Bunga pohon kemuning (Muraya paniculata) yang berbau sangat harum pada saat mekar menjadi ciri tumbuhan satu ini. Dulu, pohon kemuning dipercayai sebagai tempat tinggal favorit bagi makhluk halus. Hal ini menyebabkan pohon kemuning cenderung tidak banyak dibudidayakan yang membuat kemuning seakan “menjauh” dari kehidupan manusia.
Pohon ini ditemukan di tempat-tempat terpencil yang jarang dikunjungi manusia. Padahal, pohon kemuning memiliki potensi untuk dijadikan tanaman hias sekaligus tanaman obat. Kemuning memiliki nama daerah seperti kamuning (Sunda), kajeni, kemoning (Bali), kamoneng (Madura), kemiuning (Sumba), kamuni (Bima), palopo (Bugis), eseki (Wetar), tanasa (Aru), kamoni (Ambon).
Kemuning dalam bahasa Inggris disebut orange jasmine karena selain daunnya yang mirip seperti daun jeruk, bagian bunganya pun nyaris mirip dengan bunga melati. Saat ini kemuning telah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, salah satu bonsai.
Pohon kemuning yang telah berumur puluhan tahun |
Tanaman kemuning ini memang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman hias maupun perindang di halaman rumah, kantor, dan hotel. Hal ini disebabkan karena kemuning mempunyai habitus yang baik.
Baca juga : Bunga Sedap Malam, si Putih Cantik dengan Segudang Mitos
Kemuning tergolong dalam ordo Sapindales, famili Rutaceae, genus Muraya. Kemuning biasa tumbuh liar menyemak belukar, di tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Ia dapat tumbuh hingga 7 meter, tetapi biasanya ia ditemui tumbuh berkisar 2 hingga 3 meter.
Kemuning dijadikan pagar pembatas |
Kemuning termasuk kelompok dari suku jeruk-jerukan. Tanaman ini juga termasuk dalam kelompok tumbuhan Angiospermae karena menghasilkan biji dan buah. Jenis biji yang dihasilkan adalah biji dikotil, yaitu berkeping dua. Kemuning berbentuk semak atau pohon kecil, bercabang banyak, batangnya keras, dan beralur.
Daun kemuning menyerupai daun jeruk, namun ukurannya jauh lebih kecil. Namun bedanya, daun kemuning tidak mengeluarkan aroma apapun meski diremas. Di samping itu, daunnya tersusun majemuk bersirip ganjil dan berseling.
Setiap helai daun tersebut terletak di tangkai dengan tepian daun rata tapi agak beringgit. Panjang daunnya berkisar antara 2-7 cm dengan lebar 1-3 cm. Permukaan daun mengilap dengan warna hijau muda hingga pekat.
Pohon kemuning berbunga sepanjang tahun. Bunga kemuning berwarna putih susu dengan bagian tengah berwarna kekuningan yang tersusun majemuk bertandan. Biasanya, bunga ini muncul dari bagian ujung ranting atau ketiak daun.
Bunga kemuning berbau sangat harum ketika mekar |
Bunga inilah yang memiliki kemampuan mengeluarkan aroma khas. Perbungaan terminal dan majemuk. Kelopak memiliki panjang 12-18 mm, berwarna putih. Kelima kelopak bunga berbentuk bulat telur sampai lanset dengan panjang hingga 2 mm.
Baca juga : Rosella Tanaman Herbal Penuh Khasiat
Buah pohon kemuning berdaging, bulat telur, berwarna merah sampai oranye. Buah kemuning berasal dari bagian biji berwarna hijau yang tumbuh mulai dari berwarna merah sampai menjadi oranye ketika sudah matang. Banyak orang menganggap buah kemuning mirip dengan biji melinjo, yaitu berbentuk bulat memanjang sekitar 8-12 mm dan berkeping dua.
Kemuning mempunyai buah yang mirip dengan buah melinjo |
Daun kemuning mengandung beberapa senyawa, seperti cadinene, geraniol, carene-3, methyl-antharanilate, bisabolene, paniculatin, eugenol, dan lain sebagainya. Sementara bagian batangnya mengandung coumarin, 5-7-dimetrhoxy-8, dan mexotioin.
Tidak ketinggalan pula scopoletin yang terdapat pada bunga dan semi-alfa-carotenone pada buahnya. Kandungan senyawa yang dimiliki kemuning membuat tanaman ini pada akhirnya dimanfaatkan sebagai obat untuk beberapa penyakit tertentu.
Daun kemuning berkhasiat untuk menurunkan berat badan. Juga bisa dimanfaatkan untuk menghaluskan kulit, melancarkan menstruasi, mengatasi rematik, mengobati batu ginjal, mengatasi, dan infeksi saluran kencing.
Juga keputihan, kencing nanah, sakit gigi, radang buah zakar, diare, dan disentri. Sedangkan akarnya biasa digunakan untuk menyembuhkan memar, gigitan serangga, dan bisul. Kulit batangnya juga bisa untuk mengobati sakit gigi, dan luka luar.
Bonsai kemuning |
Bunga kemuning yang beraroma harum ini mengandung sejumlah senyawa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku obat herbal maupun kosmetik. Biasanya, aroma tersebut juga digunakan sebagai aroma terapi oleh sebagian orang.
Baca juga : Bunga Air Mata Pengantin, Tanaman Hias yang Bisa Obati Diabetes
Selain berpotensi sebagai tanaman hias dan tanaman obat, kayu kemuning juga berpotensi untuk dipergunakan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan, antara lain ukiran kayu, sempoa, tangkai kuas, tongkat, serta perabot rumah tangga seperti kotak tisu, tempat pensil, nampan, dan tatakan gelas.
Asbak dari kayu kemuning |
Orang Minangkabau secara tradisional menggunakan akar kemuning untuk tangkai pisau atau ladiang (golok). Sebab, urat kemuning warnanya bagus dan kayunya liat sehingga tidak mudah pecah jika digunakan. Selain itu, kayu kemuning bertekstur halus, berserat lurus, kuat, berwarna kompak, padat dengan tingkat kekerasan yang sedang, dan mudah dikerjakan. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Kemuning, Tidak Sekadar Harum Juga Berkhasiat Obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar