Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 31 Mei 2025

Sikatan Bakung, Jenis Burung Ocehan Bersuara Ngerol



Sikatan Bakung (Eumyias hyacinthinus) merupakan spesies burung berkicau yang sepintas mirip dengan burung murai batu hanya saja ukuran tubuhnya lebih mungil dan ekornya lebih pendek. Sikatan bakung spesies burung dari keluarga Muscicapidae namun memiliki penampilan cukup unik dan sedikit berbeda dari sebagian besar anggota famili Muscicapidae lainnya.

Dalam literatur Internasional, burung sikatan bakung dikenal dengan nama Timor blue flycatcher. Bahkan terkadang ada yang menyebutnya dengan Sikatan Timor, padahal sikatan bakung sangat jauh berbeda dari Sikatan Timor yang sebenarnya, yaitu Black-banded flycatcher (Ficedula timorensis).

Sikatan Bakung sepintas mirip Murai Batu


Sikatan bakung terkadang juga disebut sebagai burung Tledekan, karena selain mirip juga sama-sama dari keluarga Muscicapidae. Burung ini dapat ditemukan di Nusa Tenggara dan Timor Timur. Burung sikatan bakau termasuk jenis burung pemalu, sehingga jarang sekali dijumpai manusia. Habitatnya di hutan-hutan primer, hutan monsun sekunder, lahan-lahan yang banyak pohonnya.

Baca juga : Murai Batu Rajanya Burung Ocehan, Favorit Kicau Mania

Atau daerah dengan banyak pepohonan perdu di tepi bukit, serta areal hutan, dan perkebunan yang sudah rusak serta ditinggal pemiliknya, hingga ketinggian 200 meter dari permukaan laut (dpl). Sikatan bakung mempunyai tubuh lebih besar daripada jenis burung sikatan lainnya.

Sikatan Timor (Ficedula timorensis)


Ukuran tubuhnya bisa mencapai 16-17 cm. Burung jantan memiliki bulu berwarna biruyang tampak hampir menutupi sebagian besar tubuhnya mulai dari kepala, pipi, tenggorokan, dada, punggung, sayap, dan ekornya. Warna merah karat terlihat di bagian bawah tubuhnya tepatnya di area perut sampai dengan tunggirnya.

Sikatan bakung betina mempunyai bulu yang cenderung berwarna kusam. Dengan tubuh bagian atas berwarna cokelat-zaitun, dengan tunggir dan ekor biru-tua. Bulu-bulu pada bagian bawahnya berwarna merah-karat sampai jingga.

Burung Tledekan


Penampilan sikatan bakung memang cukup menarik. Burung dewasa atau yang siap kawin mempunyai warna bulu yang mirip murai batu. Hanya saja dengan ukuran tubuh yang lebih mungil dan ekor yang lebih pendek dibandingkan dengan burung murai batu.

Baca juga : Decu, Burung Kacer Mini Dengan Kicauan Khas Nyaring Melengking

Ada dua ras/subspesies burung sikatan bakung dengan wilayah penyebarannya yang berbeda. Yaitu Cyornis hyacinthinus hyacinthinus, yang tersebar di Timor, Roti, dan Semau, serta wilayah timur Sunda Kecil. Sunda Kecil (Lesser Sunda) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut pulau-pulau di Indonesia yang terletak di timur Pulau Jawa, yang meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sikatan Bakung jantan


Dan Cyornis hyacinthinus kuehni, hanya dijumpaidi wilayah timur Sunda Kecil, memiliki ciri-ciri warna biru yang lebih terang pada burung jantan dan bagian bawah yang lebih gelap. Burung betina memiliki warna lebih abu-abu.

Penampilan sikatan bakung memang cukup menarik. Burung dewasa atau siap kawin mempunyai warna bulu yang mirip murai batu. Namun spesies ini jarang sekali bisa ditemukan. Selain habitatnya di hutan-hutan cukup lebat, sikatan bakung termasuk burung pemalu.

Sikatan bakung betina


Sikatan bakung akan langsung bersembunyi ketika merasa terganggu. Hal tersebut menjadi sebuah anugerah tersendiri, karena dapat menyelamatkannya dari perburuan liar dan serangan predator. Biasanya saat bersembunyi dibalik rindangnya pepohonan kawanan burung sikatan bakung lebih sering mengeluarkan siulannya dibanding menunjukkan dirinya.

Baca juga : Jinjing Batu, Burung Pemakan Serangga Kecil dengan Suara Kicau yang Cukup Keras

Akibatnya tentu saja membuat banyak orang tidak mengetahui bentuk fisik dari sikatan bakung yang sebenarnya termasuk perbedaan dengan jenis sikatan lainnya. Burung sikatan bakung memiliki suara kicauan cukup lantang dengan lagu-lagu yang ngerol dan bervariasi.

Cyornis hyacinthinus hyacinthinus


Kicauannya tergolong merdu dengan volume yang agak tinggi sehingga terdengar cukup lantang. Selain itu, nada kicauannya lumayan melengking dengan mampu mengeluarkan siulan yang bertempo cukup rapat dan durasi lumayan agak lama. Sikatan Bakung pandai meniru beragam suara kicauan melalui suara ngeriwiknya menirukan suara kicauan burung lain yang sering didengarnya.

Burung sikatan bakung memiliki status konservasi “Least Concern” (Risiko Rendah) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Ini berarti spesies ini tidak terancam punah saat ini, tetapi perlu terus dipantau agar kelestarian burung sikatan bakung tetap terjaga di alam liar. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Sikatan Bakung, Burung yang Sekilas Mirip Murai Batu dengan Kicauan Lantang


Jumat, 30 Mei 2025

Kembang Merak, Dikenal Karena keindahan Bunganya juga Memiliki Berbagai Khasiat





Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima) merupakan tanaman perdu yang memukau dengan keindahan bunga-bunganya yang mencolok dengan warna yang memikat mata. Tanaman ini asli dari wilayah Hindia Barat dan Amerika Tropis. Kembang merak telah lama menjadi favorit sebagai tanaman hias dan ornamen di berbagai belahan dunia.

