Alpukat (Persea Americana) merupakan jenis buah yang memiliki kandungan lemak tinggi, sekitar 20 kali lebih tinggi dibanding buah-buahan lain. Buah ini dikenalkan ke Indonesia oleh Belanda sekitar tahun 1920-1930. Belanda saat itu membawa alpukat ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan lemak masyarakat yang tinggal di pegunungan.
Pohon alpukat diperkirakan berasal dari Lebah Tehuacan pada negara bagian Puebla, Meksiko. Dugaan ini didasari pada penemuan fosil buah dari spesies yang sama. Alpukat merupakan flora yang telah tumbuh dan tersebar sejak jutaan tahun yang lalu.
Penemuan lubang bekas tempat tumbuhnya pohon alpukat tertua berada di Gua Coxcatlan. Peneliti memperkirakan lubang ini berasal dari 9.000 hingga 10.000 tahun silam. Menurut para ilmuwan, kondisi serupa juga ditemukan serta bukti bahwa pada periode tersebut masyarakat di sekitar telah mengkonsumsi buah alpukat selama bertahun-tahun.
Biji alpukat bisa tumbuh dan berkecambah jika jatuh atau ditanam pada tanah yang subur |
Sebuah penelitian di Peru menemukan adanya penggunaan buah alpukat, letaknya di situs Norte Chico. Situs yang telah berusia sekitar 3200 tahun. Para peneliti juga menemukan hal yang sama di daerah Caballo Muerto dimana peneliti menemukan bukti pemanfaatan alpukat sekitar 3800 hingga 4500 tahun yang lalu.
Baca juga : Buah Kecapi, Buah Langka yang Punya Khasiat Alami
Pohon alpukat memiliki sejarah budidaya yang panjang di Amerika Tengah dan Amerika Selatan sejak tahun 5.000 SM (Sebelum Masehi). Dugaan tersebut diperkuat dengan penemuan botol air berbentuk buah alpukat yang diperkirakan berasal dari tahun 900 M.
Budidaya alpukat |
Arkeolog menemukan botol air ini di sebuah kota sebelum dihuni oleh bangsa Inca, bernama kota Chan Chan. Selain kedua bukti fisik yang telah dijelaskan diatas, terdapat juga bukti tertulis tertua mengenai pohon alpukat terdapat di benua Eropa.
Pada buku karya Martin Fernandez de Enciso yang terbit pada tahun 1519 berjudul Suma De Geographia Que Trata De Todas Las Partidas Y Provincias Del Mundo. Akan tetapi, deskripsi mengenai pohon alpukat yang lebih jelas terdapat pada karya tulis milik Gonzalo Fernandez de Oviedo Y Valdes, berjudul Sumario de la natural hiistoria de las Indias yang terbit pada tahun 1526.
Nama buah alpukat atau avocado berasal dari kata dalam bahasa Spanyol, yaitu ‘aguacate’. Kata dalam bahasa Inggris modern yang digunakan saat ini berasal dari penyebutan “avogato pear” sejak tahun 1697 yang disalahgunakan menjadi “alligator pear”. Di Indonesia penyebutan alpukat bermacam-macam, ada yang menyebutnya apokat, alpuket, apukat, dan lain-lain. Namun pada dasarnya mengacu pada buah yang sama dan semua penyebutannya tetap dimengerti.
Pohon alpukat dikenal sebagai tanaman dengan biji berkeping dua atau dikotil dan sistem perakarannya adalah akar tunggang. Pada bagian akar, alpukat memiliki panjang bisa mencapai 5 sampai 10 meter atau lebih. Keanekaragaman panjang akar tersebut juga bergantung dari varietas tanaman alpukat.
Pohon alpukat yang tengah berbuah lebat |
Akar alpukat memiliki fungsi utama yakni menyerap air dan zat–zat hara yang berasal dari dalam tanah. Selain itu, akar ini juga berfungsi untuk menopang batang alpukat agar tetap berdiri kokoh. Batang pada pohon alpukat memiliki tekstur berkayu, berkambium dan berbentuk bulat. Aspek yang mencolok dari batang ini adalah warna coklatnya sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pewarna coklat. Batang alpukat memiliki percabangan yang banyak.
Baca juga : Buah Bit, si Merah yang Punya Banyak Nutrisi untuk Kesehatan
Percabangan tersebut berfungsi sebagai tempat melekatnya daun alpukat. Jika diperhatikan secara teliti, ranting tanaman alpukat memiliki rambut–rambut halus pada permukaannya. Daun pada tanaman ini bertipe tunggal, memiliki tangkai yang panjangnya sekitar 1,5–5 cm, bentuk daun bulat telur memanjang. Sementara itu, tekstur daun alpukat tebal menyerupai kulit dengan ujung dan bagian pangkalnya meruncing.
Alpukat mempunyai tekstur daging yang lembut |
Pada bagian tepi daun kadang menggulung ke atas, juga memiliki tulang daun menyirip. Panjang dari daun alpukat bisa mencapat 20 cm dengan lebar 10 cm. Terlihat sedikit perbedaan antara daun muda dan daun tua yakni pada daun muda warnanya kemerahan dengan rambut–rambut halus. Sedangkan daun yang tua berwarna hijau dan permukaannya mengkilat.
Bunga pohon alpukat termasuk bunga majemuk dengan kelamin ganda yakni dalam satu bunga terdapat dua kelamin jantan dan betina, sehingga bisa melakukan penyerbukan sendiri. Bunga alpukat berbentuk menyerupai bintang, sementara penyerbukannya biasa dibantu oleh serangga, angin, hujan serta hewan lain di sekitarnya.
Buah alpukat tergolong sebagai buah buni, bentuknya bulat telur dengan panjang 5–20 cm. Buah ini berwarna hijau atau kekuningan tergantung kematangannya dan ada yang berbintik–bintik ungu pada kulitnya. Ketika daging alpukat sudah masak, tekstur buahnya lunak dan warnanya hijau kekuningan.
Sementara itu, ketebalan dagingnya juga tergantung dari varietas buah alpukat itu sendiri. Pada bagian tengah buah terdapat biji tunggal yang berukuran besar. Berat alpukat berkisar antara 200 – 400 gram. Namun pada beberapa jenis alpukat, berat buahnya dapat mencapai 600–700 gram.
Es susu alpukat yang menyegarkan |
Biji alpukat terdapat di tengah buah dengan kulit biji berwarna putih berfungsi sebagai pembatas antara daging dan biji. Biji alpukat berbentuk bulat telur dan berdiameter 2,5–5 cm. Keping biji berwarna putih kemerahan. Berdasarkan perkembangannya biji alpukat ini termasuk kedalam tipe hypogeal yakni perkembangan kotiledon yang tetap berada dalam tanah.
Baca juga : Alkesa, Buah Langka Mirip Sawo Rasa Mirip Ubi
Bagi manusia, biji alpukat banyak diambil minyaknya untuk kosmetik atau untuk pengobatan. Tapi, bagi tumbuhan alpukat, biji berfungsi sebagai alat untuk memperbanyak diri. Biji alpukat bisa tumbuh dan berkecambah jika jatuh atau ditanam pada tanah yang subur, banyak zat hara dan tersedia air yang cukup.
Avocado oil |
Pohon alpukat bisa tumbuh baik di dataran rendah dan akan berbuah lebih lebat jika ditanam pada ketinggian 200 – 1000 mdpl. Tumbuhan ini bisa ditanam di daerah tropis maupun subtropics dengan curah hujan yang tinggi. Sementara suhu optimal buah alpukat bisa tumbuh yakni pada 12,8 – 18,3 derajat Celcius.
Tanaman alpukat memiliki banyak variasi karena telah menjadi tanaman budidaya dan mendapatkan perlakuan agar menghasilkan buah unggulan. Para ahli juga terus membuat kultivar alpukat agar buah lebih berdaging dengan bagian kulit luar lebih tipis. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Alpukat, Memiliki Kandungan Nutrisi yang Sangat Berguna untuk Kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar