Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 31 Mei 2024

Pengcab Blitar, Ajak Para Mania Kembali ke Gantangan Lewat Ngopi dan Gantang Bersama



Bertempat di Gantangan Pasar Dimoro Kota Blitar, Pengcab PPPPSI Blitar pada Sabtu malam 25 Mei 2024, mengajak para penghobi dan pelestari burung puter pelung untuk menikmati anggung indah burung puter pelung. Sembari menikmati hidangan kopi hitam.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah selain sebagai ajang silaturahmi juga sebagai sarana untuk saling tukar pengetahuan seputar puter pelung. Juga untuk membahas perkembangan dunia puter pelung guna kemajuan hobi puter pelung itu sendiri, utamanya di Blitar Raya,” jelas Dhimas Nugroho, Sekretaris Pengcab Blitar.

Pemilihan lokasi untuk tempat berkumpul para mania ini sangat tepat. Selain lokasinya yang berada di pusat kota Blitar, juga mudah dijangkau. Gantangan Pasar Dimoro Kota Blitar memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan para mania.

Dhimas Gada BF
 

“Tempat ini memang sengaja kita pilih buat berkumpul. Sekedar mengisi waktu luang di akhir pekan,” ujar Dhimas. “Gantangan ini enak banget buat berkumpul dan sangat layak untuk sekalian menarik perhatian orang-orang yang lewat buat sekedar melihat dan mampir.”

Sudah dua kali Pengcab Blitar mengajak para penghobi puter pelung berkumpul di Gantangan Pasar Dimoro Kota Blitar. Memang belum ada agenda lomba yang biasanya secara rutin diadakan oleh Pengcab Blitar.

Pengcab Blitar ajak para mania puter pelung Blitar kembali ke gantangan
 

Menurut Dhimas pemilik Gada BF, ajang Ngopi dan Gantang Bersama ini bukan saja sebagai sarana bagi mania untuk saling bersilaturrahmi, mengenalkan diri, dan memperetat tali persaudaraan. Namun lebih kepada tujuan untuk mengangkat kembali puter pelung sebagai burung yang bisa menggerakkan hati untuk mengenal, memiliki, dan akhirnya menekuninya.


Dhimas bersama pengurus Blitar yang lain berkeinginan kegiatan tersebut akan rutin dilaksanakan setiap bulan sekali pada hari Sabtu malam (diluar jadwal lomba). Dan berharap mampu membangkitkan semangat mania untuk lebih serius dan fokus mengangkat kembali keberadaan puter pelung.


 



Yang hadir membawa serta burung gacoannya untuk di gantang


“Tujuan saya sebenarnya sangat sederhana yakni mengajak para penghobi puter pelung terutama yang ada di sekitaran Blitar ini tetap semangat menekuni hobinya. Meskipun kondisinya sudah tidak seperti beberapa tahun lalu,” ungkap Dhimas.

“Dan tentunya ini merupakan langkah awal untuk kembali mengangkat puter pelung sebagai sarana hobi yang lebih berkualitas lagi,” jelas Dhimas. Sebagai salah satu burung yang termasuk dalam jenis burung klangenan atau kesukaan, kian hari penggemar burung puter pelung ini dirasa semakin berkurang.

Anggung puter pelung terdengar jauh lebih syahdu di malam hari
 

Lewat tangan dingin Dhimas bersama Pengcab Blitar lainnya ini, diharapkan hobi puter pelung bisa lebih terangkat dan ramai lagi. Karena yang pasti selama ini puter pelung dikenal sebagai burung kandang dan hanya dijadikan babuan. Lewat ajang kompetisi nantinya puter pelung bisa beralih profesi sebagai bintang lapangan.

Kegiatan yang diprakarsai Pengcab Blitar bertajuk Ngopi dan Gantang Bersama, tidak di pungut biaya alias gratis. Bahkan yang hadir di lokasi juga disediakan kopi hitam panas nan nikmat. “Kedepan ada rencana untuk bisa ditingkatkan menjadi Latihan Bersama Dinilai (Latbernil),” tutur Eko Soeparjono, Ketua Pengcab Blitar.

Eko Soeparjono, Ketua Pengcab Blitar (kiri)
 

“Semoga puter pelung dapat lestari,” harap Dhimas. Meskipun burung puter pelung bukan burung asli indonesia, tetapi keunikan dan keindahannya membuatnya menjadi burung yang diminati oleh banyak orang. “Megingat puter pelung hanya ada di Indonesia, jadi mari kita lestarikan bersama-sama anggungan warisan leluhur nusantara ini, supaya anak cucu masih bisa menikmati lantunan suaran indahnya,” ajak Dhimas.

Malam itu suasana gayeng sangat terasa. Apalagi anggung burung puter pelung yang ada di gantangan terdengar silih berganti, begitu syahdu. Burung puter adalah jenis burung yang beraktivitas pada malam hari, oleh karena itu tidak mengherankan jika burung ini aktif manggung saat malam hari.

 

Bagi beberapa puter pelung, kesempatan itu dimanfaatkan betul untuk kembali menggugah kembali rasa melombakan burung gacoannya. Informasi dari Pengcab Blitar, pada 9 Juni 2024 nanti akan ada gelaran Latpres Blitar Keren #1 yang dimulai jam 08.00 WIB sampai selesai, di Gantangan Ki Ageng Tlumpu Jl. Cemara 313 Kota Blitar.

Melalui media sosial, baik itu WhatsApp maupun Face Book, panitia mengundang semua puter pelung mania untuk datang ikut meramaikan gelaran Pengcab Blitar tersebut. Kegiatan dalam rangka menyemarakkan Bulan Bung karno, sepertinya sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. (Ramlee/GD)

Leci, Buah yang Belum Banyak Dikebunkan di Nusantara Mempunyai Manfaat dan Keajaiban Kesehatan di Dalamnya



Leci (Litchi chinensis) merupakan tanaman buah yang termasuk dalam famili Sapindaceae yang berkerabat dekat dengan kelengkeng dan rambutan. Leci termasuk buah favorit yang banyak disukai masyarakat, rasanya yang segar dan manis menjadikan buah leci sebagai pembuatan bahan minuman.

Buah leci telah menjadi bagian yang sangat berarti dalam budaya dan sejarah Tiongkok selama lebih dari 2.000 tahun. Dalam tradisi Tiongkok, buah leci sering dianggap sebagai simbol keberuntungan, kesuburan, dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Buah leci sekilas tampak seperti rambutan, namun tidak memiliki rambut-rambut pada kulitnya, kulit buah leci memiliki duri kecil seperti buah durian namun tidak tajam. Jika dibuka, daging buah dan bijinya menyerupai kelengkeng.

Budidaya tanaman leci
 

Leci merupakan buah subtropis yang berasal dari provinsi Guangdong dan Fujian di China. Budidaya pohon leci kemudian menyebar ke negara-negara Asia Tenggara, India, dan Afrika Selatan. Di Indonesia sendiri sejarah adanya pohon leci disinyalir oleh karena kehadiran pengusaha perkebunan besar bangsa Inggris di daerah Banyuwangi beberapa ratus tahun lalu.

Baca juga : Buah Bit, si Merah yang Punya Banyak Nutrisi untuk Kesehatan

Saat itulah diintroduksi berbagai tanaman perkebunan komersial seperti teh, kopi, kakao, tebu, dan tembakau. Termasuk diantaranya beberapa jenis tanaman buah eksotis seperti kelengkeng dan leci. Di Indonesia, leci banyak ditanam di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Bunga leci


Pohon leci merupakan tanaman tahunan yang memiliki batang berkayu, dengan tinggi bisa mencapai lebih dari 15 m. Tanaman buah leci akan tumbuh subur di daerah yang memiliki iklim sejuk dan membutuhkan pasokan air yang cukup. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, kaya kandungan organik, dan berdrainase baik.

Kedalaman air tanah yang optimal untuk budidaya leci adalah sekitar 1 meter, dan daerah dengan curah hujan rata-rata sekitar 2.000 mm per tahun lebih cocok. Tanaman leci tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 0-700 mdpl, namun dapat beradaptasi di ketinggian 1.000 mdpl.

Tanaman leci membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan optimal. Suhu udara yang ideal bagi tanaman leci adalah antara 9 – 20 derajat Celsius selama musim hujan dan 25 – 32 derajat Celsius selama musim kemarau. Pohon leci mulai berbuah pada umur 4-5 tahun setelah penanaman.

Daun pohon leci berupa daun majemuk, yang berwarna hijau sampai merah kecokelatan saat muda. Bentuk daunnya lonjong dan berjajar pada tangkai daun dengan jumlah 2-8 pasang. Selain daun, bunga tanaman leci juga merupakan bunga majemuk.

Buah leci yang telah siap dipanen


Tiap tangkainya terdiri atas beratus-ratus bunga kecil yang berwarna putih atau kekuningan. dan tersusun dalam malai. Buahnya lonjong sampai bulat dengan kulit berwarna merah muda, tipis berbintil-bintil, dan keras. Ukuran diameternya 3-5 cm.

Baca juga : Plum, Buah dengan Kandungan Nutrisi yang Melimpah

Daging buah leci berwarna bening keputihan, rasanya seperti buah anggur dan berbiji seperti biji buah kelengkeng, dengan rasa manis dan aromanya lembut. Kematangan buah leci dapat diketahui dari bentuk dan warnanya. Buah leci siap dikonsumsi saat warna kulitnya merah cerah dan tidak keras ketika ditekan.

Daging buah leci mempunyai tekstur yang lembut
 

Ada beberapa jenis leci yang bisa dipetik lebih cepat. Percepatan pemetikan buah tersebut diakui sudah banyak dikembangkan, seperti bibit buah Leci Kom yang buahnya dapat dipanen saat berumur 3 tahun. Ada beberapa varietas tanaman leci yang populer, seperti Baitaying, Benggala, Chompogo, Erdon Lee, Fay Zee Siu, dan Kaimana.

Pemanenan buah leci dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai buahnya. Dengan umur tanaman yang cukup cepat untuk dipanen, diharapkan buah leci dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selain dijual dalam bentuk buah segar, leci yang diolah menjadi jus atau buah kalengan juga bisa dilakukan untuk menambah nilai jual.

Selain dapat dimakan segar, leci dapat diolah menjadi berbagai macam produk, seperti jus, sirup, manisan, dan es krim. Buah leci memiliki beragam kandungan nutrisi dan senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah kandungan vitamin C yang tinggi, berperan sebagai antioksidan yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, buah leci juga mengandung vitamin B seperti B2 (riboflavin), B3 (niasin), dan B6 (pyridoxine) yang berperan dalam metabolisme energi dan pembentukan sel darah merah. Buah leci juga memiliki kandungan air yang mencapai sekitar 82%, menjadikannya pilihan yang baik untuk menjaga hidrasi tubuh.

Biji buah leci
 

Meskipun rendah kalori, buah leci mengandung karbohidrat sekitar 16,5 gram, protein antara 0,8 gram hingga 2,8 gram, serta serat sekitar 1,3 gram. Leci juga mengandung lemak dalam jumlah kecil, yaitu sekitar 0,4 gram hingga 3,7 gram.

Baca juga : Buah Kiwi, Buah Unik yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Tidak hanya itu, buah leci juga mengandung senyawa flavonoid, yang memiliki peran penting sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas. Dengan berbagai kandungan nutrisi dan senyawa tersebut, buah leci dapat menjadi tambahan yang baik untuk diet sehat dan menjaga keseimbangan nutrisi tubuh.

Es soda leci yang menyegarkan
 

Kandungan nutrisi tersebut juga bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, melancarkan pencernaan, dan menjaga kesehatan mata. Selain itu leci mengandung zat besi yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Mengkonsumsi buah leci dapat membantu mengatasi masalah anemia atau kekurangan sel darah merah.

Serat dan antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Kulit buah leci dapat digunakan untuk mengobati diare dan disentri. Daun leci dapat digunakan untuk teh herbal. Biji leci dapat dimakan setelah direbus atau disangrai. Kini telah banyak yang membudidayakan leci, dan diharapkan dapat mengurangi nilai impor buah di masa mendatang. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Leci, Buah Eksotis Bercita Rasa Manis Menyegarkan dengan Beragam Manfaat

Rabu, 29 Mei 2024

Lempuyang, Obat Ajaib dari Alam dengan Bunga yang Cantik



Lempuyang (Zingiber zerumbet) adalah tanaman rempah yang berasal dari genus atau kelompok yang sama dengan laos, jahe, juga kencur. Uniknya, tumbuhan ini memiliki bunga merah cerah yang cantik. Inilah kenapa lempuyang lebih sering dijadikan tanaman hias, alih-alih tanaman herbal oleh banyak orang.

Lempuyang merupakan tanaman herbal yang telah banyak dikenal karena manfaat kesehatannya. Ditemukan di berbagai wilayah tropis, lempuyang telah digunakan secara tradisional dalam pengobatan dan ramuan obat-obatan.

Tumbuhan ini diduga berasal dari Sri Lanka kemudian menyebar ke India, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan daerah lain di Asia Tenggara. Habitat asli tumbuhan ini adalah hutan jati, tetapi sekarang sudah banyak yang mengembangkannya di pekarangan sebagai tanaman obat keluarga.

Tanaman lempuyang masih satu keluarga dengan jahe, kencur, dan lengkuas


Tanaman lempuyang dikenal dengan berbagai nama lokal di seluruh dunia. Misalnya di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama lempuyang gajah, bengle, lempuyang kerbau, dan lempuyang paek. Tetapi di negara lain, tanaman ini dikenal dengan nama wild ginger (Inggris), bunglei (Malaysia), dan shampoo ginger (Amerika).

Baca juga : Jahe, Rimpangnya Digunakan Sebagai Rempah Sejak Zaman Kuno di India dan China

Lempuyang adalah tumbuhan berbatang basah dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Tanaman lempuyang ini juga sering dijumpai tumbuh liar di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.


 



Tanaman lempuyang mempunyai bunga yang cantik


Lempuyang termasuk tanaman semak berumur tahunan. Rimpangnya tebal, berwarna kuning kecokelatan, dan beraroma harum khas. Jika rimpang atau umbi akarnya disuling akan menghasilkan minyak atsiri yang berwarna kuning dan berbau menyengat.

Akarnya berdaging serupa cacing. Diperlukan tempat yang lembap agar lempuyang dapat tumbuh atau pada bekas batang pohon yang basah. Selain memiliki bentuk daun lonjong dan tipis, permukaan epidermis bawahnya (abaksial) berbulu.

Daunnya berwarna hijau keunguan dengan permukaan adaksial (epidermis atas) yang juga hijau. Bunganya berbentuk tandan, muncul dari batang bawah tanah. Bunga lempuyang berwarna hijau, putih sampai kuning pucat seperti belerang.

Kelopak bunga berwarna hijau, tapi setelah berbuah warnanya menjadi merah. Buah dari tanaman yang dibuat jamu ini berbentuk bulat telur lonjong. Ukurannya sepanjang lima sentimeter, berbiji banyak, panjang biji berukuran empat milimeter, dan bentuknya lonjong berwarna hitam.

Rimpang lempuyang
 

Tumbuhan ini memiliki rimpang besar dengan bagian luar pucat dan bagian dalam kuning muda. Rimpangnya mempunyai rasa yang cukup pahit dan memiliki bau yang unik. Lempuyang memiliki ciri khas rasa agak pedas, tajam, dan hangat. Terdapat beberapa jenis tanaman lempuyang yang umum dikenal.

Baca juga : Kencur, Tanaman Ajaib dengan Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan

Diantaranya, lempuyang wangi (Zingiber zerumbet) ini jenis yang paling umum, memiliki aroma harum dan rasa pedas yang khas. Lempuyang gajah (Zingiber officinale var. aromaticum), memiliki rimpang yang besar dan lebih pedas dibandingkan lempuyang wangi. Lempuyang putih (Zingiber zerumbet var. pseudozerumbet): Memiliki rimpang berwarna putih dan rasa yang lebih pahit.

Batang lempuyang yang masih muda dimanfaatkan untuk sajian kuliner
 

Rimpang tanaman lempuyang kaya akan berbagai senyawa bioaktif, seperti Zerumbone yakni senyawa antioksidan kuat yang memiliki efek antiinflamasi, antibakteri, dan antikanker. Shogaol, senyawa antiinflamasi yang membantu meredakan nyeri dan peradangan.

Zingerone, senyawa yang membantu meningkatkan pencernaan dan melancarkan aliran darah. Minyak atsiri, yang memberikan aroma khas dan membantu meredakan mual dan muntah. Menurut sejumlah riset, tanaman herbal ini juga kaya akan berbagai zat dan nutrisi, seperti antioksidan polifenol dan flavonoid, karbohidrat, protein, serat, kalium, magnesium, kalsium, dan vitamin C.

Tanaman lempuyang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya. Akar lempuyang sering digunakan untuk meredakan nyeri otot dan sendi, mengurangi peradangan, serta memperlancar sistem pencernaan. Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi lempuyang dalam meredakan gejala masuk angin dan mual.

Adanya berbagai senyawa penting dalam lempuyang, membuat tanaman ini memiliki berbagai manfaat. Lempuyang juga telah dikenal dalam industri kosmetik dan aromaterapi. Minyak atsiri yang diekstraksi dari akar lempuyang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam produk-produk perawatan kulit dan aroma terapi. Aroma segar dan hangatnya membantu dalam mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi.

Bubuk rimpang lempuyang
 

Selain itu, tanaman lempuyang juga dapat dijadikan sampo. Cairan berwarna bening dengan tekstur licin bisa digunakan untuk sampo atau kondisioner. Hal ini disebabkan oleh kandungan antioksidan pada lempuyang bermanfaat untuk anti ketombe dan merawat kulit kepala. Cairan ini akan terisi kembali keesokan harinya jika tidak diperas terlalu keras.

Baca juga : Bunga Lawang, Rempah Eksotis Penyedap Masakan juga Bermanfaat untuk Pengobatan

Sebagian besar famili Zingiberaceae mengandung senyawa kurkuminoid yang mempunyai banyak manfaat seperti anti kanker. Biji lempuyang gajah dapat dimanfaatkan untuk mengobati nyeri perut, borok disentri, batu ginjal, sesak napas, cacingan (cacing gelang dan kremi), lemah usus atau lambung, dan ambeien.

Minuman olahan lempuyang
 

Lempuyang dapat dikonsumsi dalam berbagai cara. Seperti direbus, air rebusan lempuyang dapat diminum untuk meredakan batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Dikukus, lempuyang kukus dapat dimakan langsung atau dicampur dengan makanan lain.

Rimpang lempuyang juga biasa dijadikan bubuk. Bubuk lempuyang dapat ditambahkan ke dalam smoothie, jus, atau dicampur dengan air hangat untuk diminum. Dioleskan, minyak esensial lempuyang dapat dioleskan pada kulit untuk meredakan nyeri sendi dan otot. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Lempuyang, Tanaman Rempah Berbunga Cantik yang Kaya Manfaat

Selasa, 28 Mei 2024

Gurami Sabah, Ikan Air Tawar Endemik Kalimantan Bukan Sembarang Gurami



Gurami sabah (Osphronemus laticlavius) merupakan jenis ikan gurami yang berasal dari Pulau Kalimantan, khususnya di wilayah Sabah, Malaysia. Ikan ini juga dikenal dengan nama Giant Red Tail Gourami. Gurami sabah memiliki ciri khas yang jadi pembeda dari gurami lainnya. Yakni red tail atau ekor merah. Warna merah menghias ekor belakang, sirip bawah, dorsal atas, dan dasi panjangnya.

Warna tubuhnya yang hitam keabu-abuan, ditambah putih di bagian belakang, menjadi kombinasi yang kontras dan menarik. Tampilan gurami sabah nan aduhai ini dapat memikat para ресіntа іkаn dаlаm ѕеkеjар ѕаjа.

Biasanya jika mendengar kata ikan gurami, mungkin yang terbesit dalam pikiran adalah ikan air tawar untuk dikonsumsi seperti halnya ikan mujair, ikan, lele, atau ikan patin. Sejak lama ikan gurami jamak dikenal sebagai ikan konsumsi.

Ikan gurami di dalam kolam
 

Di Indonesia, ikan gurami jadi bahan favorit untuk olahan berbagai menu kuliner yang lezat. Tetapi, jenis ikan gurami yang satu ini lebih layak dicemplungkan di akuarium ketimbang masuk wajan dengan minyak panas.

Baca juga : Gurami, Jenis Ikan Konsumsi yang Sangat Populer dan Bernilai Ekonomis Sangat Tinggi

Ini karena ikan gurami sabah memang bukаn іkаn gurami biasa. Sеlаіn bеntuk ѕеrtа wаrnаnуа уаng indah, hаrgа ikan gurami sabah masih rеlаtіf mаhаl, sehingga ѕеmаkіn mеnаmbаh gеngѕі tersendiri bаgі yang memilikinya.

Ikan gurami sabah di dalam akuarium


Saat ini, gurami sabah sudah berhasil dibudidayakan sebagai ikan hias. Biasanya para penggemar ikan unik adalah peminat utamanya. Gurami sabah juga sering dipelihara bersama ikan-ikan predator lainnya dari Kalimantan seperti tapah, maruliodes, toman, selendang mayang atau bahkan arwana.

Ketika mаѕіh kecil, gurami sаbаh telah mеmіlіkі wаrnа уаng berbeda dаrі gurami bіаѕа. Wаrnа tubuhnуа pada bagian реrut bеrwаrnа реrаk, sementara bаgіаn рunggungnуа berwarna kеlаbu gelap. Ekornya berwarna mеrаh ѕеjаk masih bеrukurаn bауі.

Jika diperhatikan secara seksama, mulut gurami sabah sedikit lebih besar daripada gurami pada umumnya. Bentuk rahang dan mulut yang besar itu merupakan ciri khas gurami sabah sebagai omnivora. Mеnurut реnеlіtіаn, bahwa ada іndіkаѕі jika mulut gurami ini lebih lеbаr mеruраkаn bentuk adaptasi untuk сеndеrung bеrѕіfаt kаrnіvоrа.

Bibir mulutnya tebal dengan mata terletak dekat dengan bibir. Ukuran ikan gurami sabah dewasa bisa mencapai 20-30 cm. Ikan betina umumnya lebih kecil daripada yang jantan. Sirip punggung dan sirip dadanya panjang.

Sepasang gurami sabah
 

Sirip dada sisi luarnya berwarna merah. Sementara untuk sirip ekor pada gurami sabah sisi luar berwarna merah cerah dengan bintik hitam di bagian pangkalnya. Gurami sabah mempunyai temperamen agak agresif terhadap jenis ikan lain.

Baca juga : Ikan Patin, Salah Satu Jenis Ikan yang Banyak Dicari Masyarakat untuk Dijadikan Menu Kuliner

Terutama kepada ikan dengan warna cerah. Biasanya gurami sabah hanya akan agresif apabila ukuran akuariumnya terlalu kecil. Tetapi selama ukuran akuarium memadai untuk ukuran gurami dan cukup luas maka bisa dipastikan akan baik-baik saja.

Ikan gurami kerap naik ke permukaan untuk mengambil udara
 

Red tail giant gourami mendiami perairan rawa-rawa dan kanal-kanal dengan vegetasi yang lebat. Gurami sabah ini juga ditemukan di danau yang arusnya lambat serta stagnan, sungai, dan hutan tadah. Di alam liar, panjang ikan tersebut bisa mencapai 50 sentimeter.

Perairan уаng mеmіlіkі рH 6,2-8,0 dеngаn ѕuhu ѕеkіtаr 20-30 celcius сеndеrung dіѕukаі оlеh gurami sаbаh. Gurami sabah bukan kategori perenang aktif. Ikan ini cenderung diam di tempat dan sesekali ke atas permukaan air untuk mengambil udara.

Menurut beberapa sumber penelitian, gurami ekor merah memiliki organ labirin unik yang memungkinkan mereka bertahan hidup di perairan yang kekurangan oksigen. Organ labirin inilah yang dapat membuat ikan gurami sabah menyerap oksigen secara langsung dari permukaan air.

Di alam liar gurami sabah dapat memangsa ganggang air, ikan kecil, krustasea, katak, cacing, hingga daging mentah. Di penangkaran, umumnya gurami sabah akan melahap semua jenis makanan. Untuk menjaga keseimbangan kebutuhan nutrisi, bisa ditawarkan pelet berkualitas tinggi.

Gurami sabah ketika masih kecil
 

Gurami sabah tidak termasuk ikan pilih-pilih. Bahkan tergolong ikan yang rakus. Hampir semua makanan umum di akuarium air tawar dilahap jika dilatih sejak dini. Bisa juga diberikan maggot kering. Jika memelihara gurami sabah di akuarium sebisanya harus dibuat mirip dengan habitat aslinya.

Baca juga : Ikan Nila, Ikan Konsumsi Air Tawar dari Afrika Memiliki Nilai Gizi yang Tinggi

Karena gurami sabah cenderung diam ditempat dan bukan kategori perenang aktif. Jadi, disarankan menambahkan ikan lain yang termasuk perenang aktif agar suasana akuarium tidak monoton dan membosankan. Gurami ini juga bersifat sosial dan hidup dalam kelompok.

Gurami sabah dapat tumbuh besar hingga sepanjang 50 cm
 

Gurami sabah mencapai kematangan seksual pada usia 6-8 bulan. Ikan betina akan membangun sarang gelembung di permukaan air untuk menampung telur. Sekitar 200-300 telur akan dierami oleh jantan selama 48-72 jam. Gurami sabah bisa juga dijadikan sumber protein, karena daging gurami sabah ini kaya akan protein dan rendah lemak.

Juga menjadi sumber vitamin dan mineral, karena dagingnya diketahui juga mengandung vitamin B12, fosfor, dan kalium. namun secara keseluruhan ikan gurami sabah merupakan jenis ikan air tawar yang indah, mudah dipelihara, dan memiliki banyak manfaat. Ikan gurami sabah cocok untuk dijadikan sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias di akuarium. Tetapi mengingat harganya yang mahal, sepertinya gurami sabah cenderung dipelihara sebagai ikan hias. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Gurami Sabah, Ikan Gurami Raksasa Berekor Merah

Cempaka Wangi, Pohon Hijau Abadi Sumber Wewangian



Cempaka wangi (Magnolia champaca) adalah salah satu jenis bunga yang memiliki aroma yang khas. Bunga cempaka sarat akan nilai budaya dan tradisi khususnya bagi masyarakat Aceh. Bunga ini banyak digunakan oleh masyarakat dalam berbagai acara adat yang menjadikannya sebagai flora identitas dari Provinsi Aceh. Dalam bahasa Aceh sendiri bunga cempaka dikenal dengan sebutan “bungong jeumpa”.

Pohon bunga cempaka wangi termasuk dalam tumbuhan hijau abadi, yaitu tumbuhan yang tidak menggugurkan seluruh daunnya pada periode waktu tertentu. Misalnya pada kondisi lingkungan atau musim tertentu. Tanaman ini menghasilkan bunga yang umumnya berwarna putih dan kuning.

Tanaman yang hampir setiap bagiannya dapat dimanfaatkan ini tumbuh di beberapa kawasan di Indonesia, misalnya di pulau Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Jawa. Selain tumbuh di Indonesia juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pohon bunga cempaka juga dapat ditemukan di India.

Budidaya tanaman cempaka wangi
 

Dalam bahasa India, namanya pun hampir sama, yaitu disebut dengan istilah champac, sampangi, atau sonchaaphaa. Secara lebih luas, pohon ini tersebar mulai dari India, Indo Cina, dan Semenanjung Malaya. Terutama di daerah hutan dengan kondisi tanah subur pada ketinggian hingga 1.600 mdpl.

Baca juga : Bunga Wijaya Kusuma, Queen of The Night yang Anggun dan Eksotis

Pohon bunga cempaka dapat tumbuh hingga mencapai puluhan meter tingginya. Namun, kebanyakan tinggi pohon cempaka hanya 15 hingga 25 meter saja. Kulit batang atau ranting pohonnya, akan terasa ada semacam bulu atau rambut yang sangat halus ketika diraba.

Buah cempaka


Tanaman cempaka memiliki akar jenis tunggang yang berwarna kecoklatan. Akar ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 30-50 cm atau bahkan lebih. Batang tanaman cempaka memiliki kulit yang kuning mudah dan cukup gampang untuk dibelah.

Sementara itu, daun pohon cempaka wangi pada umumnya tipis. Teksturnya hampir seperti kulit pohonnya dan sangat elastsis. Daun tanaman cempaka berbentuk elips serta memiliki ujung runcing. Daunnya juga berwarna hijau kekuningan.

Tanaman cempaka memiliki bunga yang berbau wangi. Bunga cempaka merupakan bunga tunggal dan bentuknya seperti bunga tulip. Bunga cempaka memiliki kelopak bunga yang berjumlah 6 helai dan mahkota bunga yang berjumlah 18 helai. Bentuk kelopak bunganya panjang, dengan bagian ujungnya meruncing.

