Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 03 Mei 2023

Mujair, Salah Satu Jenis Ikan Air Tawar Paling Sering Dikonsumsi dan Kaya Gizi




Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mudah hidup dan beradaptasi serta dikembangbiakkan di berbagai kondisi. Ikan mujair dapat ditemukan di beberapa jenis habitat, seperti air tawar, payau, hingga air laut dengan salinitas tinggi.

Ikan ini mampu bertahan hidup dalam keadaan payau karena memiliki ketahanan dan toleransi terhadap salinitas serta rentang suhu yang lebar. Menariknya, ikan yang juga dikenal sebagai ikan tropis ini jarang ditemukan di dataran tinggi atau pegunungan.

Ikan mujair berkerabat dekat dengan saudara mereka yang lebih populer, yakni ikan nila. Bersama ikan manfish/angelfish, ikan discus, ikan lohan, dan ikan oscar, ikan mujair dan ikan nila tergabung dalam keluarga Cichlid.

Mbah Moedjair
 

Nama mujair diambil dari penemu ikan ini. Menurut sejarah, ikan mujair ditemukan oleh Mbah Moedjair saat mencari ikan di muara Sungai Serang, Blitar Selatan – Jawa Timur pada tahun 1939. Meski ditemukan di Indonesia, namun sebaran alami ikan ini berasal dari perairan Afrika, tepatnya di sekitar dataran rendah Zambesi, Shire, hingga Pantai Algoa.

Baca juga : Peluang Menjanjikan Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar

Saat ini, ikan mujair telah tersebar luas hingga ke lebih dari 90 negara di dunia, termasuk Indonesia. Awalnya, mujair diperkenalkan sebagai ikan budidaya atau ikan komersial sejak penemuannya oleh Mbah Moedjair. Bahkan, di beberapa negara ada yang memperkenalkan ikan ini sebagai ikan hias.

Bibit ikan mujair siap tebar
 

Perkembangbiakan ikan mujair tergolong cepat jika dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lain. Masa panennya pun tergolong singkat, sehingga menjadi komoditas budidaya perikanan yang banyak digeluti. Selain ketersediaannya melimpah, nilai gizi mujair juga cukup tinggi sehingga mendorong masyarakat memilih ikan ini dijadikan menu makanan sehari-hari.

Ikan mujair dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berbeda, yaitu mujair merah, mujair biasa, dan mujair albino. Sedangkan berdarkan warna sisiknya, ikan ini terbagi menjadi lima varietas, yaitu mujair sisik putih, hitam, merah, abu-abu, dan abu-abu bercak putih.

Mujair adalah jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh berwarna abu-abu, hitam, ataupun cokelat. Tubuh mujair pipih dan memanjang serta dilengkapi garis vertikal, memiliki sisik kecil bertipe stenoid. Selain itu, ikan ini juga mempunyai sirip ekor dengan garis berwarna merah. Warna tubuh ikan mujair tergantung pada lingkungan atau habitat tempat tinggalnya.

Bentuk mulutnya cenderung besar dengan geligi halus yang terletak secara terminal atau di ujung tubuh. Ikan mujair memiliki beberapa ciri khas dan karakteristik tertentu, seperti dagu berwarna kekuningan yang biasanya terlihat lebih jelas pada ikan jantan dewasa. Tidak hanya itu, panjang tubuh mujair mencapai dua hingga tiga kali dari tinggi badannya.

Budidaya ikan mujair dengan menggunakan kolam terpal
 

Ciri lain yang harus diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan betina adalah tiga lubang pada bagian urogenital. Mujair betina memiliki lubang pengeluaran telur, dubur, dan lubang urine. Selain itu, ujung siripnya berwarna pucat kemerahan, warna dagu dan perut lebih putih, serta perut tidak mengeluarkan cairan saat ditekan.

Baca juga : Ikan Gabus, Ikan Predator Ait Tawar Bernilai Tinggi

Sementara mujair jantan hanya memiliki dua lubang pada bagian urogenital yang terdiri dari anus dan lubang sperma merangkap lubang urine. Ujung siripnya berwarna kemerahan, terang, dan jelas. Namun, warna perutnya lebih gelap, kehitaman, warna dagu hitam kemerahan, dan perutnya akan mengeluarkan cairan saat ditekan.

Masa panen mujair relatif singkat
 

Mujair termasuk golongan omnivora yang mengonsumsi aneka detritus, diatom, dan hewan invertebrata lain. Bahkan, ada juga mujair yang mengonsumsi alga serta fitoplankton. Sementara mujair juvenile atau ikan remaja bersifat karnivora dan kanibal.

Di alam liar, mujair hidup secara berkelompok yang umumnya berada di sekitar kawasan perairan tenang, seperti sungai, danau air tawar, dan bendungan. Mujair bisa dipelihara di dalam akuarium, tetapi pertumbuhannya tidak akan secepat jika dipelihara di kolam atau alam terbuka.

Masa reproduksi ikan mujair saat berumur 5-6 bulan, atau sudah matang gonad yang di tandai dengan adanya cairan berwarna putih dan kekuningan bagian organ reproduksi organ betina dan jantan. Reproduksi ikan mujair ini sekitar 100-150 benih perekornya bahkan bisa lebih tergantung kualitas indukan betinanya.

Bibit ikan mujair juga sering kali ditebarkan di area persawahan ketika musim tanam telah tiba. Bibit ikan mujair ini mampu tumbuh hingga ukuran konsumsi, yaitu sekitar 12 sampai 15 cm bersamaan dengan musim panen padi.

Ikan mujair termasuk ikan yang paling banyak diminati oleh masyarakat

Mujair termasuk spesies yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang ideal. Selain memiliki toleransi tinggi terhadap kadar garam dalam air, ikan ini juga mampu hidup di air yang mengandung amonia di atas rata-rata atau air dengan kandungan oksigen terbatas.

Baca juga : Kepiting Soka, Kepiting Cangkang Lunak yang Semakin Diminati Penikmat Sea Food

Jika berniat untuk memelihara ikan mujair di dalam kolam, sebaiknya kolam dengan sistem pengairan mengalir, demi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan tersebut. Selain itu, perhatikan pula tingkat keasaman air atau pH yang berkisar antara 5-8 dan suhu antara 20o hingga 27o Celsius. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan ini harus bersih, tidak tercemar, dan tidak terlalu keruh.

Pecak ikan mujair
 

Meski ideal hidup di dataran rendah, ikan ini juga bisa tumbuh normal di lokasi pemeliharaan yang berada di ketinggian antara 150 hingga 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ikan mujair sangat sering dijadikan makanan pengganti ikan laut mengingat harga ikan laut yang semakin hari semakin mahal. Di samping itu, ikan ini juga memiliki kandungan gizi tinggi yang sangat berguna bagi kesehatan.

Mengonsumsi ikan mujair secara rutin terbukti mampu menghambat berbagai dampak buruk dari penyakit kardiovaskular. Bahkan menurut para ahli gizi, mengonsumsi mujair sebanyak 30 gram sehari mampu menurunkan risiko kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung. (Ramlee)



Sumber : remen.id


Ikan Mujair Komoditas Ikan Air Tawar yang Banyak Diminati Masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...