Blog Hobi dan Informasi

Kamis, 01 Juni 2023

Lithops, Genus Tanaman Sukulen yang Mirip Batu Hias

 


Mengoleksi tanaman hias kini menjadi salah satu kegiatan yang menjadi tren. Dari berbagai jenis tanaman yang menjadi incaran, salah satu yang menarik mata adalah lithops. Memang masih terasa asing di telinga. Lithops (L. otzeniana) adalah sebuah genus dari tanaman sukulen, Aizoaceae.

Melansir The Spruce, Lithops ditemukan pertama kali pada awal tahun 1811, oleh John Burcell dalam perjalanannya ke Afrika Selatan. John Burcell mengambil kerikil berbentuk aneh yang ternyata adalah tanaman hidup. Menariknya, lithops dikenal di Afrika Selatan dengan nama kuku karena kemiripannya dengan kuku hewan yang terbelah.

Bagi orang awam yang baru melihat tanaman hias lithops tentu akan menyangkanya batu hias. Anggapan mereka sangat wajar. Penampilan lithops memang mirip batu. Kata lithops sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu lithos yang berarti batu dan ops yang berarti wajah.

Tanaman sukulen
 

Lithops ditemukan di daerah semi kering sampai gersang, dengan curah hujan kurang dari 20 ml/tahun. Lithops juga membutuhkan kelembapan, walaupun dari resapan kabut saja. Namibia, Botswana, Angola, dan Afrika Selatan merupakan wilayah dimana sering ditemukannya lithops.

Bunga ini ditemukan di berbagai tempat dengan berbagai kondisi. Mulai dari daerah berpasir hingga dataran berbatu. Di beberapa wilayah, tumbuhan ini juga ditemukan di pegunungan, bukit berpasir, sampai kawasan batu kapur.

Baca juga : Karena Perawatannya Mudah Membuat Anggrek Vanda Jadi Idola Penghobi

Tanaman tersebut juga populer dengan sebutan batu hidup (living stone). Disebut demikian karena penampilan tanaman yang satu ini memang sangat mirip dengan batu. Litops terdiri atas sepasang atau lebih umbi. Bagian atas membelah menjadi dua bagian atau di kalangan penghobi disebut clover.

Tanaman lithops yang unik
 

Daunnya tumbuh saling berhadapan. Di sela-sela antara kedua daunnya akan tumbuh bunga dan juga daun-daun yang baru. Daun-daun lithops biasanya terkubur sedikit di bawah permukaan tanah.

Ketika tumbuh daun baru, biasanya daun tuanya akan mengering. Ketika berbunga, lithops akan mengeluarkan bunga berwarna kuning atau putih , tampilannya mirip seperti bunga aster. Biasanya, bunga yang dihasilkan oleh lithops ini memiliki aroma harum yang manis.

Lithops tumbuh berumpun
 

Lithops memiliki buah yang kering. Buah kering itu berbentuk kapsul dan nantinya akan terbuka jika buahnya basah. Kapsul tersebut akan tertutup kembali jika sudah kering. Beberapa biji lithops dapat dikeluarkan oleh tetesan air hujan.

Lithops kerap diletakkan dalam pot kaca dan hiasan batu kecil-kecil sehingga jadi terrarium. Biasanya dijadikan tanaman hias indoor. Tanaman lithops tumbuh berumpun. Ketika membentuk rumpun, dari dalam media tanam akan muncul seperti buah yang membuka dan membentuk daun baru.

Baca juga : Bunga Mawar Salah Satu Flora Tertua di Dunia

Lithops memang tergolong bunga yang adaktif, sehingga mudah ditanam dimana saja. Cara menanam lithops bisa dari biji atau buah. Penyerbukan perlu dilakukan dari tanaman terpisah. Caranya, buah berbentuk seperti kapsul kering akan terbuka. Terbuka karena tetesan air. Ketika terbuka bisa terdistribusi secara utuh atau hancur.

Lithops tumbuh di tempat kering, sangat minim air
 

Buah yang utuh bisa dirawat dan ditanam dengan media tanam tertentu yang cocok dengan lithops. Media tanam untuk lithops yang cocok adalah tanah berpasir. Ini meniru habitat aslinya yang tumbuh di gurun. Bisa melengkapi permukaannya dengan batu-batuan hias.

Perbanyakan lithops bisa dengan memindahkan rumpun dalam satu pot yang penuh ke beberapa pot. Caranya, siapkan pot dan media tanam lalu pindahkan satu hingga dua lithops. Waktu paling tepat untuk memindahkannya adalah pada awal musim kemarau.

Lithops yang tengah berbunga di habitatnya
 

Tanaman ini menyukai tanah berpasir dengan drainase yang baik. Meskipun tanaman ini hanya naik sekitar satu inci di atas tanah, lithops memiliki akar tunggang panjang yang masuk jauh ke dalam tanah.

Gunakan pot dengan kedalaman sekitar 3 hingga 5 inci dengan lubang drainase yang cukup. Pot tanah liat tanpa glasir sangat ideal karena pot jenis ini memungkinkan kelebihan air menguap melalui dindingnya.

Rumpun lithops sedang berbunga bersamaan
 

Menanam bunga ini memang perlu kesabaran yang tinggi , tanaman lithops termasuk tanaman yang lambat sekali tumbuh. Bahkan untuk perbanyakan 2 – 3 pasang daun membutuhkan waktu bertahun-tahun. Namun umur tanaman ini relatif sangat panjang, yakni dapat mencapai 50 tahun dengan perawatan yang benar.

Baca juga : Paphiopedilum, Anggrek Kantung yang Terancam Punah di Indonesia

Karena habitat asli lithops di tanah kering, kelebihan air tidak terlalu disukai tanaman ini. Cara merawatnya tergolong mudah, tidak perlu melakukan penyiram setiap hari. Cukup sekali setiap 2 hari atau memperhatikan media tanam dan potnya. Terlalu banyak air justru akan membuat tanaman ini mati. Hanya saat media tanam kering penyiraman secukupnya bisa dilakukan.

Keunikan lithops membuat banyak orang berusaha memeliharanya
 

Seperti halnya kebanyakan sukulen, lithops membutuhkan paparan matahari selama 3 – 4 jam sehari. Paparan cahaya harus pas, jika kelebihan ia bisa hangus. Sirkulasi udara tempat meletakkan tanaman ini juga perlu diukur.

Lithops memiliki pertumbuhan yang lambat dan paling baik ditanam pada musim semi atau musim gugur. Tanaman ini termasuk minim perawatan namun memiliki bentuk unik yang menarik. Di alam liar ada puluhan spesies dan varietas lithops, di antaranya :

• Lithops julii, spesies lithops yang memiliki daun berwarna abu-abu merah muda dengan tanda coklat.

• Lithops gracilidelineata, spesies lithops dengan daun berwarna putih abu-abu pucat yang memiliki tanda coklat seperti retakan di permukaan daunnya.

• Lithops lesliei, spesies sukulen yang hampir tidak memiliki batang di atas tanah dan memiliki banyak tanda seperti hijau, merah muda, oranye, abu-abu, dan coklat.

Keunikan-keunikan inilah yang membuat tanaman yang juga kerap dijuluki pebble plants (tanaman kerikil) sering diburu pencinta tanaman hias. Bentuknya yang cantik dan mungil cocok untuk dijadikan hiasan di dalam rumah. (Ramlee)




Sumber : remen.id



Lithops, Tanaman Sukulen Unik Berjuluk Batu Hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kacer, Jenis Burung Berkicau yang Disukai Para Kicau Mania

Kacer atau kucica kampung merupakan salah satu spesies burung berkicau dengan ciri khas warna bulu hitam dan putih yang terkenal dengan sua...