya untuk burung emprit jepang jantan lebih aktif bergerak dan berkicau, serta suara kicauannya lebih bervariasi. Sedangkan untuk burung emprit jepang betina lebih pasif dan jarang berkicau, dan seandainya berkicau pun suaranya terdengar monoton.

Tetapi emprit jepang umur 5-6 bulan umumnya sudah dewasa, ditandai dengan perilaku sering berkicau, terutama burung jantan. Kalau mau praktis, masukkan beberapa ekor burung jantan dan betina dalam kandang aviary/koloni. Biarkan burung mencari pasangan masing-masing.

Perlu disediakan tempat bersarang/gelodok dengan jumlah melebihi jumlah calon pasangan indu. Misal, memasukkan 5 ekor calon induk jantan dan 5 ekor calon induk betina, sediakan minimal 6 gelodok yang ditempatkan secara berpencar.

Nanti setiap pasangan induk akan memilih gelodok yang disukainya. Kalau belum memiliki kandang aviary, Anda juga bisa menggunakan kandang battery ukuran 40 x 40 x 50 cm2 yang banyak dijual di pasar burung. Masukkan pula wadah sarang (anyaman rotan) yang juga banyak dijual di kios/pasar burung. Bahan sarang bisa berupa serat kelapa atau serat cemara.

Setelah berumur 1 bulan, anakan Emprit Jepang akan mandiri


Pakan utama emprit jepang berupa biji-bijian atau pakan kenari (canary seed). Pakan tambahan/extra fooding (EF) berupa daun sawi atau selada. Setelah berjodoh, burung akan kawin. Selanjutnya, induk betina akan bertelur sebanyak 4 sampai 6 butir.

Baca juga : Burung Gereja, Salah Satu Jenis Pipit Kecil yang Tidak Takut Manusia

Telur akan dierami induk jantan dan betina secara bergantian selama 15-16 hari. Masa mengeram dimulai setelah telur ketiga dikeluarkan induk betina. Setelah menetas, anakan emprit jepang ini akan diasuh oleh kedua induknya hingga mencapai umur 20 hari.

Emprit Jepang jambul


Setelah berumur 1 bulan, anakan sudah bisa belajar makan sendiri. Jika anakan sudah mandiri (mencari makan sendiri), maka sudah bisa memisahkan anakan dari induknya dan merawatnya di kandang tersendiri, tujuannya agar indukan segera bisa berproduksi lagi. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Emprit Jepang, Jenis Finch yang Tidak Dapat Ditemukan di Alam Liar


Kayu Manis, Rempah Populer dan Serbaguna dengan Cita Rasa Manis Sekaligus Pedas

Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon yang memiliki berbagai manfaat yang penting. Ini adalah pohon yang menghasilkan ...