Tanaman ini memiliki beberapa nama lokal seperti merakan (Jawa), patra kembala (Sunda), atau perak kegel (Madura). Keunikan dan kecantikan bunga-bunganya menjadikan kembang merak sebagai salah satu tanaman yang sering dicari dan dikagumi oleh para pecinta kebun dan taman.

Kembang merak memang indah, penampilannya sekilas mirip dengan Flamboyan (Delonix regia). Kembang merak dan Flamboyan adalah dua jenis tanaman yang berbeda. Meskipun keduanya dikenal karena bunga-bunga yang menarik dan warnanya yang mencolok, Kembang merak memiliki bunga yang berwarna merah dan kuning, sedangkan Flamboyan memiliki bunga berwarna merah dengan gradasi warna orange atau pada varian lainnya berwarna kuning polos.

Kembang Merak merupakan tanaman perdu



Tanaman ini konon berasal dari Hindia Barat & Amerika tropis. Tanaman ini sangat mudah tumbuh dan toleran dengan kekeringan. Kembang merak adalah tanaman perdu berpohon kecil, tegak, berduri. Di Indonesia keindahan bunganya dapat dinikmati sepanjang tahun.


Kembang merak termasuk spesies dari genus Caesalpinia. Genus ini terdiri lebih dari 500 spesies. Di mana sebagian besar dari spesiesnya merupakan tanaman endemik. Kembang merak mudah tumbuh di daerah dengan ketinggian 0-2.000 m dpl di tanah dengan kelembapan sedang, subur, dan berdrainase baik.

Bunga dari Kembang Merak sekilas mirip bunga dari Flamboyan



Kembang merak juga dapat tumbuh di tanah liat, pasir, lempung, alkali hingga asam, dan jenis tanah asin, dengan toleransi garam aerosol sedang. Sangat cocok tumbuh di daerah tropis dan mendapat sinar matahari penuh. Dalam kondisi mendapat sinar matahari secara penuh biasanya kembang merak akan berbunga lebat dengan warna terang.

Tumbuhan ini memiliki batang setinggi 2 hingga 4 meter dan mempunyai banyak cabang. Saat dewasa, batangnya akan berubah menjadi coklat keabu-abuan dan menjadi lebih berkayu, ditutupi dengan duri, pada bagian pangkal batang terlihat membengkak. Pertumbuhan cepat, bisa mencapai tinggi 2 meter dalam waktu 1 tahun.

Kembang merak berdaun majemuk yang mempunyai bentuk menyirip genap dan ganda dua dengan 4 – 12 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, berujung bulat, pangkal menyempit, tepi rata, dan permukaan atas berwarna hijau. Sedang permukaan bawahnya berwarna hijau kebiruan dengan panjang 1-3,5 cm dan lebar 0,5-1,5 cm.

Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk yang panjangnya 15–50 cm, warnaya merah atau kuning. Mahkota bunganya bisa mengalami metamorfosis menjadi tabung mahkota. Bunganya berwarna bunga berwarna cerah, bisa merah, jingga, atau kuning. Tidak berbau dengan benang sari dan putik panjang. Ada satu kelopak yang dimodifikasi yang lebih kecil dari 4 kelopak lainnya.

Buah tanaman Kembang Merak berupa polong



Buah dari kembang merak adalah berupa kacang polong lonjoing yang bentuknya pipih dengan panjang 6–12 cm dan lebar 1,5 cm berisi 1-8 biji yang bisa dimakan. Buah yang sudah tua akan berwarna hitam. Buah ini mempunyai banyak biji dengan bentuk pipih, padat, coklat, dan biasanya ada 6-8 biji per polong. Perbanyakkan tanaman ini biasanya dilakukan dengan menggunakan bijinya.


Kandungan kimia yang dimiliki oleh kembang ini cukup banyak, yakni tanin, gallic acid, resin, zat merah dan benzoic acid. Pada daunnya terkandung alkaloid, saponin, tanin, glucoside, dan calcium oksalat. Sementara pada kulit kayunya terkandung plumbagin, lumbagol, tanin, zat samak, alkaloid, saponin, dan calcium oksalat.

Perbanyakkan Kembang Merak biasanya dengan bijinya



Jadi, selain indah tanaman ini ternyata juga mempunyai khasiat yang banyak. Kembang merak terkenal karena kemampuannya dalam merangsang sirkulasi darah, memiliki efek abortivum atau pengguguran kandungan, serta membantu dalam mengatasi masalah peluruh haid.

Kembang merak juga bisa digunakan sebagai obat untuk mata merah, diare, sariawan, perut kembung, dan kejang panas pada anak. Misalnya untuk diare, kulit batang kembang merak ditumbuk hingga halus kemudian diseduh dengan air hangat.

Sementara itu, daun dari bunga merak memiliki beragam manfaat seperti sebagai pencahar alami, penanganan batu ginjal, pengobatan demam malaria, pengurangan gejala tumor, pengobatan asma, mengatasi penyakit kulit, meredakan bronkhitis, dan sebagai agen anti peradangan. Namun, penting untuk diingat bahwa rebusan bunga merak sebaiknya dihindari oleh wanita hamil.

Selain sebagai obat, kembang merak juga dapat membunuh serangga karena adanya kandungan hidrogen sianid (gas beracun) yang dimilikinya. Tumbuhan ini bisa dijumpai di taman-taman atau perkarangan rumah sebagai tanaman hias. Kembang merak sering ditanam sebagai pagar.

Kembang Merak warna kuning yang menawan



Kembang merak memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri tanah tertentu, bakteri ini membentuk bintil-bintil pada akar dan mengikat nitrogen dari atmosfer, sehingga berpotensi memperbaiki kesuburan tanah. Sebagian dari nitrogen ini digunakan oleh tanaman yang sedang tumbuh tetapi beberapa juga dapat digunakan oleh tanaman lain yang tumbuh di dekatnya.


Tidak terbatas sampai di situ saja, manfaat lainnya adalah sering digunakan dalam industri kosmetik yang dapat menghasilkan produk perawatan kulit, seperti minyak aromaterapi dan sabun. Ekstraknya dikenal dapat menghidrasi dan meremajakan kulit, juga memberikan efek melembutkan dan mencerahkan.

Kembang Merak kini banyak menghiasi taman-taman di kota besar



Polong biji kembang merak merupakan sumber tanin dan pewarna alami. Warna kuning dapat diperoleh (apabila dikombinasikan dengan tawas) atau pewarna hitam (bila dikombinasikan dengan besi). Inti kayunya berwarna merah muda pucat atau coklat keemasan berkilau sampai coklat kusam itu jelas dibatasi dari pita tipis gubal putih kekuningan.

Kayunya tidak memiliki rasa yang khas, tetapi memiliki bau anyir yang samar, Karakter kayunya berbutir lurus bertekstur halus, berat, kuat, kompak, tetapi rentan terhadap serangan serangga. Kayunya juga penghasil arang yang sangat baik. Tanaman ini sangat toleran terhadap pemangkasan, mampu tumbuh kembali jika dipotong kembali ke permukaan tanah (stek batang). (Ramlee)


Sumber : remen.id


Kamis, 29 Mei 2025

PPDSI Bondowoso Gelar Piala Kades Maskuning Kulon I Bondowoso, Peserta Penuh, Podium Pertama Jadi Milik Sakri dan Anjasmoro



Event lomba burung derkuku “Piala Kades Maskuning Kulon I” Bondowoso yang gagas H. Ichwanto bersama Pengcab PPDSI Bondowoso, pada hari Minggu, 25 Mei 2025 kemarin, di Gantangan Singorejo Desa Maskuning Kulon Kec. Pujer berlangsung cukup meriah dalam suasana guyub rukun. Gelaran ini disupport penuh oleh Sudarsono Kepala Desa Maskuning Kulon Kec. Pajer.

Menurut H. Ichwanto, selaku Ketua Panitia dan juga sebagai penggerak dunia hobi derkuku di Kab. Bondowoso, acara “Piala Kades Maskuning Kulon I” ini, selain untuk merangsang munculnya pemain baru atau dekoe mania pemula di wilayah Bondowoso. Gelaran ini juga untuk melatih jago-jago lokal Bondowoso, sebelum tarung di even-event besar nantinya.

“Alhamdulillah, pemain-pemain baru di sekitaran gantangan sudah mulai bermunculan. Termasuk Pak Kades Maskuning Kulon sendiri, kini beliau sudah mulai mengoleksi beberapa jago-jago derkuku,” tutur pemilik Tape Manis BF ini. “Ya, mudah-mudahan pemain-pemain baru lainnya juga mulai berani mencari jago untuk lomba.”

H. Ichwanto selalu bersemangat membangkitkan hobi di Bondowoso


Lomba derkuku yang dihelat oleh Pengcab Bondowoso merupakan agenda rutin dari Pengcab-pengcab di wilayah Tapal Kuda. Acara ini dijadwal berlangsung setiap bulan yang dilaksanakan secara bergiliran di Pengcab Situbondo, Jember, dan Bondowoso. Dan acara kemarin benar-benar meriah karena dibanjiri dekoe mania dari wilayah Tapal Kuda.

Terbukti, dari total 80 tiang kerekan yang disiapkan panitia, dengan rincian 1 blok kelas Pemula dan 1 blok kelas Bebas, semuanya full peserta. Ini menunjukkan kalau perkembang derkuku di wilayah Tapal Kuda, utamanya di Bondowoso sendiri bentul-betul sangat menggembirakan.

Seluruh tiang kerekan penuh dengan jago-jago derkuku di Tapal Kuda


“Alhamdulillah dan terima kasih, atas dukungan, partispasi, dan kehadiran teman-teman dekoe mania Tapal Kuda. Khususnya dari Situbondo, Jember, dan Bondowoso sendiri. Sehingga acara Piala Kades Maskuning Kulon I ini bisa ramai dan sukses.”

“Sekali lagi saya atas nama PPDSI Bondowoso serta segenap panitia pelaksana mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya,” tutur H. Ichwanto yang selalu bersemangat meramaikan hobi derkuku yang menjadi pilihannya tersebut.

Sementara Sudarsono Kepala Desa Maskuning Kulon, juga berkenan memberikan sambutan dihadapan peserta. Selain mengucapkan hal sama, Sudarsono juga merasa senang dengan digelarnya lomba burung derkuku di desanya. Karena menurutnya, acara ini juga mampu menggerakan ekonomi masyarakan kecil yang ada di sekitar area lapangan.

Bahkan pihaknya siap mensupport setiap gelaran burung derkuku di wilayahnya tersebut. Kades pun tampaknya juga bersemangat untuk mengadakan gelaran event derkuku yang jauh lebih semarak lagi nanti di Desa Kemuning Kulon. Lomba derkuku ini juga mempeebutkan trophy bergilir Kepala Desa Maskuning Kulon.

H. Heru Ketua Pengda PPDSI Jawa Timur hadir di tengah-tengah dekoe mania Tapal Kuda


“Kegiatan yang bermanfaat seperti ini perlu kita dukung bersama,” terang Sudarsono. Lebih lanjut Sudarsono mengungkapkan jika mendukung sepenuhnya untuk kegiatan berikutnya. Bahkan bangga dengan silaturahmi serta kebersamaan para dekoe mania. “Bila perlu nanti perangkat desa akan saya ajak serta,” ujar Kades Maskuning Kulon penuh semangat.

Sementara, dengan hadirnya jawara-jawara burung derkuku dari luar kota, selain menambah ramai gelaran “Kades Cup1 Mangaran”, juga semakin manambah seru dan ketat persaingan antar jago untuk berebut tropy kemenangan. Semuanya mencoba tampil prima di hadapan juri.

Junaidi angkat trophy juara pertama di kelas Bebas berkat prestasi Sakri


Buktinya, begitu peluit dibunyikan sebagai tanda lomba dimulai. Suasana arena pun, menjadi lebih ramai oleh suara anggung merdu dari masing-masing burung derkuku yang dikerek di ujung tiang tertinggi. Semuanya berebut nilai terbaik dari juri-juri yang bertugas.

Persaingan perebutan juara berlangsung ketat. Raihan nilai dari babak ke babak terlihat seru dan saling susul satu sama lain. Nyaris semua burung terlihat on fire untuk bisa menjadi yang terbaik di gelaran ini. Sementara, kondisi cuaca hari itu tampak cukup cerah.

Seakan juga ikut mendukung gelaran lomba burung derkuku yang dimulai tepat pukul 08.00 WIB. Sehari sebelumnya panitia sempat dibuat was-was, karena hujan cukup deras turun di pagi hari hingga seharian. “Alhamdulillah hari ini cerah, sehingga lomba bisa dilaksanakan dengan lancar,” kata H. Ichwanto lega.

Setelah penilaian empat babak penuh selesai, yang kemudian hasil penjurian langsung masuk ke meja juri perumus. Akhirnya setelah semua nilai direkap, di kelas Bebas diputuskan ada 10 burung yang layak mendapat tropy juara sesuai nilai yang didapat. Dan 15 burung di kelas Pemula.

Kades Maskuning Kulon serahkan trophy juara di kelas Pemula


Di kelas Bebas, Sakri bergelang B2W 2996 amunisi milik Junaidi Situbondo susah untuk dibendung oleh semua pesaingnya. Sakri yang menempati tiang kerekan 64 tampil meyakinkan dengan raihan bendera lima warna di babak pertama kemudian berhasil meraih bendera enam warna di babak kedua dan ketiga, sehingga memastikannya meraih podium pertama.

Tempat kedua berhasil direbut oleh Gelombang Cinta besutan Baba Jenggot dari Bondowoso. Burung ternakan Semeru 107 yang ada di tiang nomor 56. Sedangkan posisi ketiga diraih Bintang Timur ring B2W 0190 milik Sakur Jayadi dari Situbondo di tiang nomor 68.

Soim dan C Pung bersiap kembali ke Jember


Di kelas Pemula juga tidak kalah seru persaingannya, akhirnya nama Anjasmoro milik Suhai dari Bondowoso berhasil merebut posisi terhormat dengan membawa pulang tropy juara 1. Menyusul pada urutan kedua, Nakula besutan Junaidi Situbondo, produk ternak B2W 3635 yang ada di tiang 8. Dan posisi ketiga ada Krisna milik Surojo Situbondo ring Semeru 111.

“Saya atas nama panitia dan mewakili tim juri yang bertugas, mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kehadiran dhulur-dhulur dekoe mania Tapal Kuda. Dan tidak lupa panitia juga mohon ma’af, jika di gelaran ini masih banyak kekurangan,” tutup H. Ichwanto. (Ramlee/TM)





Rabu, 28 Mei 2025

Sawo Duren, Buah Populer yang Susah Ditemui di Supermarket atau Pasar Modern



Sawo Duren (Chrysophyllum cainito) merupakan sejenis buah yang populer di Indonesia. Buah ini banyak dijumpai di pasar tradisional, namun sulit ditemui di supermarket atau pasar modern. Buah sawo duren adalah salah satu buah yang berasal dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae), beberapa orang menyebutnya sawo ijo (sawo hijau). Walaupun namanya sawo duren, buah ini bukan hasil rekayasa genetika antara sawo dan duren.

Kamus Besar Bahasa Indonesia keluaran Pusat Bahasa menamakan buah ini sawo duren, sawo apel, atau sawo beludru. Buah ini mempunyai banyak sebutan di Nusantara. Ada genitu, kernatu, manecu. Tetapi yang lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia ialah kenitu, mengacu pada nama ilmiahnya dalam bahasa Latin, Chrysophyllum cainito. Ada kenitu hijau ada juga kenitu ungu. Sawo duren berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat.

Tanaman ini kemudian menyebar ke seluruh daerah beriklim tropis, karena pohon sawo duren dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis atau dekat tropis. Akan tetapi buah ini juga sudah banyak ditemui di beberapa wilayah Benua Amerika yang pada musim tertentu memiliki musim dingin.

Pohon Sawo Duren atau Kenitu sering ditanam untuk jadi peneduh


Di Asia Tenggara, sawo duren banyak dijumpai di Filipina, Thailand, dan Indo China bagian selatan. Sawo duren tumbuh subur di dataran rendah, hingga ketinggian 400 meter dari permukaan air laut, dan di daerah dengan musim kemarau yang berbeda. Jika musim kemarau panjang pohon ini kadang-kadang kehilangan daun yang tidak semestinya yang berakibat buah yang kurang berair atau bahkan terlihat layu.

Baca juga : Mamey Sapote, si Sawo Berukuran Jumbo

Keadan demikian yang menunjukkan bahwa telah terjadi kekeringan yang terlalu parah pada daerah tumbuh pohon sawo duren dan butuh segera ada irigasi atau penyiraman. Kisaran suhu untuk pertumbuhan dilaporkan antara 12 – 35 °C dengan suhu optimum antara 22 – 38 °C. Pohon dewasa tidak tahan terhadap suhu dingin di bawah -2 °C.

Daun Sawo Duren mempunyai dua warna, hijau dan merah


Sedangkan pohon muda bisa mati bahkan dengan paparan singkat suhu – 0,5 °C. Rentang curah hujan tahunan untuk pertumbuhan dilaporkan 800 – 2.200 mm dengan optimum antara 1.000 – 1.400 mm. Pohon sawo duren atau kenitu membutuhkan tanah yang lembab dan atau kering dengan baik, Tanah yang subur, berdrainase baik, dan sedikit asam sehingga ideal untuk pertumbuhan, meskipun tanaman dapat berhasil di hampir semua jenis tanah.

Tanaman yang sudah mapan toleran terhadap kekeringan. Pohon membutuhkan waktu sekitar 5 – 10 tahun untuk menghasilkan buah dari biji. Pohon sawo duren muda sensitif terhadap tekanan air di tahun pertama, dan membuat pertumbuhannya menjadi lambat. Setelah pohon tumbuh, laju pertumbuhan dan perkembangan menjadi lebih pesat.

Mulsa yang dalam dengan jerami atau potongan rumput, pemberian pupuk dan seringnya penyiraman pada musim kemarau tampaknya diperlukan untuk keberhasilan spesies ini. Pohon sawo duren banyak ditanam sebagai tanaman hias ataupun peneduh taman, karena daunnya yang rindang.

Pohon sawo duren bisa tumbuh tinggi hingga puluhan meter. Pohon sawo duren mempunyai batang berbentuk silindris dan berkayu. Tumbuh tegak, pepagan (kulit kayu) berpermukaan kasar berwarna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan. Diameter batangnya bisa mencapai 60 cm. Banyak bagian dari tanaman ini bisa mengeluarkan lateks (getah putih pekat) ketika dilukai.

Sawo Duren mulai berbunga ketika sudah berumur 5-6 tahun


Tanaman ini berdaun tunggal dengan daun berwarna hijau pada permukaan atas dan berwarna cokelat keemasan pada bagian bawah, menjadi salah satu pertimbangan untuk memilihnya menjadi tanaman peneduh. Nama chrysophyllum diberikan karena melihat daunnya yang berwarna keemasan.

Baca juga : Alkesa, Buah Langka Mirip Sawo Rasa Mirip Ubi 

Bulu-bulu halus tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di ranting. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik. Pohon sawo duren selalu hijau sepanjang tahun. Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, berbau harum.

Sawo Duren yang mulai sulit ditemukan


Biasanya bunga ini mekar pada saat musim peralihan/pancaroba dari kemarau ke musim penghujan sepanjang tahun. Setelah tanaman berumur 5 – 64 tahun barulah tanaman sawo duren dapat berbunga dan berbuah. Musim puncak panen buah sawo duren terjadi pada musim kemarau.

Buahnya berbentuk bulat telur, berdiameter 5 – 10 cm, dengan kulit licin mengkilap, merah keunguan-ungu tua atau hijau pucat. Kulit buahnya agak tebal, liat, dan banyak mengandung lateks, serta tidak dapat dimakan. Daging buahnya berwarna putih atau keunguan, lembut, dan banyak mengandung sari buah, rasanya manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri atas 4 – 11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang.

Itu pula sebabnya, sawo duren disebut star apple dalam bahasa Inggris. Biji sawo duren 3-10 butir, pipih agak bulat telur, berwarna cokelat muda sampai hitam keunguan, keras mengkilap. Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, atau sebagai bahan baku es krim atau sorbet.

Pohon sawo duren mempunyai banyak manfaat. Kayu sawo duren cukup kuat untuk dijadikan salah satu bahan bangunan. Wikipedia menyebutkan banyak bagian pohon yang berkhasiat obat, misalnya kulit kayunya, getah, buah, dan biji. Rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari kulit kayu dihasilkan obat kuat dan obat batuk.

Sawo Duren ungu


Buah sawo duren memiliki berbagai macam kandungan nutrisi penting yang menyehatkan tubuh, mulai dari vitamin, karbohidart, protein, dan mineral. Buah yang boleh dibilang langka ini mengandung berbagai asam amino (Triptofan, Metionin, Lisin) dan fenol. Juga Flavonoid, tanin, alkaloid, triterpen, sterol, polifenol, β-sitosterol, lupeol, asam galic, steroid, cardiac glycoside, dan ursolic acid.

Baca juga : Kepel, Buah Khas Yogyakarta Kegemaran Putri Keraton Kini Semakin Langka yang Memiliki Segudang Manfaat

Buah ini mengandung antioksidan tinggi yang memiliki peranan penting untuk menjaga tubuh dari segala macam infeksi, kelainan fungsi organ dan segala macam penyakit. Buah sawo duren juga dapat berfungsi sebagai anti diabetes alami, fungsi ini didapatkan dari senyawa yang bernama aloksan yang dapat menurunkan kadar gula di dalam darah.

Tekstur daging buah Sawo Duren seperti bludru, lembut dan manis


Satu butir buah sawo duren mengandung 3 gram serat yang dapat memenuhi kebutuhan asupan serat sehari-hari. Kandungan serat yang tinggi akan membuat rasa kenyang menjadi lebih lama. Kandungan kalsiumnya juga tinggi. Buah sawo duren dapat menyediakan 10 persen dari jumlah kalsium yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. Sawo hijau ini juga kaya akan vitamin A dan vitamin C. Disamping itu, buah ini juga memiliki kandungan zat besi yang lumayan tinggi, yakni 0,68 mg per seratus gram.

Zat besi memiliki peranan penting bagi pembentukan sel darah merah. Sehingga baik dikonsumsi oleh wanita yang sedang mensturasi atau ibu hamil. Khasiat luar biasa dari buah saow duren, seperti ditulis sejumlah media massa, adalah anti kanker. Dalam buah kenitu, terdapat kandungan antiinflamasi alami yang bermanfaat mencegah infeksi.

Buah Sawo Duren hanya bisa ditemukan di pedagang kaki lima atau pasar tradisional


Infeksi yang terjadi di dalam organ tubuh dapat memberi efek jangka pendek maupun jangka panjang. Efek infeksi tersebut dapat mengakibatkan tubuh terinfeksi berbagai macam penyakit termasuk tumor dan kanker. Ekstrak daun bahkan kandungan di dalam buah kenitu menunjukkan aktivitas anti-kanker alami, terutama untuk mencegah osteosarcoma (kanker tulang). (Ramlee)


Sumber : remen.id

Sawo Duren, Buah Unik dan Langka dengan Segudang Manfaat


Selasa, 27 Mei 2025

Kentang, Bahan Pangan Pokok di Banyak Negara

 



Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman pangan terbesar keempat yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia, setelah beras, gandum, dan jagung. Bahan yang satu ini dapat diolah dalam berbagai variasi masakan sebagai sumber karbohidrat untuk asupan harian.

Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan tepatnya dari daerah Pegunungan Andes.

Tanaman kentang telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh suku-suku asli di wilayah seperti Peru dan Bolivia sejak ribuan tahun yang lalu. Seiring dengan penjelajahan dan kolonisasi Eropa, kentang diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Budidaya kentang di dataran tinggi


Kentang muncul pertama kali dalam catatan sejarah Eropa sejak tahun 1565. Dibawa oleh seorang biarawan Spanyol dari perjalanannya ke Peru. Tanaman kentang ini lalu diberikan kepada Sir Walter Raleigh. Seorang berkebangsaan Irlandia yang kemudian menanamnya sebagai tanaman langka di kebunnya. Dari sini baru menyebar ke seluruh Benua Eropa.

Baca juga : Singkong, Tanaman Umbi Akar yang Berpotensi sebagai Sumber Pangan Lokal

Sebagai halnya produk baru, cukup lama juga masyarakat Eropa menerima umbi bermata ini sebagai bahan makanan potensial. Penyebabnya adalah bentuk dan warnanya dianggap kurang menarik. Malah suatu ketika kentang pernah dianggap sebagai umbi aneh pembawa petaka.

Bunga tanaman kentang


Ketika Eropa mengalami gagal panen gandum, wabah kelaparan melanda, baru pada abad ke-19 kentang mulai dilirik. Sisanya adalah sejarah. Awalnya diremehkan lama-lama diterima. Kentang pun jadi makanan pokok. Yang sangat mengungutungkan darinya adalah mudah dibudidayakan, harganya pun murah. Sementara di Indonesia sendiri kentang masuk catatan sejarah sekitar tahun 1750. Dibawa Belanda dan ditanam di daerah pegunungan.

Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman kentang menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan yang terbentuk di bawah tanah. Tanaman ini termasuk anggota keluarga Solanaceae.

Tanaman ini lebih menyukai tanah yang sedikit asam, berdrainase baik dan subur. Tanaman kentang menghasilkan bunga merah, putih, merah muda, ungu atau biru pada akhir musim tanam (3-4 bulan setelah tanam). Tinggi tanaman dapat mencapai 20 inci (50 cm).

Kentang memiliki jaringan akar yang relatif pendek dengan sebagian besar akarnya berada di tanah setinggi 60 cm. Setiap tanaman kentang yang sehat dapat menghasilkan 3 hingga 25 kentang. Tanaman kentang tidak membutuhkan lebah atau penyerbuk lainnya untuk menghasilkan kentang.

Umbi kentang menjadi komoditas bahan pokok yang mengglobal


Namun, tanaman ini masih membutuhkan penyerbuk sehingga bunga dapat menghasilkan “biji sejati”. Setelah berbunga, tanaman kentang menghasilkan buah hijau kecil yang mengandung biji sejati. Menanam kentang dari biji sejati memungkinkan, tetapi menghasilkan kentang yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda.

Baca juga : Gadung, Umbi Beracunnya Dapat Menjadi Sumber Pangan Alternatif yang Menyehatkan

Keseragaman kentang adalah salah satu prioritas utama petani kentang, dan itulah sebabnya kebanyakan dari mereka lebih suka menanam bibit kentang, yang menghasilkan turunan dari varietas induk. Keseragaman kentang adalah salah satu prioritas utama petani kentang, dan itulah sebabnya kebanyakan dari mereka lebih suka menanam bibit kentang, yang menghasilkan turunan dari varietas induk.

Panen kentang di Wonosobo


Bibit kentang sebenarnya adalah kentang biasa seperti yang kita makan. Tetapi bibit tertentu yang dipilih karena memiliki sifat yang diinginkan. Bibit ini juga diperiksa terhadap ketahanan dari berbagai penyakit. Seperti yang terjadi dengan tomat, paprika dan tanaman lainnya, tanaman kentang adalah tanaman menahun asli.

Namun, kita membudidayakan kentang sebagai tanaman musiman, karena panen kentang membutuhkan penggalian, pencabutan, dan dengan menghancurkan tanamannya. Ada baiknya mengetahui syarat tumbuh tanaman kentang.

Hal ini diperlukan agar tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik dan mendapat hasil panen tinggi. Tanaman kentang dapat hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000 – 2000 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kentang adalah 1200 – 1500 mm/tahun.

Curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada umbi kentang dan menyebabkan tanaman kentang tidak tumbuh. Tanaman kentang membutuhkan kelembapan udara sekitar 80 – 90%. Suhu ideal untuk tanaman kentang adalah 15 – 20 °C.

Budidaya kentang menggunakan bibit dari umbi kentang


Tanaman kentang lebih menyukai tanah gembur dengan tingkat pH sekitar 5 – 6,5. Tanaman kentang membutuhkan paparan sinar matahari cukup. Sinar matahari yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi panen. Umur panen kentang idealnya antara 80 – 120 hari.

Baca juga : Garut, Tanaman Umbi Sumber Pangan Bernutrisi

Banyak yang dapat dibuat dari kentang. Beragam olahan yang tidak pernah membosankan. Selain mengandung banyak vitamin, sedikit kalori, kentang tidak mengandung banyak lemak. Hidrat arang adalah sumber energi terpenting bagi tubuh. Hidrat arang di dalam kentang merupakan bentuk hidrat arang kompleks dan oleh karena itu penting bagi susunan diet. Kurang lebih 50% dari masakan dari pasokan energi untuk kebutuhan tubuh setiap hari datang dari hidrat arang.

Olahan kentang bakar yang menggugah selera


Umbi kentang terdiri dari 70-80% kadar air, 14-18% hidrat arang, 2% protein, 1% mineral dan 0,1% lemak. Selain itu juga kentang mengandung vitamin B vitamin C, kalsium, potasium, besi, dan iodin. Boleh dikatakan bahwa kandungan gizi kentang sempurna. Umbi dengan berat rata-rata 100 gram menghasilkan 86 kalori = 40 gram roti.

Kandungan vitamin c-nya yang tinggi pada kentang segar dapat menjadi alternatif sumber vitamin c untuk mereka yang tidak banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Jika disimpan terlalu lama, kandungan vitamin c-nya akan banyak berkurang. Kadar vitamin C terbanyak pada kentang terletak di bagian kulitnya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kentang, Komoditas Makanan Pokok yang Mendunia


Minggu, 25 Mei 2025

Landak, Mamalia Kecil Langka dengan Duri Tajam



Landak merupakan mamalia kecil dengan tungkai pendek yang memiliki rambut tebal berbentuk duri tajam dan kaku. Landak termasuk hewan pengerat (Rodentia) terbesar ketiga dari segi ukuran tubuh, setelah kapibara dan biwara. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di wilayah tropis.

Landak dalam bahasa Inggris disebut Porcupine mempunyai bulu-bulu keras (biasa disebut duri). Duri-durinya ini secara biologis merupakan modifikasi dari rambut yang terbuat dari protein keratin (seperti halnya pada kuku manusia). Duri-duri ini menutupi tubuh bagian atas landak.

Bulu yang dipunyai landak ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Pada umumnya seekor landak mampu berlari kencang untuk menghindari pemangsa. Namun jika terdesak, Landak akan berhenti dan mendirikan bulu-bulunya yang menyerupai duri yang terdapat di kulit bagian atas.

Seekor macan tutul bernasib nahas setelah nekat menyerang landak


Saat diserang oleh mangsanya landak akan menggunakan duri di tubuhnya untuk menyerang balik atau mempertahankan diri dari serangan predator. Jika sang predator terus menyerang duri-duri ini akan lepas dan menancap di tubuh penyerangnya yang menimbulkan rasa sakit dan kesulitan untuk menerkam landak, sehingga membiarkan landak berlalu.

Baca juga : Trenggiling, Mamalia Bersisik Pemakan Semut yang Terancam Punah

Pada awal kelahiran, seekor bayi landak telah memiliki sekitar 100 duri berwarna putih yang tidak keras hingga beberapa jam kemudian barulah akan mengalami pengerasan. Setelah beberapa hari kemudian, duri ini berubah dengan warna lebih gelap namun masih pendek.

Lubang persembunyian landak


Duri ini terus bertumbuh hingga di usia dua hingga empat minggu landak mulai mendapat mantel duri dewasa. Seiring pertumbuhannya, duri landak mengeras, lebih kaku, lebih tajam, dan lebih panjang. Setiap duri Landak hanya mampu bertahan sekitar satu tahun sebelum terlepas dan berganti dengan duri baru.

Pada bagian kepala, tubuh, dan ekor ditutupi oleh duri yang tebal dan kaku yang panjangnya dapat mencapai 20 cm. Duri landak tersebut berwarna kecoklatan atau kehitaman, seringkali terdapat band putih pada duri landak. Tubuh landak juga diselimuti rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri.

Rambut halus dan duri terdapat di seluruh bagian tubuh landak. Kecuali pada bagian hidung, mulut, daun telinga, dan telapak kakinya. Leher landak adalah satu-satunya bagian tubuh yang paling rawan karena tidak ditumbuhi duri tajam. Maka dari itu leher landak menjadi titik lemah untuk dimangsa.

Ketika landak merasa terancam, akan segera menggulungkan badannya. Landak yang meringkukan badannya menjadi bola akan terlihat jauh lebih tidak menarik bagi hewan predator lainnya. Tetapi landak akan tetap aman karena terlindung oleh duri-durinya.

Malayan porcupine (Hystrix brachyura)


Terdapat puluhan jenis landak di seluruh dunia. Indonesia memiliki sedikitnya 4 jenis landak. Dalam bahasa Indonesia ketiganya hanya dikenal dengan satu nama yaitu “Landak”. Padahal secara taksonomi merupakan spesies yang berbeda. Bahkan dalam bahasa Inggrispun disebut dengan nama yang berbeda.

Baca juga : Walabi, Kanguru Mini Khas Papua yang Semakin Langka

Keempat jenis landak tersebut adalah Malayan Porcupine (Hystrix brachyura), yang dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Dapat ditemui juga di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, China, Nepal, India, dan Banglades.

Sunda Porcupine (Hystrix javanica)


Malaysia saja menyebut Hystrix brachyura sebagai “Landak Raya” untuk membedakan dengan dua spesies landak lainnya yang mereka punyai yaitu “Landak Padi” untuk menyebut Trichys fasciculata dan “Landak Nibung” (Atherurus macrourus).

Sedangkan ketiga jenis lainnya merupakan satwa endemik. Sunda Porcupine (Hystrix javanica) endemik Pulau Jawa atau biasa disebut landak Jawa. Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae) endemik di Sumatera, dan Bornean Porcupine (Hystrix crassispinis) endemik Kalimantan.

Keempat spesies landak ini, oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam kategori LC (Least Concent atau Resiko Rendah) yang artinya spesies landak ini belum terancam kepunahan. Namun status Least Concent bisa juga diberikan kepada spesies-spesies yang belum dievaluasi kembali sejak tahun 2001.

Landak dikenal sebagai hewan noktural, aktif di malam hari dan beristirahat di siang hari. Hewan ini bertubuh agak “membulat” serta tidak terlalu lincah apabila dibandingkan dengan tikus. Karena rambut durinya, hewan lain yang mirip namun bukan pengerat, seperti landak susu dan nokdiak (Echidna).

Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae)


Habitat landak di perkebunan, semak-semak, hutan, dan padang rumput. Landak membuat sarang dengan membuat lubang di dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5 meter. Lubang ini terdiri beberapa cabang di dalam tanah yang mempunyai beberapa pintu keluar. Satu lubang (berukuran lebih besar) menjadi pintu masuk utama dan beberapa lubang (berukuran lebih kecil) sebagai pintu keluar.

Baca juga : Tupai, Mamalia Kecil Mirip dan Kerap Disamakan dengan Bajing Kini Semakin Jarang Terlihat 

Landak umumnya adalah hewan herbivora. Landak memakan daun, batang tanaman, khususnya bagian kulit kayu beberapa jenis tanaman pertanian. Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian terutama yang ada di Pulau Jawa.

Bornean Porcupine (Hystrix crassispinis)


Landak adalah makhluk kecil yang menarik, bukan hanya karena duri-duri yang menutupi tubuhnya, tetapi juga karena kecenderungannya untuk hidup sendiri. Hewan ini sering kali lebih suka menjalani hidup secara soliter, menjelajah dan mencari makan tanpa terlalu banyak berinteraksi dengan sesama spesiesnya. Meskipun cenderung soliter, landak akan berinteraksi dengan sesamanya saat musim kawin.

Secara alami, landak adalah hewan nokturnal yang menjalani sebagian besar hidupnya sendirian. Landak menggunakan indra penciuman dan pendengarannya untuk mencari makan, karena indra penglihatannya kurang tajam. Landak liar saat ini semakin sulit ditemukan di alam. Sebab, hewan ini banyak diburu untuk dimanfaatkan daging dan organ-organnya. Perlunya kepedulian bersama untuk menjaga kelestarian satwa ini. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Landak, Mamalia Pengerat Berduri yang Unik dan Langka


Sabtu, 24 Mei 2025

Ayam KUB, Ayam Kampung Galur Baru Unggul Hasil Penelitian dan Seleksi Balitbangtan



Ayam KUB (Ayam Kampung Unggul Balitbangtan) merupakan ayam kampung galur (strain) baru yang mempunyai keunggulan dibanding dengan ayam kampung sejenis. Ayam KUB adalah ayam hasil persilangan dari sesama ayam kampung dan seleksi genetiknya dilakukan sebanyak 6 generasi, sejak tahun 1997-2010 oleh tim Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) di Ciawi, Bogor.

Persilangan ini menggunakan ayam kampung yang berasal dari Bogor, Cianjur, Depok, dan Majalengka. Sehingga kemudian menghasilkan ayam KUB generasi pertama yang secara resmi disebut ayam KUB-1. Galur Ayam KUB dilepas Menteri Pertanian pada 2014 dengan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 274/Kpts/ SR.120/2/2014.

Ayam KUB seperti ayam kampung pada umumnya namun dengan bulu lebih tebal


Ayam KUB dapat digunakan sebagai ayam petelur, ayam pedaging, dan parent stock indukan DOC ayam kampung. Dibanding dengan ayam kampung biasa, ayam KUB menghasilkan lebih banyak telur dan masa mengeramnya lebih pendek (90% tidak mengeram) sehingga bisa cepat bertelur lagi.

Baca juga : Ayam Kampung, Salah Satu Jenis Ayam Paling Populer di Masyarakat

Ayam KUB juga lebih tahan terhadap serangan penyakit. Pembudidayaannya tidak begitu berbeda dengan budidaya ayam kampung, namun diperlukan pakan yang lebih tinggi kandungan protein dan kalsiumnya untuk pembentukan cangkang telur.

Ayam KUB mempunyai tingkat produktivitas telur yang tinggi


Penampilan ayam KUB seperti ayam kampung pada umumnya, mempunyai warna bulu yang beragam namun lebih tebal. Meski demikian ayam KUB-1 sebagian besar (64%) warna bulunya adalah hitam. Warna paruhnya kuning hingga kehitaman, warna kaki sebagian besar abu-abu hingga hitam.

Kepalanya lonjong dengan jengger yang umumnya berbentuk tunggal dan sebagian kecilnya berbentuk kacang polong (pea). Berat badan pertama bertelur 1,2-1,5 kg. Pada umur 20 minggu yang jantan mencapai berat 1,6 kg + 0,65 kg, sedangkan betina ,5 kg + 0,38 kg.

Usaha penggemukan ayam KUB untuk dijadikan ayam pedaging


Berat telur ayam KUB antara 34-45 gram, produksi telur harian (hen day) 50%, dan puncak produksi telur 65-70%. Ayam kampung biasa mulai bertelur pada umur 20-24 minggu, sedangkan ayam KUB bisa lebih cepat yaitu umur 20-22 minggu.

Baca juga : Cara Memulai Bisnis Ternak Ayam Kampung

Ayam kampung pada umumnya mampu bertelur kurang lebih sekitar 146 butir per tahun dengan frekuensi bertelurnya 7 kali dalam setahun. Sedangkan ayam KUB dapat menghasilkan 160-180 butir telur per tahun (jauh lebih tinggi dari ayam kampung biasa) dengan frekuensi bertelur setiap hari.

Bentuk telur ayam KUB sama persis dengan ayam kampung


Konsumsi pakan ayam kampung lebih besar dari ayam KUB, yaitu 80-100 gram per hari. Ayam KUB hanya memerlukan 80-85 gram per hari. FCR atau konversi pakan ayam KUB 3,8 lebih bagus dari konversi pakan ayam kampung yang mencapai 4,9-6,4.

Daya tetas telur ayam kampung maupun ayam KUB relatif sama. Untuk mortalitas, ayam KUB bisa dibilang jauh lebih rendah. Ayam KUB juga memenuhi syarat jika dipelihara sebagai ayam kampung pedaging. Karena pertumbuhan berat badannya lebih cepat dari ayam kampung biasa.

Penetasan telur ayam KUB dengan mesin penetas


Ayam KUB dapat dipanen pada umur 70-90 hari, lebih cepat dari ayam kampung biasa yang siap dipanennya saat umur 5 bulan. Fase umur ayam KUB, starter 0-6 minggu, grower 6-12 minggu, developer 12-16 minggu, dan layer/rooster 18-68 minggu.

Baca juga : Joper, Ayam Kampung Unggul dan Hemat Pakan dengan Masa Panen Singkat 

Balitbangtan terus berusaha menghasilkan ayam KUB yang lebih baik. Ayam KUB-1 dikembangkan lebih lanjut dan menghasikan ayam KUB-2 yang dinamakan Janaka. Dibanding ayam KUB 1, kelebihan ayam KUB 2 adalah mampu bertelur hingga 200 butir per tahun.

Permintaan DOC ayam KUB semakin meningkat


Mulai bertelur pada umur 20-21 minggu. Sifatnya mengeramnya lebih rendah dibanding ayam KUB-1. Lebih ideal sebagai ayam kampung pedaging, karena pada umur 10 minggu bisa mencapai berat badan 0,9 kg untuk jantan dan 0,7 kg untuk betina.

Umur panen jika akan diambil dagingnya hanya 70 hari. Rasa daging ayam KUB gurih, sebagaimana ayam kampung pada umumnya. Selain itu ayam KUB-2 juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tidak mudah stres. Dengan Kelebihan yang dimiliki, Ayam KUB sangat potensial untuk di kembangkan di masyarakat sebagai ayam petelur maupun ayam kampung pedaging guna meningkatkan pendampatan petani/peternak rakyat. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Ayam KUB, Ayam Kampung Strain Baru yang Menjanjikan


Kayu Manis, Rempah Populer dan Serbaguna dengan Cita Rasa Manis Sekaligus Pedas

Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon yang memiliki berbagai manfaat yang penting. Ini adalah pohon yang menghasilkan ...