Blog Hobi dan Informasi

Kamis, 11 Mei 2023

DMS Gelar Nggantang Bareng dan Halal Bi Halal, Dua Burung Andalan Aries 2772 Sapu Bersih Podium Pertama




Minggu, 7 Mei 2023 Derkuku Mania Solo (DMS) kembali menggelar kegiatan berupa Nggantang Bareng dan Halal Bi Halal. Menempati lokasi di Lapangan Gawanan Colomadu Karanganyar. Agenda kali ini hanya membuka dua kelas yakni kelas Bebas dan kelas Pemula.

Setelah libur sebulan lebih selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, DMS bersama PPDSI Solo yang dikomandani oleh Agung Cahyanto, langsung tancap gas menggelar kegiatan lomba derkuku. Karena masih bernuansa lebaran maka acara ini diberi tajuk Nggantang Bareng dan Halal Bi Halal.

Agenda DMS inipun mendapatkan respon yang baik dari dekoe mania Solo. Libur panjang tanpa ada kegiatan lebih sebulan penuh, tampaknya menjadi penantian panjang akan keinginan untuk melihat kembali jago-jago mereka beraksi. Ketika panitia latber menginformasikan adanya even, mereka serentak mendaftarkan diri.

Guntur (kaos abu-abu) memimpin briefing juri
 

Para mania ini memanfaatkan kesempatan berkumpul kembali dengan sesama penghobi burung anggungan derkuku untuk saling bermaafan. Dengan demikian jalinan silaturohmi yang telah erat selama ini tetap solid.

Jatmiko, salah satu panitia mengatakan bahwa sebenarnya acara ini hanya untuk ajang silaturrahmi setelah sebulan penuh berpuasa. “Awalnya kegiatan ini hanya sekedar untuk bersilaturrahmi karena sebulan kami tidak pernah ketemu, tapi ternyata respon yang diberikan sangat baik,” ungkap pemilik JAT BF Solo itu.

Wawan Soba dan Wagiman

“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dari rekan-rekan dekoe mania Solo yang telah mendukung kegiatan ini. Mudah-mudahan apa yang sudah tersaji tidak sampai mengecewakan,” tambah Agung Cahyanto pemilik Sadewa BF.

Meskipun hanya event sekelas latber biasa tetapi panitia tetap serius mengemasnya. Salah satunya dengan mendatangkan Guntur juri nasional dari Yogyakarta. Kehadiran juri nasional dari luar Solo juga untuk menambah wawasan juri-juri junior Solo, agar kemampuannya semakin terasah.

Aries bersiap menaikkan burung gacoannya
 

Guntur juga memberikan arahan sebelum acara penjurian dimulai. Selain kemampuan dalam menilai alunan anggung derkuku yang terdengar di ujung tiang tertinggi, salah satu yang penting dilakukan adalah komunikasi antar juri, sehingga penilaian selama empat babak dapat berjalan dengan baik.

Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB, cuaca cerah namun panas sinar mentari tidak terasa menyengat. Baik juri yang menjalankan tugas di tengah lapangan maupun para pemilik burung yang ada di pinggir lapangan tampak nyaman menikmati jalannya lomba.

Cuaca sedikit mendung mengawal jalannya lomba
 

“Alhamdulillah cuaca hari ini tidak begitu panas,” jelas Jatmiko. “Mungkin dikarenakan beberapa hari ini, Solo dan sekitarnya selalu diguyur hujan yang cukup deras. Tetapi juga tidak terlampau dingin sehingga burung-burung yang dikerek mau bekerja sesuai harapan.”

Pihak panitia benar-benar merancang gelaran dengan sangat terencana. Ada yang sedikit menarik dari piagam penghargaan yang diberikan kepada sepuluh peringkat teratas di masing-masing kelas yang dilombakan. Gambar tokoh pewayangan yang ditampilkan di lembar piagam perhargaan tersebut.

Trophy-trophy Gantang Bareng dan Halal Bi Halal DMS
 

“Difyler dan sertifikat sengaja tak sisipkan gambar Punokawan,” kata Jatmiko yang merancang piagam tersebut. “Tokoh ini menggambarkan sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain, tetapi tetap rukun dan selalu diiringi dengan canda ria. Itu yang kita harapkan dalam menekuni hobi ini.”

Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa perjalanan penjurian berlangsung seru dan ketat. Perjuangan para peserta yang berada di atas kerekan benar-benar tampak jelas. Mereka ingin menunjukkan kelebihannya dalam mengeluarkan anggungannya agar mendapatkan nilai paling tinggi.

Pengamatan cermat menggunakan teropong
 

Memang tidak banyak yang mau mengeluarkan suara anggungnya. Ini karena kebanyakan yang diturunkan adalah burung-burung muda atau burung yang belum begitu terbiasa manggung di ujung tiang kerekan. Memang perlu latihan dan pembiasaan, agar para calon jawara ini bisa maksimal mengeluarkan kemampuannya.

Di kelas Bebas, burung di gantangan nomor 27 langsung tancap gas dengan keberhasilannya memperoleh bendera lima warna. Sementara yang lain hanya sampai di empat warna saja. Meskipun beberapa terlihat ada bendera usulan, tetapi koordinator juri belum mau menyetujui usulan tersebut.

Juri diberikan waktu untuk istirahat selepas babak kedua
 

Sedang di kelas Pemula, persaingan relatif seimbang melibatkan empat burung dengan hasil empat warna dengan nilai 43 ½. Nilai tersebut batas yang diijinkan untuk didapatkan kontestan di kelas Pemula ini. Jika melebihi akan dimasukkan di daftar nilai kelas Bebas.

Pada babak kedua, di kelas Bebas, persaingan mulai menghangat dengan adanya dua peserta yang bisa menempel performa gantangan 27 yang kembali bisa mendapatkan lima warna. Burung di gantangan 7 dan 20 berusaha keras menahan laju gantangan 27.

Aries, Gunarso, dan Bambang HW berteduh di bawah pohon Talok
 

Di kelas Pemula, hanya menyisakan gantangan 37, 40, dan 48 yang masih tetap stabil penampilannya dengan raihan empat warna. Supoter di pinggir lapangan terlihat menggunakan teropong untuk mengamati burung gacoannya. Pemahaman karakter burung yang diikutkan lomba memang sangat penting.

Selepas istirahat usai babak kedua berakhir, peta persaingan untuk menjadi yang terbaik tetap tidak berubah. Praktis Nggantang Bareng dan Halal Bi Halal DMS tersebut hanya menampilkan tiga burung di kelas Bebas dan tiga burung di kelas Pemula pada baris terdepan perebutan gelar juara.

Tim Sragentina dikomandani Nardi Sinta BF (kaos hijau)
 

Jelang tengah hari empat babak penjurian akhirnya tuntas dan segera ditetapkan posisi kejuaraan. Untuk podium pertama kelas Bebas berhasil direbut Bintang Laut orbitan Ars 2772 Solo, ternakan Boby 117 yang dikerek pada nomor 27.

Bintang Laut secara meyakinkan menutup persaingan dengan raihan bendera lima warna di empat babak. Penampilan primanya terlihat sejak peluit babak pertama dimulai tersebut sehingga sangat sulit para lawannya untuk mengalahkannya di babak akhir.

Masyarakat sekitar ikut menikmati sajian lomba derkuku
 

Dilanjutkan kemudian oleh Nusantara ring Irul 35 besutan Pak Tani Colomadu pada kerekan 20, sebagai peraih pemenang kedua. Dan tempat ketiga ada Mbah Cemani andalan Bambang HW Sukoharjo, produk ternak PSG 600 yang dikerek pada nomor 7.

Di kelas Pemula, Arya Jagad debutan Ars 2772 Solo lainnya yang menempati nomor kerekan 48 ditetapkan sebagai juara pertama. Arya Jagad bergelang FM 17, melengkapi kesuksesan Ars 2772 yang memboyong gelar juara pertama di kedua kelas.

Gunarso dan Ayub foto bareng Jatmiko (kanan)
 

Juara kedua diraih oleh Wiro ring Petir amunisi Budi Kartasuro yang menempati nomor kerekan 40. Dan Kepang milik Pak Tani yang menempati nomor kerekan 37 sebagai juara ketiga, derkuku ternakan Irul 085 hanya kalah tipis dengan sang juara pertama dan kedua.

Aries 2772, merasa sangat bangga karena mampu merebut urutan teratas dua kelas sekaligus. Kedua burung tersebut semula sempat ngedrop. Kemudian dititipkan di tempatnya Eko LMS agar mendapatkan pengananan yang benar. hasilnya ternyata menjadi luar biasa. Bintang laut stabil 5 warna di kelas bebas dan Arya Jagad stabil 4 warna di kelas pemula.

Para juara di kelas Bebas
 

"Sangat senang sekali rasanya, karena baru kali ini aku dapat menguasai singgasana di dua kelas sekaligus,” ucap Aries. Tidak lupa Aries mengucapkan terima kasihnya berkali-kali kepada Eko LMS yang telah merawat sekaligus menyiapkan burungnya itu sampai menjadi juara. Sebagai bentuk ucapan syukur, rencananya Aries akan adakan acara makan-makan di Kopi Nusantara.

Cerita tidak kalah menarik datang dari Oragelo ring Joglo juara 6 kelas Pemula milik Jatmiko. Oragelo adalah burung yang didapatkan dari dooprize. Anggapan burung-burung yang diberikan sebagai doorprize adalah burung sortiran terbantahkan sudah.

Para juara di kelas Pemula
 

Burung ini tidak mau berbunyi ketika ditaruh di teras rumah. Nardi pemilik asal, dibuat pusing jadinya karena belum pernah sekalipun mendengarkan bunyinya selama dia rawat. Dan akhirnya disumbangkan ke panitia lomba untuk diberikan sebagai doorprize.

“Itulah kenapa burung ini doorprizekan dan aku yang mendapatkannya,” cerita Jatmiko. “Ternyata Oragelo tenan bunyinya lumayan enak. Pas latber sengaja tak gantang awal. Terus bekur-bekur, nibake baru di babak ke-2 mau bunyi dan istimewa 4 warna di dua babak terakhir,” ujar Jatmiko sumringah.

 

Diakhir acara segenap panitia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh peserta serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu mensukseskan acara. Permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan ataupun penyajian yang tidak sesuai dengan harapan peserta. (Ramlee/Jat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...