Dua pekan setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, Pengcab PPPPSI Bondowoso yang dinahkodai oleh H. Ichwanto, langsung tancap gas menggelar kegiatan lomba puter pelung. Kali ini dengan mengemas Latber Tapal Kuda dan Halal Bi Halal.
Pengcab Bondowoso yang telah mempunyai arena lomba sendiri berupa gantangan dengan kapasitas 72 tempat tersebut, selalu bersemangat menggelar lomba-omba puter pelung di wilayahnya. Seperti pada hari Minggu, 7 Mei 2023 kemarin, di Gantangan Gerbong Maut Pemkab Bondowoso Pasar Hewan Selolembu ramai dihadiri puter pelung mania.
Baik dari wilayah Bondowoso sendiri, maupun puter pelung mania dari wilayah Tapal Kuda. Tercatat hadir peserta dari Jember, Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo serta dari Bangkalan-Madura. Mereka membawa burung-buurng terbaik yang mereka punya.
Camat Curahdami sedang menggantangkan burung di kelas Pemula |
Latber yang digagas oleh Ketua Pengcab Bondowoso tersebut, dijadikan ajang silaturahim dan saling ma’af mema’afkan antar puter pelung mania, karena masih ada di bulan Syawal. Gelaran latber kali ini, juga untuk membangkitkan semangat, khususnya para pemain puter pelung baru yang mulai berani tampil.
Kesempatan itu juga digunakan untuk menakar kesiapan Pengcab Bondowoso selaku tuan rumah gelaran akbar Liga Puter Jawa Timur 2023 pada bulan Juni nanti. Juga sebagai sarana untuk mulai memanaskan gaco-gaco yang ada.
Suasana penjurian Latber Tapal Kuda |
“Setelah sempat vakum selama bulan puasa kemarin, kini kami bisa ngumpul lagi di Latber Tapal Kuda dan Halal Bi Halal ini untuk bisa saling bermaaf-maafan jikalau di antara kita ada salah-salah sehingga kedepan hubungan yang baik selama ini akan bisa terus terjalin dengan bagus,” ucap Ketua PPPPSI Bondowoso H. Ichwanto.
Selain itu, kata pemilik Tape Manis BF ini, momen latihan ini selaligus digunakan sebagai ajang pemanasan dan seleksi untuk bersiap-siap menuju Liga Puter Jawa Timur 2023 putaran kedua di Bondowoso bulan depan. “Tadi burung yang bakal turun di Liga Puter Jawa Timur 2023 sudah terlihat turun dan terdengar kualitas suaranya dengan jelas,” ujar H. Ichwanto.
Tim Poros Timur dan Tim Bromo Probolinggo |
Selain itu Ketua Pengcab Bondowoso ini mengajak seluruh Pengcab di tapal kuda agar tetap semangat dalam budidaya serta meramaikan peternakan puter khususnya puter pelung di masing-masing kota. Serta berharap agar semua Pengcab yang ada di wilayah Tapal Kuda bisa bergantian mengadakan kegiatan lomba secara rutin sebulan sekali.
Ada tiga kelas yang dilombakan yakni kelas Pemula, kelas Madya, dan kelas Utama. Diawali dengan menandingkan para jawara di kelas Pemula. Sebelumnya Camat Curahdami, Kabupaten Bondowoso R. Saudia Yourdan Islami T. S. STP menaikkan burung untuk digantangkan pada kelas Pemula.
Iwan Juri sedang santai di sela-sela break penjurian |
Penilaian yang diberikan juri untuk memilih siapa yang berhak menjadi peraih podium di masing-masing kelas selama beberapa babak terlaksana dengan lancar. Tidak ada kendala yang sampai mengggangu acara. Begitu juga dengan cuaca cerah cenderung panas, mengawal acara sejak awal sampai akhir.
Kelas Pemula yang dilombakan terlebih dahulu berlangsung meriah. Di kelas yang hanya memberikan nilai tertinggi 43 ½ itu berjalan ketat. Memang tidak semua kontestan mau bekerja seperti harapan pemiliknya.
Guyub sesama mania |
Menutup babak pertama, terpantau ada lima burung yang sukses meraup bendera empat warna dengan nilai 43 ½. Pada babak kedua perburuan podium juara masih berjalan ketat, utamanya di gantangan 15, 23, dan 27. Ketiga burung kembali tampil baik dengan raihan maksimal.
Di kelas Pemula ini, ada tiga gaco yang berhasil memborong nilai 4 warna di 3 babak yang diikutinya. Di antaranya A3, Grandong, dan Sentani. Namun juri memberikan penilaian tersendiri sesuai kualitas suara masing-masing burung yang meliputi suara depan, tengah, ujung, irama, dan dasar suaranya.
Juarsat bersama Sentani sukses juarai kelas Pemula |
Akhirnya Sentani bergelang Tira 01 besutan Juarsat dari Jember yang menempati gantangan nomor 27 menempati posisi puncak. Kemudian disusul oleh Grandong ring Gembel 091 yang ada di gantangan 23 rawatan Agung Probolinggo di posisi kedua. Sedang A3 harus puas di tempat ketiga, burung milik Mas Badrus dari Lumajang dengan ring MBS BF 170 di gantangan 15. Sedang burung milik Camat Curahdami, ada diurutan ke sembilan.
Kelas Madya berjalan seusai kelas Pemula dengan penilaian selama empat babak dengan durasi 20 menit per babaknya. Beberapa gaco sepertinya dipersiapkan secara serius. Ini terlihat dari capaian bendera pada babak pertama yang mampu menembus lima warna dengan nilai 43 ¾.
Sang Perindu milik H. Feri juara Kelas Madya |
Setelah empat babak penjurian, akhirnya memutuskan posisi kejuaraan. Di kelas Madya, Sang Perindu orbitan H. Feri Jember, Komandan Tim Poros Timur bergelang Ranger 156 yang digantang pada nomor 18 sebagai juara pertama, dengan raihan bendera lma warna dua kali pada babak kedua dan ketiga, serta dua kali empat warna.
Kemudian Siliwangi ring Upap 367 andalan Agus Prasaja Probolinggo yang menempati nomor gantangan 14 sebagai juara kedua. Dan tempat ketiga ada Banyu Mili besutan Samsul dari Sukosari, burung ternakan Tali Jagat pada gantangan 30.
Wiro Sableng andalan Mas Badrus dominasi kelas Utama |
Walau hanya berskala latber, namun para gaco yang turun terbilang berkelas. Di kelas Utama menyajikan duel memperebutkan tahta juara berjalan seru. Pada babak pertama penilaian berjalan cepat. Dengan mudahnya burung-burung yang tampil berhasil mendapatkan empat warna. Beberapa diantaranya dengan usulan untuk mendapatkan nilai lebih tinggi.
Burung yang ada di gantangan 5 dan 8 bersaing ketat, setelah keduanya sukses menembus nilai 43 ¾ atau lima warna. Hingga akhirnya Wiro Sableng yang ada di gantangan nomor 5 raup hasil terbaik dengan mengantongi nilai 44. Tak pelak prestasi tersebut mendapatkan tepuk tangan dari para peserta.
Para juara di kelas Utama |
Di babak kedua, persaingan seolah mengerucut ke tiga burung yang ada di gantangan 5, 8, dan 16. Wiro Sableng tetap stabil dengan performa primanya dan berhasil mendapatkan bendera lima warna. Sedang Jolo Rante yang ada di gantangan 8 hanya bisa raih empat warna. Bang Sukir di gantangan 16 ganti pamer alunan anggungnya dengan raihan lima warna.
Di babak ketiga setelah jeda istrahat, sederet gaco tampil ciamik. Tetapi hanya Wiro Sableng yang tetap tampil menawan dengan torehan lima warnanya. Prestasinya tersebut sekaligus memastikan gelar juara di kelas Utama.
Tim Probolinggo Bersatu |
Sedang Jolo Rante dan Bang Sukir kembali bersaing ketat. Keduanya kembali hanya mampu mendapatkan bendera empat warna. Sayang situasi ini tidak ada yang memanfaatkannya untuk menyalip perolehan nilai kedua burung.
Di kelas Utama, Wiro Sableng yang tampil di nomor gantangan 5 tampil begitu dominan tanpa tersentuh oleh lawan. Dengan perolehan nilai bendera 6 warna pada babak pertama dan 5 warna di tiga babak tersisa berturut-turut. Prestasi ini seakan menyiratkan bahwa puter pelung andalan Mas Badrus dari Lumajang yang tergabung di Tim Poros Timur bergelang MBS BF 212 terlalu tangguh untuk lawan yang berada di kelas yang sama.
Dominasi nilai itulah yang mengantarkan Wiro Sableng meloncat tinggi dan berhak atas podium pertama. Menyusul kemudian Bang Sukir yang menempati nomor gantangan 16 dengan raihan satu kali bendera lim warna dan tiga kali empat warna memastikan puter pelung amunisi H. Ichwanto dengan ring Casper 17 sebagai juara kedua. Dan Jolo Rante ring Ranger 003 besutan H. Feri Jember, harus puas di podium ketiga setelah kalah tipis dengan sang runner up.
Di kesempatan terakhir, Anggi Faidhol Hasan mewakili segenap panitia, mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran semua puter pelung mania. “Kami atas nama panitia Latber Halal Bi Halal Tapal Kuda, mengucapkan selamat bagi para juara dan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan,” tutup pemilik AM BF itu. (Ramlee/AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar