Senin, 30 Juni 2025

Mozambik, Burung Kenari Kuning dari Afrika Bersuara Merdu



Mozambik (Serinus mozambicus) merupakan spesies burung finch berukuran kecil yang sangat aktif dan cukup cerewet. Kalau sudah berkicau, burung ini sering lupa berhenti. Burung ini memiliki suara kicauan yang indah, sehingga dikenal sebagai salah satu jenis green singing finch.

Mozambik masih satu ras kenari dan blackthroat, burung ini juga mempunyai suara kicauan seperti halnya blackthroat yakni ngerol dengan sped rapat dan volumenya keras. Dalam literatur perburungan internasional, burung imut ini disebut Yellow Fronted Canary.

Habitat asli burung mozambik ada di Benua Afrika. Di habitat aslinya, burung mozambik hidup di lingkungan terbuka seperti savana, ladang, dan kebun. Jadi mozambik lebih menyukai tempat terang dan luas, serta tidak terlalu suka dengan tempat yang tertutup rapat.

Sekelompok burung Mozambik sedang mandi di sumber air


Meskipun begitu, mozambik juga dapat ditemukan di berbagai tempat di dunia sebagai hewan peliharaan. Habitat mozambik di lingkungan yang panas, berbeda jauh dengan iklim tropis yang ada di Indonesia. Maka tidak heran, hal yang tersulit dalam merawat burung mozambik adalah proses adaptasi ketika dipelihara di Indonesia.

Baca juga : Blackthroat, Burung Berkicau Kecil dengan Suara dan Nyanyian yang Mempesona

Burung mozambik memiliki warna-warna cerah yang menarik, terutama pada burung jantan. Mozambik termasuk burung finch yang cukup popular dan banyak dipelihara penggemar burung di seluruh dunia. Meski bertubuh kecil, burung ini sangat agresif. Pada umur 5 – 7 bulan, mozambik sudah umur dewasa kelamin.

Kicauan Mozambik mempunyai suara kicauan ngerol dengan sped rapat dan keras


Burung Mozambik punya karakter yang cukup tenang dan tidak agresif. Burung ini bisa dipelihara bersama jenis burung lain selama ukurannya tidak terlalu berbeda jauh. Namun tetap interaksi antar burung perlu diawasi karena masing-masing punya sifat unik.

Panjang tubuh mozambik sekitar 10 cm, namun ada juga yang mencapai 11 – 13 cm, hampir sama dengan jenis finch yang mirip dengan mozambik. Ada dua spesies burung yang menyerupai mozambik, yaitu kenari brimstone dan kenari white bellied. Burung-burung ini mempunyai warna, corak bulu, dan posturnya hampir sama.

Bagian punggung mozambik berwarna hijau, sedangkan kenari Brimstone bagian punggungnya berwarna kuning kehijauan, dengan garis-garis hijau gelap. Tepai tidak dengan White Bellied. Sebab warna punggung keduanya hampir sama. Bahkan kemiripan itu dijumpai pada hampir semua bagian tubuhnya.

Mozambik jantan dewasa memiliki bulu sayap dan ekor berwarna cokelat. Bagian bawah tubuh (dada, perut, dan pantat) berwarna kuning. Kepalanya berwarna kuning dengan mahkota yang berwarna abu-abu. Warna abu-abu juga dijumpai pada bagian tengkuk, dengan garis hitam yang memanjang. Burung betina memiliki kemiripan dengan burung jantan, hanya saja warnanya cenderung lebih kusam.

Burung Mozambik semakin sulit ditemui di habitat alaminya


Perbedaan burung jantan dewasa dan burung betina dewasa bisa dilihat dari kalung yang melingkari di bagian dadanya. Pada burung jantan dewasa tidak terdapat pola garis hitam yang menyerupai kalung di bagian dadanya. Sedangkan pada burung betina dewasa, kalung ini terlihat begitu jelas.

Baca juga : Edel Sanger, Kerabat Dekat Blackthroat Bersuara Lantang dan Ngerol

Metode sexing seperti tidak dapat diterapkan pada burung muda, baik jantan maupun betina. Sebab pola garis hitan yang menyerupai kalung belum muncul pada burung muda. Maka metode sexing yang digunakan harus berbeda, yaitu mengamati tingkat kecerahan warna bulunya.

Brimstone Canary


Burung jantan memiliki warna kuning cerah, sedangkan betina kuning kusam. Hal ini berlaku untuk burung muda maupun burung jantan. Masalah kecerahan warna antara burung jantan dan betina ini lazim dijumpai pada sebagian besar burung, bahkan terlihat pula pada ayam.

Hal ini disebabkan adanya perbedaan warna struktural antara burung jantan dan burung betina. Warna struktural dipengaruhi oleh partikel hamburan cahaya. Warna kuning terang, misalnya, disebabkan partikel hamburan cahaya di rongga udara dalam keratin, yang terdapat pada barb dan barbule.

Barb adalah bulu yang menempel di sepanjang batang bulu. Setiap barb memiliki ratusan cabang/ranting, yang disebut barbule. Warna struktural akan bekerja sama dengan warna pigmen dalam membentuk warna bulu burung secara keseluruhan. Makanya, jika melihat warna bulu pada burung jantan, umumnya lebih mengkilap daripada bulu betina.

Mozambik jantan dan betina sama-sama bisa berkicau. Hanya saja, kicauan jantan lebih bervariasi dan mirip suara kenari. Sedangkan kicauan betina lebih pendek dan kurang variatif (cenderung monoton) dalam struktur lagunya. Pada burung muda, jantan dan betina memiliki kemampuan berkicau yang hampir sama.

White Bellied Canary


Dalam beberapa kasus, burung mozambik muda betina terkadang lebih aktif berkicau daripada burung muda jantan. Karena itu, metode sexing tidak perlu dilakukan dengan mendengarkan kicauannya, kecuali jika burung sudah berumur 6 bulan atau lebih.

Baca juga : Red Siskin, Burung Pipit dengan Warna Menawan Bersuara Khas

Burung mozambik merupakan burung jenis burung finch seperti halnya burung kenari, burung blackthroat, dan burung finch lainnya. Yang biasanya makanan yang biasa di konsumsi burung ini adalah biji-bijian, namun sedikit berbeda dengan burung mozambik, meskipun burung ini suka dengan pakan biji-bijian, burung mozambik ini lebih suka mengkonsumsi makanan dari sayuran.

Mozambik dapat ditangkarkan dengan sangkar sederhana


Bagi pemula, burung Mozambik sangat direkomendasikan. Selain mudah dirawat, burung ini juga tidak mudah stres. Lebih dari itu, kicauannya yang nyaring dan tajam sering dimanfaatkan sebagai masteran untuk burung lomba seperti murai batu atau kacer.

Burung mozambik saat ini makin jarang ditemukan di habitat aslinya di Afrika. Akibat maraknya perburuan liar. Peraturan mengenai perdagangan internasional untuk burung ini pun mulai diperketat. Saat ini sudah banyak orang yang menangkar burung ini, termasuk di Indonesia. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Mozambik, Kerabat Kenari dari Afrika dengan Kicauan Mirip Blackthroat


Minggu, 29 Juni 2025

Bunga Tasbih, Tanaman Berbunga Cerah dengan Segudang Manfaat



Bunga Tasbih (Canna lily), juga dikenal sebagai canna atau bunga kana, merupakan tanaman hias yang populer di kalangan para penggemar taman. karena bunga-bunganya yang mencolok dan beragam warna. Dengan kombinasi warna yang mencolok dan bentuk yang elegan, tanaman ini adalah salah satu pilihan terbaik bagi yang ingin menambah daya tarik taman miliknya.

Bunga tasbih adalah tanaman yang bisa memberikan keajaiban visual untuk taman. Tanaman ini mampu hidup hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Ketika dirawat dengan baik, Canna Lily akan memberikan bunga yang indah setiap musim, membawa kebahagiaan dan keindahan yang tidak ternilai harganya.

Bunga Tasbih dapat mempercantik tampilan taman


Tanaman bunga tasbih berasal dari wilayah Amerika Selatan, khususnya dari wilayah yang mencakup negara-negara seperti Brasil, Kolombia, dan Venezuela. Tanaman ini telah lama menjadi bagian dari budaya dan lingkungan di daerah ini, dan digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk sebagai bahan pangan dan bahan obat tradisional.

Baca juga : Bunga Matahari, Tanaman Hias Berkhasiat Obat 

Seiring dengan penjelajahan dan perdagangan pada masa lampau, tanaman bunga tasbih pun diperkenalkan ke berbagai belahan dunia. Tanaman ini mulai ditanam sebagai tanaman hias dan ornamental di berbagai negara di Asia, Eropa, dan wilayah lainnya.

Bunga Tasbih berakar rimpang


Kemudian, tanaman ini juga menyebar ke Australia dan beberapa wilayah lainnya.Penyebaran tanaman bunga tasbih ke berbagai wilayah dunia terjadi melalui perdagangan, kolonisasi, dan pertukaran budaya. Kecantikan bunga-bunga yang menarik dan keunikan tanaman ini telah membuatnya populer sebagai tanaman hias dalam taman, lanskap, dan bahkan dalam pot di dalam rumah.

Tanaman ini mempunyai akar berupa rimpang (rhizoma) yang tebal dan sistem perakaran serabut. Batang tanaman bunga tasbih umumnya berbentuk tegak atau merayap, yang mendukung daun-daun dan bunga-bunga. Batang ini mungkin memiliki duri lunak, terutama jika spesies tanaman tersebut memiliki perlindungan diri dalam bentuk duri yang lembut.

Daun tanaman bunga tasbih mungkin memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, tergantung pada jenis tanaman. Daun-daun ini umumnya memiliki fungsi untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan bagi tanaman. Bentuk daun bisa bulat, oval, atau berbagai bentuk lainnya.

Bunga tanaman bunga tasbih mungkin memiliki bentuk bulat telur atau bentuk lainnya, tergantung pada jenis tanaman. Bunga-bunga ini adalah bagian reproduktif tanaman yang menghasilkan biji setelah proses pembuahan. Bentuk dan warna bunga juga bervariasi.

Buah dan biji bunga Tasbih yang telah matang


Bunga tasbih akan terasa sedikit manis ketika kita makan, karena mengandung glukosa dan pati. Selain itu, bunga tasbih juga mengandung beberapa bahan kimia lainnya seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, vitamin C, dan air.

Baca juga : Aster, Bunga dengan Ratusan Spesies yang Mempunyai Beragam Manfaat

Buah tanaman bunga tasbih biasanya memiliki bentuk bulat telur dan dapat memiliki duri lunak di bagian luarnya. Buah ini mungkin mengandung biji sejumlah 4-5 buah, yang berbentuk bulat. Buah berfungsi untuk melindungi biji dan membantu dalam penyebaran tanaman melalui biji-bijinya.

Bibit bunga Tasbih dari biji siap disemai


Hampir seluruh bagian dari tanaman bunga tasbih ini diklaim dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal, seperti bagian biji, bunga (dikeringkan), akar dan rimpang yang masih segar ataupun dikeringkan. Manfaatanya bisa untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Termasuk penyakit disentri kronis, vertigo, ambien, kanker kandungan, jerawat, keputihan, sakit kuning, insomnia, dan bersifat penenang.

Kandungan akar rimpang bunga tasbih yang memiliki rasa manis dan efek pendingin menjadikan umbinya efektif dalam meredakan panas, dan mengurangi demam. Juga meningkatkan produksi urin, menenangkan, dan menurunkan tekanan darah.

Selain itu, bunganya memiliki sifat hemostatik yang membantu menghentikan pendarahan. Daunnya juga mengandung tannin dan sulfur. Menurut Yellia Mangan seorang herbalis di Jakarta, rimpang dari bunga tasbih lebih efektif daripada daun sirih dalam mengatasi masalah keputihan.

Namun, perlu diingat bahwa klaim-klaim tersebut belum tentu didukung oleh bukti ilmiah yang kuat atau penelitian klinis yang memadai. Sebelum menggunakan bunga tasbih atau tanaman lain sebagai obat herbal, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau herbalis yang terpercaya.

Bunga tasbih berwarna pink


Memahami efek dan potensi interaksi dengan obat-obatan atau kondisi medis lainnya sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keamanan. Penggunaan tanaman tasbih untuk pengobatan biasanya dengan merebus salah satu bagian bunga tasbih lalu meminum airnya.

Baca juga : Gerbera, Komoditas Bunga Potong yang Semakin Banyak Peminatnya

Dapat juga mencampurnya dengan akarnya yang sudah kering dengan segelas air putih. Selain itu dapat juga sebagai obat luar. Dengan menempelkan langsung atau dihaluskan terlebih dahulu sebagai kompres di bagian tubuh yang sakit.

Bunga Tasbih biru


Namun, menurut sebuah penelitian pemanfaatan tanaman bunga tasbih sebagai obat di Indonesia masih belum maksimal. Sebab keb anyakan masyarakat Indonesia hanya mengenal bunga tasbih sebagai tanaman hias belaka. Terdapat perbedaan antara penggunaan tradisional atau pengobatan alternatif dengan pendekatan medis yang didukung oleh bukti ilmiah.

Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggantikan perawatan medis yang direkomendasikan dengan pengobatan alternatif tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun, di Australia tanaman ini dikenal sebagai pemasok bahan tepung. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Bunga Tasbih, Tanaman Hias Cantik yang Dapat Dimanfaatkan sebagai Obat Herbal


Jumat, 27 Juni 2025

Kuskus Beruang Sulawesi, Mamalia Marsupial Pemalu yang Semakin Terancam Keberadaannya



Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus) merupakan mamalia berkantung (marsupial) endemik Sulawesi. Kuskus beruang Sulawesi seringkali ditemukan di hutan tropis dataran rendah, khususnya di wilayah Sulawesi, Kepulauan Butung, Peleng, Togian, sampai Pulau Muna.

Dalam bahasa Inggris satwa ini dikenal sebagai Bear Cuscus, Bear Phalanger, atau Sulawesi Bear Cuscus. Masyarakat Gorontalo menyebutnya dengan istilah bubutu. Ada dua spesies anggota genus Kuskus Beruang (genus Ailurops) yang hidup endemik di beberapa daerah di Sulawesi.

Selain Kuskus Beruang Sulawesi juga ada Kuskus Beruang Talaud (Ailurops melanotis), yang juga merupakan hewan endemik yang hanya hidup di pulau Salibabu, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Kuskus beruang diberi nama sesuai kondisi bulunya yang lembut dan lebat berwarna keabuan mirip seperti bulu beruang.

Kuskus Beruang Sulawesi lebih banyak berdiam di dahan-dahan pohon (arboreal)


Kuskus beruang merupakan jenis kuskus yang paling besar dan paling primitif, memiliki panjang tubuh mulai dari kepala hingga ujung ekornya lebih dari satu meter dan tercatat sebagai mamalia terbesar di tajuk atas hutan Sulawesi, selain monyet Yaki.

Baca juga : Kuskus, Satwa Berkantung yang Pemalu Endemik Indonesia Timur Berbulu Halus Kian Terancam Punah

Perbedaan antara kuskus beruang Sulawesi dan kuskus beruang Taulud terletak pada tempat atau lokasi habitat. Selain itu kuskus beruang Talaud ukurannya lebih kecil dan warna bulunya lebih coklat muda. Sementara kuskus beruang Sulawesi mempunyai variasi warna mulai dari hitam, keabu-abuan dan coklat.

Kuskus beruang Sulawesi memiliki cakar yang melengkung dan tajam


Kuskus beruang Sulawesi memiliki ekor perihensil, pendiam, dan pemalu. Kuskus beruang Sulawesi ini jenis marsupial yang berdiam di kanopi-kanopi pohon (arboreal) dan jarang terlihat berjalan diatas tanah. Seperti marsupial lainnya, Kuskus beruang Sulawesi betina juga memilki kantung menghadap ke depan.

Kuskus beruang Sulawesi umumnya mempunyai panjang dari ujung kepala dan badannya mencapai 56 cm. Bobot badannya 8 kg, panjang ekornya mencapai 54 cm. Kuskus beruang Sulawesi memiliki cakar yang melengkung dan tajam menunjuk. Serta ekor yang kuat untuk mencengkram dan melilit dahan saat satwa ini hendak berpindah tempat.

Hewan ini pendiam dan lamban sehingga ketika pengamat menemukannya maka akan mudah diteliti. Jika satwa ini merasa terganggu maka akan mengelurkan suara decak yang keras. Satwa ini memang dikenal lamban. Hal ini akan terlihat ketika kuskus beruang Sulawesi bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya menggunakan ekor, tangan, dan kakinya.

Kuskus beruang Sulawesi merupakan spesies diurnal (beraktivitas pada siang hari) dan sering ditemukan saling berpasangan. Atau dalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga atau empat individu (biasanya terdiri dari induk dan bayinya) di tajuk atas hutan hujan tropis dataran rendah. Sebaliknya jika masuk musim kawin kuskus betina dan jantan akan hidup menyendiri.

Kuskus Beruang Sulawesi biasa hidup sendiri atau berpasangan


Kuskus beruang Sulawesi jantan dewasa: memiliki ukuran tubuh lebih besar dan memiliki alat kelamin yang menonjol, sedang yang betina dewasa memiliki ukuran tubuh yang besar, serta berpasangan dengan jantan dewasa. Dalam kesehariannya, sang betina selalu terlihat bersama dengan kuskus beruang Sulawesi remaja.

Baca juga : Kukang, Primata Lucu dan Pemalu Memiliki Gigitan Berbisa yang Semakin Langkah

Kuskus beruang Sulawesi remaja, memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari kuskus dewasa. Kuskus beruang Sulawesi remaja hidup bersama dalam satu kelompok, termasuk dengan kuskus dewasa. Sementara saat bayi, ukurannya sangat kecil. Dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari, spesies kuskus ini masih mendapat perhatian khusus dari induk betina.

Kuskus Beruang Sulawesi memakan daun-daun yang masih muda


Seperti kebanyakan marsupial, kuskus beruang Sulawesi adalah herbivora, yang hanya memakan tumbuhan. Makanannya sebagian besar berupa daun, bunga, kuncup, dan buah yang belum matang. Kuskus beruang Sulawesi memakan berbagai macam daun, lebih memilih daun muda.

Karena rendahnya kadar nutrisi dalam sebagian besar makanannya, kuskus cenderung bergerak lambat dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk beristirahat guna mencerna makanannya. Spesies ini memang beraktivitas pada siang hari, namun hanya keluar dari sarangnya saat merasa lapar.

Rutinitas utama kuskus beruang Sulawesi memang beristirahat dan tidur, sedkit waktunya digunakan untuk mencari makan. Kuskus beruang tertidur dengan cara yang lucu, karena terkadang tubuhnya membungkuk dan terlihat memeluk batang pohon yang teduh.

Seperti marsupial lainnya, kuskus beruang Sulawesi betina melahirkan bayi dalam keadaan prematur. Bayi ini akan langsung masuk ke dalam kantung induknya, hingga berumur delapan bulan dan cukup kuat untuk sampai bisa hidup mandiri di luar kantung induknya.

Induk Kuskus Beruang Sulawesi bersama bayinya yang ada di dalam kantungnya


Kaskus beruang Sulawesi betina dewasa biasanya melahirkan 1-2 kali dalam setahun. Binatang ini memiliki gerakan yang lamban, bahkan satwa ini bisa berjam-jam menghabiskan waktunya di satu pohon. Karena sifatnya yang lamban ini membuat kuskus mudah ditangkap.

Baca juga : Sugar Glider, Marsupial yang Bisa Terbang

Kaskus beruang Sulawesi juga terlihat tidak menyerang ketika merasa terganggu atau terancam bahaya sebagaimana hewan liar lainnya. Sifat ini yang membuat warga menjadikan kuskus sebagai hewan peliharaan di rumah. Keberadaan satwa ini kini jarang ditemukan, padahal beberapa tahun lalu acap dijumpai tengah menikmati dedaunan di kebun warga.

Induk Kuskus Beruang Sulawesi bersama anaknya


Kelangsungan hidup kuskus beruang Sulawesi terancam oleh hilangnya habitat akibat penggundulan hutan dan degradasi hutan akibat alih fungsi lahan secara besar-besaran serta oleh pemburu liar yang memburu mereka untuk diambil bulunya yang tebal dan dagingnya. Laporan Wildlife Conservation Society (WCS) tahun 2005, menyatakan bahwa populasi kuskus beruang Sulawesi menurun setiap tahunnya.

Meskipun masih bisa ditemui di beberapa tempat seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara) dan TN. Lore Lindu (Sulawesi Tengah), populasi kuskus beruang Sulawesi diyakini mengalami penurunan drastis. Oleh karenanya IUCN Red List memasukkan kuskus beruang Sulawesi dalam kategori Vulnerable (rentan).

Kuskus Beruang Sulawesi yang kian langka


Menurut SK Menteri Kehutanan tanggal 8 September 1992 No. 882/Kpts/11/1992, status konservasi kuskus beruang Sulawesi tergolong terancam punah. Melalui Peraturan Pemerintah (Permen) No. 7 tahun 1992, populasi hewan ini pemerintah nyatakan dilindungi oleh negara. Karena itu, segala bentuk perburuannya dinyatakan ilegal dan terlarang. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kuskus Beruang Sulawesi, Mamalia Marsupial Endemik yang Terancam Punah


Kamis, 26 Juni 2025

Wijen, Herba dari Anak Benua India yang Telah Dibudidayakan Selama Ribuan Tahun



Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman yang mempunyai biji kecil dan berbentuk pipit. Biji ini biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai hidangan dan masakan di berbagai belahan dunia, terutama di Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Biji wijen memiliki cita rasa gurih dan sering digunakan sebagai taburan pada berbagai makanan. Biji wijen memiliki beragam warna, termasuk putih, hitam, dan cokelat.

Wijen sudah lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman yang paling tua dikenal peradaban. Wijen diperkirakan sudah ada sejak 3500-3015 Sebelum Masehi. Wijen kemungkinan berasal dari Asia Tengah, yakni sekitar India, Afghanistan, Tajikistan, dan China. Ada pula yang memperkirakan wijen berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Namun yang jelas, awal mulanya tanaman ini tumbuh di sekitar Asia dan Afrika.

Tanaman wijen termasuk dalam familia pedaliaccene serta golongan cerelia atau biji-bijian. Tanaman wijen merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak, dengan ketinggian mencapai 1,5 – 2,0 m. Tanaman ini memiliki bentuk semak yang mempunyai usia empat bulan sampai satu tahun, tergantung kondisi lokasi penanaman dan varietas wijen.

Budidaya tanaman Wijen


Wijen tumbuh pada daerah tropis di ketinggian 1200 – 1600 m dpl. Tanaman ini memerlukan temperatur udara yang cukup tinggi yaitu berkisar 25 – 35 ˚C dan cukup tahan terhadap kondisi kering. Nilai pH tanah yang baik adalah berkisar 5,5 – 8,0. Tanaman ini tidak dapat ditumbuhkan pada tanah pasir atau asin. Tanaman ini juga tidak dapat tumbuh pada kondisi tergenang dan terkena hujan secara terus menerus.

Baca juga : Kenop, Tanaman liar Berbunga Indah dan Berkhasiat Obat

Tumbuhan ini sebaiknya ditanam pada ladang secara berbaris dengan jarak antar tumbuhan berkisar 30 cm. Wijen dapat dipanen bijinya setelah 120 – 150 hari ditumbuhkan. Akar tanaman wijen ini bertipe akar tunggang dengan banyak akar cabang yang sering bersimbiosis dengan mikoriza VA (vesikular-arbuskular). Tanaman wijen mendapat keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah.

Bunga tanaman Wijen


Tanaman wijen memiliki batang tinggi sekitar 85 sampai 150 cm. Batang tanaman ini berkayu, tumbuh tegak, berbentuk lekuk empat dan berbuku-buku serta berbulu halus dan umumnya bercabang. Beberapa varietas wijen ada yang berbulu menutupi seluruh permukaan kulit batang.

Daun tanaman wijen mempunyai bentuk beragam. Ada yang berbentuk menjari, tidak menjari, daun rata, dan daun bergerigi. Susunannya berselang seling, dengan bentuk dan ukuran antara daun bawah, tengah, dan atas berbeda, panjang antara 3 – 17,5 cm, lebar 1 – 7 cm, panjang tangkai daun 1 – 5 cm.

Daun bawah berhadapan, bertangkai panjang, berbentuk agak lebar, bagian tengah lebar atau seringkali berlekuk, sedangkan bagian atas berbentuk lanset. Pada permukaan bawah daun berbulu. Kedudukan daun umumnya menggantung, tetapi ada juga yang tegak dan horisontal. Warna daun bervariasi dari hijau, hijau tua, sampai hijau keunguan.

Bagian bunga muncul dari ketiak daun, sebanyak 1 – 3 kuntum per ketiak daun. Bunga bertangkai pendek, berukuran kecil, dan memiliki lima buah kotak. Bunga tersusun atas lima daun bunga yang berbentuk seperti corong, berukuran panjang antara 2,5 cm – 3,0 cm dan diameter 0,5 cm – 1,0 cm serta berbau harum yang khas. Benang sari menempel di dalam mahkota bunga. Warna bunga bervariasi ada putih,merah jambu, atau ungu dengan bintik-bintik kuning atau lembayung di bagian dalam.

Polong Wijen yang telah matang


Buah dengan panjang 2 – 3 cm, diameter 0,5 – 1 cm, terdiri dari 4, 6, dan 8 lokus (kotak) memanjang. Tiap lokus berisi biji yang mengandung 50 – 125 biji per polong. Sebelum buah masak panen, daun gugur, warna kulit buah (polong) yang semula hijau berubah menjadi kekuningan, kuning, akhirnya berwarna cokelat dan kering. Sebelum kering buah pecah mulai dari ujung, sehingga biji keluar berwarna putih, kuning, cokelat atau hitam tergantung varietas.

Baca juga : Pegagan, Tanaman Liar yang Digunakan sebagai Ramuan Obat Tradisional Selama Ratusan Tahun

Biji wijen berbentuk gepeng atau seperti telur, berada dalam polong dengan jumlah sangat banyak, dan terletak berhadap-hadapan dengan posisi horizontal. Warna biji berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Seperti putih kekuning-kuningan, putih berbintik-bintik hitam, keabu-abuan, cokelat, atau hitam.

Biji Wijen


Biji wijen sangat kecil, tiap kilogram terdiri dari 300 – 600 ribu biji. Ukuran biji berbeda, terutama akibat ketebalan kulit biji yang bervariasi. Kulit biji semakin tipis, mutu wijen semakin baik. Rendemen isi biji (kernel) dari biji berkulit berkisar 55 % – 85 %. Ada kecenderungan kulit semakin tipis, kandungan minyak dari kernel semakin tinggi, kadar asam lemak jenuh 15 % dari total asam lemak.

Umumnya wijen hitam, kulitnya lebih tebal daripada wijen putih, namun mutu minyak wijen hitam lebih baik. Wijen dari Indonesia rata-rata berkulit tipis, sehingga mempunyai mutu yang lebih baik daripada wijen dari luar negeri. Selain pelengkap dalam masakan, biji wijen juga memiliki nilai gizi yang tinggi.

Biji wijen mengandung protein, serat, lemak sehat, mineral seperti kalsium dan magnesium, serta antioksidan, yang membuat biji wijen sebagai tambahan makanan yang sehat dalam diet sehari-hari. Biji wijen dalam bentuk utuh atau dalam bentuk pasta biji wijen yaitu tahini. Tahini sering ada dalam masakan Timur Tengah dan Mediterania, dan juga menjadi bahan dasar untuk membuat saus hummus.

Pemanfaatan wijen umumnya dilakukan dalam dua metode, yakni pakai biji wijen langsung dan menjadi minyak. Biji wijen dapat digunakan sebagai taburan hidangan, baik pada camilan seperti odading maupun salad. Biji wijen melalui proses sangrai terlebih dulu agar lebih wangi.

Roti dengan topping Wijen putih


Sementara itu, minyak wijen biasa sebagai penambah rasa dalam masakan karena mengandung asam lemak tidak jenuh. Terdapat dua jenis biji wijen yang umum dalam masakan yakni wijen putih dan hitam. Keduanya sama-sama bisa digunakan untuk memasak, tetapi rasa wijen putih lebih lembut.

Baca juga : Kebiul, Tanaman Obat Ajaib yang Terancam Punah itu Sanggup Hambat Sel Kanker

Biji wijen mengandung minyak 35%—63%, protein 20%,asam amino 7 macam, lemak jenuh 14%, lemak tak jenuh 85,8%, fosfor, kalium, kalsium, natrium, besi, vitamin B dan E, anti oksidan dan alanin atau lignin, dan tidak mengandung kolesterol. Digunakan untuk aneka industri, bahan makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, pestisida, dll.

Minyak Wijen


Sebagai bahan makanan dan minyak makan digolongkan bermutu tinggi karena kandungan mineral dan proteinnya tinggi serta berkadar asam lemak jenuh rendah, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan. Dulu, masyarakat Tiongkok juga memanfaatkan minyak wijen yang dibakar untuk membuat tinta. Selain itu, minyak wijen juga digunakan sebagai bahan bakar lampu, menyembuhkan gigi, dan memperbaiki kulit yang rusak.

Produk pangan dari wijen bermanfaat bagi kesehatan karena dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh. Oleh karena itu minyak wijen dinamakan “Raja dari minyak nabati”. Bungkil wijen (ampas) yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya, sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut “cabuk”. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Wijen, Tanaman Berbiji Kecil dengan Manfaat Besar


Rabu, 25 Juni 2025

Laporan Pertanggungjawaban Diterima, Agung Cahyanto Kembali Terpilih dan Memimpin Pengcab PPDSI Surakarta Periode 2025 - 2028



Pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) PPDSI Surakarta 2025 pada Kamis malam, 19 Juni 2025 di Tegalmulyo RT 01 RW 04 Mojosongo Surakarta berjalan lancar. Acara yang dihadiri segenap undangan, Pengurus Cabang PPDSI Surakarta demisioner dan tokoh dekoe mania Solo berlangsung dalam suasana gayeng dan guyub.

Muscab ini dimaksudkan untuk mengadakan pemilihan kepengurusan organisasi yang baru periode 2025-2028. “Malam ini seluruh Pengurus Cabang PPDSI Surakarta periode 2022-2025 hadir beserta undangan untuk mengadakan Muscab,” jelas Jatmiko selaku tuan rumah.

“Muscab diselenggarakan karena masa kepengurusan Pengcab Surakarta periode 2022-2025 telah berakhir.” Muscab PPDSI Surakarta berfungsi untuk mengevaluasi program kerja yang telah berjalan di masa kepengurusan sebelumnya, menyusun rencana strategis kedepan, dan memilih kepengurusan baru (ketua dan pengurus) untuk periode berikutnya.

Undangan untuk mengikuti Muscab PPDSI Surakarta 2025 disambut antusias oleh dekoe mania


“Dengan demikian diharapkan organisasi dapat terus berjalan dengan baik. Sehingga apa yang menjadi tujuan bisa dicapai demi kemajuan hobi derkuku di wilayah Surakarta.” jelas Jatmiko. Muscab yang diselenggarakan secara sederhana ini tidak mengurangi keabsahan pelaksanaan Muscab.

Acara yang dibuka oleh sambutan Agung Cahyanto selaku Ketua PPDSI Surakarta periode 2022-2025. Beberapa kendala yang dihadapi, baik yang sudah terselesaikan maupun yang akan dihadapi pada masa datang. Diantaranya soal keberadaan Lapangan Gawanan yang selama ini dipakai oleh PPDSI Surakarta.

Muscab PPDSI Surakarta 2025 dilaksanakan secara sederhana


Perlu diketahui bahwa sebelumnya PPDSI Surakarta berkegiatan di Lapangan Balekambang yang kemudian harus memindahkan lokasi ke Lapangan Gawanan berkat kerjasama dengan P3SI. Namun lapangan ini statusnya adalah sewa, dan masa sewa itu akan segera berakhir di awal tahun 2026.

Pada kesempatan tersebut, Dalip Kumar juga juga berkenan memberikan sambutan selaku sesepuh PPDSI Surakarta. Dalip Kumar menyampaikan bahwa sebelum Muscab dimulai, penting untuk dibentuk Ketua Sidang, Sekretaris, dan Anggota yang akan memimpin jalannya Muscab PPDSI Surakarta 2025. “Supaya semua berjalan sesuai dengan AD/ART . Jangan sampai terjadi pemilihan ketua hanya membalikkan tangan karena main tunjuk, yang berakibat pada tidak adanya pertanggung jawaban nantinya,” ujar Dalip.

“Siapapun nanti yang terpilih tetap kita sengkuyung (dukung). Karena kita semua berharap Kepengurusan PPDSI Surakarta tetap solid. Karena awal terbentuknya PPPDSI terbentuk di Bali Kepengurusan pusat pertama di Surakarta, jadi ya harus solid dan maju,” sambung Dalip.

Dilajutkan ke agenda utama maka dipilihlah Ketua Sidang yang diketuai Sugeng Santoso, Sekretaris Sidang M. Romdhona Hafid Hermawan, dan Anggota Jatmiko serta Aries Yani Herwasto. Di acara Muscab tersebut disampaikan juga pertanggungjawaban pengurus periode 2022-2025 yang disampaikan langsung oleh Agung Cahyanto dan hasil capaian program kerjanya secara detail.

Agung Cahyanto (kaos biru) membuka acara


Diantaranya upaya Pengcab Surakarta untuk mewadai para peternak ataupun penghobi baru untuk ikut terlibat dalam lomba ataupun aktif dalam kegiatan organisasi. Juga mengadakan sarasehan tentang pakem penilaian sesuai dengan AD/ART PPDSI Pusat, dan program 1 bulan mengadakan lomba minimal 2 kali.

Kemudian laporan keuangan oleh Bendahara, setelah itu semua pertanggung jawaban disampaikan ke peserta Muscab oleh Ketua Sidang apa semua laporan ini disetujui atau tidak. Sebenarnya setelah menyampaikan laporan pertanggungjawaban, Agung Cahyanto sempat menyampaikan tidak bersedia dipilih menjadi ketua kembali.

Dalip Kumar dan Sugeng Santoso (paling kanan)


Namun besarnya harapan yang disampaikan oleh semua peserta yang hadir agar Agung Cahyanto bisa kembali menjadi Ketua Pengcab Surakarta. Diakui oleh semuanya jika pemilik Sadewa BF ini merupakan sosok dan figur yang bisa mengayomi dan membawa Pengcab Surakarta menghidupkan kembali semangat para dekoe mania di Solo Raya.

“Kalau masalah SDM semuanya mungkin bisa, namun figur yang pas buat memimpin Pengcab Surakarta 3 tahun ke depan sebaiknya tetap Agung Cahyanto,” tutur beberapa peserta Muscab. Mereka semua secara aklamasi masih menginginkan Ketua lama menjabat. Setelah sidang ditutup, tanpa menunggu lama, Ketua terpilih segera menyusun jajarannya yang bisa berkerjasama dan terbentuklah kepengurusan baru.

“Terima kasih atas kepercayaan dari peserta Muscab yang hadir, ini amanah dan tugas yang harus saya jalannkan lagi untuk membawa Pengcab Surakarta dapat semakin berkembang pesat hobi derkukunya. Mohon tetap dukungannya dari semua yang hadir, kita jalankan program PPDSI Pusat yang tentunya akan diselaraskan dengan program dari Pengcab Surakarta sendiri,” ucap Agung Cahyanto.

Beberapa program yang akan coba dilaksanakan adalah kaderisasi Juri dan kaderisasi Perumus. “Kaderisasi ini sifatnya pembekalan dan bukan diklat, karena diklat itu kewenangan dari PPDSI Pusat. Kami hanya sekedar mengkader saja, agar nantinya bisa menjadi juri-juri handal yang bisa dipertanggungjawabkan kinerjanya,” jelas Agung.

Agung Cahyanto secara aklamasi terpilih kembali menjadi Ketua Pengcab PPDSI Surakarta


Selain itu dirinya berupaya untuk mengaktifkan kinerja dari masing-masing Ketua Bidang dan Seksi-seksi serta mengadakan pertemuan rutin Pengurus agar kinerjanya semakin solid. Tentang Lapangan Gawanan yang sewanya akan segera berakhir juga terbetik kabar bahwa pihak P3SI akan memindahkan lapangan tersebut ke Klaten juga harus segera dipikirkan bersama.

“Ini kita masih belum mendapat info, apakah masih lanjut sewa lapangan atau harus pindah,” tutur Dalip yang memberikan perhatian terhadap kesiapan sarana dan prasarana lomba. “Kita tunggu saja kabar pada bulan November nanti,” tambah Dalip.


Kepengurusan Pengcab Surakarta langsung bergerak maraton dengan segera mengagendakan kembali kegiatan latbernil pada 29 Juni 2025 serta Liga DMS putaran IV pada awal bulan Juli nanti. Dan Pengcab Surakarta dalam menggelar kegiatan merunut pada AD/ART PPDSI meskipun hanya latberan, latbernil maupun lomba yang lain akan melombakan kelas yang sudah diatur dan disepakati bersama, yakni kelas Pemula, Yunior, dan Senior.

Pengcab Surakarta tidak akan melombakan kelas Bebas. Karena yang biasanya mengikuti kelas Yunior akan canggung main di kelas Bebas, sebab bisa tergilas oleh burung yang sudah biasa main di kelas Senior. Sementara main di Pemula, kasihan dengan burung yang asli di kelas pemula yang nyatanya mempunyai kemampuannya hanya segitu. Nantinya akan berimbas pada para penggemar baru atau peternak kecil. “Semuanya tetap kita akomodasikan biar semua ikut semanggat,” tutup Dalip. (Ramlee/Jat)


Selasa, 24 Juni 2025

Kakatua Tanimbar, Jenis Kakatua Terkecil Endemik Kepulauan Tanimbar yang Terancam Punah



Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiniana) merupakan jenis burung kakatua terkecil di dunia. Bahkan lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan Little Corella (Cacatua sanguinea). Burung kakatua Tanimbar adalah satwa endemik kepulauan Tanimbar, Maluku Utara.

Burung kakatua Tanimbar kerap disebut juga sebagai Kakatua Goffin, atau Kakatua Goffiniana. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Tanimbar Corella, Goffin’s Cockatoo, atau Goffin’s Corella. Burung ini mirip dengan Kakatua Putih karena sama-sama memiliki jambul putih, namun berukuran lebih kecil dan memiliki warna merah muda di bagian mukanya.

Burung kakatua Tanimbar memiliki panjang sekitar 30 cm (dari kepala hingga ekor) dengan berat tubuh sekitar 250-350 gram, tergolong mungil. Tubuhnya didominasi oleh bulu berwarna putih. Terdapat bulu berwarna merah jambu di antara paruh dan kedua matanya.

Kakatua Tanimbar hanya hidup di Kepulauan Tanimbar – Maluku Utara


Pada bagian dalam bulu jambul dan leher juga terdapat bulu berwarna merah muda namun bulu itu tertutupi bulu putih. Pada bulu dalam bagian ekor dan sayap, berwarna kekuningan namun tertutup bulu putih. Paruh berwarna abu-abu atau putih. Pada kakatua Tanimbar jantan iris matanya berwarna hitam, sedangkan pada kakatua betina berwarna cokelat.

Baca juga : Kakatua, Burung Cerdas yang Nasibnya Merana

Habitat burung kakatua terkecil ini adalah hutan primer dan sekunder pada daerah dataran rendah serta kawasan pertanian di sekitar hutan. Sebagai hewan endemik, daerah persebaran kakatua tanimbar terbatas di kepulauan Tanimbar, Maluku, yang terletak di antara Laut Banda dan Laut Arafuru.

Little Corella (Cacatua sanguinea)


Beberapa pulau di Tanimbar yang didiami burung ini secara alami antara lain pulau Yamdena, Larat, Wuliaru, Selu, Sera, dan Seleru. Meskipun endemik Tanimbar, salah satu dari 7 jenis kakatua Indonesia ini telah diintroduksi ke kepulaun Kai dan Singapura.

Populasi terbesar kakatua Tanimbar berada di Pulau Yamdena, pulau terbesar di antara nusa-nusa di Kepulauan Tanimbar. Saat pagi merekah dan sinar mentari menembus celah hutan, saat itulah suara kakatua Tanimbar mulai terdengar dan terbang melintas mengitari lahan pertanian masyarakat di pinggiran hutan Kepulauan Tanimbar.

Masyarakat di kepulauan ini sangat mengenal kakatua Tanimbar karena sangat mudah dijumpai di hutan maupun lahan pertanian, pun karena ulahnya yang dianggap merugikan produksi pertanian masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap kakatua Tanimbar sebagai hama.

Pengetahuan masyarakat Kepulauan Tanimbar mengenai jenis kakatua ini sangat baik. Bahkan mereka mengetahui bahwa kakatua yang berada di Tanimbar berbeda dengan jenis kakatua lain yang berada di Kepulauan Maluku. Kakatua Tanimbar juga memiliki beragam nama lokal, sesuai dengan daerah masing-masing masyarakat yakni anar, arar, tilngoi, tingloi, kake, dan kai.

Kakatua Putih (Cacatua alba)


Kakatua Tanimbar memiliki perilaku sosial yang baik, penyayang, aktif, dan sangat penasaran. Penelitian oleh Universitas Oxford pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kakatua Tanimbar merupakan kakatua yang pintar karena dapat mengingat sejumlah series kunci cara membuka pintu kandang hanya dalam waktu 2 jam.

Baca juga : Kakatua Raja, Burung Kakatua Terbesar di Dunia dari Tanah Papua 

Dibanding kakatua lainnya, kakatua Tanimbar cenderung tidak bersuara. Namun kakatua Tanimbar akan bersuara ketika burung ini menginginkan perhatian. Kakatua Tanimbar juga dapat menirukan suara manusia dan hewan-hewan sekitarnya. Suara kicauan burung ini berupa suara pekikan yang keras dan parau. Dan layaknya burung anggota Cacatuidae lainnya, kakatua Tanimbar mampu membuat jambul di kepalanya mengembang atau menguncup.

Kakatua Tanimbar sering terlihat terbang di Kepulauan Tanimbar saat pagi hari


Kakatua Tanimbar merupakan burung diurnal yang mencari makan di siang hari. Di alam burung ini dapat memakan biji-bijian, kacang, buah, bunga, akar, sayur segar dan bahkan serangga. Kakatua Tanimbar merupakan hewan monogami dan membentuk ikatan pasangan dalam waktu yang lama.

Kakatua Tanimbar suka sekali bersarang di lubang pohon dan umumnya menghasilkan 2-3 telur. Inkubasi dilakukan oleh jantan dan betina secara bergantian selama 28 hari. Anakannya akan memasuki fase dewasa pada minggu ke 8-11 dan kakatua Tanimbar diketahui dapat hidup sampai 15-20 tahun.

Pada 2005, Burung Indonesia melakukan pemantauan mengenai praktik penangkapan dan perdagangan satwa liar secara intensif, khususnya untuk kakatua dan nuri Tanimbar. Hasilnya, alasan utama penangkapan secara umum kedua jenis tersebut adalah karena adanya permintaan dari para pengepul, juga karena predikat hama yang melekat pada burung paruh bengkok ini.

Maka tidak heran jika masyarakat, khususnya sebagian besar para petani, membiarkan para oknum melakukan penangkapan. Selama periode pemantauan, diperkirakan ada sekitar 10,560 individu kakatua Tanimbar yang tertangkap setiap tahun di seluruh wilayah Tanimbar. Terkait dengan habitat yang hilang, (di Tanimbar, kebanyakan hutan telah gundul) ruang terbatas dan perburuan liar.

Seekor kakatua Tanimbar terlihat sedang memakan buah kelapa


Kakatua Tanimbar telah masuk ke dalam daftar Appendix I Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam (CITES). Artinya jenis satwa yang masuk ke dalam kategori ini adalah jenis yang terancam punah apabila perdagangan tidak dihentikan.

Baca juga : Nuri Bayan, Burung Paruh Bengkok Cantik Berperilaku Unik

Oleh sebab itu, perdagangan burung kakatua Tanimbar hasil tangkapan alam dinyatakan sebagai praktik ilegal. Badan Konservasi Dunia (IUCN) pun menetapkankan Kakatua Tanimbar berstatus Mendekati Terancam Punah (Near Threatened). Dengan demikian semua pihak diharapkan ikut menjaga kelestarian kakatua Tanimbar.




Kakatua Tanimbar di depan lubang sarangnya



Di Indonesia, bersama dengan Kakatua putih besar jambul kuning (Cacatua galerita), Kakatua Seram (Cacatua moluccensis), dan Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), Kakatua Tanimbar termasuk salah satu burung yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999. Populasi satwa ini terus menurun terutama karena hilangnya habitat yang disebabkan oleh deforestasi dan konversi lahan untuk pertanian.

Upaya sedang dilakukan untuk melestarikan kakatua Tanimbar dan habitatnya. Penetapan kawasan lindung, seperti Suaka Margasatwa Yamdena, bertujuan untuk menjaga lingkungan alamnya. Masyarakat lokal dan organisasi konservasi juga bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan praktik berkelanjutan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kakatua Tanimbar, Kakatua Terkecil Endemik Pulau Tanimbar yang Diburu karena Dianggap Hama


Senin, 23 Juni 2025

Krisan, Tanaman Hias Berjuluk Bunga Emas yang Kaya Manfaat



Krisan (Chrysanthemum sp.) merupakan salah satu tanaman hias dengan nilai ekonomis yang tinggi dan cukup populer di Indonesia. Tanaman ini lebih sering dibudidayakan sebagai bunga potong karena bunga krisan sering digunakan sebagai dekorasi atau buket bunga. Jumlah varietas krisan yang ada di Indonesia ada 16 varietas. Permintaan akan bunga krisan potong juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Bunga krisan masih masuk dalam golongan keluarga Asteracea yang hampir mirip dengan tanaman kenikir yang hidup liar di padang rumput. Selain menyebar ke hampir seluruh negara di dunia, flora yang satu ini juga memiliki beragam spesies. Melansir berbagai sumber, setidaknya ada 50 spesies krisan yang berhasil ahli identifikasi.

Sebagian besar spesies tersebut mempunyai warna yang cantik, wangi, serta berkhasiat bagi kesehatan. Karena itu, jangan heran jika varietas bunga krisan sering dibudidayakan oleh masyarakat. Bunga ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena bisa dimanfaatkan sebagai penghias pekarangan, dekorasi, dan lainnya.

Budidaya bunga Krisan


Krisan memiliki panggilan umum sebagai bunga emas atau bunga potong. Kata Chrysos diambil dari Bahasa Yunani yang berarti bunga emas, athemon berarti bunga. Awalnya bunga ini berhasil dibudidayakan di China pada 3.000 tahun sebelum Masehi. Pertama kali diperkenalkan oleh Karl Linnaeus yang merupakan seorang botani yang berasal dari Swedia yang membawa bunga ini ke negara barat pada tahun 1753.

Baca juga : Gerbera, Komoditas Bunga Potong yang Semakin Banyak Peminatnya 

Bunga ini berhasil dibawa ke Inggris sejak pertengahan abad ke-18 oleh Robert Fortune. Oleh karena itu, sampai saat ini di Amerika Serikat, krisan menjadi bunga yang digunakan sebagai penghias kebanyakan wanita. Bunga ini juga memiliki makna sebagai bunga yang menyimbolkan hubungan kekasih yang kuat.

Krisan Irregular Incurve



Tanaman hias ini memiliki jenis akar serabut, jadi lebih membutuhkan media tanam yang gembur. Jenis akar dan batang bunga krisan juga lebih lunak dan lurus, namun permukaan kasarnya yang berwarna hijau tersebut dapat menjadi pembersih udara yang alami yang lama kelamaan akan mengeras seperti kayu.

Sedangkan bentuk daun bunga krisan tumbuh di bagian tepi yang bergelombang dan memiliki tulang daun yang jelas melekat. Selain itu, daun bunga krisan juga ditumbuhi bulu-bulu halus dan berbentuk menyirip dan memanjang. Daun krisan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Bentuk daun tersebut beraneka ragam sesuai jenis atau varietas bunga krisan.

Variasi warna bunga krisan sangat banyak, mulai dari merah, pink, kuning, dan lainnya. Pada umumnya jenis krisan yang banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia hanya dua jenis saja, yaitu krisan standar dan krisan spray. Krisan standar digolongkan menjadi dua macam, yaitu krisan standar hibrida dan standar lokal.

Karakterisktik krisan standar hibrida adalah jumlah bunga hanya satu kuntum pada satu tangkainya, bunga bermekaran secara kompak dengan diameter yang sama sekitar 8-12 cm dan beraneka ragam warna. Selain warna, bunga krisan memiliki jenis yang berbeda, yang terlihat dari bentuk kelopaknya. Setidaknya ada 13 jenis bunga krisan yang bisa ditanam di rumah, diantaranya incurved, reflexed, anemones, singles, pompoms, decorative, spiders, spoons, quills, thistle, dan yang tanpa kategori.

Krisan Reguler Incurve


Sedangkan karakteristik Krisan standar lokal yaitu memiliki jumlah bunga yang muncul 2-3 kuntum pertangkainya, panjang tangkai bunga antara 70-80 cm , memiliki diameter bunga yang berbeda-beda antara 12-15 cm. Bunganya hanya berwarna kuning dan putih, serta kesegaran bunga tidak lama yaitu hanya mencapai 5 hari saja.

Baca juga : Aster, Bunga dengan Ratusan Spesies yang Mempunyai Beragam Manfaat

Tanaman krisan paling baik ditanam di daerah berketinggian 800 mdpl lebih. Krisan menyukai tanah dengan pH 5,5 – 6 dengan tingkat kesuburan sedang. Jika ingin menanamnya di dalam pot, pH media tanam antara 6,2 – 6,7. Kisaran suhu yang cocok untuk tanaman ini antara 20 – 26 Celsius saat siang hari, serta 16 – 18 Celsius pada malam hari.

Krisan Pompon


Berkat tampilannya yang indah, krisan identikkan sebagai kiasan romansa. Bahkan, seorang pria yang ingin mengajak kekasihnya menikah tidak jarang membawa bunga tersebut sebagai hadiah. Di luar kegunaannya tersebut, manfaat bunga krisan nyatanya dapat dirasakan bagi kesehatan.

Tanaman yang satu ini populer sebagai campuran teh di negara Tingkong, Korea, dan Jepang. Menurut penelitian, krisan mengandung vitamin B dan antioksidan layaknya polifenol, flavonoid, lutein, dan zeaxanthine. Karena itu, ia bermanfaat untuk meredakan beragam penyakit.

Bunga krisan mengandung antioksidan yang tidak sama, tergantung dari warna bunganya. Bunga krisan yang cenderung berwarna kuning atau jingga mengandung antioksidan dalam bentuk betakaroten. Sementara bunga yang cenderung berwarna merah tua hingga ungu mengandung antioksidan berupa antosianin.

Kedua antioksidan tersebut bertindak sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang memiliki elektron tunggal yang tidak berpasangan, membuat mereka sangat reaktif dan tidak stabil. Molekul ini dapat merusak sel dan jaringan tubuh, dan sering dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis.

Krisan Spider


Karena kandungan-kandungan inilah, bunga krisan ini berpotensi digunakan sebagai teh kesehatan dan kosmetik lulur untuk kecantikan. Dalam berbagai penelitian, dapat diketahui bahwa krisan mengandung beberapa senyawa yang memiliki sifat antibakteri, antijamur serta antiradang. Sebab itu, tumbuhan yang satu ini sangat bermanfaat untuk meredakan sakit tenggorokan dan demam. Senyawa tersebut bekerja sebagai pereda infeksi dan mengurangi peradangan dalam tubuh manusia.

Baca juga : Hortensia, Bunga Cantik yang Bisa Diatur Warnanya dengan Berbagai Manfaat Kesehatan

Berkat kandungan nutrisi dan antioksidannya yang tinggi, bunga krisan ampuh meremajakan serta mencegah penyakit kulit. Ia membantu tubuh meredakan peradangan, mencegah flek, dan penuaan. Pada pendetia osteoporosis, senyawa antioksidan seperti fenolik dan flavonoid memang sangat dibutuhkan. Kandungan tersebut efektif menjaga kekuatan serta menambah kepadatan tulang.

Teh bunga Krisan yang menyehatkan


Krisan kaya akan kandungan kalium serta antioksidan, karena itu mengonsumsi teh bunga tersebut sangat baik untuk penderita tekanan darah tinggi dan jantung. Selain itu berbagai studi juga menunjukkan bahwa krisan juga dapat menurunkan tekanan darah, mencegah terjadinya hipertensi, serta melancarkan aliran darah di jantung dan seluruh tubuh. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Krisan, Bunga dengan Warna Memukau yang Bernilai Ekonomis Tinggi dan Berkhasiat Obat


Waromo, Kelapa Hutan Papua yang Kaya Nutrisi

Woromo (Pandanus yilunea) merupakan sebutan buah yang berasal dari tanaman endemik Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah. Buah ...