Blog Hobi dan Informasi

Minggu, 02 April 2023

Persepsi Keliru tentang Tokek yang Menyimpan Banyak Manfaat



Sepertinya semua sudah mengenal hewan yang dinamakan tokek. Tentu pernah mendengar pula suara tokek di sekitar rumah. Hewan sejenis reptil ini memang sering ditemukan merayap di dinding rumah ataupun bangunan lainnya untuk mencari mangsa. Reptil dengan suara keras ini masuk dalam keluarga cicak besar. Namun secara sempit, tokek selalu dimaknai sebagai tokek rumah (Gecko gecko). Marganya Gekko dan bersuku Gekkonidae.

Nama ilmiah Gecko gecko ini diberikan Linnaeus (1758) atau yang dalam Bahasa Inggris sering disebut Tokay Gecko. Sejatinya, tokek rumah tersebar luas di dunia dan suara sengaunya … tokke tokke… inilah yang mendasari penyebutan namanya.

Secara umum, panjang Gecko gecko sekitar 35 cm yang hampir setengah dari panjangnya itu adalah ekor. Kepalanya besar, jari kaki depan dan belakangnya dilengkapi bantalan penghisap yang berada di sisi bawah jari. Fungsinya sebagai perekat saat berjalan di segala permukaan terlebih yang licin.

Tokek sedang merayap di dinding rumah

Tokek bisa disebut sebagai spesies arboreal yang hidup di pepohonan dan di tebing, tokek berasal dari beberapa bagian Asia dan beberapa Kepulauan Pasifik. Tokek seringkali mengeluarkan suara serak unik yang terdengar seperti “To-kek! To-kek!” Begitulah akhirnya hewan ini dinamakan tokek.

Tokek berkerabat dekat dengan cicak dan keduanya merupakan hewan yang dapat memutuskan dan menumbuhkan ekornya (autotomi), tetapi tokek berukuran lebih besar. Kulit punggung ditutupi oleh sisik-sisik samar (granular) dengan bintil-bintil yang agak besar dan menonjol.
 

Baca juga : Burung Kenari, Burung Berbulu Cantik Bersuara Sangat Merdu

Pupil mata tegak bentuk jorong, dengan tepian yang bergerigi. Jari-jari kaki depan dan belakang tumbuh sempurna, melebar di ujung, terkadang dengan selaput di antara pangkal jari. Cakar (kuku) terdapat pada ujung jari bagian bawah. Sisi bawah jari dihiasi dengan bantalan pelekat (disebut scansor) yang berguna untuk menahan langkah agar tidak jatuh, biasanya digunakan ketika memanjat pohon, dinding atau langit-langit rumah.

Tokek biasanya aktif di saat senja dan malam hari. Ciri khas tokek adalah sering mengeluarkan suara panggilan ketika menjelang malam, meski suara panggilannya kadang-kadang terdengar di siang hari. Tokek tinggal di lubang pepohonan di hutan atau di bawah kayu atau bebatuan, tetapi sering juga berada di lingkungan manusia, biasanya di balik lemari atau di gudang.

Tokek sering terilhat di tembok-tembok taman

Tokek adalah pemakan serangga yang masif, tetapi mereka juga memburu makanan lain, seperti cacing, dan terkadang reptilia yang lebih kecil. Tokek betina berkembangbiak dengan bertelur, biasanya diletakkan menempel di sudut lubang atau dinding, sering pula di balik lemari atau pajangan di dalam rumah. Tempat menyimpan telur ini biasanya akan digunakan berulang kali oleh tokek yang sama.

Di alam liar, tokek dikenal sangat teritorial. Pejantan terutama akan menyerang hewan apapun termasuk tokek lainnya, yang mereka anggap sebagai ancaman. Selain itu, tokek adalah pendaki yang sangat baik dengan ukuran kepala yang besar. Mereka juga memiliki rahang yang kuat dan ekor yang dapat memegang (ekor yang mampu menggenggam benda). Tokek bisa melepaskan ekornya untuk melarikan diri dari predator, mirip dengan cicak.

Tokek berukuran besar menjadi komuditas yang menjanjikan

Sejak 2009 perburuan tokek terus meningkat, seiring rumor yang menyebutkan tokek rumah ini berkhasiat sebagai penyembuh penyakit HIV. Tokek pun disebut mampu menyembuhkan penyakit kulit. Benarkah?

1. Hanya ada satu jenis tokek yaitu Gecko gecko

Di alam, sedikitnya ada 44 jenis tokek dan Gecko gecko merupakan salah satu jenisnya. Genus Gekko ini diantaranya adalah Gekko athymus, Gekko albofasciolatus, Gekko auriverrucosus, dan Gekko badenii. Dari semua Gekko ini memang Gecko gecko yang paling dikenal.

Perburuan tokek rumah demi memenuhi permintaan pasar

2. Gecko gecko hanya ada di rumah

Tokek rumah ini tersebar luas di alam. Di Indonesia, ia dapat ditemui di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, juga Natuna. Tokay Gecko juga berada di India timur, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaysia, dan Filipina.

Baca juga : Ikan Gabus, Ikan Predator Ait Tawar Bernilai Tinggi

Di sebut tokek rumah karena ia sering terlihat di permukiman atau perumahan penduduk serta kebun dan hutan. Suara teritorialnya yang sering terdengar menyeramkan menunjukkan akan keberadaannya di suatu tempat.

Tokek rumah dijadikan beberapa olahan

3. Tidak penting bagi alam

Pastinya, tokek berperan vital menjaga keseimbangan ekosistem dengan memakan serangga. Otomatis, ia mengontrol populasi serangga agar tidak terjadi ledakan. Bila tokek habis, rantai makanan akan terputus sehingga keseimbangan ekosistem terganggu.

Sebagaimana bangsa cicak lainnya, tokek aktif berburu saat senja dan malam hari. Tak jarang, tokek turun ke tanah untuk mengejar mangsanya. Saat siang, biasanya ia menyelinap di atap rumah, lubang kayu, atau di sela bebatuan.

4. Beracun

Tokek tidaklah beracun, hanya ia memiliki rahang kuat sehingga bila menggigit akan sulit dilepaskan. Inilah yang mendasari mitos, gigitan tokek tidak akan lepas tanpa adanya suara geledek. Menurut penuturan Awal Riyanto, Peneliti Reptil Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), maksud dari mitos tersebut adalah gigitan tokek itu kuat. 

Semakin kita lawan akan semakin kencang gigitannya dan akan menyebabkan luka. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah “tenang” untuk melepaskan gigitan tersebut. Sejauh ini, Gecko gecko memang tercatat paling kuat gigitannya.

Tokek yang telah dikeringkan

5. Sebagai obat HIV/AIDS

Menurut Awal Riyanto, sepanjang penelitian yang dilakukan, tokek memiliki kandungan zat tertentu untuk melawan virus HIV belumlah ada. Namun sebagai mitos, di Tiongkok tokek dipercaya memiliki khasiat sebagai obat tradisional untuk kebugaran atau tonik yang dicampur dengan ramuan lainnya.

Baca juga : Memelihara Ikan Hias Makin Diminati Penghobi

Tokek memang telah lama diperdagangkan sebagai obat tradisional hampir di seluruh Asia, namun lonjakan tajam terjadi di 2009 akibat adanya anggapan tokek dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Padahal, organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) telah menyangkal anggapan tersebut.

Berdasarkan data dari pihak imigrasi di Taiwan, sekitar 15 juta tokek diekspor ke Taiwan sejak 2004 yang 71 persennya berasal dari Thailand. Pada 2011, tokek ilegal yang dikeringkan dari Pulau Jawa sekitar 6,75 ton (atau 1.200.000 individu) berhasil digagalkan saat perjalanan menuju Hongkong.

Olahan Tokek yang telah dikemas di Probolinggo

6. Sebagai obat kulit

Di Indonesia ada mitos tokek yang dikonsumsi dapat menyembuhkan penyakit kulit. Menurut Awal, meski ada pengakuan yang menyebutkan hal itu namun belum teruji benar dan belum ada penelitian intensif yang menyebutkan “kemanjuran” tersebut.

Terkait perburuan tokek yang terjadi, yang mengatasnamakan pengobatan, Awal menyebutkan karena ada nilai ekonominya. Secara lokal mungkin belum terlalu besar, namun karena diekspor, harga tokek jadi meningkat terutama untuk memenuhi permintaan dari Tiongkok. Ekspor bisa dalam bentuk kering, isi dalam tubuhnya sudah dibuang. Juga, ada yang masih basah dengan isi tubuh sudah dipisahkan.

Sejauh ini, tokek belum dilindungi dan tersebar di alam. Kriteria dilindungi sendiri meliputi populasi di alam yang menurun, sebarannya terbatas, dan memiliki peran penting dalam ekosistem. Dari sekian jenis tokek, yang paling banyak diburu adalah jenis Tokay Gecko.

7. Penangkaran

Tujuan awal penangkaran adalah mengurangi penangkapan langsung di alam melalui hasil breeding. Di penangkaran tokek bisa bertelur 3 hingga 4 kali, yang sekali bertelur 2 butir dengan masa inkubasi 2 bulan.

Penangkaran ini tidak bergantung pada kuota tapi pada seberapa besar unit penangkaran tersebut menghasilkan. Yang harus dikritisi adalah apakah penangkaran tersebut sesuai aturan atau tidak. Karena yang terjadi saat ini hanya perburuan secara langsung dari alam yang dikumpulkan dalam suatu tempat sebelum akhirnya dijual. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Mengenal Tokek Rumah dan Persepsi Keliru Tentangnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...