Di sudut-sudut halaman rumah seringkali terlihat tanaman puring. Tanaman puring (Codiaeum variegatum), adalah tanaman hias perdu dengan bentuk serta warna daun yang sangat bervariasi. Sangat menyenangkan melihatnya.
Puring (Codiaeum variegatum) merupakan tanaman asli Indonesia, tepatnya dari Kepulauan Maluku. Tanaman ini diminati sebagai tanaman hias karena keindahan daunnya. Daun Puring terkenal dengan bentuk yang bermacam-macam dan warna bermacam-macam pula. Kadangkala dalam satu pohon, warna yang timbul di daunnya bisa mencapai 4 warna bahkan lebih.
Puring Apel |
Beragam jenis tanaman puring sudah dikembangkan dengan variasi warna dari merah, kuning, jingga, hijau, ungu, dan variasi campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: oval, tepi bergelombang, memanjang, dan sebagainya.
Tanaman yang memiliki daun dengan banyak corak warna ini ditanam sebagai penghias taman, untuk pagar rumah, atau sebagai tanaman peneduh di makam-makam. Keindahan warna-warni daunnya yang sangat menarik mulai memikat hati para penggemar tanaman hias.
Puring Bali |
Puring berdaun kecil lebih kuat hidup pada cuaca panas. Puring biasanya akan menghasilkan warna-warna yang cerah apabila mendapat paparan sinar matahari penuh. Sedangkan apabila ditanam di daerah yang teduh biasanya warnanya cenderung akan gelap.
Baca juga : Paphiopedilum, Anggrek Kantung yang Terancam Punah di Indonesia
Tanaman ini telah menjelma menjadi salah satu tanaman hias incaran kolektor tanaman. Jenis tanaman hias ini termasuk tanaman tahan panas. Beberapa jenisnya mampu tumbuh baik pada suhu 30 °C, tetapi ada jenis yang hanya hidup pada suhu 18 — 20 °C. Tanaman ini tidak tahan hidup di daerah yang suhunya ada di bawah 15° C, karena akarnya akan mudah busuk dan pertumbuhan daunnya tidak sempurna.
Puring Havana Golden |
Bentuk daun puring memang bervariasi, dari yang kecil seperti teri, yang melintir seperti mie, melebar seperti ikan, memanjang seperti dasi, membulat seperti apel, hingga berbentuk seperti lele. Selain bentuknya yang unik, kombinasi warna daunnya pun sangat beragam.
Ada sekitar delapan warna dasar puring yang saling berkombinasi menghias daun-daunnya. Warna-warna tersebut antara lain, hijau, kuning, merah, hitam, cokelat, krem, pink, dan warna emas. Warna-warna tersebut tergurat pada lempengan daun, menampilkan keindahan kombinasi warna yang sangat eksotis.
Puring Kirana |
Daun puring memiliki corak warna seperti lukisan. Ada yang bersemburat seperti lukisan abstrak atau ekspresionis, ada yang bertotol-totol seperti pada macan atau polkadot, ada yang bergaris-garis seperti pada kobra, ada yang coraknya kotak-kotak seperti pada kura.
Bunga puring tidak terlalu menarik, terdiri dari bunga betina dan jantan. Bunga puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan betina muncul bersamaan. Adanya bunga jantan dan betina ini yang membuat Puring relatif mudah untuk disilangkan.
Puring Kura-Kura |
Puring merupakan tanaman yang berbatang keras atau berkayu, sehingga gampang juga disetek atau dicangkok. Agar hasilnya optimal, tanaman dicangkok selama kurang lebih dua minggu hingga batang cangkokan berakar, baru kemudian ditanam di dalam pot.
Baca juga : Aglaonema si Ratu Daun yang Eksotis
Perbanyakan puring dengan cara setek batang juga banyak dilakukan, tetapi hasilnya kurang optimal. Tanaman sering mengalami busuk pada akar, dan menyebabkan kerontokan daun ketika batang setekan baru ditanam.
Puring Worten |
Hal ini menyebabkan tanaman butuh waktu yang lebih lama untuk memulai pertumbuhan daun baru. Dengan setek batang dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan hingga tanaman ini memiliki daun yang rimbun.
Media tanam yang baik untuk puring adalah yang tidak terlalu porous dan tidak terlalu keras. Media tanam yang sering digunakan untuk menanamnya antara lain tanah, sekam bakar atau sekam mentah, cocopeat, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1.
Puring Teri |
Tanah bermanfaat untuk menopang akar mencagah tumbangnya tanaman saat tertiup angin kencang. Keasaman media tanam (pH) yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 5—6. Penyiraman yang teratur dan tepat akan melebatkan daun puring. Saat cuaca normal, tanaman ini membutuhkan penyiraman sekali sehari.
Baca juga : Karena Perawatannya Mudah Membuat Anggrek Vanda Jadi Idola Penghobi
Saat musim kemarau, tanaman ini disiram dua kali sehari. intensitas penyiraman juga harus disesuaikan dengan tingkat keporousan media tanam yang digunakan, misalnya penyiraman cukup 1 kali sehari untuk media tanam yang kurang porous.
Puring Tissue |
Jenis tanaman puring yang berdaun lebar sangat sensitif terhadap intensitas sinar matahari. Bila terlalu banyak terkena paparan sinar matahari, daun-daunnya akan layu, atau mati terbakar. Karena itu, pemasangan peneduh atau paranet juga dibutuhkan untuk menaungi tanaman. Umumnya, tanaman ini menggunakan paranet 50%. Intensitas yang menembus paranet tersebut sebesar 50%.
Tanaman puring yang ditanam di pot harus sering diberi pupuk, karena ketersediaan nutrisi media tanam yang terbatas. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik ataupun pupuk anorganik. Memupuknya menggunakan pupuk yang mengandung unsur hara P dan K.
Unsur tesebut penting untuk pertumbuhan tanaman dan peningkatan warna daun. Waktu pemupukan terbaik adalah pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah jam 3. Pemupukan bisa lebih efektif diberikan sebagai pengganti penyiraman, dengan kata lain bila telah disiram pupuk, tidak perlu disiram air lagi. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Puring Jenis Tanaman Hias Berdaun Mempesona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar