Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus, L) merupakan jenis tanaman merambat yang banyak ditanam di pekarangan rumah. Karena banyak ditanam oleh masyarakat di pedesaan, tanaman ini sering diistilahkan sebagai tanaman kampung. Biasanya masyarakat, menjadikan pucuk dan polong mudanya sebagai sayuran.
Kecipir memang tidak sepopuler buncis, atau kacang panjang. Tidak setiap hari pula orang dapat menjumpainya di pasar-pasar tradisional, apalagi di pasar swalayan. Padahal, pada tahun 1960-an, kecipir dipromosikan secara internasional sebagai tanaman serbaguna. Kecipir dijuluki "one species supermarket" dengan melihat potensi seluruh bagian tanamannya.
Budidaya kecipir |
Banyak yang tidak mengetahui, ternyata tanaman kampung ini mengandung sejuta manfaat untuk kesehatan. Sayangnya, tanaman indigenous anggota suku Fabaceae (Leguminosae) ini belum banyak dilirik untuk dikembangkan terutama sebagai sumber pangan bagi keluarga.
Kecipir sebenarnya telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Nama tanaman tersebut berbeda di setiap daerah. Di Sumatera kecipir dikenal dengan sebutan kacang botol atau kacang belingbing. Di Palembang disebut kacang embing.
Biji kecipir |
Masyarakat Jawa Barat menyebut dengan jaat, di Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut cipir atau kecipir. Di Bali disebut kalongkang, di Manado disebut biraro, di Kalimantan disebut kacang botor atau kacang kumbotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Asparagus Bean, Asparagus Pea, Goa Bean, Princess Bean, Wing Bean, Four-angled bean, Winged Bean, atau Pois Carre.
Meski kecipir sudah dikenal seantero nusantara, ternyata tanaman ini bukanlah asli Indonesia. Ada yang mengatakan dari Madagaskar. Ada juga yang menyebutkan asal usul kecipir dari benua Afrika maupun dari Papua Nugini.
Baca juga : Pakis Sayur, Tumbuhan Paku-Pakuan Hutan yang Sangat Nikmat Dibuat Masakan
Diperkirakan kecipir menyebar luas di Asia Tenggara pada abad ke-17, yang dibawa oleh pedagang Arab. Sampai kini daerah persebaran kecipir meliputi Afrika Timur, India, Srilanka, Thailand, Indo-China, Malaysia, Indonesia, Philipina, Papua Nugini, hingga beberapa kepulauan di Pasifik.
Walaupun kecipir sudah ada sejak jaman dahulu. Namun tidak sedikit yang mengetahui tanaman kecipir hanya buahnya saja, tidak mengetahui bagaimana bentuk tanamannya. Sebenarnya kecipir sangat mudah ditemui di pedesaan. Bentuk tanamannya merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun.
Kecipir dapat ditanam dalam pot |
Dalam budidaya biasanya diberi penyangga. Jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 meter panjangnya. Daunnya berbentuk trifoliat seperti kacang panjang.
Bentuk bunga kecipir menjurai atau berbentuk karangan yang berisi 2 sampai 10 tangkai bunga dengan warna putih, biru atau merah ungu. Bunganya dapat dipakai sebagai pewarna makanan alami.
Bunga dan buah kecipir
Sedangkan buah kecipir bentuknya persegi empat dan lonjong memanjang serta tiap sisi bersayap dengan bentuk agak bergelombang. Panjang buah sekitar 6-40 cm. Biji dalam buah kecipir antara 5-20 butir tiap buahnya.
Penghasil umbi dan kaya gizi |
Mungkin banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa kecipir juga menghasilkan umbi. Umbinya terbentuk pada akar utama dengan diameter 2-4 cm dan panjang 8-12 cm. Umbi atau bintil ini merupakan suatu bukti bahwa kecipir dapat dengan baik bekerja dengan rhizobium untuk menampung zat lemas (nitrogen) dari udara. Kecipir bisa dipanen saat usia 3-3,5 bulan dan bisa dibiarkan bertahan hidup hingga lebih dari 2 tahun.
Baca juga : Cabai Rawit, Komoditas Pangan Berharga Mahal juga Bermanfaat untuk Kesehatan
Di era modern, kecipir seperti anak tiri. Pasalnya, tanaman ini dinilai kurang komersil. Apalagi disinyalir kandungan gizinya rendah dibandingkan dengan kacang-kacangan lain. Akibatnya kurang diperhitungkan sebagai sumber pangan seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan sebagainya. Dan kini sudah semakin sulit menemuinya di pasar-pasar tradisional sekalipun.
Namun berbagai fakta telah mengungkapkan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam tanaman kecipir sangat baik untuk kesehatan dan sumber pangan. Tidak hanya buahnya yang hanya sebagai lalapan atau campuran pecel dan gado-gado tetapi daun, biji, dan umbi kecipir ternyata bisa dimanfaatkan dan memiliki kandungan protein, lemak maupun karbohidrat yang tinggi sebagai sumber pangan.
Kecipir yang baru saja dipanen |
Daun kecipir yang segar mengandung 5-15% zat protein. Bila dikeringkan meningkat menjadi 25,6%. Dapat disamakan dengan daun kacang panjang. Untuk biji kecipir kandungan proteinnya rata-rata 33,6%, lemak 17,5% dan karbohidratnya mencapai 30%.
Bijinya dapat juga diambil tepungnya, dimakan, atau digunakan untuk membuat minyak goreng dan susu. Dibandingkan dengan kacang tanah maupun kedelai karbohidrat dalam biji kecipir paling tinggi.
Baca juga : Buah Bit, si Merah yang Punya Banyak Nutrisi untuk Kesehatan
Selain itu biji kecipir juga mempunyai kadar asam amino essensial yang tinggi. Tinggi rendahnya maupun lengkapnya zat-zat asam amino essensial dalam suatu bahan makanan akan sangat menentukan tinggi rendahnya nilai gizinya.
Dibanding biji kedelai nilai asam amino essensial kecipir lebih tinggi. Lysine 7,4-8, dibandingkan kedelai 6,6; Phenylalaniene 4,8-5,8, dibandingkan kedelai 4,8; Histidine 2,7 dibandingkan kedelai 2,5; Leucine 8,6-9,2 dibandingkan kedelai 7,6; dan Methionine 1,2 dibandingkan kedelai 1,1.
Sedangkan umbi kecipir, yang sebagian orang mungkin belum mengetahuinya memiliki kadar zat protein, lemak, dan karbohidrat yang melampaui dari umbi lainnya. Umbi kecipir bisa dipungut bila batang kecipir sudah mulai rontok. Umbi direbus dengan rasa yang agak manis dan kenyal. Namun bila dimakan terlalu banyak akan menyebabkan pusing. Umbi yang enak dimakan dihasilkan pada umur 4-8 bulan.
Sajian kuliner kecipir yang nikmat |
Berdasarkan tersebut jelas jika daun, buah, biji bahkan umbi kecipir merupakan sumber protein, lemak, dan karbohidrat yang bisa menjadi sumber pangan alternatif bagi masyarakat. Memang masih banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai gizi kecipir, sehingga memandang sebelah mata terhadap kecipir.
Kelebihan lain dari tanaman ini, olahan kecipir juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit beri-beri, menurunkan kadar glukosa dalam darah, mengobati anemia serta menjaga fungsi otak manusia dengan baik. Hal ini karena sayuran kecipir memiliki kandungan Thiamin atau vitamin B1 yang dibutuhkan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut.
Ekstrak daun kecipir dapat digunakan mengobati mata yang bengkak dan sakit telinga. Daun kecipir yang diremas dan dicampur adas pulasari digunakan sebagai obat bisul. Ternyata di balik nilai gizi yang tinggi kecipir juga bisa dimanfaatkan sebagai obat. Dengan kelebihan tersebut kecipir diharapkan tidak akan lagi menjadi anak tiri. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Kecipir Tanaman Kampung yang Kaya Gizi dan Manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar