Kelinci, hewan menggemaskan yang cocok untuk dipelihara di rumah. Kelinci atau terwelu sebutan dalam bahasa Jawa, menjadi hewan peliharaan favorit banyak orang. Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dengan bulu halus membuat banyak orang menyukainya, terutama anak-anak.
Selain sebagai hewan peliharaan, kelinci juga banyak diternak. Daging kelinci banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Ini karena, daging kelinci diketahui mengandung protein, lemak, energi, dan rendah kolesterol.
Konon, kelinci sudah dipelihara sejak beberapa abad yang lalu di Afrika, kemudian diternakkan oleh pendudukdi Kawasan Mediterania (Laut Tengah) sekitar 1.000 tahun lalu. Dari hasil ternakan tersebut, kelinci menyebar ke Eropa, terutama di Belanda, Jerman, Inggris, Perancis, Polandia, dan Rusia.
Kandang budidaya kelinci |
Penyebarannya mengikuti migrasi bangsa-bangsa Eropa ke seluruh pelosok dunia. Ternak kelinci menyebar ke Amerika, Asia, dan Australia. Kelinci dibawa ke Amerika dari Eropa pada awal tahun 1800.
Baca juga : Puyuh, Burung Kecil yang Bisa Mendatangkan Rejeki
Kelinci yang berkembang di Amerika bukan berasal dari benua itu sendiri, yaitu kelinci bagal ekor hitam (Lepus californicus) atau kelinci bagal antilop (Lepus alleni), genus Sylvilagus, famili Liporidae.
Millet, makanan kelinci |
Kelinci liar benua Amerika itu lazim disebut Jack rabbit. Secara biologis, kelinci bagal berbeda dengan kelinci ternakan (genus Oryctolagus). Dari kedua genus tersebut, tidak akan terjadi perkawinan silang antar genus yang menghasilkan anak.
Di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, terdapat ras kelinci lokal yang pertumbuhannya lambat dan ukurannya kecil. Diduga kelinci lokal tersebut merupakan keturunan kelinci ras Nederland Dwarf, yang konon dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias pada tahun 1835 dan mengalami perkembangan puncak pada tahun 1912.
Bayi-bayi kelinci yang baru lahir |
Pada awalnya, kelinci hanya terdapat di rumah-rumah tuan tanah keluarga Eropa (pegawai onderneming), lalu meluas ke kalangan rakyat biasa. Ketika era pendudukan Jepang 1942—1945 hingga pasca kemerdekaan sampai dengan 1950-an, kelinci sudah tidak lagi terurus oleh para tuan tanah.
Baca juga : Kepiting Soka, Kepiting Cangkang Lunak yang Semakin Diminati Penikmat Sea Food
Perkembangan selanjutnya, kelinci banyak diternakkan oleh petani di daerah pegunungan. Mula-mula kelinci diternakkan penduduk di sekitar perkebunan-perkebunan milik Belanda dalam skala kecil karena memang sebagai usaha sambilan. Kemudian, kelinci mulai diternakkan oleh petani lain sebagai sumber pupuk kandang untuk sayuran dan tanaman hias, sumber daging, atau untuk diperjual-belikan.
Anakan kelinci |
Selanjutnya, mulai tahun 1980-an, pemerintah menggalakkan pemeliharaan kelinci sebagai alternatif sumber daging. Namun, pola pengembangan tersebut tidak berjalan mulus. Hambatannya, 56% peternak semata-mata bertujuan berdagang, 22% berusaha memperbaiki gizi, dan sisanya untuk kesenangan saja.
Lewat pemeliharaan dan pemuliaan intensif di Eropa dan Amerika Serikat, kini kelinci memiliki beragam ras atau bangsa kelinci yang diternakkan secara komersil untuk diambil daging, fur atau kulitnya, dan wool. Selain itu, kelinci juga digunakan untuk berbagai kepentingan penelitian di laboratorium.
Salah satu jenis kelinci hias |
Peternak setiap ras bergabung dalam asosiasi yang anggotanya terdiri atas penggemar, peternak, dan pembibit atau breeder kelinci. Asosiasi tersebut setiap tahun senantiasa menyelenggarakan beberapa kali pameran dan lomba kelinci, selain memperkenalkan varietas baru yang dihasilkan pembibit.
Baca juga : Lobster Air Tawar Mempunyai Nilai Ekonomi yang Cukup Tinggi
Salah satu sumber pangan hewani adalah kelinci yang mengandung protein. Peternak kelinci masih sangat terbatas, namun permintaan kelinci cukup besar. Hal ini dimungkinkan untuk membuka usaha budidaya kelinci, memelihara kelinci perlu keahlian khusus karena kelinci adalah hewan yang rentan sekali mengalami stres.
Daging kelinci siap diolah |
Untuk memulai budidaya kelinci pilihlah induk yang sehat, siapkan kandang yang bersih dengan sanitasi cukup. Pemberian pakan dilakukan 3x sehari, pagi siang malam dengan dosis 4-5% dari bobot tubuhnya.
Selain sayur dan biji-bijian dapat juga diberi pellet atau konsentrat sampingan. Kelinci di bawah 4 bulan membutuhkan hijauan 20% dari total pakan yang diberikan sedangkan yang berusia di atas 4 tahun membutuhkan 60 % dari total pakan.
Fermentasi urine kelinci untuk pupuk |
Pengembangan ternak kelinci tidak hanya menghasilkan daging tetapi ada hasil olahan lain seperti makanan olahan siap saji, pemanfaatan bulu kelinci untuk kebutuhan sandang. Selain itu, kelinci juga memiliki hasil sampingan yang bermanfaat seperti, pupuk tanaman yang berasal dari urine. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Mengenal Kelinci Hewan Peliharaan yang Menggemaskan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar