Senggani (Melastoma malabathricum), merupakan salah satu jenis tanaman liar. Termasuk jenis tanaman liar yang sulit di musnahkan, dan dianggap sebagai tanaman gulma. Tanaman perdu ini umumnya dapat dijumpai di lereng gunung, tepi jurang, pinggir hutan, hingga semak belukar atau di tempat yang memiliki paparan sinar matahari cukup.
Acap kali menyebut tanaman yang tumbuh liar dan belum diketahui manfaatnya sebagai gulma dan diacuhkan begitu saja. “APA itu gulma?” tanya penyair dan filsuf Amerika Serikat Ralph Waldo Emerson (1803-1882). “Tumbuhan yang kebajikannya belum ditemukan.”
Senggani, tumbuhan perdu dengan batang kayu berwarna cokelat yang tumbuh berdiri tegak setinggi 1,5-5 meter, dengan daun tunggal berbentuk bulat telur bertangkai berhadap-hadapan seolah saling bersilang dan pada bagian ujung dan pangkal daunnya meruncing dengan tepian cukup rata.
Tanaman Liar Senggani, Miliki Segudang Manfaat Kesehatan |
Senggani juga memiliki buah yang bisa dikategorikan sebagai berri berwarna ungu tua dengan rasa yang manis agak pahit yang disenangi oleh burung dan satwa pemakan buah. Tumbuhan ini diketahui juga memiliki banyak nama sebutan lokal.
Baca juga : Meniran, Tumbuhan Liar Herbal dengan Sejuta Khasiat
Antara lain dikenal dengan sebutan seduduk/senduduk (Melayu/Sumatera), cengkodok (Kalimantan Barat), harendong (Sunda), kluruk (jawa), kemanden (Madura), ndusuk (Manggarai dan Flores), kedebik (Bangka). Serta karamunting/kamunting (Dayak).
Hampir dalam kondisi apapun senggani mampu tumbuh dengan baik |
Habitat senggani cukup luas. Ia bisa dijumpai di berbagai tipe lahan, baik basah maupun kering, dengan sebaran pertumbuhan dari dataran rendah hingga ketinggian 1.650 meter dari permukaan laut. Beberapa literatur bahkan menyebutkan senggani bisa dijumpai hingga ketinggian 2.800 dan 3.000 mdpl.
Adaptasinya yang baik dengan berbagai kondisi tanah menjadikan tanaman ini salah satu tumbuhan pionir, khususnya di lahan-lahan terdegradasi. Adapatasinya terhadap lahan yang tercemar kandungan logam juga menjadikan tumbuhan ini pilihan tanaman dalam mereklamasi lahan bekas tambang.
Daya adaptasi senggani juga terlihat dari sebaran dan tempat tumbuhnya. Senggani berasal dari kawasan sub tropis hingga ke kepulauan pasifik. Sejak abad ke-16, senggani menyebar ke seluruh kawasan tropis dan sub tropis.
Di Amerika Serikat dan negara-negara Karibia, senggani menjadi invasif mengalahkan spesies lainnya. Penyebaran senggani mulanya karena dibawa manusia sebagai tanaman hias, lalu menyebar dengan cepat karena buahnya dimakan burung dan bijinya menyebar dimana-mana dan tumbuh.
Buah senggani |
Senggani juga terkenal karena kemampuannya menyerap logam (hiperakumulator), khususnya logam jenis almunium dengan konsentrasi tinggi di jaringan akar dan tajuk. Tanah bisa mengandung logam tinggi secara alami, tetapi bisa juga karena pencemaran. Misalnya tanah bekas pertambangan.
Baca juga : Kucai, Menambah Cita Rasa Makanan Juga Berguna untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
Senggani bisa digunakan untuk merahabilitasi lahan bekas tambang tersebut. Terutama tambang aluminium. Lahan-lahan yang secara alami mengandung logam dan tidak bisa ditanami apapun,bisa dicoba ditanami senggani.
Daun senggani yang telah dikeringkan |
Selain itu, senggani memiliki segudang manfaat sebagai tanaman obat. Akar, daun, batangnya bisa menjadi bahan baku obat tradisional. Seperti untuk obat luka dan borok, sariawan, disentri, sakit gigi, darah tinggi, penurun panas, peluruh urin, mengempeskan bengkak, penghilang rasa sakit, radang tenggorokan, imunitas, sakit kuning dan obat wasir.
Masyarakat di pedesaan telah memanfaatkan senggani untuk mengatasi masalah perempuan. Meminum rebusan daun senggani bisa mengatasi masalah keputihan, memperlancar menstruasi, pereda rasa nyeri saat haid, memperlancar produksi ASI (Air Susu Ibu), bahkan mempercepat pemulihan wanita pasca melahirkan.
Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tumbuhan senggani dapat dimanfaatkan sebagai obat herpes, polio, luka, diare, imunitas, antioksidan radikal bebas, gastroprotektif, kanker payudara, diabetes, dan manfaat lainnya sebagai anti bakteri, anti jamur, serta anti parasit.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan tahun 1995, tumbuhan senggani liar mengandung senyawa tanin, steroida atau triterpenoida, dan flavonoid. Sementara senyawa kimia yang telah berhasil diidentifikasi, antara lain flavonoid, tanin, dan saponin.
Buah senggani yang siap dipasarkan |
Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan penangkal radikal bebas dan racun berbahaya, sementara tanin berfungsi menetralkan racun dalam tubuh, dan saponin berfungsi sebagi anti mikroba. Kandungan tiga senyawa kimia utama dan kandungan fenolik serta kandungan lainnya dalam tumbuhan senggani menjadikan tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat medis bagi manusia.
Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos
Bunga dan buah senggani mengandung senyawa antosianin sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami. Masyarakat biasa memanfaatkan bagian bunga dan buah senggani sebagai campuran dalam bahan masakan mereka karena menambah kekayaan rasa dan sebagai obat.
Batang dan akar senggani pun bisa dimanfaatkan |
Beberapa tahun belakangan akar dari tumbuhan senggani juga marak diperjualbelikan sebagai akasesoris dan bahan pembuatan “bonsai” aquascape di kalangan pecinta ikan hias dan penggemar seni aquascape dengan kisaran harga dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah tergantung pada ukuran dan keunikan bentuknya.
Senggani dengan berbagai manfaatnya mulai dari obat berbagai macam penyakit, pewarna alami, bahan makanan, hiasan dan produk pemanfaatan turunan lainnya tidak bisa lagi dianggap remeh hanya sebagai tanaman liar atau gulma semata. Justru keberadaanya bisa menjadi potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan keberadaanya. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Senggani, Tanaman Liar yang Mempunyai Manfaat Istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar