Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Selasa, 02 Mei 2023

Latbernil Halal Bihalal TGR 2023 Berjalan dalam Suasana Guyub, Matrix dan Suling Mas yang Terdepan



Di penghujung bulan April 2023, tepatnya pada Minggu 30 April 2023, dekoe mania kembali berkumpul di lapangan TGR Tulungagung, Ds. Samir Ngunut – Tulungagung. Mereka datang untuk memenuhi undangan panitia dalam rangka Latbernil Derkuku Halal Bihalal TGR Tahun 2023.

Agenda ini merupakan hasil kolaborasi Tim Guyub Rukun (TGR) bersama dekoe mania Tulungagung. Atmosfer Idul Fitri masih sangat kental dalam acara ini, karena memang lebaran baru berlalu satu minggu.

Acara latihan bersama dinilai (latbernil) ini dimanfaatkan oleh para dekoe mania untuk saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan (halal bihalal) yang kemudian dilanjutkan dengan makan ketupat sayur bersama yang telah disediakan oleh Panitia. Sekalian merayakan Lebaran Ketupat.

Makan ketupat sayur bersama

Lebaran Ketupat merupakan tradisi unik masyarakat muslim Jawa. Lebaran ketupat biasanya dilaksanakan satu minggu setelah hari raya Idul Fitri, yaitu pada 8 Syawal dan ditandai dengan memakan ketupat. Lebaran Ketupat terus dirayakan setiap tahunnya karena mengandung filosofis yang begitu bermakna bagi kehidupan masyarakat Jawa.

Lebaran Ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai pelengkap puasa Ramadhan untuk menggenapkan perhitungan puasa satu tahun dalam puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal. Oleh karena itu, dilakukanlah perayaan Lebaran Ketupat sebagai hari kemenangan telah dilaksanakannya puasa selama satu tahun.

Persiapan Llatbernil Halal Bihalal TGR Tulungagung

Ketupat melambangkan simbol permintaan maaf dan juga keberkahan. Bahan utama dari ketupat yaitu nasi dan daun kelapa muda memiliki arti khusus. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun kelapa muda atau janur melambangkan ‘jati ning nur’ yang artinya hati nurani.

Melalui simbolisasi ketupat tersebut, manusia diharapkan mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya. Selain itu ketupat juga didefinisikan sebagai “jarwa dhosok’ atau berarti ‘ngaku lepat’ (mengaku salah).

Suasana guyub mewarnai gelaran

“Mumpung masih suasana lebaran, kita manfaatkan acara latbernil ini untuk sekalian bersilaturahmi saling bermaafan,” ujar Suyono salah satu peserta asal Ngunut. Para dekoe mania pun bersemangat mengikuti gelaran TGR kali ini.

Agus (New AGS BF) motor TGR menuturkan bahwa kegiatan ini memang rutin diadakan oleh TGR. Dan sengaja didesain bukan hanya sebagai ajang kompetisi burung derkuku, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi antar penghobi burung derkuku Jawa Bali, khususnya di Tulungagung.

(kika) Pak Guru Slamet, Herlambang KLM, Muslikan De KLM, dan Pak dokter Gaguk

Ajang seperti ini pun diperlukan untuk melatih talenta-talenta muda yang mulai muncul. Sekaligus sebagai ajang pemanasan sebelum dimulainya kompetisi derkuku berskala besar yang akan segera dilangsungkan sepanjang tahun 2023 ini.

“Seperti Lomba Derkuku Bali, Blitar Kawentar Cup, Pakualam Cup, Bupati Blitar Cup, Piala Raja Hamengkubuwono Yogyakarta, TGR Cup, Liga Derkuku Jakarta, dan Bupati Tulungagung Cup yang semuanya Insya’Allah akan berlangsung pada tahun 2023 ini juga,” ujar Totok Arisandi, juri derkuku asal Tulungagung.

Matrix rebut juara pertama di kelas Bebas

Agenda lomba kali ini diikuti tidak hanya dari dalam Kabupaten Tulungagung saja, melainkan dari luar daerah juga hadir untuk memeriahkan acara ini. “Saya datang kesini khusus untuk bersilaturahmi, guyon bareng, dan menikmati suara burung derkuku kelantan bersama teman-teman, sebelum besok saya harus balik ke Bali”. ujar Hendro Prayitno pemilik Dragon BF Bali.

Selain itu juga turut hadir beberapa rekan dekoe mania dari Blitar yang memang sangat antusias mengikuti latbernil di Lapangan TGR Samir. “Kompetisi awal yang bagus sebagai pemanasan sebelum datang jadwal lomba besar” kata Widi Hadi, juri perumus senior dari Blitar.

Kawah BF boyong juara kedua ke Blitar

Agenda ini juga sangat bermanfaat bagi para penghobi khususnya peternak pemula yang baru menekuni hobi derkuku kelantan. Seperti Suyono dari Natural Bird Farm yang baru 1 tahun menekuni hobi derkuku. Dan kini sudah mulai mampu bersaing dengan burung-burung yang telah mapan.

Latbernil Derkuku Halal Bihalal ini berjalan dengan lancar dan sukses. Tersedia dua blok yang masing-masing terdapat 38 gantangan di kelas Pemula dan 38 gantangan kelas Dewasa Bebas. Semua tempat terisi penuh oleh burung andalan dari masing-masing peserta.

Tamtama sabet juara ketiga

Ini pertanda momen seperti ini sangat dinantikan oleh para penghobi derkuku kelantan. Dengan persiapan hanya berselang dua hari dan hanya menggunakan Grup Whatsapp sebagai sarana informasi, menunjukkan antusiasme pecinta derkuku sangat tinggi.

Hal ini dikarenakan selama 1 bulan penuh menjalani Puasa Ramadhan dan otomatis segala bentuk lomba derkuku menjadi vakum. Momentum ini menjadi kesempatan para pemain untuk mempersiapkan gacoannya.

Suling Mas terdepan di kelas Pemula

Beberapa nama baru yang muncul sempat membuat para peternak senior was was. Hal ini dikarenakan semakin banyak masyarakat yang mulai mengenal dan menekuni hobi derkuku kelantan, serta burung gacoan mereka tidak kalah bagus dengan seniornya.

Cuaca cerah saat gelaran, rupanya makin menambah semangat dekoe mania untuk fokus mengawal gacoannya masing-masing. Dan hangatnya sinar matahari, rupanya juga mampu merangsang gaco yang dikerek di ujung teringgi tiang gantangan.

Suyono basah kuyub berkat prestasi Asoka

Burung-burung ini terlihat makin rajin untuk melepas anggung merdunya. Ini membuat persaingan antar gaco makin ramai dan ketat. Kondisi inilah yang membuat peserta begitu menikmati jalannya acara.

Sambil memperhatikan para pesaingnya. Sekalian menakar sejauh mana kualitas suara dan mental gacoannya masing-masing. Tidak semua burung mau memperdengarkan alunan anggungnya saat dikerek, butuh latihan intens.

Sabdo tempati juara ketiga kelas Pemula

“Alhamdulillah cuaca sangat mendukung dan selama pelaksanaan acara kami bisa melaksanakan acara tanpa ada gangguan dan hambatan,” ungkap Slamet Nahrowi yang begitu bersemangat mengawal jalannya lomba. “Kita akan kembali lagi untuk kegiatan berikutnya,” tambah pemilik Guru BF.

Namun setelah persaingan ketat selama 4 babak penuh tersebut berakhir, Matrix di tiang nomor 144 yang diusung Heri Bagoes dari Ngunut, berhasil lolos dari kepungan lawan-lawannya. Gaco bergelang PN 625 itupun sukses merebut podium tertinggi di kelas Bebas.

Para juara Latbernil Halal Bihalal TGR

Disusul oleh NN besutan Kawah BF Blitar, burung ternakannya sendiri yang menempati nomor kerekan 140 sebagai juara kedua. Di tempat ketiga ada Tamtama burung andalan Pk Har dari Ngantru dengan ring Putra Lawu yang dikerek pada nomor 149.

Untuk kelas Pemula, juara pertama menjadi milik Suling Mas orbitan Mbh Gondo Ngunut ring PN 640 pada gantangan nomor 176. Dilanjutkan oleh Asoka besutan Suyono Ngunut ring Guru 09 pada gantangan nomor 190. Dan tempat ketiga kembali diraih burung milik Suyono bernama Saldo ring Guru 21 pada gantangan 191.


“Jangan pernah lelah untuk belajar merawat burung dan selalu bertanya kepada peternak serta pemain senior. Karena hal itu adalah kunci utama dalam menekuni hobi derkuku kelantan” kata Suyono yang biasa disapa Pak Jon tersebut, yang tiga gacoannya memborong kejuaraan dengan menempati urutan 2, 3, dan 6 terbaik kelas Pemula.

“Selamat dan sukses kepada para juara. Semoga para peternak semakin sukses serta semakin banyak masyarakat yang mengenal dan mulai menekuni hobi derkuku kelantan sebagai sarana untuk membangun silaturahmi TGR Antar Bangsa” ucap Agus New AGS BF. (Ramlee/Guru)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...