Putik terpisah dari internodium yang cukup panjang atau seperti benjolan yang memisahkan. Benang sari dari tanaman cempaka ini memiliki jumlah yang cukup banyak dan disertai dengan ketebalan tangkai sari dan serbuk sari yang banyak.

Bunga cempaka kuning


Bunga cempaka memiliki warna yang bervariasi. Sementara di Indonesia, bunga cempaka umumnya memiliki warna kuning dan putih. Sedangkan untuk bunga cempaka yang mempunyai warna merah dan ungu dikembangbiakan di Jepang dan China.

Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos

Selain memiliki bunga, pohon cempaka wangi juga berbuah. Buah cempaka berbentuk bulat dan memiliki ukuran sekitar 2-3 cm. Buah ini berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi kuning ketika telah ranum atau matang.

Bunga cempaka putih
 

Di Indonesia, tanaman cempaka lebih populer dikaitkan dengan mitos dan hal-hal gaib. Padahal, tanaman ini memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi manusia. Sumber wewangian dari bunga ini telah dijadikan parfum dan populer di masyarakat.

Selain dapat dijadikan parfum, masyarakat juga memanfaatkan wewangian yang terkandung di dalam bunga cempaka wangi sebagai pewangi alami ruangan untuk menyambut tamu. Bunga cempaka wangi yang masih kuncup biasa digunakan sebagai hiasan rambut para penari perempuan sekaligus perhiasan pakaian adat untuk upacara pernikahan.

Semua bagian dari pohon cempaka wangi dapat dimanfaatkan. Mulai dari bunga, daun, akar, batang pohon, buah, hingga getahnya. Di negara India maupun di Asia Tenggara, kayu bunga ini bernilai ekonomi tinggi.

Kayunya memiliki kualitas yang baik untuk dijadikan sebagai bahan bangunan, perabotan rumah seperti mebel, dan industri kayu lainnya. Sebab, kayunya mudah digergaji dan dibentuk, sekaligus memiliki permukaan yang halus.

Bunga cempaka merah
 

Selain sebagai tanaman hias, bunga cempaka juga memiliki manfaat lain diantaranya, mengatasi radang gusi, ini karena bunga cempaka diketahui mengandung sifat anti-bakteri yang efektif dalam mengatasi masalah radang gusi, yang seringkali menjadi penyebab rasa nyeri dan ketidaknyamanan dalam mulut.

Baca juga : Asoka, Bunga Hias Cantik yang Dianggap Sebagai Bunga Suci

Selain itu, bunga cempaka juga dikenal dapat meredakan rasa cemas dan gelisah. Hal ini disebabkan oleh aroma alami yang dihasilkan oleh bunga cempaka yang menenangkan pikiran dan membantu mengurangi stres. Terapi menggunakan aroma bunga cempaka dapat menjadi cara yang efektif untuk meredakan ketegangan mental dan emosional.

Bunga cempaka ungu
 

Bunga cempaka mengandung antioksidan alami yang membantu melawan radikal bebas. Hal ini sangat bermanfaat dalam menghadapi paparan polusi sehari-hari seperti asap rokok dan asap kendaraan bermotor. Bunga cempaka juga diyakini dapat membantu mengatasi masalah vertigo.

Ada juga yang memfaatkan bunga cempaka dalam mengobati batuk berdahak dan mengatasi gangguan saluran pernapasan. Sifat-sifat penyembuhan alami dalam bunga ini dapat membantu meredakan iritasi tenggorokan, mengencerkan dahak, dan memfasilitasi pernapasan yang lebih lancar. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Cempaka Wangi, Flora Identitas Provinsi Aceh yang Kaya Manfaat

Minggu, 26 Mei 2024

Kamajaya Tembus 7 Warna Rebut Trophy Mahkota KGPAA Paku Alam Yogyakarta dari Narasoma, Udowo Super Star dan Yudistiro Podium Pertama



Perhelatan akbar Lomba Burung Derkuku memperebutkan Piala KGPAA Paku Alam Yogyakarta usai tergelar pada Minggu, 19 Mei 2024. Kehadiran dekoe mania dari seluruh penjuru negeri yang memadati lapangan Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta seakan menjadi bukti begitu dahsyatnya gelaran. Sehingga sayang rasanya untuk dilewatkan begitu saja.

Rangkaian acara dimulai pada malam hari sebelum pelaksanaan lomba. Panitia mengadakan welcome dinner yang ditempatkan di Ananda Hotel Yogyakarta. Disusul briefing juri yang dipimpin langsung oleh Ketua Panitia, Prashadi Tedjowiwoho.

Prashadi pimpin langsung briefing juri
 

Seperti tahun-tahun sebelumnya panitia juga menghadirkan seremonial yang menarik. Rasanya tidak ada di tempat lain. Rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta menjadi magnit tersendiri bagi siapa saja yang kebetulan berada di sekitaran arena lomba.

Acara dibuka dengan kirab piala Mahkota KGPAA Paku Alam X oleh Bergada Rejo Kusumo Kotagede pimpinan KMT Sarano Sumitro. Lalu pentas seni tradisional, Tari Golek Ayun-ayun dan Ongkek Manis dari Sanggar Tari, Hokya Traditional Dance.

Juri-juri di Piala Paku Alam
 

KGPAA Paku Alam X, dalam sambutan tertulisnya berharap dengan rutin digelarnya lomba derkuku akan semakin menimbulkan kesadaran masyarakat dan kian menyayangi satwa tersebut serta menjaga kelestariannya. Serta komunitas derkuku semakin maju, berkembang serta lebih mencintai lingkungan.

Lomba Besar Burung Derkuku KGPAA Paku Alam Yogyakarta ini menjadi wadah penyaluran dan pemeliharaan serta pelestarian burung derkuku. Juga sebuah upaya menggeliatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta.

Trophy Mahkota Paku Alam telah terpajang rapi
 

Animo dekoe mania untuk mengikuti lomba burung derkuku cukup bagus, tidak kurang dari 192 burung derkuku dari seluruh Nusantara mengikuti gelran lomba besar tersebut. Lomba ini diselenggarakaran oleh PPDSI bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY.

Dari meja panitia didapat data, jika di kelas Senior ada 36 burung, kelas Junior 42 burung, kelas Pemula 72 burung, dan kelas Standart 42 burung. Burung-burung ini hadir dari hampir seluruh wilayah yang ada di Pulau Jawa. Dekoe mania dari Pulau Dewata Bali datang dengan penuh semangat mengikuti gelaran.

Trophy Mahkota Paku Alama dikirab pasukan Keraton
 

Lomba Besar Burung Derkuku KGPAA Paku Alam Yogyakarta, menjadi salah satu event yang paling ditunggu oleh dekoe mania tanah air. Bahkan beberapa minggu sebelumnya, telah digelar beberapa event-event kecil sebagai ajang pemanasan.

Seperti yang dilakukan oleh Bali, Jember, Tulungagung, Solo, Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta sendiri yang mempersiapkan gaco-gaconya dengan gelaran lomba sebelumnya. Gelaran Paku Alam Cup ini menyuguhkan perang antar peserta luar daerah dan tuan rumah di empat kelas yang dilombakan.

Sendratari hibur semua yang hadir
 

Paku Alam Cup menjadi ajang pamer aksi para jawara yang sudah memiliki nama besar. Yang pasti, Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta menjadi begitu gemerlap dengan kehadiran para petarung yang ingin mempersembahkan aksi terbaiknya.

Persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung dalam drama yang sangat mendebarkan. Babak demi babak penjurian, ditandai dengan perolehan nilai yang menunjukkan kualitas para jawara ini ketika berada di atas kerekan.

Prashadi (kacamata) cek kesiapan lomba
 

Di kelas Senior misalnya, Kamajaya yang tampil dinomor kerekan 101 tampil apik di babak terakhir. Perolehan nilai bendera 6 warna selama tiga babak seakan menyiratkan bahwa derkuku B2W BF itu begitu tangguh untuk lawan-lawannya. Bendera tujuh warna pada babak keempat memastikan prestasi gemilang Kamajaya.

Performa apik itulah yang mengantarkan Kamajaya terbang tinggi dan berhak atas podium juara pertama di kelas Senior. Menyusul kemudian Narasoma yang merupakan juara tahun 2023 menempati nomor kerekan 94. Raihan bendera enam warna selama penjurian, memastikan derkuku andalan B2W sebagai juara kedua.

Paku Alam Cup berjalan meriah dan seru
 

Dan Lendir Joged yang menempati nomor kerekan 81 merebut podium ketiga. Sejatinya perlawanan Lendir Joged coba meredam kedigdayaan jago-jago B2W dan nyaris berhasil setelah hingga babak kedua berakhir masih mampu mendapatkan bendera enam warna. Sayang pada babak ketiga penampilannya hanya ganjaran lima warna sebelum akhirnya kembali mendapatkan enam warna.

Para juara di kelas Senior

Juara kelas Yunior
 

Di kelas Yunior, pertarungan seru juga tersaji. Sebelum akhirnya Udowo bergelang B2W 3676 amunisi Isnawan Yogyakarta yang menempati nomor kerekan 128 ditetapkan sebagai juara pertama. Raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua, ditutup dengan raihan bendera enam warna pada dua babak tersisa.

Juara kedua ditempati Penataran ring MKS 926 besutan Makrus dari Blitar di tiang 111. Penataran nyaris membawa piala Mahkota Paku Alam, sayang performanya menurun pada babak ketiga dengan hanya mendapatkan bendera lima warna. Dan Opung Luhut milik Eton BF Yogyakarta yang menempati nomor kerekan 140 sebagai juara ketiga.

Juara kelas Pemula

Juara kelas Standart
 

Di kelas Pemula, Super Star orbitan H. Sugi Pacitan yang ada di tiang 16 ditetapkan sebagai juara pertama. Derkuku ternakan Eton 27 ini sukses meraih bendera lima warna hitam empat kali. Disusul kemudian ada Wayang andalan King Kevin Solo pada nomor tiang 28. Urutan ketiga ada Njawani ring SJ 88 milik Joko SJ Tulungagung yang dikerek pada nomor 21.

Sementara di kelas Standart, juara pertama jadi milik Yudistira ring DA 140 debutan H. Nur Ali Sukoharjo di tiang 180. Tempat kedua diduduki Bagaspati ring Subali 151 gaco Cholis Sleman di tiang 175, sedangkan menutup tiga besar adalah Purbolaras ring THB 266 rawatan Herry Suwarso Yogyakarta.

Sigit Irianto dinobatkan sebagai Best Player Paku Alam Cup 2024
 

Tahun ini, panitia juga memberikan penghargaan untuk Best Player (pelomba terbaik), yakni peserta dengan burung terbanyak yang masuk nominasi kejuaraan dengan ganjaran satu juta rupiah, penghargaan ini didapatkan Sigit Irianto. Burung-burung dengan ring B2W begitu mencolok di list kejuaraan. Juga diberikan penghargaan Best Future (burung orbitan baru terbaik).

Suhartoyo, mewakili segenap panitia Paku Alam Cup 2024, mengucapkan terima kasih kepada seluruh dekoe mania tanah air yang telah hadir dan ikut meramaikan acara, sehingga gelaran lomba besar burung derkuku tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dan memohon maaf bila masih ada kekurangan. (Ramlee/Alip)

 


 



Sabtu, 25 Mei 2024

Cara Perawatan Tanaman Sansevieria atau Lidah Mertua



Sansevieria atau biasa juga disebut dengan lidah mertua merupakan tanaman hias yang cantik, mudah dirawat, dan anti ribet. Maka tidak salah jika sansevieria menjadi pilihan yang sempurna untuk pencinta tanaman hias yang sehari-hari mempunyai kesibukan lebih.

Tanaman hias sansevieria memiliki beragam varietas yang menawan dan bisa menjadi penambah keindahan dalam ruangan rumah. Tidak hanya itu, merawat sansevieria juga tidak memerlukan banyak usaha dan waktu. Tanaman ini membutuhkan air yang cukup rendah, tidak seperti tanaman hias pada umumnya.

Sehingga sansevieria tidak memerlukan penyiraman yang terlalu sering atau berlebihan. Sansevieria lebih tahan terhadap kekeringan daripada kelebihan air. Dengan menyiram tanaman secara teratur namun tidak berlebihan, akan dapat menjaga kelembapan tanah di sekitar akar tanaman.

Repoting tanaman lidah mertua
 

Selain itu juga mencegah terjadinya genangan air yang dapat membuat akar sansevieria membusuk. Idealnya, tanah dalam pot sansevieria harus dipastikan dalam kondisi kering sebelum dilakukan penyiraman kembali.

Baca juga : Lidah Mertua, Tanaman Sukulen Kaya Manfaat Bagi Manusia dan Lingkungan Sekitar

Pemilihan lokasi yang tepat untuk meletakkan tanaman ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman secara keseluruhan. Sansevieria bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh maupun terkena sinar matahari secara langsung, namun perlu diperhatikan intensitas sinar matahari yang diterimanya.

Dengan perawatan yang baik, sansevieria akan tumbuh subur dan sehat


Jika ditempatkan di tempat yang terlalu teduh, lidah mertua dapat mengalami pertumbuhan yang lambat dan daunnya mungkin akan terlihat pucat. Di sisi lain, jika terkena sinar matahari langsung yang terlalu intens, daun lidah mertua dapat mengalami luka bakar atau terbakar.

Oleh karena itu, diperlukan pemilihan tempat yang tepat untuk meletakkan pot sansevieria. Tempat yang dapat memberikan sansevieria paparan sinar matahari yang cukup, namun juga tidak terlalu terik sehingga tidak mengganggu penampilan cantiknya.

Pangkas atau potong bagian daun yang kering, layu, atau rusak akan membantu menjaga kesehatan dan penampilan lidah mertua. Proses ini tidak hanya memperbaiki penampilan tanaman, tetapi juga merangsang pertumbuhan baru dan mengurangi risiko infeksi atau penyakit.

Dengan memangkas tanaman lidah mertua secara berkala, kamu akan menghilangkan daun-daun yang tidak sehat atau mati yang dapat menarik serangga atau hama. Selain itu, ini juga memberikan kesempatan pada tanaman untuk mengalokasikan sumber daya dan energi ke daun-daun yang sehat dan baru.

Tampilan sansevieria yang cantik mampu memikat penghobi
 

Pupuk organik mengandung nutrisi alami yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik. Ketika digunakan pada lidah mertua, pupuk organik memberikan manfaat jangka panjang dengan meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah.

Baca juga : Ratusan Sansevieria Tampil di Kontes Nasional Sansevieria 2024 Bangga Sidoarjo, Lagu Kebangsaan Awali Acara

Nutrisi alami yang terkandung dalam pupuk organik juga membantu memperkuat sistem akar tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan hama. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tanah dan lingkungan sekitarnya.

Sansevieria malawi midnight
 

Tanaman sansevieria membutuhkan media tanam yang memiliki drainase yang baik dan mampu menyimpan kelembapan yang cukup. Sebaiknya gunakan campuran tanah yang kaya akan humus, seperti campuran tanah taman, serbuk gergaji, atau sekam padi, untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada tanaman lidah mertua.

Selain itu, tambahkan bahan seperti pasir atau perlite untuk meningkatkan drainase tanah. Dengan media tanam yang tepat, air akan dapat mengalir dengan baik dan tidak menumpuk di dalam pot, sehingga mencegah akar tanaman tergenang air dan busuk.

Gunakan pot atau wadah yang memiliki lubang drainase di bagian bawahnya. Hal ini memungkinkan kelebihan air dapat keluar dari pot dan menghindari kelebihan kelembapan yang dapat merusak akar tanaman. Pastikan juga pot yang digunakan memiliki ukuran yang sesuai dengan ukuran tanaman lidah mertua agar akar memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh.

Pertumbuhan daun baru sansevieria lazimnya mandek saat tengah beranak. Sebetulnya, ada cara memacu daun baru induk. Seminggu sekali bisa disemprotkan 2 sendok teh hormon sitokinin yang diencerkan dalam 2 liter air.

Sansevieria kirkii
 

Penyemprotan dilakukan pagi hari ke seluruh daun tanaman. Jika pada siang hari terguyur hujan, tanaman disemprot kembali. Penyemprotan dilakukan sampai pisah anakan. Jika ingin memelihara sansevieria rumpun, terus lakukan penyemprotan 3–4 minggu sekali.

Baca juga : Sukulen, Tanaman Hias Cantik dan Unik yang Mudah Dirawat

Penghobi dapat menyeragamkan pertumbuhan daun sansevieria. Caranya, dengan meneteskan vitamin B2 dan ekstrak rumput laut yang kaya zat perangsang tumbuh ke sela daun 2 kali seminggu. Ramuan diteteskan selang 1 daun dari setiap daun yang pertumbuhannya hendak dipacu. Dengan cara itu, seluruh daun (mulai yang lebih awal hingga terakhir muncul) tumbuh sama besar.

Event kontes sansevieria
 

Dengan berbagai langkah perawatan untuk tanaman sanseveiria tersebut, bisa dipastikan tanaman akan tetap sehat dan indah tanpa harus menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Jadi, tidak perlu ada kekhawatiran lagi tentang merawat tanaman hias yang rumit.

Sansevieria bukan sekadar tanaman hias, karena kini juga telah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Meskipun beberapa penghobi mengakui jika permintaan tanaman hias ini lebih banyak datang dari luar negeri. Penghobi sendiri juga terkadang mendatangkan tanaman ini dari luar negeri, untuk memperbanyak varian dari tanaman sanseveiria itu sendiri. (Ramlee)




Sumber : remen.id


Perawatan Tanaman Hias Sansevieria agar Tampil Sehat dan Cantik

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...